You are on page 1of 2

Awalnya ketika mendengar syarat kelulusan (Yudisium) dari FTI harus dengan Toefl, maka kesannya adalah sangat

mengapresiasi. Memang toefl bukanlah sesuatu yang asing lagi, jika sedikit menoleh keluar maka banyak lowongan pekerjaan sangat menekankan adanya score toefl yang memenuhi standart, dan jangan ditanya ketika mau melanjutkan study S2, Toefl sangat dibutuhkan. Apalagi di UAD, beberapa jurusan sudah menerapkan adanya nilai toefl yang ditentukan standartnya walaupun memang beberapa jurusan belum menerapkan langsung. Rata-rata score yang dibutuhkan adalah minimal 400 dan PBI minimal 475. Ini memang bukan sebuah problem yang besar, minimal score 400 untuk kelulusan itu adalah hal wajar, score yang tergolong tidak terlalu besar dan tidak terlalu sedikit. Kagetnya adalah ketika score minimal tiba-tiba ditambah menjadi 450, dan jika ditengok score 450 adalah score yang dibutuhkan untuk mendaftarkan S2 dan berpikir bahwa jika yang dibutuhkan untuk sekedar lulus maka angka 450 tidak terlalu proporsional untuk anak teknik yang notabene mendapatkan mata kuliah bahasa inggris saja hanya 2 sks. Yang menjadi pertanyaan anak 2008 yang sudah pendadaran pada bulan oktober awal kemarin adalah ketika beberapa anak teknik informatika yang sudah mengumpulkan berkas yudisium, tiba-tiba dihubungi untuk mengganti score toefl dari minimal 400 menjadi minimal 450 padahal dalam kertas pengumuman apa-apa saja yang dibutuhkan untuk berkas yudisium tertulis minimal toefl 400, sontak kaget tidak hanya terjadi pada yang mengalami akan tetapi kita anak 2008 merasa kaget, pengumuman terjadi sepihak. Kritik : apabila persyaratan yang dilakukan toefl dan minimal 450, maka ini tidak sejajar dengan hanya mendapatkan matakuliah b. inggris 2 sks saja, dari fakta yang terjadi sudah 2 periode yudisium ini tidak terlaksana karena belum adanya peserta yang mendaftarkan karena belum suksesnya program toefl yang dilakukan, sangat sepakat dengan pernyataan anak Teknik itu identik dengan susah lulusnya ketika kalimat diatas dikorelasikan dengan score toefl dan banyaknya mahasiswa yang tertunda lulusnya karna menanti score, dan hampir dirasa seperti ujian pendadaran. Dan sekali tes toefl adalah 75 ribu, maka ketika tak cukup untuk sekali mengulang maka bisa jadi dana yang diperlukan sejajar dengan pendadaran. Bukan berarti ini merupakan tulisan yang subjektif, ini hanya merupakan sebuah kata #Uneg2 dari perwakilan mahasiswa akhir yang memang sudah selesai hanya tinggal mengumpulkan berkas dengan nama Yudisium. Beberapa tawaran solusi

1. Ketika menaikkan score dengan sepihak, maka imbangi dengan Toefl atau bahkan gratis atau jadikan menjadi satu paket biaya Toefl dan Pendadaran. 2. Apabila memang score toefl diharuskan naik, maka imbangi dengan naik yang continue, yang naiknya dilakukan bertahap tidak secara tiba-tiba berubah begitu saja misalnya adalah dinaikkan pada semester depan (kongkret). Dan update informasi (kertas pengumuman) diberikan kepada mahasiswa yang sudah pendadaran ketika mengumpulkan skripsi dengan keadaan pengumuman sudah update.

Terimakasih,.

Ttd Mahasiswa-mahasiswa 2008 FTI

You might also like