You are on page 1of 6

DAERAH RAWAN BENCANA SOSIAL DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

A. Karakteristik Daerah 1. Sejarah Singkat Wacana pemekaran Kabupaten Bandung menjadi 2 kabupaten telah muncul sejak tahun l999. Berdasarkan surat permohonan Bupati KDH TK.II Bandung yang saat itu dijabat oleh bapak H.U.Hatta Djati Permana . S.Ip mengajukan surat kepada Ketua DPRD yang saat itu pimpinan DPRD / Ketua DPRD diketuai Bapak H.Obar Sobarna.S.Ip. Surat permohonan Bupati bernomor :135/1235/Tapem tanggal 22 juni 1999 perihal permohonan persetujuan pemekaran wilayah Kabupaten Dati II Bandung. Bupati memohon kepada pimpinan beserta anggota DPRD kiranya dapat mengabulkan dan mendukung atas terselenggaranya rencana pemekaran Kabupaten Bandung menjadi Kabupaten DT II Bandung dan Kabupaten Padalarang (sekarang Kabupaten Bandung Barat). Hal tersebut disambut positif oleh DPRD Kabupaten Bandung dengan diterbitkannya surat keputusan DPRD Dati II Bandung no.5/1999/12/07 tentang persetujuan awal DPRDterhadap pemekaran wilayah Kabupaten Dati II Bandung. Namun pada tanggal 23 Desember 1999, Ketua DPRD Kabupaten Bandung melayangkan surat No.135/1499/TU tentang pemekaran Kabupaten Bandung yang isinya antara lain : Kami sampaikan bahwa proses awal yang sedang ditempuh oleh Pemda (sesuai UU no 5/74) agar ditangguhkan /dihentikan , demi ketertiban dan kelancaran pelaksanaan selanjutnya sesuai dengan Undang-Undang No. 22/1999. Perkembanguan selanjutnya sesuai UU No.22/1999, sebagian kecil dari wilayah Kabupaten Bandung yaitu Kota Administratif Cimahi ditingkatkan statusnya menjadi Pemerintah Kota Cimahi ( yang meliputi 3 Kecamatan ) yaitu Kecamatan Cimahi Selatan, Kecamatan Cimahi tengah dan Kecamatan Cimahi utara, maka rencana pemekaran Kabupaten Bandung semakin tertunda karena Kota Cimahi sebelumnya merupakan bagian dari wilayah administratif Kabupaten Bandung. Setelah Cimahi menjadi Kota Otonom, terpisah dari kabupaten Bandung, tuntutan pemekaran Kabupaten Bandung mencuat kembali ke permukaan sejalan dengan dibukanya ruang publik untuk mengaspirasikan kehendak membentuk daerah otonom baru hal tersebut dijamin oleh Undang-Undang No. 22/1999. Tuntutan pemekaran wilayah kabupaten Bandung, dilihat dari kondisi geografisnya oleh beberapa kalangan dinilai dapat dipahami sebab wilayah Kabupaten Bandung cukup luas (2.324.84 KM2) dengan letak wilayah mengelilingi Kota Bandung dan Kota Cimahi, disamping itu jumlah penduduknya cukup banyak , berdasarkan SUPAS 2002 sebanyak 4,3 Juta jiwa. Berangkat dari kondisi itulah pada tanggal 9 agustus 1999 para tokoh masyarakat Bandung Barat berkumpul membentuk Forum Pendukung Percepatan Pemekaran Kabupaten Bandung Barat yang dipimpin ketuanya Drs.H.Endang Anwar, setahun kemudian terbentuk lagi Forum Peduli Bandung Barat yang diketuai Asep Suhardi, Forum Bandung Barat Bersatu yang dipimpin H.Zaenal Abidin , Drs. Ade Ratmadja , Asep Suhardi dan Asep Ridwan Hermawan., serta Forom Pemuda Bandung Barat yang dipimpin Eman Sulaeman SE. Karena sama-sama untuk memperjuangkan berdirinya Kabupaten Bandung Barat, untuk menyamakan visi misi perjuangan maka berbagai LSM dan Forum bergabung dalam satu wadah Komite Pembentukan Kabupaten Bandung Barat (KPPKBB) yang dipimpin ketua umumnya Drs.H.Endang Anwar. KPKBB bersama elemen masyarakat Bandung Barat mengawali upaya perjuangannya dengan melaksanakan DEKLARASI BERSAMA untuk terus berjuang agar Bandung Barat menjadi DAERAH OTONOM terpisah dari Kabupaten Bandung , deklarasi tersebut dilaksanakan di Gedung Diklat Keuangan Gado Bangkong Kecamatan Ngamprah pada tanggal 30 Agustus 2003 Naskah Deklarasi dibacakan dan

ditanda tangani berbagai elemen masyarakat Bandung Barat. Hal tersebut diakukan KPPKBB sebagai bentuk komitmen bersama dalam upayanya memperjuangkan dan menyampaikan aspirasi keberbagai lembaga baik legislatif maupun eksekutif Daerah Kab.Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Pemerinah Pusat serta DPR RI/DPD RI . sampai lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia No12.tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat Menjadi Daerah Otonom di Provinsi Jawa Barat. Penjabat Sementara Bupati Bandung Barat Drs.H.Tjatja Kuswara ,SH.MH selesai menjalankan tugasnya pada tanggal 17 Juli 2008, Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat pertama Drs.H.Abubakar M.Si dan Drs.Ernawan Natasaputra hasil pemilihan langsung dilantik pada tanggal 17 juli 2008 oleh Gubernur Jawa Barat Achmad Heriawan, Lc atas nama Presiden. (Drs. Ade Ratmadja, Pimpinan Umum http://www.bandungbaratonline.co.cc/). Kabupaten Bandung Barat adalah kabupaten baru provinsi Jawa Barat, Indonesia, pemekaran dari Kabupaten Bandung. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang di sebelah barat dan utara, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi di sebelah timur, serta Kabupaten Cianjur di sebelah barat dan timur. Kabupaten Bandung Barat mewarisi sekitar 1,4 juta penduduk dari 42,9% wilayah lama Kabupaten Bandung. Sedangkan ibu kota Kabupaten Bandung Barat berlokasi di Kecamatan Ngamprah, yang terletak di jalur Bandung-Jakarta. 2. Visi Misi Visi : BANDUNG BARAT CERMAT Bersama Membangun Masyarakat Yang Cerdas, Rasional, Maju, Agamis, Dan Sehat Berbasis Pada Pengembangan Kawasan Agroindustri dan Wisata Ramah Lingkungan. MISI Misi menggambarkan bagaimana visi yang akan dicapai dan memberikan kerangka bagi penyusunan dan sasaran yang ingin dicapai, maka untuk mewujudkan visi tersebut diatas, dirumuskan 6 ( enam ) misi, antara lain : 1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang amanah, profesional, efektif, efisien, dan ekonomis yang berbasis pada sistem penganggaran yang pro publik. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak, cerdas, sehat dan berdaya saing. 3. Memberdayakan perekonomian daerah berbasis ekonomi kerakyatan yang berorientasi pada pengembangan sektor agrobisnis dan agro wisata dalam upaya pengentasan kemiskinan. 4. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. 5. Meningkatkan kualitas derajat kehidupan masyarakat yang berkeadilan. 6. Modernisasi desa melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. 3. Penduduk Kabupaten Bandung Barat Jumlah penduduk KBB sebanyak 1.408.550 jiwa dengan proporsi berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki 705.679 jiwa dan perempuan 702.871 jiwa . penyebaran penduduk tidak merata terpadat ada di kecamatan Ngamprah sedangkan terendah adalah kecamatan Gununghalu. Jumlah angkatan kerja KBB mencapai 447.314 jiwa dan terbagi dalam beberapa jenis mata pencaharian seperti di sektor pertanian dan buruh tani dengan prosentase tertinggi mencapai 33.87 %. Sektor Industri l6,53 %, sektor Perdagangan l5,51%, sektor jasa 9,51 % dan yang lainnya 24.59 %. Dari sisi pola penyebaran, penduduk Kecamatan Ngamprah merupakan kecamatan yang relatif padat dibandingkan dengan kecamatan lainnya di wilayah Kabupaten Bandung Barat dengan

tingkat kepadatannya adalah kecamatan gunung halu dengan tingkat kepadatan hanya mencapai 450,42 jiwa/km2 . 4. Wilayah Administratif Berdasarkan data, luas wilayah Kabupaten Bandung Barat yaitu 1.305,77 KM, terletak antara 60 41 s/d 70 19 lintang Selatan dan 107 22 s/d 108 05 Bujur Timur. Mempunyai rata-rata ketinggian 110 M dan Maksimum 2.2429 M dari permukaan laut. Kemiringa wilayah yang bervariasi antara 0 8%, 8 15% hingga diatas 45%, dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Barat : berbatasan dengan kabupaten Cianjur Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang. Selebah Timur : berbatasan dengan Kabupaten bandung dan Kota Cimahi. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selatan Kabupaten Badung dan Kabupaten Cianjur.

Cakupan wilayah Kabupaten Bandung Barat, meliputi 15 (lima belas) kecamatan yang terdiri dari: Padalarang, Cikalongwetan, Cililin, Parongpong, Cipatat, Cisarua, Batujajar, Ngamprah, Gununghalu, Cipongkor, Cipeundeuy, Lembang, Sindangkerta, Cihampelas dan Rongga. Penggunaan lahan Eksisting dilihat dari sisi penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Bandun, penggunaan lahan untuk budidaya pertanian merupakan penggunaan lahan terbesar yaitu 66.500,294 HA, sedangkan yang termasuk kawasan lindung seluas 50.150,928 HA, budidaya non peratanian seluas 12.159,151 HA dan lainnya seluas 1.768,654 Ha. Luas wilayah lindung di daerah Kabupaten Bandung Barat terkait dengan isu kawasan bandung utara, disamping itu dilihat dari kondisi fisik geografis posisi wilayah Kabupaten Bandung Barat dinilai kurang menguntungkan, hal ini dikarenakan terdiri dari banyak cekungan yang berbukitbukit dan di daerah-daerah tertentu sangat rawan dengan bencana alam tanah longsor.

DAERAH RAWAN BENCANA SOSIAL DI KABUPATEN BANDUNG BARAT


FGD = Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat 1. Bpk Camat (Dedi) 14 Desa 2. Dinsos (Dany) 3. Dinsos Prov ( Nur, Oman) 4. Polda (Tukijan) 5. Milly 6. NKT Pembukaan Bpk Camat Penjelasan tentang Kecamatan Cipongkor Luas tanah Batas wilayah Kondisi alam (jika hujan subur, jika panas kering) karena lokasi di ketinggian Konflik Cijambu Perkelahian pemuda pada saat keramaian Cigedang (2001 Warga masyarakat ikut menyerang Harapan, untuk mencegah bencana Desa Sarinagen 3 Kep dalam 1 tahun

Penjelasan konsep, maksud dan tujuan pemetaan 1. Gunung Halu KH. Yayat Sudiyat Cibitung Rongga Cijambu Cipongkor Penyebab : - Ego pemuda, kesenjangan ekonomi, perilaku pekanisme 2 minggu baru selesai Solidaritas antara Desa Kerusakan fisik bangunan Ratusan penduduk Ada provokasi juga Latar belakang Faktor komunikasi tersedat antar warga desa dengan pimpinan desa yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak puas. Sehingga kepala desa yang tidak tahan mengundurkan diri Mungkin ada potensi, Bandung Barat akan dapat proyek raksasa Ada kecemasan dari warga masyarakat Gunung Halu Disinyalir akan ada kesenjangan karena : 1. Belum ada sosialisasi 2. 12 Triliun 3. Warga yang punya tanah buka dialog 4. Ketenaga kerjaan 5. Keberadaan hak garap tanah 6. Tingkat keresahan masyarakat belum teratasi dengan baik, pihak PLN sudah mengerjakan satu proyek, tapi masyarakat belum diajak dialog 7. Jika dibiarkan akan terakumulasi dan akan meledak Mengapa ada komunikasi mandeg ? 1. Info dari media sudah beredar 2. Sumber Informasi 3. Peng Saguling 84, yang menganggap masyarakat lainnya menerima kerugian saja 4. Jangan sampai terjadi hal yang Saifuloh Yusuf (KepDes Cijenuk) 1. Ketidak puasan masyarakat karena : a. Ada kekuatan tokoh b. Ada kekuatan pemerintah Yang tidak nyambung Dialog kedua tokoh, tidak nyampe ke masyarakat 2. Jika ditanya oleh warga, rapat apa di masyarakat ? Di jawab ah rapat biasa 3. Aturan pemerintah sudah jelas Silih asah, asih, asuh tidak terjalin Setiap kekuatan Pencegahan Semua nyakurang berperan mendeklarasikan ilahi Demi waktu, manusia ada dalam kerugian

(Pemerintah dan Ulama) Harus bersatu, harus bisa memahami diri. Jangan mengumbar nafsu Jika bersatu : Kekuatan saling mengerti, memahami, solusi : control diri, pemahaman diri Penyebab : Cemburu sosial dan ketidakpuasan, missal : 1. Bantuan turun kedesa, missal untuk sarana ibadah, apabila tidak terealisasi maka memperovokasi demo. Yayat : Saguling (masyarakat paranoid, tenaga kerja 5.000 terserap dari pemilik pulau jawa, warga setempat (orang jawa) hanya pemantau Kenapa menggunakan dari luar ? Karena petingginya orang jawa PT Brantas dari Jawa Timur Solusi Ada kebijakan untuk menghargai warga setempat Saifulah Yusuf Pemicu konflik pemuda Setiap tahun ada kaulan (haol) tokoh agama Banyak petinggi yang meningkatkan pendapatan (ekonomi) Sehingga ada persinggungan lahan parkir, portal Upaya Pemerintah dan Polres Kearifan lokal Pengajian2, jika alim ulama merekrut dan membimbing pemuda, dapat mencegah konflik Pemerintah membimbing (melatih) Cipongkor Tim Polsek Sindangkerta me.. Sindangkerta Cijambu Kejadian 1996 Cibitung Dua kali ditangguhkan 1. Perparkiran Gunung HALU Kapolsek Koordinasi Sindangkerta Penanganan melibatkan para tokoh2 (masyarakat, agama, pemuda) 2. Tahun 2001 (kejadian kedua) 3. Info telp Pak Abun (warga Cijambu) meluncur dari Cipedes, Cililin Keluarga Pak Abun sudah mengungsi kea tap (loteng) Kedua warga sudah siap-siap saling menyerang Penyebab : Pertandingan Voli masing-masing mempertahankan harga diri, saling senggol Ko. Gunung Halu Desa2 lainnya relative tidak ada konflik Yang sering terjadi, Desa Cibitung dengan wilayah Cipongkor Pencegahan : diselesaikan pada tingkat RT dan RW Saefullah Yusuf Konflik 2009 Hampir terjadi dengan Desa Cijenuk

Penanggulanganya : Kepedulian dari p untuk membina generasi muda supaya mendapat pemahaman Bersatu .. kekuatan . Dan ulama Pembinaan generasi muda, ada BLK Pencegahan 1. Tidak mendukung program pemerintah 2. Ketidak pedulian Asep Gunawan (Tagana Cipongkor Bandung Barat) Penyebabnya : 1. Turnamen Voli dari PLN yang menyelenggarakan 2. Di Cikaracak, jembatan ada lumpurnya, pemuda pada ngencleng 3. Ada rombongan santri dari Bogor, ada mobil menyerobot lalu .. kepada rombongan santri ngajedog heula anjing 4. Ada keributan 5. .. PAkieb 6. Katanya di jalan ada yg memajak (petugas TPR)+ PAkieb Lalu datang banyak ratusan orang untuk protes Lalu PAkieb babak belur Tagana : Bahan power point dibagikan untuk di .. Hambatan 1. Komunitas tersekat antara pemuda, tokoh, pemerintah 2. Ada pihak ketiga (provokasi) yang memaksa2 3. Jadi harus ada pengetahuan supaya masing2 tahu akibatnya dari perilaku Disinyalir Jamaah Ahmadiyah ada di Gunung Halu, tapi kegiatannya belum Nampak NII Negara Islam Indonesia (mungkin ada roh nya) Gejala amuk massa (2003an) maling digebuki Cipongkor dan Rongga - Lokasi (waduk Baru) Kapolsek : Ilmu social multitafsir yang Nampak adalah dampaknya Misal Patologi Sosial, ketika terjadi konflik sosial dampaknya luar biasa mempengaruhi sendi2 kehidupan Sulit mengidentifikasi apa konflik . Tersebut Yang penting mengantisipasi Semua elemen, mari bergabung mengantisipasi terjadinya konflik Perilaku tidak .. karena kurang ilmu Siapa tanggung jawab : orang tua . Membenahi minat set masyarakat

You might also like