You are on page 1of 6

AUTISME

DEFINISI Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. Autis juga dapat diartikan sebagai kelainan tingkah laku akibat disfungsi neurologi yang ditandai dengan penurunan interaksi social, penurunan komunikasi baik verbal maupun nonverbal dan adanya tingkah laku yang stereotype dan restriktif.

EPIDEMIOLOGI Prevalensi autis sekitar 16-40 kasus dari 10.000 anak sekolah. Autis lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan (3-4 : 1). Tidak ada predileksi untuk ras, etnik dan tingkat social ekonomi.

ETIOLOGI Sepuluh tahun yang lalu penyebab autisme belum banyak diketahui dan hanya terbatas pada faktor psikologis saja. Tetapi sekarang ini penelitian mengenai autisme semakin maju dan menunjukkan bahwa autisme mempunyai penyebab neurobiologist yang sangat kompleks. Gangguan neurobiologist ini dapat disebabkan oleh interaksi faktor genetik dan lingkungan seperti pengaruh negatif selama masa perkembangan otak.

FAKTOR RISIKO Faktor-faktor risiko yang dapat mendukung terjadi nya autis yaitu :

1. Genetis ,abnormalitas genetic dapat menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel-sel saraf dan sel otak. 2. Keracunan logam seperti mercury yang banyak terdapat dalam vaksin imunisasi atau pada makanan yang dikomsumsi yang sedang ibu hamil ,misalnya ikan dengan kandungan logam berat yang tinggi.sehingga para peneliti membuktikan bahwa didalam tubuh anak atisme terkandung timah hitam dan mercury dalam kadar yang relative tinggi. 3. Terjadi kegagalan pertumbuhan otak karena nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan otak tidak diserap oleh tubuh, ini terjadi karena adanya jamur dalam lambung dan juga nutrisi tidak terpenuhi karena factor ekonomi. 4. Terjadi autoimun pada tubuh penderita yang merugikan perkembangan tubuhnya sendiri.imun adalah kekebalan tubuh terhadap virus/bakteri penyakit,sedangkan autoimun adalah kekebalan yang dikembangkan oleh tubuh penderita itu sendiri yang justru kebal terhadap zat-zat penting dalam tubuh dan menghancurkannya. 5. Brain disease (TORCH infections) 6. Brain abnormalities (microcephaly, hydrocephalus) 7. Metabolic diseases (PKU, MPS) 8. Kelainan otak postnatal yang didapat (Encephalitis, Meningitis) 9. Encephalopathy 10. Neoplasma 11. Genetic disorder (Tuberous sclerosis, fragile X Syndrome)

MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala dapat dilihat berdasarkan DSM-IV dengan cara seksama mengamati perilaku anak dalam berkomunikasi,bertingkalaku dan tingkat perkembanganya yakni yang terdapat pada penderita autism dengan membedakan usia anak.Tanda dan gejala dapat dilihat sejak bayi dan harus diwaspadai: Usia o-6 bulan:

Bayi tampak terlalu tenang (jarang menangis) Terlalu sensitive,cepat terganggu/terusik

Tidak ditemukan senyum social diatas 10 minggu Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan Perkembangan motorik kasar/halus sering tampak normal

Usia 6-12 bulan:


Bayi tampak terlalu tenang Terlalu sensitive Sulit di gendong Tidak ditemukan senyum sosial Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan

Usia 1-2 tahun:


Kaku bila di gendong Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba,da...da) Tidak mengeluarkan kata Tidak tertarik pada boneka Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar dan halus

Usia 2-3 tahun:


Tidak bias bicara Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan orang lain (teman sebaya) Hiperaktif Kontak mata kurang

Usia 3-5 tahun:


Sering didapatkan ekolalia (membeo) Mengeluarkan suara yang aneh(nada tinggi ataupun datar) Marah bila rutinitas yang seharus berubah Menyakiti diri sendiri (membentur kepala)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Neutrologis Test neupsikologis

Test pendengaran MRI(Magnetic resonance imaging) EEG(elektro encepalogram) Pemeriksaan darah Pemeriksaan urine.

DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis menurut DSM IV

A. Interaksi Sosial (minimal 2): 1. Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju 2. Kesulitan bermain dengan teman sebaya 3. Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/minat 4. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah B. Komunikasi Sosial (minimal 1): 1. Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal 2. Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris 3. Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip 4. Cara bermain kurang variatif/imajinatif, kurang imitasi social C. Imaginasi, berpikir fleksibel dan bermain imaginatif (minimal 1): 1. Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan, baik intensitas dan fokusnya 2. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak berguna 3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu dari suatu benda

TATALAKSANA

Farmakologi Kimia otak yang kadarnya abnormal pada penyandang autis adalah serotonin 5Hydroxytryptamine(5HT) yaitu neurotransmitter atau penghantar singnal ke sel-sel saraf.Sekitar 30-50% penyandang autis mempunyai kadar serotonin dalam darah. Kadar

norepinefrin,dopamin,dan serotonin 5-HT pada anak normal dalam keadaan stabil dan saling berhubungan.Akan tetapi,tidak demikian pada penyandang autis.Terapi psikofarmakologi tidak mengubah riwayat keadaan atau perjalanan autis tetapi efektif mengurangi perilaku autistic seperti hiperaktivitas,penarikan diri,stereotipik,menyakiti diri sendiri,agresifsifitas dan gangguan tidur. Risperidone bisa digunakan sebagai antagonis reseptor dopamine D2 dan seroton 5-HT untuk mengurangi agresifitas,hiperaktivitas,dan tingkalaku yang menyakiti diri sendiri.

Keperawatan

Terapi wicara: membantu anak melancarkan otot-otot mulut sehingga membantu anak berbicara yang lebih baik.

Terapi okupasi: untuk melatih motorik halus anak Terapi perilaku:anak autis sringkali merasa frustasi.teman-temannya sringkali tidak memahami mereka.mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya,mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara,cahaya dan sentuhan.Maka tak heran mereka sering mengamuk.Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latarbelakang dari perilaku negative tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya.

** Tatalaksana lain

Educational Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada: Applied Behavior Analysis (ABA) yang prinsip-prinsipnya digunakan dalam penelitian Lovaas sehingga sering disamakan dengan Discrete Trial Training atau Intervensi Perilaku Intensif.

Pendekatan

developmental

yang

dikaitkan

dengan

pendidikan

yang

dikenal

sebagai Floortime.

TEACCH (Treatment and Education of Autistic and Related Communication Handicapped Children).

Biological Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada: diet, pemberian vitamin dan pemberian obat-obatan untuk mengurangi perilaku-perilaku tertentu (agresivitas, hiperaktif, melukai diri sendiri, dsb.). Speech Language Therapy (Terapi Wicara), meliputi tetapi tidak terbatas pada usaha penanganan gangguan asosiasi dan gangguan proses auditory/pendengaran.

Komunikasi, peningkatan kemampuan komunikasi, seperti PECS (Picture Exchange Communication System), bahasa isyarat, strategi visual menggunakan gambar dalam berkomunikasi dan pendukung-pendukung komunikasi lainnya.

Pelayanan Autisme Intensif, meliputi kerja team dari berbagai disiplin ilmu yang memberikan intervensi baik di rumah, sekolah maupun lngkungan sosial lainnya.

Terapi yang bersifat Sensoris, meliputi tetapi tidak terbatas pada Occupational Therapy (OT), dan Auditory Integration Training (AIT).

You might also like