You are on page 1of 3

BAB II

MERUMUSKAN MASALAH DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Menemukan Masalah Menemukan permasalahan yang akan diteliti sebaiknya guru membuat catatan-catatan setiap kali melakukan aktivitas pembelajaran. Dengan catatan tersebut guru bisa memikirkan kekurangan atau kelebihan dalam pembelajaran. Dari kekurangan itulah guru bisa menjadikan sebagai bahan PTK. Permasalahan bisa datang dari siswa maupun dari guru. Jadi, guru dituntut untuk jujur mengenai kekurangan yang datang dari guru itu sendiri. Salah satu ciri PTK adalah munculnya masalah memang dirasakan oleh guru sebagai sesuatu yang masih sulit dipecahkan, namun guru menyadari bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki guna memecahkan masalah tersebut. Agar dapat merasakan adanya masalah dan mampu mengungkap masalah tersebut, maka sebagai guru dituntut untuk jujur pada diri sendiri dan menyadari bahwa pembelajaran yang dikelola adalah bagian penting dari dunianya. Beberapa prinsip masalah yang sebaiknya diteliti : 1. Tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas. 2. Masalah tersebut menunjukkan kesenjangan antara fakta dengan kondisi ideal yang sebenarnya dihadapi guru dalam proses pembelajaran. 3. Adanya kemungkinan docarikan solusinya melalui tindakan yang kongkret yang dapat dilakukan guru jangan memilih masalah yang berada diluar kemampuan untuk mengatasinya. 4. Masalah tersebut memungkinkan dicari faktor yang menimbulkannya yang dapat digunakan sebagai landasan untuk merumuskan alternatif pemecahannya. 5. Pilih permasalahan yang penting serta melibatkan guru dalam aktifitas yang diprogramkan sekolah. 6. Kaitkan PTK dengan prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.

B. Identifikasi Masalah Dalam melakukan identifikasi masalah kita bisa mencari dan menduga kaitan antar masalah-masalah yang muncul di kelas. Ketika mengidentifikasi masalah, guru harus menuliskan apa yang dirasakan, dialami dan ditemukan. Contoh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya dibawah KKM. Kemampuan berfikir rasional sngat lemah. Tingkat kehadiran siswa rendah. Siswa kurang aktif dan cenderung pasif. Siswa cenderung tidak fokus. Praktikum tidak pernah dilakukan. Siswa kurang terampil.

C. Analisis Masalah Dan Perumusan Masalah. Setelah melakukan identifikasi, selanjutnya melakukan analisis masalah dengan introspeksi diri melalui pertanyaan-pertanyaan : 1. 2. 3. Mengapa hasil belajar siswa dalam pembelajaran selalu rendah? Apakah cara mengajar saya kurang menarik? Mengapa peran serta siswa dalam pembelajaran masih kurang? Masalah yang berhasil dianalisis mungkin lebih dari satu dan masih cukup luas untuk dikaji maka, perlu memfokuskan perhatian pada masalah yang mungkin dapat dipecahkan melalui PTK. Selanjutnya perlu merumuskan masalah dalam bentuk kalimat tanya. Contoh rumusan masalah : 1. Apakah penerapan metode eksperimen berbasis kinerja dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa kelas V SDN 02 Balerejo dalam belajar IPA? 2. Bagaimana pengembangan pembelajaran berbasis PBL pada mata pelajaran IPS untuk kelas IV SDN 02 Balerejo?

D. Perumusan Hipotesis Tindakan Setelah merumuskan masalah, guru perlu menyusun hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang dianggap terbaik dalam mengatasi masalah. Hipotesis disusun berdasarkan kajian berbagai teori, hasil penelitian yang pernah dilakukan dan relevan, diskusi dengan teman sejawat, serta refleksi pengalaman sendiri bagi guru. Contoh : 1. Penerapan metode eksperimen berbasis kinerja dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa kelas V SDN 02 Balerejo dalam belajar IPA. 2. Penerapan PBL pada mata pelajaran IPS akan lebih menarik dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun, jika disajikan melalui diskusi dan masalah yang dibahas adalah masalah yang masih hangat dan terkait dengan kehidupan sehari-hari atau dari lingkungan siswa.

You might also like