You are on page 1of 10

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Akuakultur dengan Judul Sterilisasi yang disusun oleh : Nama NIM Kelas/ Kelompok : A. Rezki Wahyuli Amal : 101414012 : B/VI

telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.

Makassar, Koordinator Asisten, Asisten,

Desember 2012

Muhamad Riswan

Hasrah, S.Si

Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab

Muhamad Yunda

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sterilisasi merupakan suatu kegiatan dimana membebaskan suatu media, benda dan lain-lain dari segala bentuk kehidupan yang dapat merusak media tersebut. Kondisi steril sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan suatu organism yang akan dikembangkan pada suatu media kultur. Kondisi steril ini akan turut menentukan keberhasilan dari proses kultur. Ada beberapa proses sterilisasi diantaranya adalah dengan penyaringan dan penambahan senyawa kimia sebagai desinfektan untuk media tersebut. Senyawa desinfektan dapat menghancurkan sel. Dan penyaringan dapat dilakukan dengan suatu saringan yang berpori sangat kecil sehingga endapan-endapan tidak turut serta kedalam air. Sterilisasi yang akan dilakukan dalam praktikum ini adalah merupakan sterilisasi pada air laut yang telah diambil utnuk menumbuhkan mikroalga ataupun untuk menumbuhkan jenis udang atau ikan yang akan dikembangkan. Dimana sebelum menumbuhkannya media pertumbuhan yang akan digunakan seharusya disterilakn terlebuh dahulu sehingga tidak menganggu kelangsungan hidup mikroalga ataupun jenis ikan yang akan dikembangkan. Proses sterilisasi yang dilakukan dengan beberapa tahap mulai dari persiapan air, penyaringan, dan proses sterilisai itu sendiri, dalam hal in adalah dengan penamabhan senyaawa kimi yaitu natrium hiperklorit. Dimana, proses sterilisasi ini juga biasa dikenal dengan klorinissi yaitu proses pembersihan atau penejrnihan air dengan penambahan senyawa natrium hiperklorit yang berbentuk bubuk yang kemdian diaerasi beberapa hari dan ditambahkan kembali natrium thiosulfat.

Oleh karena dari penjelasan diatas maka untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sterilisasi air laut dengan cara kloronisasi maka perlu dilakukan praktikum untuk menegtahui tahapan-tahapan dalam melakukan prose sterilisasi tersebut sehingga tidak terjadi keslaahan dan otganisme yang akan ditumbuhan nanti dapat tumbuh dengan baik tanpa ada yang menyerangnya. B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa mampu melakukan sterilisasi air dengan natrium hiperklorit. C. Manfaat Praktikum Mahasiswa bisa mengetahui cara mensterilkan air laut dengan cara klorinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Air laut mempunyai salinitas yang beragam. Air lepas pantai bersalinitas 32 sam 35 psu, sedang perairan pantai biasanya kurang dari 30 psu. Salinitas untuk media tumbuh dapat disesuaikan menurut kebutuhan. Menurunkan salinitas dilakukan dengan penambahan air bebas mineral dan dilakukan sebelum penambahan nutrient. Air laut yang tersaring disimpan dalam suhu rendah (40C) dalam jerigen plastic atau gallon. Bila akan digunakan, air laut tersaring kemudia disterilkan. Sterilisasi yang umum dilakukan yaitu dengan pemanasan uap (autoclave) pada suhu 1210C bertekanan 15 psi selam 15 menit. Endapan yang tidak diinginkan biasanya muncul dalam air laut setelah pemanasan dengan autoklaf. Air laut steril didiamkan selama 24 jam agar CO2 dari udara dapat larut dan kemudian baru dapat digunakan (Panggabean, 2009). Sterilisasi merupakan suatu metode yang dilakukan untuk membersihkan peralatan dan media yang digunakan untuk kultivasi dari hal-hal yang dapat menggangu pertumbuhan mikroalga yang dikultivasi. Sterilisasi bertujuan untuk membersihkan alat serta bahan yang akan digunakan untuk isolasi maupun kultivasi mikroalga dari mikroorganisme ataupun bahan kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan mikroalga. Pemurnian air adalah proses menghilangkan bahan kimia yang tidak diinginkan, bahan, dan kontaminan biologis dari air yang terkontaminasi. Secara umum metode yang digunakan meliputi proses fisik seperti filtrasi dan sedimentasi, proses biologis seperti filter pasir lambat atau lumpur aktif, proses kimia seperti flokulasi dan klorinasi dan penggunaan radiasi elektromagnetik seperti sinar ultraviolet (Nurjazuli, 1994). Klorinasi adalah salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. Kadar sisa klor

sebagai produk klorinasi dipengaruhi oleh beberapa bahan kimia yang bersifat reduktor terhadap klor yang mengakiatkan kadar sisa klor dalam air tidak cukup untuk membunuh bakteri (Nurjazuli, 1994).

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Hari/Tanggal Waktu Tempat B. Alat dan Bahan 1. Alat: a. Aerator b. Refraktrometer c. Ember 2. Bahan a. Air Laut b. Natrium hiperklorida c. Sodium thiosulfat d. Kapas e. Kertas saring C. Prosedur Kerja 1. Menyiapkan air laut yang akan di sterilkan. 2. Mengukur dan mengatur salinitas air laut hingga menjadi 25 ppm 3. Menyaring air laut 4. Menambahkan natrium hiperklorida 5. Mengaerasi air laut selam 3 x 24 jam 6. Menambahkan sodium thiosulfat : : :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

B. Pembahasan Kegiatan sterilisasi pada praktikum ini yaitu mensterilkan air laut yang akan digunakan untuk menumbuhkan ikan ataupun udang. Kegiatan ini dilakukan dengan pengukuran salinitas hingga menjadi 25 ppm kemudian di lakukan penyaringan kemudian disterilkan. Pengukuran salinitas dengan alat refraktrometer, dimana salinitas air laut berkisar 25 30, sehingga untuk mengatur suatu salinitas air laut dapat dilakukan dengan penambahan air bebas mineral kemudian disaring agar bahan yang tidak diinginkan tidak dapat ikut dengan air. Sterilisasi yang dlakukan adalah dengan cara penambahan natrium hiperklorit atau biasa disebut dengan klorinasi, yang akan memmbunuh mikroorhanisme karena berperan sebgai desinfektan sekaligus mengendalikan baud an mencegah kecenderungan akan pembusukan. Aerasi dilakukan untuk memberikan oksigen pada air sehingga oksigen yang diperoleh dapat bereaksi dengan bahan-bahan yang ada dalam air dan kemudian diendapkan. Penambahan sodium thiosulfat setelah aerasi bertujuan untuk menghilangkan kandungan klorin pada media cair tersebut. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang kotorannya telah diendapkan ke bak penyaring yang berisikan saringan pasir. Yang dimaksud dengan aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan. Disamping itu proses aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S, CH4, CO2 dan gas-gas racun lainnya. Kemudian media cair tersebut dinetralisir dengan natrium tiosulfat 25 ppm untuk menghilangkan kandungan klorin pada media cair tersebut.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

1. Sebaiknya praktikan serius dalam melakukan praktikum. 2. Sebaiknya asisten mendampingi masing-masing kelompok saat praktikum. 3. Sebaiknya laboran menyiapkan alat dan bahan yang lengkap sehingga praktikan dapat berjalan dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

Panggabean, Lyli M. G. 2012.

Air Laut Sebagai Media Kultur Mikroalga.

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/343092534.pdf. Diakses pada tanggal 27 Desember 2012.

Nurjazuli. 1994. Pengaruh Kandungan Amoniak, Zat Organik, Besi, Mangan dan Nitrat Terhadap Sisa Klor Aktif pada Breakpoint Chlorination dalam Proses Klorinasi Air Sumur. http://peprints.undip.ac.id/12954/1/0260. Diakses pada tanggal 27 Desember 2012.

You might also like