You are on page 1of 28

Metodologi Penelitian

Oleh : Dr. Edy Meiyanto, Msi., Apt FAK. FARMASI UGM


http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id

DESAIN PENELITIAN

MENGAPA DESAIN PENELITIAN DIPERLUKAN??

Sifat rancangan penelitian


Sebagai rencana, struktur, dan strategi penelitian Untuk menjawab pertanyaan/permasalahan (dapat

menguji kebenaran hipotesis) Memperhitungkan validitas luar dan dalam (dapat mengendalikan/mengontrol varians)

Strategi pengendalian varians


Maksimasi varians penelitian: efek yg siknifikan

dr var tergantung akibat var bebas Kontrol variabel luar: kondisi variable luar yg homogen, randomisasi subyek, dan melakukan matching Minimasi kesalahan varians: kontrol terhadap kondisi pengukuran, meningkatkan reliabilitas pengukuran

A. RANCANGAN PENELITIAN
1. 2.

Rancangan penelitian eksperimental (RPE) Rancangan penelitian non-eksperimental (RPNE)

1. 2.

Jenis Penelitian
Penelitian ilmiah tatacara pelaksanaan mengikuti metode ilmiah Penelitian non-ilmiah tatacara pelaksanaan tidak mengikuti metode ilmiah

Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

Metode Ilmiah
Merupakan teknik /pendekatan yg digunakan dalam penelitian
Menerapkan prinsip logis Penemuan, pengesahan, penjelasan kebenaran

1. 2. 3. 4. 5. 6.
7

Kriteria Metode Ilmiah


Berdasar fakta Bebas dari prasangka/bias Dengan prinsip analisis Ada hipotesis Objektif Teknik kuantifikasi
Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

B. Desain Penelitian

a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.

Langkah-langkah mendesain penelitian:


Identifikasi & pemilihan masalah Pemilihan kerangka konseptual Memformulasi masalah (spesifikasi, tujuan, ruang lingkup, hipotesis) Penyelidikan/percobaan Memilih dan mengukur variabel Memilih prosedur dan teknik sampling Menyusun alat&teknik pengumpulan data Coding, editing dan processing data Analisis data, pemilihan prosedur statistik Pelaporan hasil penelitian
Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

Desain pelaksanaan penelitian :


1. Desain sampel a.Mendefinisikan populasi b.Menentukan besarnya sampel c.Menentukan sampel yang representatif 2. Desain alat : alat pengumpul data data reliabel menunjang hipotesis 3. Desain administrasi biaya 4. Desain analisis : analisis yg dibuat harus pararel dengan hipotesis ideal dilakukan sebelum pengumpulan data

Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

RANCANGAN penelitian eksperimental (RPE)


Pertemuan 4 :

A. PRINSIP RPE
Definisi : RP untuk mempelajari fenomena dalam kerangkan SEBAB-AKIBAT dengan cara memberi PERLAKUAN pada SUBJEK UJI penelitian. Maknanya, terdapat : Sebab VARIABEL BEBAS Perantara VARIABEL PERANTARA mekanisme kerja menegaskan LANDASAN TEORI untuk prediksi HIPOTESIS Akibat VARIABEL TERGANTUNG tolok ukur, efek. Ciri : -SEBAB-AKIBAT -MANIPULASI/PERLAKUAN pada SUBJEK UJI -Pemonitoran PERUBAHAN/EFEK -Pengendalian VARIABEL PENGACAU
11 Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

KELOMPOK PERLAKUAN Pola dasar : KELOMPOK KONTROL Pengendalian VARIABEL PENGACAU : -Menggunakan rancangan percobaan tertentu -Menggunakan analisis statistik tertentu Macam manipulasi :
Perlakuan vs tanpa perlakuan P : X OP K : - OK K = kontrol negatif Perlakuan lebih banyak vs lebih sedikit P : XXX OP K : -X OK K = kontrol pembanding Perlakuan vs perlakuan lain (standar) P : X OP K : Z OK K = kontrol positif

-Pembatasan subjek uji -Randomisasi -Matching -Rancangan sama subjek

X = senyawa uji; Z = senyawa baku/standar; O = observasi


12 Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

B. JENIS & BENTUK RPE


1. RPE MURNI
= pengelompokan subjek uji ACAK a. RPE SEDERHANA = post test only control group design R : X O1 (-) O2

2. RPE KUASI/SEMU
= TIDAK bisa secara ACAK a. RPE SERI = time series design OOXOO

b. RPE SERI = anova time series design b. RPE ULANG OOXOO = pre test post test control group design OOXOO R : O1 --- X O2 O3 --- (-) O4 c. RPE FAKTORIAL = acak lengkap pola n arah n = jumlah variabel eksperimen > 1
13 Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

c. RPE ULANG NONRANDOM = anova time series design O1 --- X O2 O3 --- (-) O4

Experimental Designs

5 Types of Designs Pretest-Posttest Control Group Design Posttest Only Control Group Design Solomon Four Group Design Factorial Designs Blocking Designs

Pretests

Purpose of pretest: Demonstrate that randomization worked that groups are equivalent at baseline Also, if groups are different in some way, we can statistically control for this since we have pretest data Only problem: pretest may sensitize participants to the IV manipulation In some cases then, no pretest is a better design

Contoh : RPE MURNI SEDERHANA


Ji, S, Willis, GM, Frank, GR, Cornelius, SG and Spurlock, 1999, Soybean

isoflavones, genistein and genistin, inhibit rat myoblast proliferation, fusion and myotube protein synthesis, J. Anim, Sci.,75(56):1291-1297. lampiran 1

Tujuan : mengevaluasi apakah genistein dan genistin mempunyai efek penghambatan proliferasi secara pada kultur sel myoblast. Rancangan penelitian : -variabel bebas : konsentrasi genistein dan genistin -variabel tergantung : proliferasi sel myoblast Analisis statistik : -parameter yang diukur : waktu pemaparan, protein yang terbentuk -Anova, t test

18

Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

Solomon 4 Group Design


Combines the previous 2 designs together Can evaluate several effects within 1 experiment Allows one to examine effects of the IV manipulation (treatment) Allows one to see if the pretest had an effect Allows one to examine effects of the IV manipulation (treatment) above and beyond any pretest effects (interaction) Note: one is essentially treating the pretest as an additional IV

Solomon as 2 x 2 Factorial
Pretest

No Pretest

Group 1

Group 3
Treatment Main Effect

Treatment
Group 2 Group 4

No Treatment

Pretest Main Effect

Factorial Designs

Factorial Designs involve more than 1 IV For example, a 2 X 2 design


Sensation Value Low, High Need for cognition Low, High

If we wanted 50 subjects in each group, we would need 50 x 2 x 2 = 200 subjects

2 x 2 Factorial
High NFC Low NFC

High SV

Group 1 (N=50)

Group 2 (N=50)

Low SV

Group 3 (N=50)

Group 4 (N=50)

Blocked / Mixed Designs

Blocked or mixed designs are appropriate when we have factors we are interested in that we cannot manipulate, and / or sample size is very small Examples: IQ, Gender, Race Key feature is this: participants are sorted into categories (blocked) according to some variable and then are assigned to groups

Contoh : CROSS OVER DESIGN


Duncan AM, Underhill, KEW, Xu X, Lavalleur J, Phipps, WR and Kurzer MS, 1999, Modest

hormonal effect of soy isoflavones in postmenopausal women, J. Clin. Endocrinol.


Metab.,84:3749-3484. lampiran 2

Tujuan : mengevaluasi apakah konsumsi soy isoflavon memberikan pengaruh hormonal pada wanita postmenopause. Rancangan penelitian : -studi epidemiologi dengan adanya perlakuan pada subjek uji RPE -subjek uji random -cross over design : skor kelompok perlakuan vs kelompok baseline Analisis statistik : -Anova, t test

26

Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

B. TAHAPAN PENELITIAN RPE


IDENTIFIKASI VARIABEL PENETAPAN SUBJEK UJI DAN POPULASI PENELITIAN PEMILIHAN SAMPEL / PENGELOMPOKAN SUBJEK UJI PEMILIHAN RANCANGAN PENELITIAN PERLAKUAN DAN OBSERVASI VARIABEL TERGANTUNG

27

Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

RANCANGAN penelitian non eksperimental (RPNE)


Pertemuan 5 : 20 Agustus 2008

A. PRINSIP RPNE
Banyak diterapkan dalam SURVEY EPIDEMIOLOGI

Tujuan : 1.EKSPLORASI DESKRIPTIF survey deskriptif non-analitik Ex. Efek, faktor resiko 2.Analisis dinamika KORELASI survey deskriptif analitik Ex. Faktor resiko vs efek -FAKTOR RESIKO : variabel bebas, variabel perantara (intrinsik, ekstrinsik) -EFEK : variabel tergantung

29

Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

B. JENIS RNPE Survey epidemiologi


1. DESKRIPTIF
(deskriptif non-analitik)

2. ANALITIK
(deskriptif analitik)
Ex. Penggunaan kloramfenikol vs kasus anemia aplastik

Eksplorasi deskriptif masyarakat Instrumen : telpon, kuisoner, wawancara Ex. pola penggunaan antibiotik di daerah X

a. CROSS SECTIONAL Pengamatan faktor resiko dan efek bersamaan RASIO PREVALENSI (RP) b. CASE STUDY / CASE CONTROL Efek ditelusuri ke belakang faktor resikonya ODDS RATIO (OR) c. COHORT STUDY Faktor resiko diamati efek ke depannya RESIKO RELATIF (RR)

30

Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

CROSS SECTIONAL
Populasi (sampel)

FR (+)

FR (-)

Efek (+) (A)

Efek (-) (B)

Efek (+) (C)

Efek (-) (D)

RP

A : C A+B C+D

31

Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

Langkah2 rancangan cross sectional


Merumuskan pertanyaan penelitian Identifikasi variabel Penetapan subyek Melakukan observasi Melakukan analisis korelasi

Contoh kasus

Penelitian untuk mencari hubungan antara kebiasaan menggunakan obat nyamuk semprot dengan kejadian batuk kronik berulang (BKB). Pertanyaan penelitian: Apakah ada hubungan antara kebiasaan menggunakan obat nyamuk semprot dengan kejadian batuk kronik berulang (BKB).

Contoh kasus
Identifikasi variabel: Faktor resiko yang diteliti: penggunaan obat nyamuk semprot Efek: BKB pada balita Faktor resiko yang tidak diteliti: riwayat asma dalam keluarga, tingkat sosial ekonomi, jumlah anak dll. Penetapan subyek penelitian: Populasi terjangkau: Balita pengunjung poliklinik yang tidak memiliki riwayat asma dalam keluarga, tingkat sosial ekonomi, jumlah anak Sampel: dipilih sejumlah anak balita sesuai dengan perkiraan besar sampel (misalnya 250 anak)

Contoh kasus

Pengukuran: Faktor resiko: ditanyakan apakah di rumah subyek biasa digunakan obat nyamuk semprot Efek: dengan kriteria tertentu ditetapkan apakah subyek menderita BKB

BKB Obat nyamuk

Ya

Tidak

Jumlah

Ya Tidak

30 15

70 135

100 150

Contoh kasus
Interpretasi: Ada 100 anak terpejan obat nyamuk, 30 anak menderita BKB ---tingkat prevalens: 30/100=0,3 Ada 150 anak yg tidak terpejan obat nyamuk; 15 anak menderita BKB ---- tingkat prevalens: 15/150=0,1 Rasio prevalens= 0,3/0,1= 3 Rasio prevalens = 1 artinya tidak ada pengaruh Rasio prevalens > 1 berarti variabel tersebut merupakan faktor resiko

Kelebihan Cross sectional


1. 2. 3. 4.

Memungkinkan menggunakan populasi masyarakat umum Desain relatif mudah, murah dan hasil cepat didapat Dapat untuk meneliti sekaligus banyak variabel Dapat dimasukkan sebagai tahapan pertama untuk penelitian Kohort atau eksperimen

Kelemahan
1. 2. 3. 4. 5.

Sulit menentukan sebab akibat karena pengambilan data resiko dan efek dilakukan secara bersamaan Studi prevalensi lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang panjang dari pada yang pendek Dibutuhkan subyek uji yang besar Tidak menggambarkan perkembangan penyakit, insiden maupun prognosis Tidak praktis untuk meneliti kasus yang jarang

Langkah2 rancangan Case Control Study

Merumuskan pertanyaan penelitian Identifikasi variabel: faktor resiko dan efek Penetapan subyek Melakukan observasi Melakukan analisis data

CASE STUDY / CASE CONTROL


Populasi (sampel) Efek (+) = kasus

MATCHING

Efek (-) = kontrol

Retrospektif

Retrospektif

FR (+) (A)

FR (-) (B)

FR (+) (C)

FR (-) (D)

OR

AxD BxC

40

Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

Contoh kasus
di suatu kecamatan ditemukan kematian neonatus sangat tinggi yang kemungkinan disebabkan oleh pemotongan tali pusar yang tidak steril Pertanyaan penelitian: Bagaimanakah pengaruh pemotongan tali pusar secara steril dalam mencegah kematian neonatus? Desain penelitian: studi kasus kontrol dengan population based Kasus: semua bayi yang lahir di kecamatan A dalam waktu B, yang meninggal dalam 28 hari pertama Kontrol: semua bayi yang lahir di kecamatan A dalam waktu B, yang masih hidup setelah 28 hari Faktor preventif yang ingin diteliti: pemotongan tali pusat yang steril

Contoh kasus

Pengukuran: Faktor resiko: pemotongan talipusat secara steril Efek: insidensi kematian

pemotongn Neonatus

Tak steril

steril

Jumlah

kasus kontrol

38 1120

63 3615

101 4735

Hasil
Rasio odds= 38x3615/1120x63 = 1.95 PAR (Population attribute risk)= 1120/4735x(1.95-1) = 0.49 1120/4735x(1.95-1) + 1 Kesimpulan: hampir 50 % kasus kematian neonatus dapat dicegah dengan menghilangkan faktor resiko yaitu pemotongan tali pusat yang tidak steril

Contoh : CASE CONTROL STUDY


Diet, GSTM1 and GSTT1 and head and neck cancer, Carcinogenesis,25(5):735-740. lampiran 3
Gaudet MM, Olshan, AF, Poole C, Weissler MC, Watson M and Bell DA, 2004,

RPNE, case control study retrospektif Faktor resiko: -konsumsi buah dan sayur -GST genotipe Efek: Head and neck cancer Metode: -interview, kuisioner pola diet Efek (+) (kasus) interview intake 1 tahun sebelum diagnosis Efek (-) (kontrol) interview intake tahun sebelumnya -pengambilan sampel darah Analisis: Odds ratio dengan confidential interval (CI) 95%
44 Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

Kelebihan
Dapat untuk meneliti kasus yang jarang Hasil dapat diperoleh dengan cepat Beaya relatif sedikit Subyek penelitian relatif sedikit Dapat mengidentifikasi berbagai faktor resiko

kelemahan
Daya ingat responden kurang baik, catatan medik

tidak akurat --- bias data Validasi informasi sukar diperoleh Kontrol dan kasus sering tidak seimbang dalam faktor eksternal Tidak dapat dipakai untuk lebih dari satu variable dependen

Contoh : CASE CONTROL STUDY


Diet, GSTM1 and GSTT1 and head and neck cancer, Carcinogenesis,25(5):735-740. lampiran 3
Gaudet MM, Olshan, AF, Poole C, Weissler MC, Watson M and Bell DA, 2004,

RPNE, case control study retrospektif Faktor resiko: -konsumsi buah dan sayur -GST genotipe Efek: Head and neck cancer Metode: -interview, kuisioner pola diet Efek (+) (kasus) interview intake 1 tahun sebelum diagnosis Efek (-) (kontrol) interview intake tahun sebelumnya -pengambilan sampel darah Analisis: Odds ratio dengan confidential interval (CI) 95%
47 Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

Langkah2 rancangan Study Kohort


Merumuskan pertanyaan penelitian Penetapan subyek Memilih kelompok kontrol Identifikasi variabel: faktor resiko dan efek Melakukan observasi Melakukan analisis data

COHORT STUDY
Populasi (sampel) Subjek dengan efek (-) = kasus FR (+) FR (-)

Prospektif

Prospektif

Efek (+) (A)

Efek (-) (B)

RR
49

A : C A+B C+D

Efek (+) (C)

Efek (-) (D)

Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

Contoh
Penelitian dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara ibu perokok pasif (ayah merokok) dengan kelahiran kecil untuk masa kehamilan pada bayi Pertanyaan penelitian: Bagaimanakah pengaruh ibu perokok pasif (ayah merokok) terhadap kelahiran kecil untuk masa kehamilan pada bayi? Desain penelitian: studi kohort Subyek kohort: ibu hamil dengan perokok pasif Kontrol: ibu hamil bukan perokok pasif/aktif

Contoh kasus

Pengukuran: Faktor resiko: perokok pasif Efek: insidensi kelahiran kecil

pemotongn Neonatus Perokok pasif Non perokok

kecil

Normal

Jumlah

30 12

970 988

1000 1000

Hasil
Resiko Relatif= 30x1000/12x1000 = 2,5 Kesimpulan: Perokok pasif memberikan resiko relatif untuk kelahiran kecil sebesar 2,5 kali

Contoh : COHORT STUDY


Genetic polymorphisms and the effect of cigarette smoking in the comet assay, Mutagenesis,20(5):359-364. lampiran 4
Hoffmann H, Isner C, Hogel J and Spei G, 2005,

RPNE, cohort study prospektif Tujuan: evaluasi polimorfisme gen pada perokok dan nonperokok, terkait dengan kerusakan DNA yang diinterpretasi melalui comet assay Faktor resiko: -polimorfisme pada gen GSTM1, CYP1A1, DNA repair gene) -merokok Diamati ke depan apakah menimbulkan efek Efek: kerusakan DNA yang diukur dengan comet assay Variabel kendali: umur, status kesehatan, konsumsi alkohol, obat dan vitamin Metode: -interview -comet assay untuk melihat efek kerusakan DNA Analisis statistik: Anova
53 Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

Kelebihan
Disain terbaik untuk menentukan insidens perjalanan

penyakit Pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progresif dan dapat menerangkan hubungan faktor resiko dengan efek secara lebih jelas Dapat digunakan untuk meneliti beberapa efek sekaligus

kelemahan
Memerlukan waktu lama dan rumit Sarana dan beaya tinggi Terancam adanya drop out Menimbulkan masalah etika

Contoh : COHORT STUDY


Genetic polymorphisms and the effect of cigarette smoking in the comet assay, Mutagenesis,20(5):359-364. lampiran 4
Hoffmann H, Isner C, Hogel J and Spei G, 2005,

RPNE, cohort study prospektif Tujuan: evaluasi polimorfisme gen pada perokok dan nonperokok, terkait dengan kerusakan DNA yang diinterpretasi melalui comet assay Faktor resiko: -polimorfisme pada gen GSTM1, CYP1A1, DNA repair gene) -merokok Diamati ke depan apakah menimbulkan efek Efek: kerusakan DNA yang diukur dengan comet assay Variabel kendali: umur, status kesehatan, konsumsi alkohol, obat dan vitamin Metode: -interview -comet assay untuk melihat efek kerusakan DNA Analisis statistik: Anova
56 Pelatihan Metodologi Penelitian,15-30 Agustus 2008

You might also like