You are on page 1of 17

1

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA KERTAS ORIGAMI SISWA KELAS 4 SDN NGLAMES 1

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Dosen Pengampu : Drs. Edy Siswanto, M.Pd.,

Disusun Oleh:

Erfik Timur Setiyadi

( 09.141.071 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil alamin hamdan yuwafini amahu wayukafi umazidah, ya rabbna lakal hamdu kamalijala liwajhikal waadhimisulthan. Puji syukur kehadhirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya penulis berada dalam keadaan sehat walafiat sehingga telah dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Laporan ini merupakan salah satu syarat bagi setiap mahasiswa FIP prodi S1 PGSD (Pendididkan Guru Sekolah Dasar) untuk menyelesaikan studinya sehingga kelak dari pengalaman ini dapat menambah pengalaman dan wawasan yang lebih luas serta dapat menciptakan nuansa yang lebih baru. Keberhasilan penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan serta arahan dari berbagai pihak baik itu secara individu maupun secara umum terutama bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas dari pembimbing, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Drs. Dr. Parji, M. Pd. , Rektor IKIP PGRI Madiun 2. Bapak Drs. Teguh Suharto, M. Pd. , Kepala UPK IKIP PGRI Madiun 3. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd., Dosen Pembimbing 4. Bapak Triyono, S.Pd , Kepala SDN 01 Nglames 5. Bapak, Ibu guru pamong serta staf dan karyawan SDN 01 Nglames 6. Siswa - siswi SDN 01 Nglames Serta kepada semua pihak yang telah membantu, kami tidak bisa

membalas jasa yang telah diberikan kepada kami, hanya kepada Tuhan jualah, kami berserah diri semoga semua apa yang telah diberikan itu mendapat imbalan yang setimpal. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Madiun, Januari 2013

Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Ditemukan fakta bahwa siswa kelas 4 SDN 01 Nglames banyak mengalami kesulitan dalam memehami materi tentang bangun datar. Hasil ulangan menunjukkan bahwa : hanya 4 siswa (13%) yang mempunyai nilai antara 75-100: sedangkan 20 siswa (67%) mencapai nilai antara 50-75, dan ada 6 siswa (20%) yang memperoleh nilai dibawah 50,00 padahal standar ketuntasan minimal yang ditentukan oleh SDN 01 Nglames adalah 75,00. Nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa kelas 4 SDN 01 Nglames adalah 58,00 nilai rata-rata yang jauh dibawah standar ketuntasan minimal. Dalam pembelajaran sehari-hari, guru menjelaskan materi tentang bangun datar secara lisan, di gambarkan contoh-contoh di papan tulis dan juga diberikan soal-soal latihan, dan juga diberikan pekerjaan rumah bagi siswa kelas 4 SDN 01 Nglames. Akan tetapi itu masih kurang dalam memberikan pemahaman materi tentang bangun datar. Dalam kegiatan pembelajaran siswa terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Bahkan ketika guru menyampaikan materi pembelajaran tentang bangun datar siswa cenderung ramai dan juga bermain sendiri. Siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan baik secara lisan maupun yang digambar di papan tulis. Ketika diberi kesempatan untuk bertanya hanya sedikit yang mengajukan pertanyaan. Sedangkan ketika siswa di berikan pertanyaan hanya satu-dua orang saja yang bisa menjawab pertanyaan yang telah di berikan dengan benar. Bahkan ketika guru memberikan latihan soal kepada siswa, siswa kelihatan kebingungan dalam menyelesaikan soal dan setelah dikoreksi hasil nya mayoritas siswa mendapatkan nilai yang rendah. Terlihat siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal tadi itu di dasari pada saat diberikan materi siswa bermain sendiri tanpa memperhatikan materi yang telah diberikan. Akar penyebab dari rendahnya pemahaman siswa terhadap materi bangun datar karena diduga guru kurang kreatif dalam menyampaikan materi terutama

dalam penggunaan media. Karakteristik siswa kelas 4 SD adalah kemampuan berfikir mereka masih kongkrit, sedangkan selama ini siswa-siswi sudah diajar dengan berfikir abstrak, pembelajaran dilakukan hanya menjelaskan nama-nama bangun datar dan menggambarkannya di papan tulis.keadaan tersebut

menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi bangun datar. Pembelajaran matematika khususnya materi bangun datar seharusnya

disampaikan dengan menggunakan benda kongkrit salah satunya dengan menggunakan kertas origami. Karena pola pikir siswa kelas 4 SD masih pada kemampuan berfikir kongkrit. Dengan menggunakan kertas origami diharapkan keaktifan, minat belajar dan kemampuannya akan meningkat sehingga prestasi belajarnya pun akan meningkat. Proses pemecahan masalah untuk meningkatkan prestasi belajar

matematika khususnya materi bangun ruang adalah dengan menggunakan kertas origami sebagai media pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti akan berupaya meningkatkan prestasi belajar matematika dengan menggunakan media kertas origami. Dengan bantuan kertas origami diduga siswa akan mengalami peningkatan prestasi belajar matematika khususnya pada materi bangun datar sehingga siswa dapat mencapai ketuntasan. Untuk itu penelitian ini sangat penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.Apakah media kertas origami dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi bangun datar siswa kelas 4 SDN 01 Nglames ? 2. Bagaimana penerapan pembelajaran dengan menggunakan kertas origami pada siswa kelas 4 SDN 01 Nglames ?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sabagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah media kertas origami dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas 4 SDN 01 Nglames 2. Mendeskripsikan penerapan pembelajaran dengan media kertas origami dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas 4 SDN 01 Nglames

D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut : Jika siswa kelas 4 SDN 01 Nglames dibelajarkan dengan menggunakan media kertas origami maka prestasi belajar matematika akan meningkat.

E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian, manfaat yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut : Bagi siswa Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa karena Siswa akan lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran. Bagi Guru Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk mengajar pembelajaran materi bangun datar. Bagi Sekolah Memberikan sumbangan yang bersifat teoritik pada khasanah pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran di SD.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Media Pembelajaran Terdapat beberapa pengertian mengenai mengenai media pembelajaran yang menjelaskan arti media yang dapat menunjang proses pembelajaran. Heinich dan kawan-kawan (2007 : 4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, gambar-gambar cetakan dan yang sejenisnya adalah media komunikasi. Berdasarkan kutipan diatas secara tidak langsung dijelaskan bahwa media pembelajaran sangat berperan dalam keberlangsungan proses pembelajaran, dengan kata lain bahwa guru sebagai pengajar menggunakan media yang tepat dalam penyampaian pembelajarannya siswa akan lebih mudah mengetahui materi yang ingin disampaikan guru. Penggunaan media pembelajaran membuat proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien sebagaimana dinyatakan oleh yudhi muhadi ( 2010 : 8) media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif. Jerome Brunner (Yudhi Munadhi, 2010: 14) terdapat tiga jenis pengalaman manusia dalam memperoleh pengetahuan yaitu pengalaman abstrak, ionic, dan enactive. a. Pengalaman abstrak atau symbolic ecperience Pengalaman ini didefinisikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk atau dipandang sebagai wakil sesuatu lainnya. Sebagai contoh, Ketika guru menyampaikan materi ajarnya melalui bahasa ceramah yang mengakibatkan proses komunikasi dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak efektif dan siswa cenderung pasif.

b. Pengalaman ionic atau gambar. Pengalaman ini juga termasuk simbol. Gambar tulisan mesir kuno telah digunakan 5000 tahun yang lalu dan telah berhasil diterjemahkan oleh seorang Prancis bernama Champoleon. Demikian, manusia mengalami perkembangan melalui pengalaman gambar. c. Pengalaman langsung atau enactive Pengalaman ini dialami secara langsung secara nyata, maka proses pencarian pengetahuan yang dialami manusia berjalan efektif, semua indera ikut terlibat dalam proses tersebut. Dalam usaha memanfaatkan media dalam proses pembelajaran Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkatan pengalaman dlam kerucut tersebut berdasarkan seberapa banyak indera yang terlibat didalamnya.

B. Jenis Media Belajar Kemp & Dayton dalam Media Pembelajaran (Azhar Arsyad , 2007: 37) mengelompokan media kedalam delapan jenis , yaitu 1) media cetakan contohnya: surat kabar, brosur,pamplet,dll. 2) media panjang contohnya: papan tulis, papan magnetik, papankain, dll., 3) overhead transparansi/OHP ( Proyektor transparansi) , 4) rekaman audiotape contohnya: tape recorder , 5) seri slide dan filmstrips/ film bingkai , 6) penyajian multiimage, 7) rekaman video dan film hidup dan 8) komputer. Salah satu media yang digunakan penulis adalah media papan magnetik. Media ini termasuk dalam media panjang yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi didepan kelompok kecil. Media ini meliputi papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan buletin, dan pameran. Media panjang yang paling sederhana dan hampir selalu tersedia adalah papan tulis. Dalam usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti kebenarannya, yaitu pelajaran harus sebanyakbanyaknya berinteraksi dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diharapkan dapat diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal. Media yang

mempunyai potensi untuk meningkatkan prestasi siswa terhadap materi pelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Marso (dalam Utami:2000) menyatakan bahwa media mempunyai fungsi sebagai sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa antara lain mendorong motivasi belajar dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Dari pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa dengan media yang sesuai dengan pembelajaran akan memudahkan dan mempertinggi penguasaan siswa terhadap materi. Jika demikian dapat dikatakan kemampuan media papan magnetik dalam pembelajaran dapat merangsang minat dan perhatian siswa, sehingga membantu siswa dalam memahami dan mengingat isi informasi bahan dalam pembelajaran yang menyertainya. Dari hasil pembahasan tersebut dapat memperjelas bahwa media gambar berpengaruh dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Media Kertas Origami 1. Pengertian Origami Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan. Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula sejak kertas diperkenalkan pada abad pertama di zaman Tiongkok kuno pada tahun 105 Masehi oleh Tsai Lun. Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal dari Tiongkok adalah tongkang (jung) dan kotak. Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donch (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta. Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.

10

2. Langkah- langkah Penggunaan media kertas origami Guru membagikan pada siswa kertas origami dengan berbagai warna dan masing-masing kertas tersebut telah dibentuk berbagai macam bangun datar. Seperti persegi, persegi panjang, segitiga, dan layang-layang. Kemudian guru menjelaskan ciri-ciri dari berbagai jenis bangun datar disertai pemberian contoh dengan kertas origami. Siswa pun akan lebih mengerti karena mereka melihat bangun tersebut secara kongkrit. Kemudian siswa mencoba menyebutkan nama-nama daftar bangun datar diseratai ciri-cirinya berdasarkan kertas yang telah di pegang oleh masingmasing siswa.

D. Prestasi Belajar Matematika Prestasi adalah hasil karya yang dicapai. Usman dan Setiawati dalam jurnal(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd =2&ved=0CDAQFjAB&url=http%3A%2F%2Frepository.univpancasila.ac.id %2Findex.php%3Foption%3Dcom_docman%26task%3Ddoc_download%26 gid%3D1079%26Itemid%3D9&ei=kADHUJfBCIvorQe_rIHQAQ&usg=AF QjCNF7pcdH8unvT39l5sems2o35GRtmQ&sig2=WAHjVWB0YuY_ss86mv uMSg diakses pada tanggal 12/12/2012 pukul 12.00 WIB) mengemukakan, bahwa proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timba1 batik yang berlangsung dalam situasi yang edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar menurut Burton dalam Aunurrahman (2010: 35) adalah perubahan tingkah laku pada diri individu dengan lingkungan sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan. Witherington (Aunurrahman, 2010: 35) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian, atau suatu pengertian.

11

Wragg (Aunurrahman, 2010: 35-36) ciri-ciri umum kegiatan belajar adalah: (a) menunjukkan aktifitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Oleh sebab itu, pemahaman kita pertama yang sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang disengaja (direncanakan oleh pembelajar sendiri dalam bentuk suatu aktivitas tertentu), (b) belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau objek-objek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, dan (c) hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Di atas telah dijelaskan mengenai definisi prestasi dan belajar. Prestasi belajar menurut Bambang (2008: 73) adalah hasil belajar yang dicapai siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih jelas dikemukakan bahwa prestasi belajar adalah kemajuan atau hasil belajar yang berupa pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang dicapai siswa, yang biasanya ditunjukkan dengan skor atau nilai. Lanawati dalam Novita (2011: 7) prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: (1) faktor-faktor yang ada pada siswa meliputi taraf intelegensi, bakat khusus, taraf pengetahuan yang dimiliki, taraf kemampuan berbahasa, taraf organisasi kognitif, motivasi, kepribadian, perasaan, sikap, minat, konsep diri, dan kondisi fisik serta psikis, (2) faktor-faktor yang ada pada lingkungan rumah meliputi hubungan antar orang tua, hubungan orang tua-anak, jenis pola asuh dan keadaan sosial ekonomi keluarga, (3) faktor-faktor di lingkungan sekolah meliputi guru (kepribadian guru terhadap siswa, keterampilan didaktik, dan gaya mengajar), kurikulum, organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah dengan orang tua, dan lokasi sekolah, (4) faktor-faktor pada lingkungan sekolah yang lebih luas meliputi keadaan sosial, ekonomi, politik, dan keadaan fisik (cuaca dan iklim). Belajar mempengaruhi tiga ranah menurut taksonomi bloom dan kawan-kawan, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dalam taksonomi bloom lama, ranah kognitif dari tingkatan paling rendah ke tinggi adalah: (1) pengetahuan, berupa kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan, (2) pemahaman, berupa kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal yang dipelajari, (3)

12

penerapan, berupa kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, (4) analisis, berupa kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, (5) sintesis, berupa kemampuan membentuk suatu pola baru, (6) evaluasi, berupa kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasar kriteria tertentu. Dalam taksonomi bloom baru, ranah kognitif dari tingkatan paling rendah ke tinggi menjadi (Widodo, 2006): (1) Menghafal (remember), berupa menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang meliputi mengingat dan mengenali. (2) Memahami (understand), berupa mengkonstruk makna/pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyusun skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman. Kategori memahami mencakup 7 proses kognitif yaitu menafsirkan (interpreting), memberi contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classfying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining). (3) Aplikasi (applying), berupa penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas meliputi menjalankan dan mengimplementasikan. (4) Menganalisis (analizing), berupa menguraikan suatu permasalahan atau objek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antara unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya meliputi membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributing). (5) Mengevaluasi (evaluate), berupa membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada meliputi memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing). (6) Membuat (create), berupa menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan meliputi membuat (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producting).

13

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan peneliti tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas, atau memecahkan masalah pembelajaran di kelas atau di latar penelitian yang dilakukan secara bersiklus. Tindakan penelitian menggunakan siklus yang terdiri dari tahap : 1. Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah : a Membuat skenario pembelajaran (RPP) tentang materi bangun datar b Membuat lembar observasi : untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika latihan atau menggunakan media origami c Menyiapkan media kertas origami yang diperlukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar matematika. d Mendesain dua alat evaluasi untuk melihat : Bagaimana perhatian siswa dalam memahami mata pelajaran matematika dengan materi bangun datar Bagamana peningkatan prestasi belajar matematika

2. Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan ( pembelajaran dengan menggunakan media kertas origami).

14

3. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. 4. Refleksi Hasil yang didapatkan dalam tahap obsevasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi, apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi bangun datar. Adapun skema prosedur Penelitian tindakan Kelas ( PTK ) adalah sebagai berikut :

B. Latar dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Nglames Kecamatan Madiun kab.madiun, dengan subjek siswa kelas 4 sebanyak 30 siswa terdiri dari 15 lakilaki dan 15 perempuan.

15

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan aturan yang telah ditetapkan. Tes yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini adalah tes tertulis dengan jawaban singkat dengan soal jumlahnya adal 5 ( lima ) butir. 2. Observasi Observasi dilakukan terhadap berbagai hal atau faktor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Observasi berpedoman pada

aktivitas siswa dan guru dalam perbaikan pembelajaran di kelas dan hasil dukumen prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika atau data yang dibutuhkan. Pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran matematika tentang materi bangun datar. Hal ini disebut observasi pasip atau atau pengalaman tanpa berperan serta. 3. Dukumentasi Dukumentasi dalam pengumpulan data ini bersumber dari buku daftar nama anak Kelas IV SD Negeri 01 Nglames Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun sejumlah 30 siswa yang terdiri dari laki lakii 15 anak dan perempuan 15 anak yang diperoleh dari Buku Induk siswa yang tersimpan di kantor SD.

16

D. Instrumen Penelitian 1. Soal (evaluasi) 2. Lembar pengamatan 3. RPP dan nilai ulangan harian.

E. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dengan cara menghitung presentasi dan nilai rata-rata, terutama data-data yang berupa angka ( berupa nilai / score yang dicapai siswa)

17

Daftar Pustaka
Ibadullah Malawi. 2011. Penelitian Pendidikan. Madiun. Ibadullah Malawi. 2012. Penelitian tindakan kelas. Madiun. Bambang Budi Wiyono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press. Burhan Mustaqim dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Nana Sudjana, Ahmad Rivai.1999.Media Pengajaran. C.V Sinar Baru : Bandung. Oemar Hamalik.2000. Media Pendidikan. P.T Citra Aditya : Bandung. Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta

You might also like