You are on page 1of 7

TUGAS MATAKULIAH RADIOKIMIA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

KELOMPOK 8 oleh : I Gusti Ayu Agung Radhe Gayatri I Wayan Edy Awan 022) Luh Putu Ika Paramitha (1113031023) (0913031016) (0913031

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2012 Pendahuluan Seiring dengan perkembangan dunia dimana populasi semakin bertambah, perkembanga n teknologi yang semakin pesat dan naiknya gaya hidup di negara-negara maju, mak a dibutuhkan banyaknya sumber energi listrik. Sumber energi di dunia yang tersed ia saat ini meliputi energi batu bara, nuklir, bensin, angin, matahari, hidrogen dan biomassa. Dari masing-masing jenis energi di atas mempunyai kelebihan dan k elemahan masing-masing. 1. Batu Bara. Kelebihannya adalah tidak mahal bahan bakarnya, mudah untuk d idapat. Sedangkan kelemahan penggunaan batu bara adalah dibutuhkan kontrol untuk pokusi udara dari pembakaran batu bara tersebut, Berkontribusi terjadinya hujan asam dan pemanasan global. 2. Nuklir. Kelebihannya adalah bahan bakarnya tidak mahal, Mudah untuk dipi ndahkan (dengan sistem keamanan yang ketat), Energinya sangat tinggi, dan Tidak mempunyai efek rumah kaca dan hujan asam. Sedangkan, kelemahannya adalah butuh b iaya yang besar untuk sistem penyimpanannya disebabkan dari bahaya radiasi energ i nuklir itu sendiri, Masalah kepemilikan energi nuklir disebabkan karena bahaya nya nuklir sebagai senjata pemusnah massal dan Produk buangannya yang sangat rad ioaktif. 3. Bensin. Kelebihannya adalah sangat mudah untuk didistribusikan, mudah un tuk didapatkan, energinya tinggi. Sedangkan kelemahannya adalah untuk sekarang, sumber bahan bakunya sudah tinggal sedikit. Berkontribusi terhadap pemanasan glo bal, dan harganya semakin mahal seiring dengan ketersediaannya. 4. Matahari. Kelebihan : Energi matahari bebas untuk didapatkan Kelemahan : Tergantung pada cuaca, waktu, dan area; Untuk teknologi sekarang masih dibutuhk an area yang luas untuk meletakkan panel surya dan energy yang dihasilkan dari p anel surya tersebut masih sangat sedikit. 5. Angin. Kelebihannya adalah angin mudah untuk didapatkan dan gratis, biay a perawatan dan meregenerasi energinya semakin murah dari waktu ke waktu, Sumber energi ini baik digunakan di daerah pedesaan terutama pada daerah pertanian. Se dangkan, kelemahannya adalah membutuhkan banyaknya pembangkit untuk menghasilkan energi yang besar, Terbatas untuk area yang berangin saja, membutuhkan system p enyimpanan energi yang mahal; pada saat musim badai, angin dapat merusak instala si pembangkit listrik. 6. Biomassa. Kelebihannya adalah masih dalam tahap pengembangan, membutuhka n instalasi pembangkit yang tidak terlalu besar. Sedangkan kelemahannya adalah t idak efisien jika hanya sedikit instalasi pembangkit yang dibangun, berkontribus i terhadap pemanasan global.

7. Hidrogen. Kelebihannya adalah mudah dikombinasikan dengan oksigen untuk menghasilkan air dan energy. Sedangkan, kelemahannya adalah sangat mahal untuk b iaya produksi, serta membutuhkan energi yang lebih besar untuk membuat hidrogenn ya sendiri. Dari fakta di atas, dapat dilihat sumber energi dari nuklir sangat dibutuhkan, k arena ada beberapa sumber daya energi seperti bensin dan batubara ketersediaanny a di alam semakin sedikit. Sehingga dibutuhkan sumber energi yang baru. Nuklir m erupakan sumber energi baru yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebu t. Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa besarnya. Tena ga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran bahan bakar nukl ir. Proses ini sangat berbeda dengan pembakaran kimia biasa yang umumnya sudah d ikenal, seperti pembakaran kayu, minyak, dan batu bara. Besarnya energi yang ter simpan (E) di dalam inti atom adalah seperti dirumuskan dalam kesetaraan massa d an energi oleh Albert Einstein, yaitu E = mc2, dengan m adalah massa, dan c adal ah kecepatan cahaya (3 x 108 m/s). Energi nuklir berasal dari perubahan sebagian masa inti dan keluar dalam bentuk panas. Melihat besarnya kandungan energi ters ebut, maka timbul keinginan dalam diri manusia untuk memnfaatkan energi nuklir s ebagai pembangkit listrik dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang energi saat ini sudah berkemba ng dan dimanfaatkan secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dimana tenaga nuklir digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman, dan tidak mencemari lingkungan. Pemanfaatan tenaga nu klir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954 di R usia. Pada tahun 1997 di seluruh dunia baik di Negara maju maupun Negara sedanga berkembang telah dioprasikan sebanyak 443 unit PLTN yang tersebar di 31 negara dengan kontribusi sekitar 18% dari pasokan tenaga listrik dunia dengan total pem bangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe dan 36 unit PLTN sedang dalam tahap kontr uksi di 18 negara.

ylvania,

Gambar 1. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Susquehanna, Pens Amerika Serikat

Reaksi fisi nuklir adalah proses dimana nukleus dari atom membelah menjadi dua n uklei atom yang lebih kecil. Produk sampingannya berupa neutron, photon (biasany a dalam bentuk sinar gamma), partikel beta dan partikel alpha. Reaksi fisi adala h reaksi eksoterm dan menghasilkan energi yang besar baik dari pancaran sinar ga mma maupun energi kinetik dari fragmennya. Reaksi fisi digunakan untuk memproduk si energi untuk pembangkit tenaga nuklir dan juga sebagai penyebab ledakan pada senjata nuklir. Material yang digunakan sebagai bahan baku dari energi nuklir da pat menghasilkan energi yang sangat besar akibat dari reaksi berantai dari pembe lahan inti atomnya. Hal ini dikarenakan neuton yang dilepas dari reaksi fisi in i dapat memicu terjadinya reaksi fisi yang berkelanjutan. Semakin banyak neutron yang dilepaskan maka kan memicu banyaknya reaksi fisi yang terjadi. Energi yang sangat besar ini dapat dikontrol dengan menggunakan reaktor nuklir. Pada senjat a nuklir ledakan yang besar dihasilkan dari energi dari reaksi fisi nuklir yang tidak terkontrol. Jumlah energi yang terkandung pada bahan bakar nuklir adalah b eberapa juta kali dari energi yang terkandung bahan bakar kimia (seperti bensin) dengan berat yang sama. Ini membuat nuklir sebagai sumber energi yang menjanjik an, tetapi produk buangan dari reaksi fisi nuklir ini sangat radioaktif dan prod uk buangan tersebut dapat bertahan hingga ratusan tahun di alam. Selain itu, ket akutan akan digunakannya energi nuklir ini sebagai senjata pemusnah massal, memb uat energi nuklir sebagai sumber energi utama masih diperdebatkan. Adapun komponen dasar dari reaktor nuklir adalah sebagai berikut. 1. Bahan bakar nuklir, berbentuk batang logam berisi bahan radioaktif yang

berbentuk pelat. 2. Moderator, yang berfungsi untuk menyerap energi neutron 3. Reflector, yang berfungsi memantulkan kembali neutron. 4. Pendingin, berupa bahan gas atau logam cair untuk mengurangi energi pana s dalam reaktor. 5. Batang kendali, berfungsi menyerap neutron untuk mengatur reaksi fisi 6. Perisai, merupakan pelingdung dari proses reaksi fisi yang berbahaya. Prinsip Kerja Pada dasarnya prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu : air diuapkan di dalam suatu kete l melalui pembakaran. Uap air yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan berg erak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan gen erator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya pada pembangkit listr ik konvensional bahan bakar untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fos il seperti : batu bara, minyak dan gas. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2) dan nitroge n oksida (Nox), serta debu yang mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan teremisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang biasa nya menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global. (a) (b) Ganbar 2. Pembangkit Listrik (a) Konvensional (b) Tenaga Nuklir Sedangkan pada PLTN panas yang akan digunakan untuk menghasilkan uap yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reaktor nukl ir. Reaksi ini akan menghasilkan energi yang dilepas ketika sebuah inti atom pec ah menjadi inti atom yang lebih kecil (disebut reaksi fisi). Tempat terjadinya r eaksi ini di dalam PLTN disebut reaktor. Sebagai pemindah panas biasanya digunak an air yang disalurkan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pemba ngkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel sperti CO2, SO2, atau Nox, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit lis trik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian LTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas in i untuk sementara bias disimpan di lokasi PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan se cara lestari. Proses yang terjadi dalam alat PLTN yaitu energi yang diperoleh dari reaksi fisi yaitu reaksi yang terjadi ketika sebuah inti atom pecah menjadi inti atom yang lebih kecil. Sejumlah energi tersebut dipakai untuk mendidihkan segentong air se hingga menjadi uap. Uap itu kemudian dialirkan lewat pipa-pipa yang kemudian dap at menggerakkan turbin-turbin. Di belakang turbin ada generator yang bekerja sep erti sebuah dinamo raksasa yang bertugas mengubah energi gerak mekanik menjadi e nergi listrik. Gambar 3. Skematika dari Sebuah PLTN Gambar di atas adalah ilustrasi skematik dari sebuah PLTN. Secara sederhana, ske matik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Reaksi fisi berantai terjadi di reaktor (C), dengan bahan bakar U-235 dalam bentuk batangan (kira-kira sepanja ng 2,5 cm). Batangan U-235 dikontrol oleh batang pengontrol (B). Operator menaik turunkan batang pengontrol ini untuk mengontrol kecepatan reaksi berantai. Batan g turun berarti semakin cepat reaksi terjadi, begitu juga sebaliknya. Energi yan g dihasilkan oleh reaksi fisi dibawa dalam bentuk panas oleh fluida khusus ke ta bung air (D). Panas ini mendidihkan air yang uapnya dibawa oleh pipa untuk mengg erakkan turbin (H). Di belakang turbin ada generator (G) yang mengubah energi ge rak mekanik menjadi listrik. Uap air yang telah menggerakkan turbin kehilangan p anasnya dan berubah kembali menjadi air. Untuk mempercepat proses pendinginan, a ir dingin dari menara air (J) disalurkan lewat pipa (I). Air yang telah dingin d ipompa ke (D). Begitu seterusnya.

Fisika Nuklir Panas yang digunakan untuk membangkitkan uap diproduksi sebagai hasil dari pembe lahan inti atom yang dapat diuraikan sebagai berikut : Apabila satu neutron (dih asilkan dari sumber neutron) tertangkap oleh satu inti atom uranium-235, inti at om ini akan terbelah menjadi 2 atau 3 bagian/fragmen. Sebagian dari energi yang semula mengikat fragmen-fragmen tersebut masingmasing dalam bentuk energi kineti k, sehingga mereka dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Oleh karena fragmen-f ragmen itu berada di dalam struktur Kristal uranium, mereka tidak dapat bergerak jauh dan gerakannya segera diperlambat. Dalam proses perlambatan ini energi kin etik diubah menjadi panas (energi termal). Sebagai gambaaran dapat dikemukakan b ahwa energi termal yang dihasilkan dari reaksi pembelahan 1 kg uranium-235 murni besarnya adalah 17 milyar kilo kalori, atau setara dengan energi termal yang di hasilkan dari pembakaran 2,4 juta kg (2400 ton) batubara. Selain fragmen-fragmen tersebut reaksi pembelahan menghasilkan pula 2 atau 3 neutron yang dilepaskan d engan kecepatan lebih besar dari 10.000 km per detik. Neutron-neutron ini disebu t neutron cepat yang mampu bergerak bebas tanpa dirintangi oleh atom-atom uraniu m atau atom-atom kelongsongnya. Agar mudah ditangkap oleh inti atom uranium guna menghasilkan reaksi pembelahan, kecepatan neutron ini harus diperlambat. Zat ya ng dapat memperlambat kecepatan neutron disebut moderator. Air Sebagai Pemerlambat Neutron (Moderator) Seperti telah disebutkan di atas, panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan, oleh air yang bertekanan 160 atmosfir dan suhu 300oC secara terus menerus dipomp akan ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor. Air bersirkulasi dalam saluran pendingin ini tidak hanya berfungsi sebagai pendingin saja melainkan jug a bertindak sebagai moderator, yaitu sebagai medium yang dapat memperlambat neut ron. Neutron cepat akan kehilangan sebagian energinya selama menumbuk atom-atom hidrogen. Setelah kecepatan neutron turun sampai 2000 m per detik atau sama deng an kecepatan molekul gas pada suhu 3000C, maka neutron akan mampu membelah inti atom uranium-235. Neutron yang telah diperlambat disebut neutron termal. Reaksi Pembelahan Inti Berantai Terkendali Untuk mendapatkan keluaran termal yang mantap, perlu dijamin agar banyaknya reak si pembelahan inti yang terjadi dalam teras reaktor dipertahankan pada tingkat t etap, yaitu 2 atau 3 neutron yang dihasilkan dalam reaksi itu hanya satu yang da pat meneruskan reaksi pembelahan. Neutron lainnya dapat lolos keluar reaktor, at au terserap oleh bahan lainnya tanpa menimbulkan reaksi pembelahan atau diserap oleh batang kendali. Batang kendali dibuat dari bahan-bahan yang dapat menyerap neutron, sehingga jumlah neutron yang menyebabkan reaksi pembelahan dapat dikend alikan dengan mengatur keluar atau masuknya batang kendali ke dalam teras reakto r. Sehubungan dengan uraian di atas perlu digaris bawahi bahwa : a. Reaksi pembelahan berantai hanya dimungkinkan apabila ada moderator. b. Kandungan uranium-235 di dalam bahan bakar nuklir maksimum adalah 3,2 %. Kandungan ini kecil sekali dan terdistribusi secara merata dalam isotop uranium2 38, sehingga tidak mungkin terjadi reaksi pembelahan berantai secara tidak terke ndali di dalamnya. Radiasi dan Hasil Belahan Fragmen-fragmen yang diproduksi selama reaksi pembelahan inti disebut hasil bela han, yang kebanyakan berupa atom-atom radioaktif seperti xenon-133, kripton-85 d an iodium-131. Zat radioaktif ini meluruh menjadi atom lain dengan memancarkan r adiasi alpha, beta, gamma atau neutron. Selama proses peluruhan, radiasi yang di pancarkan dapat diserap oleh bahan-bahan lain yang berada di dalam reaktor, sehi ngga energi yang dilepaskan berubah menjadi panas. Panas ini disebut panas pelur uhan yang akan terus diproduksi walaupun reaktor berhenti beroperasi. Oleh karen a itu reaktor dilengkapi dengan suatu sistem pembuangan panas peluruhan. Selain hasil belahan, dalam reaktor dihasilkan pula bahan radioaktif lain sebagai hasil aktivitas neutron. Bahan radioaktif ini terjadi karena bahan-bahan lain yang be rada di dalam reaktor (seperti kelongsongan atau bahan struktur) menangkap neutr on sehingga berubah menjadi unsur lain yang bersifat radioaktif. Radioaktif adal

ah sumber utama timbulnya bahaya dari suatu PLTN, oleh karena itu semua sistem p engamanan PLTN ditujukan untuk mencegah atau menghalangi terlepasnya zat radioak tif ke lingkungan dengan aktivitas yang melampaui nilai batas ambang yang diizin kan menurut peraturan yang berlaku. Keselamatan Nuklir Berbagai usaha pengamanan dilakukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan m asyarakat, para pekerja reaktor dan lingkungan PLTN. Usaha ini dilakukan untuk m enjamin agar radioaktif yang dihasilkan reaktor nuklir tidak terlepas ke lingkun gan baik selama operasi maupun jika terjadi kecelakaan. Tindakan protektif dilakukan untuk menjamin agar PLTN dapat dihentikan dengan am an setiap waktu jika diinginkan dan dapat tetap dipertahanan dalam keadaan aman, yakni memperoleh pendinginan yang cukup. Untyuk ini panas peluruhan yang dihasi lkan harus dibuang dari teras reaktor, karena dapat menimbulkan bahaya akibat pe manasan lebih pada reaktor. Keselamatan Terpasang Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan uranium. Bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang tidak tertangkap maupun yang tidak mengalami proses perlambatan akan bertambah, sehingga reaksi pembela han berkurang. Akibatnya panas yang dihasilkan juga berkurang. Sifat ini akan me njamin bahwa teras reaktor tidak akan rusak walaupun sistem kendali gagal berope rasi. Penghalang Ganda PLTN mempunyai sistem pengaman yang ketat dan berlapis-lapis, sehingga kemungkin an terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkannya sangat kecil. Sebagai co ntoh, zat radioaktif yang dihasilkan selama reaksi pembelahan inti uranium sebag ian besar (> 99%) akan tetap tersimpan di dalam matriks bahan bakar, yang berfun gsi sebagai penghalang pertama. Selama operasi maupun jika terjadi kecelakaan, k elongsongan bahan bakar akan berperan sebagai penghalang kedua untuk mencegah te rlepasnya zat radioaktif tersebut keluar kelongsongan. Dalam hal zat radioaktif masih dapat keluar dari dalam kelongsongan, masih ada penghalang ketiga yaitu si stem pendingin. Lepas dari sistem pendingin, masih ada penghalang keempat berupa bejana tekan dibuat dari baja dengan tebal 20 cm. Penghalang kelima adalah peris ai beton dengan tebal 1,5-2 m. Bila zat radioaktif itu masih ada yang lolos dari perisai beton, masih ada pengh alang keenam, yaitu sistem pengungkung yang terdiri dari pelat baja setebal 7 cm dan be ton setebal 1,5-2 m yang kedap udara. Jadi selama operasi atau jika terjadi kece lakaan, zat radioaktif benar-benar tersimpan dalam reaktor dan tidak dilepaskan ke lingkungan. Kalaupun masih ada zat radioaktif yang terlepas jumlahnya sudah s angat diperkecil sehingga dampaknya terhadap lingkungan tidak berarti. Gambar 4. Sistem Pengamanan dalam PLTN Pertahanan Berlapis Disain keselamatan suatu PLTN menganut falsah pertahanan berlapis (defence indep th). Pertahanan berlapis ini meliputi : lapisan keselamatan pertama, PLTN diranc ang, dibangun dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang sangat ketat, mutu y ang tinggi dan teknologi mutakhir; lapis keselamatan kedua, PLTN dilengkapi deng an sistem pengaman/keselamatan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi akiba t-aibat dari kecelakaan yang mungkin dapat terjadi selama umur PLTN dan lapis ke selamatan ketiga, PLTN dilengkapi dengan sistem pengamanan tambahan, yang dapat diperkirakan dapat terjadi pada suatu PLTN. Namun demikian kecelakaan tersebut k emungkinan terjadinya sedemikian sehingga tidak akan pernah terjadi selama umu u perasi PLTN. Limbah Radioaktif Selama operasi PLTN, pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif terhadap lin

kungan dapat dikatakan tidak ada. Air laut atau sungai yang dipergunakan untuk m embawa panas dari kondesnsor sama sekali tidak mengandung zat radioaktif, karena tidak bercampur dengan air pendingin yang bersirkulasi di dalam reaktor. Gas ra dioaktif yang dapat keluar dari sistem reaktor tetap terkungkung di dalam sistem pengungkung PLTN dan sudah melalui sistem ventilasi dengan filter yang berlapis -lapis. Gas yang dilepas melalui cerobong aktivitasnya sangat kecil (sekitar 2 m ilicurie/tahun), sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Pada PLTN sebagian besar limbah yang dihasilkan adalah limbah aktivitas rendah ( 70 80%). Sedangkan limbah aktivitas tinggi dihasilkan pada proses daur ulang eleme n bakar nuklir bekas, sehingga apabila elemen bakar bekasnya tidak didaur ulang, limbah aktivitas tinggi ini jumlahnya sangat sedikit. Penangan limbah radioaktif aktivitas rendah, sedang maupun aktivitas tinggi pada umumnya mengikuti tiga prinsip, yaitu : Memperkecil volumenya dengan cara evaporasi, insenerasi, kompaksi/ditekan. Mengolah menjadi bentuk stabil (baik fisik maupun kimia) untuk memudahkan dalam transportasi dan penyimpanan. Menyimpan limbah yang telah diolah, di tempat yang terisolasi. Pengolahan limbah cair dengan cara evaporasi/pemanasan untuk memperkecil volume, kemudian dipadatkan dengan semen (sementasi) atau dengan gelas masif (vitrifika si) di dalam wadah yang kedap air, tahan banting, misalnya terbuat dari beton be rtulang atau dari baja tahan karat. Pengolahan limbah padat adalah dengan cara diperkecil volumenya melalui proses i nsenerasi/pembakaran, selanjutnya abunya disementasi. Sedangkan limbah yang tida k dapat dibakar diperkecil volumenya dengan kompaksi/penekanan dan dipadatkan di dalam drum/beton dengan semen. Sedangn limbah padat yang tidak dapat dibakar at au tidak dapat dikompaksi, harus dipotong-potong dan dimasukkan dalam beton kemu dian dipadatkan dengan semen atau gelas masif. Selanjutnya limbah radioaktif yang telah diolah disimpan secara sementara (10-50 tahun) di gudang penyimpanan limbah yang kedap air sebelum disimpan secara lest ari. Tempat penyimpanan lembah lestari dipilih di tempat/lokasi khusus, dengan k ondisi geologi yang stabil dan secara ekonomi tidak bermanfaat. Keuntungan menggunakan PLTN adalah sebagai berikut. 1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas ru mah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas) 2. Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karb on monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate at au asap fotokimia. 3. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal) 4. Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan 5. Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedik it bahan bakar yang diperlukan 6. Baterai nuklir Kekurangan penggunaan PLTN adalah sebagai berikut. 1. Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building). 2. Limbah nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat b ertahan hingga ribuan tahun.

Daftar Pustaka Anonim. 2011. Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Diperoleh dari http://w ww.alpensteel.com/component/content/article/54-111-energi-nuklir-pltn/861--menge nal-pembangkit-listrik-tenaga-nuklir.pdf. pada tanggal 10 November 2012. Anonim. TT. Tenaga Nuklir Sebagai Sumber Energi. Diperoleh dari http://personal. chem.itb.ac.id/s103ekananda/Rizki%20Ekananda%27s%20Home%20Page/Nuclear%20Chemist ry_files/makalah.pdf. pada tanggal 10 November 2012. Budiman, Arif, dkk. 2010. Generation of Electricity. Diperoleh dari http://www.g oogle.co.id/url?sa=t&rct=j&q=di%20dalam%20inti%20atom%20tersimpan%20tenaga%20int i%20(nuklir)%20yang%20luar%20biasa%20besarnya%20filetype%3Apdf&source=web&cd=2&v ed=0CB4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fstaff.ui.ac.id%2Finternal%2F040603019%2Fmaterial%2 FGenerationOfElectricityPaper.pdf&ei=bDemTtLuEYX4rQfF5IDcDQ&usg=AFQjCNG7JiQdya_F 7GfLhyyIm_gaQb3Tgg&cad=rja. Pada tanggal 10 November 2012.

You might also like