You are on page 1of 3

PENDAHULUAN

Mengenal Corporate Culture Istilah Corporate Culture Pertama kali oleh di populerkan oleh seorang antropolog bernama Edward B Taylor pada tahun 1871, mendefinisikan sebagai : Sekumpulan pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat, kapabilitas dan kebiasaan yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota sebuah perkumpulan/organisasi atau komunitas tertentu. Kemudian berkembang pada pandangan sosiologi Corporate Culture merupakan: Sekumpulan simbol, mitos dan ritual yang penting dalam memahami realitas sosial culture Organization (Budaya organisasi) Secara umum Corporate Culture: adalah nilai-nilai dan cara bertindak yang dianut organisasi (beserta anggotanya) dalam hubungannya dengan pihak luar. Ada 4 Mazhab yang perlu diketahui (Susanto, 1997) yaitu: 1. Konsep hubungan antar manusia 2. Konsep sistem 3. Konsep struktur modern 4. Konsep kekuatan dan politik 5. Konsep pendekatan Teknologi dan Informasi 1. Konsep hubungan antar manusia Konsep Hubungan antar Manusia oleh Chris Argyris & Warren Bennis, 1950-an sampai dengan tahun 1960-an dan menjadi populer pada tahun 1998 (Brown) Konsep didasarkan pada motivasi dan dinamika kelompok serta mengadopsi kerangka acuan yang terfokus pada organisasi. Konsep ini dikembangkan untuk melayani kebutuhan manusia yang ada dalam organisasi, dalam konsep ini, persepsi terhadap culture terbentuk dari: kerja keras (hard work), aspek keyakinan (Belief), nilai-nilai (Value), dan perilaku yang biasa dilakukan (Behavior). 2. Konsep Struktur Modern Dipopulerkan Lawrence dan Lorsch, 1960-an Dalam kosep ini, organisasi diposisikan rasional, berorientasi hasil, mekanistik, dan diwujudkan dalam bagan organisasi. Konsep ini kurang menekankan pada pengaruh, terbentuknya persepsi tentang culture dalam diri seseorang

3. Konsep Sistem Dikembangkan tahun 1940-an dan dikembangkan tahun 1960-an oleh Katz dan Kahn (1966) dalam bentuk buku The Social Psychology of Organization. Dalam konsep ini, organisasi merupakan sebuah sistem lingkar (loop) yang terdiri input, proses, dan output. 4. Konsep Kekuatan dan Politik Oleh Pfeffer tahun 1970-an Organisasi terdiri kumpulan individu dan koalisi dengan nilai-nilai, kepentingan, dan prefrensi yang berbedabeda bahkan tidak jarang bertentangan. Pandangan terhadap kekuatan dan politik berkaitan erat dengan pandangan budaya seseorang. Pandangan ini berpendapat : organisasi kadang-kadang bertindak tidak rasional, sasaran dan tujuan organisasi berkembang melalui proses negoisasi dan saling mempengaruhi. Dalam konsep ini, organisasilah yang membentuk kelompok-kelompok, baik koalisi maupun subkulturnya. 5. Konsep melalui pendekatan Informasi dan teknologi Merupakan konsep tambahan dari penulis yang perlu diketahui dan merupakan pengembangan kosep dari Mintzberg (1979) mengemukakan bahwa budaya merupakan fungsi orang-orang yang bekerja di organisasi, cara organisasi dibentuk, dan lingkungan (ekonomi dan teknologi) di mana organisasi itu beroperasi. Konsep ini mulai nampak dijadikan sebagai perilaku organisasi/perusahaan dari tahun 2000-an, dimana mayoritas industri atau perusahaan mulai menggunakan sistem informasi dan teknologi menjdi kebutuhan dan sebagai alat pencapaian tujuan organisasi/perusahaan. Berkembangnya komputer membuka peluang yang sangat besar bagi perusahaan dalam menggunakan alat ini seperti internet dan dunia maya lainnya yang semakin semarak di dunia bisnis.. Secara umum dapat disimpulkan Culture Organization mengacu pada rumusan; Keyakinan (belief), Nilai-nilai (Value), dan cara belajar dari pengalaman yang dibangun sepanjang sejarah organisasi dan dimanifestasikan dalam tiap pengaturan materi dan perilaku tiap anggota organisasi tersebut. Atau nilai-nilai yang menjadi pegangan Sumberdaya Manusia dalam menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya dalam organisasi dengan menggunakan sistem informasi dan teknologi dalan mencapai tujuan..

Seperti beberapa definisi tentang budaya organisasi di bawah ini: Nilai yang Dianut Bersama (berisi); Keyakinan dan tujuan penting yang dimiliki bersama oleh kebanyakan orang dalam kelompok, cenderung bertahan lama, dan dapat berubah sesuai dengan tuntutan lingkungan (stakeholder). Norma Perilaku Kelompok; Perilaku yang sudah lazim dilaksanakan dan meresap di dalam suatu kelompok dalam melaksanakan praktek-praktek yang berhubungan dengan nilai-nilai yang dianut serta adanya sangsi jika melanggarnya. Kumpulan nilai, kepercayaan dan kesepakatan yang diikuti dan menjadi tuntunan bagi anggotanya dalam bertindak. Keseluruhan cara berpikir, cara untuk melakukan sesuatu, kebiasaan, dan nilai-nilai yang diturunkan dan dianut bersama dari generasi kegenerasi berikutnya dalam melakukan berusaha guna mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Mintzberg (1979) mengemukakan bahwa budaya merupakan fungsi orangorang yang bekerja di organisasi, cara organisasi dibentuk, dan lingkungan (ekonomi dan teknologi) di mana organisasi itu beroperasi. Budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang menjadi pegangan Sumberdaya Manusia dalam menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya dalam lingkungan (sosio-ekonomi) dengan menggunakan sistem informasi dan teknologi dalan mencapai tujuan sesuai dengan keinginan stakeholder.

BUDAYA ORGANISAS I

You might also like