You are on page 1of 30

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki banyak gunung berapi dan sebagian daerahnya berada pada jalur gempa. Akhir-akhir ini bencana alam sering terjadi seperti bencana gempa yang terjadi di Yogyakarta. Resiko bencana ini perlu dipahami dan dipikirkan antisipasinya untuk memilimalisir kerugian finansial dan non finansial. Pembangunan pendidikan dalam bidang bencana alam ini akan terus diperlukan sesuai dengan aktivitas gempa yang selalu berjalan. Perguruan Tinggi harus dapat menciptakan mahasiswa yang berkualitas yang dapat memahami permasalahan yang dialami Indonesia sehingga dapat merencanakan dan mengantisipasi resiko bencana. Dalam menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi, mahasiswa mendapat pembelajaran mengenai teori-teori serta praktek dari teori tersebut berupa tugas-tugas yang harus dikerjakan, namun tugas-tugas yang diharapkan mahasiswa untuk dapat menerapkan teori tersebut di keadaan sebenarnya terasa kurang optimal karena tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi secara langsung di lapangan. Karenanya kebutuhan perkuliahan kerja praktek sangatlah penting untuk mendapatkan bekal dan pengalaman penerapan teori-teori secara langsung di lapangan termasuk segala proses yang harus dilalui dan masalah yang dihadapi. Dalam perkuliahan Kerja Praktek Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau, mahasiswa diminta untuk melakukan Kerja Praktek pada salah satu instansi perusahaan Konsultan ,Kontraktor atau Pengembang Real Estate yang bersedia untuk menampung dan memberi bimbingan secara aktif dalam memahami dan mengikuti pada tahap-tahap pengerjaan salah satu proyek yang ditangani instansi tersebut. Dalam suatu proyek mahasiswa dapat mengetahui bahkan terlibat didalamnya sehingga mengetahui poin-poin penting yang dilakukan seorang arsitek dalam melakukan proses penyusunan proyek, mulai dari awal pengerjaan hingga selesainya proyek tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan praktikan, selama kerja praktek yaitu pelibatan langsung dalam proses prarencana proyek, konsultasi dengan pihak owner, serta observasi langsung di lapangan. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan praktikan mendapatkan pengalaman yang nyata mengenai profesi yang akan dijalaninya kelak.

1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan:


1. 2.

Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai prosedur pelaksanaan sebuah proyek. Menerapkan teori-teori yang didapat diperkuliahan dalam proses perencanaan dan perancangan suatu proyek. Meningkatkan kemampuan mahasiswa sebagai calon arsitek untuk mengerti hal-hal yang terjadi pada dunia nyata, sehingga menjadi bekal untuk terjun kemasyarakat kelak.

3.

4.

Melatih untuk melakukan analisa dalam menangani sebuah proyek dengan segala segi permasalahannya.

Sasaran:
1. 2.

Mengetahui cara penanganan suatu proyek dalam perusahaan konsultan Mengetahui hal-hal yang tidak diketahui dibangku kuliah namun terjadi pada Kerja Praktek ini. Mengetahui tahap proses perencanaan dan perancangan terhadap proyek yang ditangani

3.

1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek Lingkup pekerjaan yang lakukan oleh Praktikkan meliputi proses perancangan proyek [NAMA PROYEK XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX]di Klaten, Jawa Tengah. Praktikan dibimbing langsung oleh Bapak XXXX NAMA

XXXXXsebagai Team Leader dan dibantu tenaga ahli heritage dan infrastruktur.

1.4 Tempat, Waktu, dan Obyek Kerja Praktek Praktikan melaksanakan kerja praktek di PT.XXXXXXXXXX, dari tanggal 17 Mei 2010 sampai dengan 17 Juli 2010. Adapun proyek yang dikerjakan oleh praktikan adalah: 1. 2. 3. Perencanaan penataan pemukiman berbasis mitigasi bencana dan jalur pusaka Pelaksanaan penataan pemukiman berbasis mitigasi bencana dan jalur pusaka Pembuatan animasi untuk pembelajaran warga. (heritage trail). (heritage trail).

1.5 Metoda Pembahasan Metoda Pembahasan yang dipakai adalah metode deskriptif dengan memaparkan dan menguraikan data secara jelas dan terperinci. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.

Studi Pustaka, untuk secara umum memahami prinsip kerja praktek perusahaan dan jenis proyek yang ditangani. Pengumpulan data-data perusahaan dan gambaran proyek yang ditangani oleh PT.XXXXXXXXXX. Peran serta mahasiswa Praktikan dalam proyek yang ditangani oleh

2.

3.

PT.XXXXXXXXXX.

1.6 Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan, metode dan sistematika pembahasan BAB II TINJAUAN UMUM BIRO KONSULTAN Menguraikan tentang hal ikhwal konsultan perencana, meliputi pengertian, fungsi dan tanggung jawab, kualifikasi dan klasifikasi, persyaratan dan cara memperoleh pekerjaan. BAB III TINJAUAN KHUSUS PT.XXXXXXXXXX Menguraikan biro konsultan tempat praktikan melaksanakan Kerja Praktek yaitu PT. XXXXXXXXX

BABIV Mengulas

TINJAUAN tentang

PROYEK gambaran proyek

[NAMA [NAMA Klaten yang

PROYEK PROYEK terdiri dari

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX]DI KLATEN. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX]di Pemukiman (RPP) dan implementasi.

penyiapan (preperation) yang memuat ruang lingkup penyusunan Rencana Penataan

BAB V LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK Menguraikan kegiatan praktikan selama melaksanakan kerja praktek dan membahas kendala yang dihadapi serta cara mengatasinya BAB VI PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran setelah melaksanakan Kerja Praktek.

BAB 2
1

TINJAUAN UMUM BIRO KONSULTAN 2.1 Pengertian Biro Konsultan Biro konsultan adalah suatu badan usaha yang memberikan pelayanan jasa konsultasi sesuai dengan bidang keahlian yang dikuasai. Dalam melaksanakan tugasnya, biro konsultan mendapatkan kepercayaan dari pihak pemberi tugas. Dalam lingkup teknik bangunan, terdapat dua macam Biro Konsultan, yaitu Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas. Berdasarkan Keputusan Dirjen Cipta Karya, yang disebut dengan Konsultan Perencana adalah perorangan atau badan hukum yang melaksanakan tugas konsultasi dalam bidang perencanaan karya bangunan atau perencanaan lingkungan beserta kelengkapannya. Sedangkan yang disebut Konsultan Pengawas adalah perorangan atau badan hukum yang melakukan pengawasan selama proses pelaksanaan pembangunan dalam suatu proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor. 2.2 Syarat Dan Bentuk Hukum Biro Konsultan Menurut buku pedoman Prakualifikasi tahun 1985 tentang pembangunan gedunggedung Negara, terdapat persyaratan sebagai berikut : 2.2.1 1) 2) 3) 4) 5) Persyaratan Administrasi

Persyaratan administrasi suatu biro konsultan adalah: Berupa badan hukum yang bergerak di bidang perencanaan (akte pendiriannya disahkan oleh notaris). Memiliki surat registrasi konsultan dari Direktorat Tata Bangunan, Dirjen Cipta Karya sebagai badan yang bergerak dibidang perencanaan. Memiliki izin kerja dan izin usaha yang dikeluarkan oleh Pemda setempat dan kanwil DPU (SIUJK). Berdasarkan klasifikasi dari Pemerintah, memiliki Daftar Rekanan Mampu untuk kontrak dengan proyek Pemerintah di bidang jasa konsultasi. Terdaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

2.2.2

Persyaratan Keahlian
1

Konsultan harus memenuhi persyaratan keahlian, meliputi: 1) 2) 3) Setiap anggota mempunyai pendidikan formal yang cukup/sederajat, minimal dalam bidang tertentu. Mampu menguasai pekerjaan di bidang perencanaan, mulai dari penerimaan tugas sampai adanya gambar kerja yang siap direalisasikan. Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan untuk mendukung kelengkapan suatu biro konsultan yaitu Ahli Manajerial (direktur dan direksi perusahaan), Team Ahli (arsitek, sipil, mekanikal elektrikal, dan tata lingkungan), Team Produksi (drafter, operator mesin dan komputer), Team Surveyor dan Estimator, Team Ahli Penunjang, dan Team Administrasi. Keahlian dari staff perencana dinilai dari : 1) 2) 2.2.3 Ijazah keahlian staff administrasi dan staff perencana Pengalaman kerja yang sepadan dengan tugas yang ditangani. Persyaratan Lain-lain

Persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh konsultan perencana adalah mempunyai perlengkapan kerja yang memadai, yaitu meja dan mesin gambar, kantor, ruang kerja, dan kelengkapannya, alat-alat gambar, perangkat administrasi, perangkat komunikasi, serta fasilitas penunjang (komputer, mesin fotokopi dan cetak). 2.2.4 Bentuk Hukum Biro Konsultan

Bentuk hukum biro konsultan teknik dapat berupa Usaha Perseorangan (PO), Persekutuan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), atau Firma (FA). Namun pada umumnya bentuk usaha yang sering dipakai adalah PT dan CV. 2.3 Tugas, Kewajiban Dan Hak Biro Konsultan 2.3.1 Tugas dan Kewajiban Konsultan perencana dan konsultan pengawas memiliki tugas dan kewajiban yang berbeda, yakni sebagai berikut:

1)

Konsultan Perencana
1

Tugas dan kewajiban konsultan perencana meliputi : 1. Persiapan Perencanaan : mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah sederhana) , membuat interprestasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja, dan Konsultasi dengan Pemerintah Kota mengenai Peraturan Daerah / Perijinan Bangunan. 2. 3. a. b. c. d. e. 4. Penyusunan Pra Rencana : Membuat rencana tapak, pra rencana bangunan, lay-out interior dan furniture serta perkiraan biaya. Penyusunan Pengembangan rencana, seperti membuat : Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dua dan tiga dimensi bila diperlukan (maket model). Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya. Rencana utilitas, beserta uraian konsep dan perhitungannya. Rencana interior dan furniture Perkiraan Biaya. Penyusunan Rencana Detail : Membuat gambar-gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat, rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi dan penyusunan laporan akhir perencanaan yang meliputi antara lain : a. b. c. d. 5. 6. 7. 8. 9. Laporan arsitektur Laporan perhitungan struktur Laporan Mekanikal elektrikal Laporan interior dan furniture Laporan Arsitektur Laporan Perhitungan Struktur Laporan Mekanikal Elektrikal Laporan Interior dan Furniture Persiapan Pelelangan : membantu Pemimpin Proyek di dalam

menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan dalam menyusun program dan pelaksanaan pelelangan. 10. Pelelangan : membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun Berita Acara penjelasan Pekerjaan, membantu Panitia pelelangan dalam pelaksanaan evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.

11.

Pengawasan Berkala minimal 5 kali kunjungan (di luar waktu

pelaksanaan pelelangan): memeriksa pelaksanaan pekerjaan kesuaiannya dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan berkala. 12. Membantu Konsultan Manajemen Konstruksi untuk menyusunan petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal. 13. Mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan perpanjangan masa berlaku IMB (bila diperlukan). Setoran retribusi akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan biaya resmi akan digantikan PIHAK PERTAMA. Disamping tugas dan kewajiban tersebut diatas, konsultan perencana mempunyai kewajiban dan tanggung jawab atas ketepatan waktu, guna, dan mutu. 2) 1. Konsultan Pengawas Tugas dan kewajiban konsultan pengawas meliputi : Mengawasi proses pekerjaan dengan berdasar pada ketentuan dan persyaratan yang berlaku, ketepatan waktu, mutu, dan guna sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat benar, baik dan efisien. 2. 3. 4. 5. 6. Mengawasi pekerjaan konstruksi dari segi kualitas dan kuantitas bahan bangunan serta pelaksanaannya. Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Membuat laporan harian, mingguan, bulanan untuk mengetahui kemajuan pekerjaan konstruksi. Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan. Menyusun daftar kekurangan dan kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan. Seperti halnya konsultan perencana, konsultan pengawas juga memikul tanggung jawab atas ketepatan waktu pelaksanaan dan segala kerugian yang diderita oleh pemberi tugas, karena kelalaian serta kesalahan yang dilakukan oleh konsultan pengawas baik secara langsung maupun tidak langsung, kecuali yang terjadi diluar kemampuannya.

2.3.2

Hak Biro Konsultan

Biro konsultan teknik berhak atas honor imbalan jasa sebagai hasil kerja yang ditugaskan bouwheer. Besar honor bagi biro konsultan teknik diatur oleh pemerintah.

2.4 Klasifikasi Dan Kualifikasi Biro Konsultan 2.4.1 Klasifikasi Biro Konsultan Kata klasifikasi dapat diartikan sebagai penggolongan perusahaan menurut bidang, sub bidang dan lingkup pekerjaan yang ditangani. Menurut bidang dan sub bidang yang ditangani, klasifikasinya adalah: 1) Bidang Arsitektur a) Arsitektur bangunan b) Arsitektur Interior c) Arsitektur Lansekap 2) Bidang Sipil a) Prasarana Keairan b) Prasarana Transportasi c) Struktur Bangunan 3) Plumbing 4) 5) Bidang Elektrikal a) Instalasi Listrik dan Penangkal Petir Bidang Tata Lingkungan a) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan b) Teknik Lingkungan c) Pengembangan Kota dan Wilayah. 6) a) Bidang Pengawasan Teknis Pengawasan Konstruksi dan Instalasi Bangunan b) Pengawasan Konstruksi dan Instalasi Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi c) Pengawasan Konstruksi dan Instalasi Pekerjaan Teknik Sipil Keairan Bidang Mekanikal a) Instalasi Tata Udara, Lift, Eskalator, Isolasi Termal dan Suara, Utilitas, dan

2.4.2

Kualifikasi Biro Konsultan

Kualifikasi adalah penelitian dan penggolongan perusahaan biro konsultan teknik perencanaan sesuai tingkat kemampuan pada bidang dan lingkup pekerjaannya. Hal-hal yang mempengaruhi kualifikasi perusahaan yaitu: 1) 2) 3) 4) Pengalaman Perusahaan/Rekanan Peralatan dan Perlengkapan Tenaga Ahli Keuangan Rekanan.

Kualifikasi biro konsultan digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1) 2) 3) Kualifikasi B (Besar), dapat mengerjakan proyek senilai 1 miliyar keatas. Kualifikasi M (Menengah), dapat mengerjakan proyek senilai 200 juta 1 Kualifikasi K (Kecil), dapat mengerjakan proyek senilai dibawah 200 juta

miliyar rupiah. rupiah. 2.5 Cara Mendapatkan Proyek Suatu biro konsultan dalam usahanya untuk mendapatkan pekerjaan maka harus melakukan usaha sebagai berikut : 1) 2) 3) Penunjukan Langsung oleh Pemberi Tugas Mengajukan Usulan Perencanaan Mengikuti Sayembara Perencanaan.

Setelah konsultan perencana ditetapkan melalui salah satu cara di atas, maka proses selanjutnya adalah pembuatan Surat Perintah Kerja (SPK) dan disusul dengan pembuatan Surat Perjanjian Pekerjaan Perencanaan yang dipakai sebagai landasan untuk memulai perencanaan.

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS PT.XXXXXXXXXX SEMARANG 3.1 DATA UMUM PERUSAHAAN 1. 2. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan a. b. c. d. 3. 4. Alamat Kode Pos Telephone Fax : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC 6. 7. NPWP a. b. c. : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : PT.XXXXXXXXXX

Direktur Utama a. b. c. Notaris Nomor Akta Tanggal Pendirian

Akta Pendirian Perusahaan

5.

Bank

Ijin Usaha Sesuai Bidang Perusahaan Tanda Daftar Perusahaan IUJKN (Perencanaan) IUJKN (Pengawasan)

3.2 STRUKTUR ORGANISASI

CCCCCCCCCCCCCCCCC

CCCCCCCCCCCCC CCCC

CCCCCCCCCCCCCCCC C

CCCCCCCCCCCCCCC CC

3.3 CARA MENDAPATKAN PROYEK Ada beberapa cara yang dilakukan oleh PT.XXXXXXXXXX untuk mendapatkan pekerjaan/proyek, yaitu: 1) Sistem Penunjukan Langsung Pemberi tugas langsung menunjuk PT.XXXXXXXXXX untuk mengerjakan proyek yang diinginkan. Pemberi tugas biasanya telah mengetahui kredibilitas biro konsultan yang ditunjuk, dalam hal ini PT.XXXXXXXXXX. Sistem ini merupakan cara yang paling banyak dilakukan PT.XXXXXXXXXX dalam mendapatkan proyek, karena kredibilitasnya telah dipercaya dalam mengerjakan proyek baik skala sedang maupun kecil. 2) Sistem Pengajuan Usulan Perencanaan PT.XXXXXXXXXX menghadiri undangan dari calon pemberi tugas untuk mengajukan usulan perencanaan. Pemberi tugas kemudian memberi penilaian kepada beberapa biro konsultan yang diundang dan menetapkan biro konsultan terpilih untuk melaksanakan pekerjaan. Hal-hal yang diajukan dalam usulan perencanaan adalah: a) Usulan teknis b) Usulan biaya c) Hal lain yang bersifat administratif. 3) Sistem Sayembara

PT.XXXXXXXXXX mengikuti sayembara disain yang dilaksanakan pemberi tugas melalui publikasi di media massa. BAB 4 TINJAUAN [NAMA PROYEK XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX]DI KLATEN 4.1 ASPEK PERANCANGAN 4.1.1 Gambaran Umum Bencana Gempa Bumi pada 27 Mei 2006 telah meluluhlantakkan permukiman dan perekonomian desa di Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah. Desa Jiwowetan merupakan salah satu desa yang terkena dampak tampak bencana dengan kategori parah. Rencana Pembangunan Permukiman (Community Settlement Plan) untuk Desa Jiwowetan ini disusun dalam rangka mendukung program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Berbasis Komunitas Java Reconstruction Fund (REKOMPAK-JRF) Kabupaten Klaten. Sesuai dengan Peraturan REKOMPAK JRF, prinsip dasar perencanaan ini adalah berbasis komunitas, artinya setiap langkah perencanaan harus mengikutsertakan masyarakat secara aktif. Setelah kebutuhan rumah, kebutuhan yang mendesak untuk saat ini merupakan perbaikan infrastruktur yang rusak pasca gempa bumi serta pembangunan infrastruktur yang baru untuk mendukung mitigasi bencana yang ada di Desa Jiwowetan, sehingga apabila terjadi bencana alam di kemudian hari dapat diminamilisir kerugian dan dampak yang akan muncul. Untuk menindaklanjuti harapan masyarakat tersebut diperlukan sebuah Rencana Pembangunan Permukiman. Buku Rencana Pembangunan Permukiman ini disusun oleh sebuah tim yang dibentuk dari masyarakat, yang disebut Tim Inti Perencana ( TIP ), dan didampingi serta difasilitasi oleh tim multi disiplin, yang terdiri dari Ahli Perencanaan Tata Ruang, Ahli Sipil, Ahli Lingkungan, Ahli Sosial, yang berpengalaman di bidang pemberdayaan masyarakat. Peran Tim Inti Perencana juga mengajak masyarakat untuk bekerjasama dan menampung aspirasi warga yang kemudian diwujudkan dalam aspek penataan ruang dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.

4.1.2

Data Proyek : [NAMA X]di Klaten PROYEK XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

1. Nama Pekerjaan

2. Lokasi Proyek 3. Pemberi Tugas 4. Konsultan Perencana 5. Tahun Anggaran 6. Waktu pelaksanaan 7. Sumber dana 4.1.3

: CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : PT.XXXXXXXXXX : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC : CCCCCCCCCCCCCCCCC

Tujuan dan Sasaran Pembangunan Tujuan Sebagai pedoman kontrol dan pengawasan pembangunan permukiman bagi masyarakat , pemerintah, swasta, LSM, dan donor yang ingin berpartisipasi dalam berbagai macan pembangunan infrastruktur dan fasilitas serta utilitas lingkungan agar terintegrasi dan berkesinambungan sesuai kebutuhan masyarakat untuk mengurangi resiko bencana.

Sasaran Sasaran dari [NAMA PROYEK XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX]ini adalah desa-desa yang terkena dampak gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006 di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

4.1.4

Ruang Lingkup Pekerjaan

A. Penyiapan (preperation) 1. Pengembangan fisik dan nonfisik berdasarkan potensi dan prioritas kebutuhan desa. 2. Penetapan batas dan lokasi permukiman. 3. Penetapan tata letak jaringan infrastruktur khususnya jalan lingkungan, jalan desa, lorong-lorong dan jalan penyelamatan, drainase, sarana air limbah, Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah. 4. Penetapan tata letak jaringan utilitas (jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon). 5. Penetapan lokasi yang berfungsi sebagai tempat penyelamatan jika terjadi bencana alam, seperti Gempa Bumi, Longsor, Banjir, Tsunami (misalnya bukit, gunung atau bangunan bertingkat). 6. Penetapan tata letak fasilitas umum (kesehatan, pendidikan, pusat kegiatan ekonomi). 7. Penetapan tata letak kegiatan pusat gampong/desa (masjid, kantor desa, gedung serba guna). 8. Penetapan tata letak bangunan sesuai pemanfaatannya. 9. Penetapan pemanfaatan ruang di kawasan lindung berupa ruang terbuka hijau (upaya konservasi, rehabilitasi, obyek wisata lingkungan). >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> lampirkan peta peta

B. Implementasi rencana pembangunan pengurangan resiko bencana dan heritage. 1. Penyusunan dokumen teknis pembangunan lingkungan. Gambar kerja RAB Kajian lingkungan dan sosial Kontrak sosial

2. Laporan pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban >>>>>>>>>>>> gambar2 nyusul

4.1.5

Bagan Pelaksanaan Kerja Praktek DUKUMEN PRA KUALIFIKASI

PENAWARAN

KONTRAK DAN MOBILISASI TENAGA AHLI PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PENATAAN PEMUKIMAN (RPP) (PREPERATION) PENYUSUNAN DOKUMEN TEKNIS PEMBANGUNAN LINGKUNGAN (DTPL)

IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

Praktikan memulai kerja praktek pada tahap perencanaan (gambar kerja)

Dalam proses pekerjaan proyek praktikan kerja praktek memulai pekerjaan pada tahap implementasi / pelaksanaan, kegiatan yang dikerjakan meliputi pelaksanaan pembangunan jalur evakuasi, pengamanan longsor, pembangunan dan konservasi jalur pusaka (heritage trail) beserta situs pusaka, dan pembuatan animasi untuk pembelajaran warga.

4.1.6

Kebutuhan Mitigasi Bencana dan Heritage b. Rumah dibangun tidak pada area yang berbahaya (longsor) c. Mengamankan jalur evakuasi dan kawasan pemukiman d. Penyesuaian struktur tahan gempa e. Relokasi, konservasi dan rekonstruksi situs heritage untuk tahan gempa

4.2 ASPEK PENGELOLAAN 4.2.1 Struktur Organisasi Proyek Struktur organisasi adalah jabatan dalam suatu organisasi, dengan adanya struktur organisasi ini maka dapat diketahui pembagian tugas masing-masing lingkup pekerjaan sehingga akan dapat berjalan dengan baik dan agar tercapai sasaran yaitu :

Untuk melaksanakan pekerjaan agar tepat waktu dan memenuhi spesifikasi yang berlaku.

Agar pelaksanaan pekerjaan tersebut terkoordinir dengan baik, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis dan efektif.

Setiap kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh warga dibantu tenaga ahli akan saling berkesinambungan, dengan koordinasi dari Team Leader, sehingga pengeluaran biaya pelaksanaan kerja akan lebih efektif dan aspek teknik akan memenuhi sasaran.

Untuk

melaksanakan

tugas

[NAMA maka

PROYEK Konsultan

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX]ini, memenuhi kriteria sebagai berikut : 1.

menugaskan tenaga-tenaga ahli yang sesuai dengan tuntutan KAK, disamping Mempunyai wawasan dan berpengalaman yang luas di bidang Perencanaan dan

pelaksanaan. 2. Mampu bekerja secara profesional dan proporsional serta mempunyai moral, etika serta etos kerja yang tinggi. 3. Mampu mengelola lingkungan kerja dengan baik serta mampu mengadakan koordinasi, baik dengan atasan, bawahan maupun dengan instansi yang terkait dengan proyek ini.
1

4.

Mempunyai kreativitas yang tinggi dengan tidak meninggalkan acuan/ RKS yang ada serta mencari terobosan teknologi yang bisa mendukung agar lebih effisien dan effektif.

Struktur organisasi terdiri dari : >>>>>>>> disusulkan 1. Penangung Jawab Proyek / Koordinator Perencana 2. Tenaga ahli pada bidang Arsitektur, Sipil, Estimator dan Lanscape, Value Engineer. 3. Tenaga Teknik terdiri dari Surveyor, (arsitektur, sipil), Drafter, dan Administrasi Teknik. 4. Tenaga pendukung terdiri dari operator komputer, Sekretaris dan Office boy.

DAFTAR PERSONIL PELAKSANA CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C
1

CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C

CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC CCCCCCCCCCCCCCCCC

CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C CCCCCCCCCCCCCCCC C

4.2.2

Rencana Pelaksanaan Proyek Di dalam melaksanakan pekerjaan [NAMA ini PROYEK dilakukan XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX]

penyusunan dokumen RPP selama 5 bulan, kemudian implementasinya bertahap dimana setiap tahap berdurasi 4 bulan (120 hari kerja), dengan Tahapan rencana kerja sebagai berikut: A. Tahap persiapan Penyusunan Dokumen RPP (5 bulan): 1. Sosialisasi 2. Pembentukan tim inti perencana (TIP)
1

3. Pelatihan 4. Penyiapan tempat kerja 5. Pemetaan swadaya 6. Analisis potensi dan masalah 7. Analisis resiko bencana 8. Pemecahan masalah dan penyusunan rencana 5 tahun 9. Musyawarah antar desa 10. Konsultasi dengan PEMDA 11. Musyawarah desa untuk menentukan skala prioritas 12. Konsultasi publik 13. Rencana tindak rehabilitasi dan rekonstruksi pemukiman dan dokumen RPP tersusun B. Tahap Implementasi (4 bulan setiap putaran):

1.

Tahap Persiapan Hasil survei site lingkungan Konsep dan program kerja perencanaan Sketsa gagasan Informasi sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku 2. Tahap Pra Rencana Rencana tapak pra-rencana kegiatan Perkiraan biaya Laporan perencanaan 3. Tahap Pengembangan Rencana Uraian konsep dan visual dua dimensi rencana arsitektur Uraian konsep dan perhitungan rencana struktur Uraian konsep dan perhitungan rencana utilitas
1

Garis besar spesifikasi teknis (ourline spesification) Perkiraan biaya 4. Tahap Penyusunan Rancangan Detail Gambar-gambar detail Rencana kerja dan syarat-syarat Peerincian volume pelaksanaan (Bill of Quality) Recana anggaran biaya pekerjaan konstruksi (engineering estimate) Laporan akhir perencanaan

5.

Monitoring dan Evaluasi Konsultan pada tahapan ini harus membuat laporan monitoring dan evaluasi setiap putaran dan pada akhir proyek dirangkum dalam laporan akhir.

6.

Dokumen Pelelangan Terdiri dari Gambar Rencana Teknis, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan daftar volume pelaksanaan (Bill of Quality).

4.2.3

Potensi dan Permasalahan Potensi : Topografi Kondisi tanah pada desa Jiwowetan cukup baik.

Sumber Tenaga dan Bahan Bangunan Tenaga kerja yang digunakan adalah warga setempat. Bahan bangunan yang digunakan pada saat pembangunan relatif mudah didapat dari daerah sekitarnya, sedangkan bahan bangunan yang bersifat khusus (misalnya besi tulangan ulir) didatangkan dari daerah terdekat yang tersedia. Permasalahan :

Site pada pembangunan ini merupakan kawasan yang berbukit sehingga diperlukan pengangkutan yang khusus untuk air maupun material lainnya. 3.3 ASPEK PERATURAN (REGULASI) 4.3.1 Proses Pelaksanaan Proyek Dalam proses suatu [NAMA PROYEK menjadi dua XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX]terbagi

tahap, yaitu Tahap Perencanaan, dan Tahap Pelaksanaan. Karena masa kerja praktek praktikan hanya sebatas pada saat tahap pelaksanaan saja, maka uraian mengenai tahap pelaksanaan tersebut adalah sebagai berikut.

Pelaksanaan Proyek Pada awal proyek, sebelum proyek dimulai ada DUP (Daftar Usulan Proyek) yang diajukan pada tahun anggaran tersebut. Setelah itu terdapat DIPA. Lalu dibuat aanwijzing, dimana dilakukan penjelasan penawaran dan pekerjaan. Ditinjau dari lelang proyek dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Pelelangan Umum Yaitu pelelangan yang diadakan atas penawaran yang diajukan, bersifat umum terbuka bagi siapa saja yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. 2. 3. Pelelangan Terbatas Penunjukan Yaitu pelelangan yang dihadiri oleh tamu yang telah diundang saja (khusus). Yaitu suatu cara dimana sebenarnya pemenang lelang sudah diketahui sebelumnya, hanya saja calon pemenang harus dapat menunjukkan dua nama sebagai pembanding. Pada pelaksanaan [NAMA PROYEK

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX]ini menggunakan sistem lelang terbuka untuk pengadaan konsultan sedangkan untuk implementasinya dilaksanakan oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan konsultan serta untuk pengadaan material

dilelangkan untuk mendapatkan harga material yang murah dan kualitas yang sesuai spesifikasi. 4.3.2 Sumber dana proyek Sumber dana [NAMA dari PROYEK JRF (Java XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX]adalah Reconstruction Fund), Grant Agreement 6 Februari 2007.

BAB 5 LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK 5.1 5.1.1 PERAN DAN PEKERJAAN PRAKTIKAN Peran Praktikan bagi PT.XXXXXXXXXX Kedudukan praktikan dalam perusahaan berada di bawah pimpinan perusahaan. Oleh pimpinan perusahaan mahasiswa praktikan disejajarkan dengan karyawan perusahaan dalam semua hal kegiatan yang ada di perusahaan, khususnya waktu pelaksanaan kerja praktek sama dengan karyawan perusahaan, dan dengan menyesuaikan jadwal mata kuliah yang praktikan ambil. 5.1.2 Community-based (CSRRP) Selama berlangsungnya kerja praktek di PT.XXXXXXXXXX, praktikan berkedudukan sebagai asisten tenaga ahli heritage dan lingkungan di bawah bimbingan Ir. Sigit Kissidianto tenaga ahli heritage dan Ir. Ervin Budianto tenaga ahli infrastruktur. Tugas utama yang diberikan kepada praktikan adalah
1

Peran Settlement Rehabilitation

Praktikan

bagi

Reconstruction

Project

merancang

desain

rumah

kampung

dan

situs

heritage

dengan

tetap

mempertahankan desain asli, serta perancangan jalur evakuasi. 5.2 KEGIATAN PRAKTIKAN 5.2.1 Penugasan Memasuki masa awal kerja praktek, praktikan diberi penjelasan mengenai bentuk bangunan beserta ukuran dan materialnya. Untuk mempermudah pekerjaan praktikan, praktikan langsung menuju lokasi eksisting di desa Jiwowetan. 5.2.2 Persiapan

Persiapan yang dilakukan praktikan sebelum melaksanakan tugas adalah mempelajari dan memahami tugas yang diberikan, sehingga apabila terdapat halhal yang kurang jelas, praktikan dapat menanyakan langsung kepada tenaga ahli pembimbing dan pemberi tugas. Selain itu praktikan juga mempersiapkan alat perekam gambar dan pemetaan berbasis GPS yang diperlukan untuk merekam kondisi eksisting yang ada. Oleh pihak PT.XXXXXXXXXX, praktikan diberi kesempatan untuk menggunakan fasilitas milik kantor. Dalam tahap persiapan dilakukan pengumpulan data, yang merupakan kegiatan yang sebisa mungkin untuk dilaksanakan dengan akurat oleh praktikan. 5.2.3 Waktu Pelaksanaan

Pratikan melaksanakan Kerja Praktek mulai dari tanggal 17 Mei 2010 sampai dengan 17 Juli 2010. Selama kurang lebih dua bulan melaksanakan Kerja Praktek, praktikan melakukan tugasnya di lapangan, di kantor, dan di rumah praktikan. 5.2.4 Kegiatan Praktikan

Senin, 17 Mei 2010 Kegiatan : - Menerima penjelasan tugas. - TA heritage menjelaskan tentang rencana heritage trail.

Kamis, 20 Mei 2010 Kegiatan : - Pengambilan data ke lapangan. - Merekam kondisi eksisting bangunan rumah tradisional. - Melakukan pencatatan data GPS di lapangan dengan Geotagging.

Gambar 1. Rumah Warga

Gambar 2. Struktur Rumah Warga

BAB 6 PENUTUP
1

6.1 MANFAAT Pengalaman adalah guru terbaik kita dapat perhatikan betapa sangat penting arti dari sebuah kegiatan kerja praktek. Penulis yakin bahwa Kerja praktek ini merupakan jembatan penghubung antara bangku kuliah dengan dunia kerja yang sesugguhnya dan tidak hanya sebuah syarat mencapai Tugas Akhir dalam perkuliahan. Dalam kerja praktek tentunya berbagai hal yang baru akan ditemukan. Selain itu kebingungan mahasiswa ketika terjun di lapangan menjadi, dan kecakapan dalam menghadapi dunia kerja akan lebih baik dan bisa melaksanakan pekerjaan secara profesional. 6.2 KESIMPULAN Berdasarkan pengalaman dan data-informasi yang diperoleh oleh praktikan selama menempuh pelaksanaan kerja praktek di PT.XXXXXXXXXX, dimana praktikan ikut serta dalam berbagai kegiatan yang terjadi dalam dunia yang sebenarnya, maka praktikan dapat mengambil kesimpulan: Warga setelah diberi bimbingan dapat melaksanakan proyek dengan

baik dan memiliki rasa memiliki sehingga warga ikut merasa bertanggung jawab dengan hasil proyek.

Pemetaan menggunakan data GPS dengan acuan Geotag di foto

memiliki presisi yang rendah. Tingkat presisi sangat dipengaruhi faktor cuara, dan halangan ke langit lepas. Praktikan perlu mengulang beberapa titik untuk mendapatkan hasil dengan presisi kurang dari 10m.

Tidak semua teori yang diajarkan diperkuliahan dipergunakan secara

langsung pada suatu pekerjaan proyek dilapangan, namun yang terdapat pada materi perkuliahan sudah merupakan dasar bagi mahasiswa untuk dapat masuk kedalam dunia proyek nyata. Kerja praktek sangat dibutuhkan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman berkerja pada suatu proyek sehingga ketika nantinya terjun pada dunia nyata mahasiswa tersebut lebih siap.

Konsultan PT.XXXXXXXXXX mempunyai struktur organisasi

perusahaan yang jelas dan terstruktur dengan baik sehingga pembagian tugasnya pun jelas.

Masing-masing orang yang terlibat di dalam PT.XXXXXXXXXX keahlian yang tepat sesuai dengan keahliannya sehingga

mempunyai

memudahkan dalam mengerjakan suatu proyek. Manajemen suatu proyek yang berjalan dengan efektif sangat membantu untuk dapat melakukan proses proyek tersebut dengan optimal dalam segi biaya dan waktu. 6.3 SARAN Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT.XXXXXXXXXX ini, mahasiswa praktikan tidak mendapat kendala yang berarti, hanya saja praktikan merasakan perbedaan suasana lingkungan kerja dengan suasana kampus. Namun praktikan menyadari, memang tidak dapat disamakan antara lingkungan kerja dengan kampus, dan hal ini menjadikan suatu pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga sebagai modal bagi mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja nanti. Para staf perusahaan, khususnya para pembimbing Kerja Praktek di PT.XXXXXXXXXX diharapkan lebih meningkatkan pembimbingannya dalam menghadapi mahasiswa praktikan yang menginginkan ilmu dan pengalaman dunia kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tidak ragu-ragu untuk memberi tugas apapun serta memberi kesempatan untuk terlibat dalam berbagai proses kerja yang sekiranya bukan menjadi rahasia perusahaan. Saran yang dapat diperhatikan adalah:
1. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau hendaknya memberikan

pedoman Laporan Kerja Praktek kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kerja Praktek, karena selama pelaksanaan Kerja Praktek praktikan merasa tidak mempunyai pedoman pokok tugas yang akan dikerjakan dan hanya mendapatkan TOR tugas yang kurang lengkap.
2. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau hendaknya memberikan

materi kuliah yang tidak hanya berupa teori semata namun lebih kearah materi yang diterapkan pada lapangan.

3. Untuk mahasiswa yang akan melaksanakan kerja praktek sebelum melakukan permohonan hendaknya telah siap untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik dan bertanggungjawab sesuai dengan tugas yang diberikan, dan lebih banyak bertanya untuk mengetahui hal-hal yang terjadi di lapangan. Akhir kata, praktikan merasa sangat berterima kasih kepada PT.XXXXXXXXXX yang telah menerima praktikan untuk dapat melaksanakan kerja praktek dan telah mendapatkan pengalaman baru yang tidak didapat dibangku kuliah. Demikian Laporan ini dibuat semoga berguna bagi semua pihak.

DAFTAR PUSTAKA CCCCCCCCCCCCCCCCC


1

You might also like