You are on page 1of 8

Daur Hidup

Telur yang sudah dibuahi keluar bersama feses 2. Telur tertelan oleh serangga 3. Manusia dan tikus rumah sebagai hospes definitif terinfeksi sistiserkoid apabila memakan makanan yang terkontaminasi serangga tersebut. 4. Telur yang telah dibuahi dapat pula tertelan oleh manusia (self-infection).
1.

5. Onkosfer menetas, sistiserkoid berkembang di 6. 7. 8. 9.

mikrovili ileum usus halus. Lima hari setelah infeksi akan terbentuk skoleks. Lima hari kemudian, sistiserkoid telah tumbuh menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa memproduksi telur di proglotid yang paling ujung. Telur dapat pula tetap berada di usus halus, menetas dan melepaskan embrio heksakan, yang kemudian mempenetrasi jonjot usus halus dan melanjutkan daur hidupnya (autoinfeksi).

7) Pengobatan spesifik:
o

Pemberian Praziquantel (Biltricide)


Pada kadar efektif terendah obat menimbulkan peningkatan aktivitas otot cacing akibat hilangnya Ca intrasel sehingga timbul paralisis spastik yang mungkin mengakibatkan terlepasnya cacing dari tempat normal pada hospes. Pada dosis tinggi, obat ini mengakibatkan vakuolisasi dan vesikulisasi integumen cacing, sehingga isi cacing keluar. Mekanisme pertahanan tubuh hospes dipacu dan terjadi kehancuran cacing. Pemberian obat ini dengan dosis 25 mg/kg mempunyai efisiensi 96% untuk mengatasi hymenolepiasis.

Niklosamid (Yomesan, Niclocide). Niklosamid berupa bubuk yang berwarna putih kekuningan, tidak berbau dan tidak larut dalam air. Pada konsentrasi rendah, obat ini dapat merangsang pengambilan oksigen oleh Hymenolepis nana, sedangkan pada kadar yang lebih tinggi dapat menghambat respirasi dan pengambilan glukosa. Selain itu, obat ini dapat pula menghambat fosforilasi anaerobik ADP yang merupakan proses pembentukan energi pada cacing. Cacing yang dipengaruhi akan dirusak sehingga sebagian skoleks dan segmen dicerna dan tidak dapat ditemukan dalam feses.

http://www.essen-chem.com/img/Niclosamide-98-TC-50-65-7-big.jpg

Albendazol, Zentel ( Smith Kline Beecham ). Albendazole merupakan derivat terbaru dari Benzimidazole dengan aktivitas anthelmintik yang besar. Selain bekerja terhadap cacing dewasa, Albendazole telah terbukti mempunyai aktivitas larvisidal dan ovisidal obat ini secara selektif bekerja menghambat pengambilan glukosa oleh usus cacing dan jaringan dimana larva bertempat tinggal. Akibatnya terjadi pengosongan cadangan glikogen dalam tubuh parasit yang mana menyebabkan berkurangnya pembentukan adenosine triphosphate (ATP) dan kemudian parasit akan mati. Pemberian obat ini dengan dosis 400mg mempunyai efisiensi lebih besar 1.bp.blogspot.com/.../s320/albendazole3.jpg dari 95%.

Diklorofen / Paramomisin Sulfat. Cara kerjanya belum diketahui dengan jelas. Segera setelah obat diberikan maka skoleks terlepas dari mukosa usus, mati dan dicerna oleh usus sehingga segmen yang matang akan sangat sedikit ditemukan dalam feses.

Nitazoxanide. Pemberian nitazoxanide selama tiga hari punya efisiensi 75-93% untuk mengobati penyakit ini. Dosis yang dipakai adalah 1g untuk orang dewasa dan untuk anak-anak di atas 12 tahun, 400mg/hari untuk anak-anak usia 4-11 tahun, dan 200mg/hari untuk anak-anak di bawah 3 tahun.

www.hivandhepatitis.com/0_images_2008/alinia.gif

Sari daun miana. Sari daun miana efektif membasmi cacing pita Hymenolepis nana pada hewan mencit pada dosis 0,5 ml dengan konsentrasi 43,5% volume/volume. Dari uji fitokimia terungkap daun miana mengandung metabolit sekunder flavonoid, steroid, tannin dan saponin. Kemudian diuji lebih lanjut dengan pelarut air, methanol, dan kloroform. Pemberian ekstrak kloroform daun miana dosis antara 25 mg sampai 200 mg/kg berat badan, ternyata tidak mampu menurunkan jumlah cacing pada ayam secara signifikan. Oleh karena itu, para ilmuwan masih berusaha mencari alternatif pengobatannya sehingga tidak terjadi kerugian yang besar.
palopogaul.files.wordpress.com/2009/06/daunmiana.jpeg

You might also like