You are on page 1of 19

ADAT ISTIADAT

YANG BERKAITAN DENGAN KIA DI KEBUMEN DAN SEKITARNYA

Kelompok: Iga Vita Riyanti ( P07124110017 )

Juniatun Mamuroh
Puspita Wardani Rani Nurul Badriyah Rufaida Nurjanah

( P07124110018 )
( P07124110023 ) ( P07124110025 ) ( P07124110034 )

A. KEHAMILAN 1.Ngupati
Saat menginjak usia kehamilan 4 bulan. Sebagai tanda syukur atas kehamilan dan berdoa untuk keselamatan janin yang dikandung Makanan yang paling khas yaitu lepet.

Lepet dilambangkan untuk jenis kelamin bayi nantinya. Jika terasa asin maka jenis kelamin bayi yang sedang dikandung adalah laki-laki, dan jika lepet terasa cenderung kemanis-manisan maka jenis kelamin bayi nantinya adalah perempuan.

2.

Mitoni atau Keba

Mitoni dilakukan pada kehamilan pertama dengan usia kandungan tujuh bulan. Maknanya agar anak mendapat berkah dan rahmat serta keselamatan dari Tuhan, karena pada kehamilan ketujuh bulan dianggap sebagai bulan kehamialan puncak. Tata cara pada mitoni: 1. Siraman 2. Memasukkan telur ayam kampung 3. Berganti Nyamping sebanyak tujuh kali 4. Pemutusan Lawe atau janur kuning 5. menggendong kelapa gading 6. Calon ayah memecah kelapa

3. Ibu hamil keluar malam membawa benda benda tajam

Tradisi di daerah Kebumen dan sekitarnya menganjurkan kepada Ibu hamil jika pergi keluar rumah saat malam hari untuk selalu membawa bendabenda tajam seperti gunting, peniti, jarum, pisau dan lain-lainnya. Benda benda tajam yang dibawa diyakini sebagai perlindungan terhadap para makhluk halus (kuntilanak dan sebagainya) agar mereka tidak mengambil jabang bayi yang dikandung.

B. BERSALIN
Mengubur atau menggantung ari-ari
Tata cara menanam ari-ari : 1. Kalau bisa yang mengubur adalah ayah si bayi, ditemani oleh kedua belah orangtua 2. Sebelum menanam ari-ari, ayah harus melakukan persiapan seperti akan sholat. (Memakai peci, baju dan sarung yang bersih, mengambil air wudhu dan membaca basmalah) 3. Sambil menanam berdoa agar bayinya kelak menjadi anak yang saleh dan berbakti.

C. BAYI
1. Menaikan gurita Saat masih bayi kebudayaan di kebumen adalah memakaikan gurita pada perut bayi juga membedong kaki bayi.
2. Ramuan untuk bayi sakit Nenek percaya bahwa ketika cucu menderita sakit demam akan disembuhkan oleh ramuan tradisional yaitu campuran antara minyak goreng dan bawang merah yang dikunyah oleh ibu si bayi, lalu ditempelkan di atas kepala bayi.

3. Tedak Siten
Apabila seorang anak sudah berumur tujuh lapan (7 x 35 hari) biasanya diadakan upacara tedak siten, yaitu upacara memperkenalkan anak untuk pertama kalinya pada tanah/bumi, dengan maksud anak tersebut mampu berdiri sendiri dalam menempuh kehidupan.

4. Bancakan Weton Setiap anak baru lahir, orang tuanya membuat bancakan weton pertama kali biasanya pada saat usia bayi menginjak hari ke 35 (selapan hari).

5. Aqiqah dan puputan Aqiqah adalah penyembelihan domba/kambing untuk bayi yang dilahirkan pada hari ke 7, 14, atau 21. Jumlahnya 2 ekor untuk bayi laki-laki dan 1 ekor untuk bayi perempuan. Pada aqiqah biasanya juga ada tradisi mencukur rambut dan pemberian nama anak dalam mencukur rambut tidak ada ketentuan apakah harus digundul atau tidak.

D.
1.

ANAK
Gusaran Gusaran adalah meratakan gigi anak perempuan dengan alat khusus agar gigi anak perempuan itu rata dan terutama agar nampak bertambah cantik diilaksanakan apabila anak perempuan sudah berusia tujuh tahun.

2.

Sunatan Ritual pertama yang harus dijalani saat sunatan adalah berupa "sungkeman", yakni meminta restu kepada ibunda yang telah melahirkan mereka. Setelah itu, peserta khitanan massal ini dimandikan air kembang yang diyakini dapat menghilangkan nasib buruk yang mereka hadapi. Usai menjalani rangkaian ritual tersebut, anak-anak ini menjalani khitanan.

E. REMAJA

Ruwatan Tradisi "upacara /ritual ruwatan" hingga kini masih dipergunakan orang jawa, sebagai sarana pembebasan dan penyucian manusia atas dosanya/kesalahannya yang berdampak kesialan didalam hidupnya.

F. DEWASA
1. Nontoni Upacara untuk melihat calon pasangan yang akan dinikahinya. Biasanya diprakarsai oleh pihak pria setelah orangtua pihak laki-laki mengirimkan penyelidikannya tentang keadaaan si gadis yang akan diambil menjadi menantu. 2. Lamaran / meminang Pada upacara lamaran datanglah utusan dari calon besan dengan membawa oleh-oleh makanan yang terbuat dari beras ketan antara lain: jadah, wajik, rengginan dan sebagainya. Pada acara lamaran biasanya dibicarakan hari baik untuk melaksanakan pernikahan.

3. Peningsetan Peningsetan berarti pengikat. Ini adalah upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orangtua pihak calon pengantin laki-laki kepada calon pengantin perempuan. seperti jodang, kain batik, bahan kebaya, perhiasan emas dan uang yang lazim disebut tukon atau imbalan yang disesuaikan dengan kemampuan ekonomi )
4. Upacara Tarub Tarub adalah hiasan janur kuning ( daun kelapa yang masih muda ) yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari bleketepe ( anyaman daun kelapa yang hijau ).

5. Nyantri Menitipkan calon pengantin pria kepada keluarga pengantin putri 1 sampai 2 hari sebelum pernikahan. Calon pengantin pria ditempatkan dirumah saudara atau tetangga dekat. Dimaksudkan untuk melancarkan jalannya upacara pernikahan.
6. Siraman Siraman dari kata dasar siram ( Jawa ) yang berarti mandi. Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang mengandung arti membersihkan diri agar menjadi suci dan murni.

7. Midodareni Midodareni berasal dari kata dasar widodari ( Jawa ) yang berarti bidadari. Biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni. Calon penganten tidak boleh tidur. Saat akan melaksanakan midodaren ada petuahpetuah dan nasehat serta doa-doa dan harapan
8. Begalan Begalan adalah salah satu drama yang dimainkan jurutani dan suradenta dengan adegan seperti peristiwa perampokan Tradisi ini hanya dilaksanakan bagi calon pengantin laki-laki yang merupakan anak sulung atau bungsu. Begalan menjadi simbol pemberian nasehat dan bekal dari para keluarga dengan harapan agar kelak pada waktu sudah berumah tangga tidak dibegal (dirampok).

Pada begalan terdapat seperangkat alat yang dibawa dinamakan Brenong Kepang Beberapa contoh dan maknanya : 1. Seikat padi Supaya kelak kebutuhan pangan dapat tercukupi dan dalam bercocok tanam bisa mendapatkan hasil panen dan sebagai simbol kemakmuran 2. Layah atau ciri Layah atau ciri adalah wadah untuk menggerus sambal. Ini memiliki ajaran bahwa seorang yang sudah berkeluarga harus mampu menjadi wadah bagi datangnya berbagai macam omongan orang baik perkataan yang bersifat baik maupun buruk mengenai pasangannya

9. Upacara Langkahan upacara langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang belum nikah , diwajibkan minta izin kepada kakak yang dilangkahi. 10.Upacara Ijab pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan emas kawin 11. Upacara Panggih Panggih berarti bertemu. Upacara Panggih dalam Perkawinan Adat Jawa merupakan puncak acara dari serangkaian upacara adat yang mendahuluinya. Seperto lempar sirih, wijikan, kacar kucur, sungkeman dan lain-lain

G. TUA Kenduren Kenduren/ selametan adalah tradisi yang sudah turun temurun dari jaman dahulu, yaitu doa bersama yang di hadiri para tetangga dan di pimpin oleh pemuka adat atau yang di tuakan di setiap lingkungan.

Macamnya: kenduren wetonan ( wedalan ) Kenduren Sabanan ( Munggahan ) Kenduren Likuran Kenduren Badan ( Lebaran )/ mudunan Kenduren Ujar/tujuan tertentu Kenduren muludan

H. MENINGGAL 1. Kematian Mendhak Upacara tradisional Mendhak dilaksanakan secara individu atau berkelompok untuk memperingati kematian seseorang. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk upacara tradisional Mendhak adalah sebagai berikut: tumpeng, sega uduk, side dishes, kolak, ketan, dan apem. Kadang-kadang, sebelum atau sesudah upacara Mendhak dilaksanakan, sanak keluarga dapat mengunjungi makam saudara mereka. Upacara tradisional ini dilaksanakan tiga kali dalam seribu hari setelah hari kematian: pertama disebut Mendhak Pisan, Mendhak Pindho dan Mendhak Telu atau Pungkasan atau Nyewu Dina, yang dilaksanakan pada hari ke seribu setelah kematian.

2. Kematian surtanah

Tradisi kematian dalam adat Jawa salah satunya adalah Upacara Surtanah yang bertujuan agar arwah atau roh orang mati mendapat tempat yang layak di sisi Sang Maujud Agung.
3. Upacara nyewu dina

Inti dari upacara ini memohon pengampunan kepada Tuhan. Terdiri dari 2 perlengkapan yaitu untuk golongan bangsawan dan untuk rakyat biasa
4. Upacara Brobosan

Upacara Brobosan ini bertujuan untuk menunjukkan penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur mereka yang telah meninggal dunia. Upacara Brobosan diselenggarakan di halaman rumah orang yang meninggal, sebelum dimakamkan, dan dipimpin oleh anggota keluarga yang paling tua.

Pertanyaan

You might also like