You are on page 1of 46

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN DI SMA 1 NEGERI JEPON

OLEH:

1. AHMAD SYAIFUL ANAM 2. REZA ANDRIAWAN 3. YERI UTAMI 4. SITI NUR FADILLAH 5. JARYOKO 6. KUSNI 7. SITI NUR KHOLIFAH 8. RITA LATIFAH YUNITA 9. MENIK SUSANTI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH BLORA TAHUN AKADEMIK 2011/ 2012

PENGESAHAN

Laporan praktek pengalaman lapangan di SMA 1 NEGERI JEPON ini diterima untuk memenuhi sebagian dari tugas-tugas praktek keguruan pada: Hari Tanggal : Senin : 9 Januari 2012

Disahkan oleh Dosen Pembimbing

Disetujui Kepala Sekolah

Mardian Hayati, M. Ag

Dra. Tiknowati, M.pd NIP. 19550606 197903 2 007 Mengetahui

Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Blora Ketua,

NASRULLAH NBM.1095625

MOTTO

Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)

"Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu karena hal itu lebih patut agar engkau sekalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu." Muttafaq Alaihi.

Janganlah bangga akan tubuhmu, tetapi banggalah atas kebersihan jiwa sucimu. ( PETA)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadhirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya penulis berada dalam keadaan sehat walafiat sehingga telah dapat menyelesaikan laporan program pengalaman lapangan. Laporan ini penulis buat berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan pengalaman langsung selama mengikuti praktek pengalaman lapangan (PPL) di SMA 1 NEGERI JEPON. Laporan ini merupakan salah satu syarat bagi setiap mahasiswa STAI

MUHAMMADIYAH untuk menyelesaikan studinya sehingga kelak dari pengalaman ini dapat menembah pengalaman dan wawasan yang lebih luas serta dapat meciptakan nuansa yang lebih baru. Keberhasilan penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan serta arahan dari berbagai pihak baik itu secara individu maupun secara umum terutama bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas dari pembimbing, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Dosen pembimbing 2. Kepala SMA 1 NEGERI JEPON 3. Guru pamong serta dewan guru SMA 1 NEGERI JEPON 4. Rekan-rekan seperjuangan yang telah mendukung dan memberi arahan serta kritikan demi terselesainya laporan ini Kepada semua pihak yang telah membantu, kami tidak bisa membalas jasa yang telah diberikan kepada kami, hanya kepada tuhan jualah kami berserah diri semoga semua apa yang telah diberikan itu mendapat imbalan yang setimbalnya. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangankekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri dan orang lain pada masa-masa yang akan datang Amin yarabbal alamin Blora, Februari 2012

Penulis
4

DAFTAR ISI Halaman judul Halaman pengesahan . Motto . Kata pengantar .. Daftar isi. 1 2 3 4 5

BAB I PENDAHULUAN . A. Latar belakang B. Tujuan C. Kedudukan . D. Sasaran E. Manfaat ..

7 7 8 8 8 9

BAB II Gambaran Umum SMA N 1 Jepon .. A. Latar geografis SMA N 1 Jepon. B. Sejarah singkat SMA N 1 Jepon. C. Visi dan misi SMA N 1Jepon D. Data-data berkaitan dengan SMA N 1 Jepon.

10 10 10 11 11

BAB III Uraian Teoritis yang berkaitan dengan praktik keguruan atau praktik pengalaman lapangan A. B. C. D. E. 26

Pengertian praktik keguruan atau praktik pengalaman lapangan... 26 Kegunaan praktik pengalaman lapangan bagi mahasiswa. 27 Metode pendidikan Kompetensi profesional guru 27 32

Hasil belajar 33

BAB IV Laporan Praktik Pengalaman Lapangan di SMA 1 N Jepon. A. B. C. D. Persiapan awal seorang guru. Komunikasi pendidik dengan peserta didik.. Pengelolaan kelas..

37 37 38 39

Penilaian dalam kelas. 40

BAB V Penutup. 43 Lampiran-lampiran

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat esensial yang mempunyai peranan cukup dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) Indonesia. Oleh karena itu, system pendidikan Indonesia diharapkan mampu untuk menghasilkan output yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi. STAI MUHAMMADIYAH BLORA merupakan lembaga yang mencetak calon pendidik. Dalam perkembangannya lembaga ini selalu dituntut untuk meningkatkan mutu lulusannya, dalam arti dapat mencetak calon pendidik yang professional. Agar terbentuk calon pendidik yang profesional dan berkompeten, diperlukan pengalaman yang cukup dan memadai. Semua pengalaman dan teori yang diterima di bangku perkuliahan tidak banyak artinya tanpa pengalaman yang memadai. Hal ini disebabkan karena masih adanya kesenjangan antar teori dan kenyataan y\ang ada dalam masyarakat. Mahasiswa STAI MUHAMMADIYAH BLORA, sebagai contoh pendidik yang harus memahami hal ini. Dan pada akhirnya mereka diharapkan dapat menentukan sikap yang baik untuk menghadapinya. Praktek pengalaman lapangan merupakan suatu bagian yang integral dari keseluruhan kurikulum pendidikan keguruan dan ilmu pendidikan yang berfungsi untuk merealisasikan pencapaian tujuan pendidikan. Program ini merupakan suatu wahana bagi mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan. Teori dan nilai-nilai yang telah diperoleh dibangku kuliah. Selanjutnya diharapkan akan terbentuk ketrampilan dan sikap yang lebih baik. Oleh karena itu kegiatan ini harus menyajikan pengalaman yang sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan tugas seorang pendidik.

B. Tujuan. Melalui kegiatan PPL diharapkan akan membentuk keprofesionalan guru dan kependidikan yang lain. Secara rinci tujuan PPL adalah sebagai berikut: a. Membimbing para mahasiswa atau calon guru kearah terbentuknya pribadi yang memiliki sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan bagi

profesi keguruan serta mampu menangkap arti situasi keguruan yang dihadapi. b. Membimbing para mahasiswa atau calon guru untuk menilai kepribadian pendidik yang baik serta setia pada profesinya, sesuai dengan bidang pendidikan dan perkembangan jasmaninya serta cakap menyelenggarakan pendidikan di sekolah. c. Membimbing para mahasiswa atau calon guru menghargai, menghormati serta mentrampilkan diri dalam semua kegiatan. Sehingga terbentuk sikap mental mahasiswa yang sesuai dengan profesi seorng guru. d. Menarik kesimpulan nilai edukatif dari penghayatan dan pengalamannya selama pelatihan refleksi, dan menuangkan hasilnya dalam pembuatan laporan.

C. Kedudukan. PPL merupakan bagian integral dalam keseluruhan kurikulum pendidikan yang lainnya. Kegiatan ini berfungsi merealisasikan tujuan pendidikan dan pembentukan profesi keguruan serta pembaharuan atau modernisasi STAI MUHAMMADIYAH BLORA.

D. Sasaran. Sasaran PPL adalah membentuk kepribadian calon guru dan tenaga kependidikan yang lain agar memiliki nilai dan sikap, pengetahuan, serta ketrampilan yang diperlukan profesinya, serta cakap dalam menyelenggarakan kependidikan yang baik di sekolah maupun diluar sekolah. Dengan berbekal pengetahuan yang cukup dan ketrampilan yang memadai serta pengalaman dilapangan diharapkan mahasiswa berkecakapan dan tanggap serta peka dalam mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang timbul pada lingkungan masyarakat pada umumnya, dan khususnya dalam lingkungan pendidikan sesuai dengan bidang atau jurusan yang ditekuni selama ini.

E. Manfaat. Manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan program pengalaman lapangan adalah: a. Mahasiswa PPL mengerti dan memahami secara cermat lingkungan fisik, administrasi social dan psikologi sekolah. b. Mahasiswa PPL dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh di kampus secara terpadu dalam kehidupan nyata sesuai dengan kebutuhan anak didik. c. Mahasiswa PPL menguasai berbagai ketrampilan mengajar. d. Mahasiswa PPL dapat melatih profesionalismenya sebagai seorang guru.

BAB II Gambaran Umum SMA Negeri 1 JEPON

A. Letak Geografis SMA Negeri 1 Jepon SMA Negeri 1 Jepon di bangun pada tahun 1997 dn merupakan SMA Negeri termuda di Kabupaten Blora. Walupun merupakan SMA Negeri termuda, SMA Negeri 1 Jepon telah memperoleh beberapa prestasi yg sangat membangakan di tingkat Kabupaten maupun Provinsi. SMA Negeri 1 Jepon berada di Desa Tempellemahbang Kec. Jepon Kab. Blora. Letak sangat strategis, berada di sebelah selatan jalan utama kota Blora-Cepu tepatnya dikilometer 9. SMA Negeri 1 Jepon merupakan satu-satunya sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Jepon. Selain itu SMA Negeri 1 Jepon merupakan sekolah dambaan bagi masyarakat sekitar. SMA Negeri 1 Jepon mempunyai peserta didik kurang lebih 600 siswa dan Pendidik dan Tenaga kependidikan sekitar 58 orang yang sangat berpengalaman. Selain itu mempunyai 18 ruang mengajar . Fasilitas yang dimiliki: kantin sekolah, lapangan olahraga (voli, basket, tenis, bulu tangkis, sepak bola, putsal dll), lab. Kimia dan fisika, lab. Biologi, lab.Bahasa, lab. Komputer, dan Free hotspot. mushola, tempat parkir, perpustakaan

B. Sejarah singkat SMA Negeri 1 Jepon SMA Negeri 1 Jepon lahir dan diresmikan pada tanggal 21 juli 1997 di Blora, pada awal perjalananya SMA Negeri 1 Jepon banyak mengalami kesulitan dan hambatan, pada awalnya SMA Negeri 1 Jepon pada waktu itu belum memiliki gedung resmi, sebelum memiliki Gedung kegiatan belajar mengajar dilaksanakan Di Gedung SMA 1 BLORA. Akhirnya pada tahun 1998/1999 Gedung SMA Negeri 1 Jepon diresmikan dan mulai saat itu kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di Gedung SMA Negeri 1 Jepon dan sampai sekarang.

10

C. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Jepon 1. Visi SMA Negeri 1 Jepon adalah sebagai berikut : Unggul dalam prestasi yang berwawasan Imtaq, Iptek dan Kreatifitas 2. Misi SMA Negeri 1 Jepon adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif b. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama c. Memotifasi peserta didik dalam mempelajari tehnologi informasi. d. Memotifasi peserta didik dalam mengembang kreatifitas seni e. Memacu peserta didik dalam bidang olahraga D. Data data berkaitan dengan SMA Negeri 1 Jepon Berikut ini data-data tentang SMA Negeri 1 Jepon adalah sebagai berikut : 1. Nama Sekolah 2. Status Sekolah 3. Alamat Sekolah a) 09. Tempellemahbang b) c) d) 4. Telepon 5. Sekolah Dibuka 6. No. Statistik Sekolah 7. No. Kode Jawa Tengah 8. No. Satuan Kerja 9. No. Wajib Pajak 10. Waktu Penyelenggaraan 11. Akreditasi a. Status b. SK 12. KBM Perminggu 13. Nama Kepala Sekolah : A : Ma. 005115 : 45 Jam : Dra. Tiknowati, M.Pd : NIP. 19550606 197903 2 007 Propinsi Kabupaten Kecamatan : : : Jawa Tengah Blora Jepon Alamat lengkap : Jln. Raya Blora-Cepu Km. : SMA Negeri 1 Jepon : Negeri

: (0296) 525252/ 525676/ 535533 : 1 Juli 1997 : 301031608028 : 003 : 608162 : 0.265.029.9-507 : Pagi

11

14. Pelaksanaan PBM 15. Tempat PBM 16. Status Tanah dan Gedung 17. Luas Tanah 18. Gedung/ Bangunan 19. Penggunaan Gedung a) No. 1 2 3 4 5 6

: Sistem KTSP : Milik Sendiri : Milik Sendiri : 9.995 meter persegi : 2.628 meter persegi

Gedung Kantor Nama Bangunan Jumlah 1 1 1 1 1 1

Ruang Kepala Sekolah Ruang Tata Usaha Ruang Guru Ruang Waka Ruang Komputer TU Ruang Tamu/ Hall

b) No. 1 2 3 Ruang Kelas Ruang Perpustakaan Ruang Laboratorium

Gedung Pendidikan Nama Bangunan Jumlah 18 1 2

12

c) Gedung Pendukung No. Nama Bangunan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Ruang UKS Ruang OSIS Tempat Parkir Mushola KM/WC KS dan Guru KM/WC Siswa Ruang Koperasi Ruang BK Ruang Keterampilan Ruang PSB Ruang Komputer

1 1 3 1 2 4 1 1 2 1 1

20. Lapangan Olah raga 21. Luas Halaman 22. Sisa lahan

: 1.020 Meter persegi : 750 Meter persegi : 5.597 Meter persegi

13

14

STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 1 JEPON

15

DAFTAR NAMA GURU/KARYAWAN SMA N 1 JEPON

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

NAMA Dra. Tiknowati, M.Pd Dra. Th. Triwidyaningsih Drs. Supriyadi Subarno, S.Pd Dra. Sumirah Drs. Marsono Drs. Slamet Setya Budi Agus Budi S, BA Drs. Eko Puji S. Sri Martutiningsih, S.Pd Suparno, S.Pd Kristanto, S.Pd Slamet Maryono, S.Pd Sahlan, S.Pd Siti Mufrodah, S.Ag Dra. Siti Nurhayati Sri Wahyuni, S.Pd Dian Novika Dewi, S.Pd Diana Kristyani, SE Yuliani Triwija, S.Pd Farida Listyari, S.Pd Endang Retno M, S.S. Septina K, S.Psi Ratna Wulandari, S.Pd Herlina Ekawati, S.Pd Dasar, S.Pd Drs. Toni Prayitno Walil Abdul Azis, S.Pd

Ket. Kepala Sekolah Waka Sarpras Guru Guru Guru Guru BK Waka Kurikulum Guru Guru Guru Guru Guru Waka Penjamin Mutu Guru Waka Humas Waka Guru Guru Guru Guru BK Guru Guru Guru BK Guru Guru Guru Guru Guru

16

No. 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

NAMA Triwati, S.Pd Dwi Susilo, S.Pd Dra. Th. Marjuni Lina Retnawati, S.Pd Listiana R, S.Sos Linarto, S.Kom Jerry Puspitasari, S.Pd Dewi Triwijayanti, S.Pd Kari Rahayu, S.Pd Dra. Endang Sunarti Drs. Nurudin Juhartono, S.Pd Iis Rukmini Sari, S.Pd Sr. Rodhiyah, S.Sen Intaya, S.Pd Helmi N, S.Pt Lenni N.W, ST, S.Pd Heri Akhirianto, S.Pd Dian Yuliyanti C, S.Pd Sukimin, SE Jumini, SE Endang Dwi H, A.Md Lestari Yustiana Dewi P Sulastri Ngaminah Tintin Suahartini Poni Aguswati Damiatun Sulastri B Wasirin Suparmin

Ket. Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru KTU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU Penjaga Penjaga
17

No. 61 62 63 Samijan Lasmin

NAMA

Ket. Penjaga Penjaga Penjaga

M. Mujayin

18

FUNGSI DAN TUGAS PENGELOLA SEKOLAH

1.

KEPALA SEKOLAH Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manajer. Administrasi dan supervisor, pemimpin/lader, inovator, motivator. a. Kepala sekolah selaku edukator Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru) b. Kepala sekolah selaku manger mempunyai tugas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Menyusun perencanaan Mengorganisasi kegiatan Mengarahkan kegiatan Mengkoordinasikan kegiatan Melaksanakan pengawasan Melakukan evaluasi terhadap kegiatan Menentukan kebijakan Mengadakan rapat Mengambil keputusan Mengatur proses belajar mengajar Mengatur administrasi : ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana prasarana, keuangan/RAPBS 12. 13. c. Mengatur organisasi siswa intra sekolah (OSIS) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait

Kepala sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengkoordinasian Pengawasan Kurikulum Kesiswaan Ketatausahaan Ketenagaan 12. Perpustakaan 13. Laboratorium 14. Ruang keterampilan/kesenian 15. BP/BK 16. UKS 17. OSIS 18. Serbaguna 19. Media 20. Gudang

19

10. 11. d.

Kantor Keuangan

21. 7 K

Kepala sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Proses belajar mengajar Kegiatan BP/BK Kegiatan ekstrakurikuler Kegiatan ketatausahaan Kegiatan kerjasamanya masyarakat dan instansi terkait Sarana Prasarana Kegiatan OSIS Kegiatan 7 K

e.

Kepala Sekolah sebagai pemimpin/leader 1. 2. 3. 4. 5. Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab Memahami kondisi guru, karyawan, dan siswa Memiliki visi dan memahami misi sekolah Mengambil keputusan intern dan ekstern sekolah Membuat, memiliki gagasan baru

f.

Kepala sekolah sebagi inovator 1. 2. 3. Melakukan pembaharuan di bidang : KBM, BK, ekstrakurikuler, Pengadaan Melaksanakan pembinaan guru dan karyawan Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya di BP3 / Komite dan masyarakat

g.

Kepala sekolah sebagai motivator 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM/BK Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar Mengatur halaman/lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman

Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah
20

2.

WAKIL KEPALA SEKOLAH Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. i. Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan pelaksanaan program Pengorganisasian Pengarahan Ketenagaan Pengkoordinasian Pengawasan Penilaian Identifikasi dan pengumpulan data Penyusunan laporan

Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan sebagai berikut : A. Kurikulum 1. 2. 3. 4. 5. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran Mengatur penyusunan program pengajaran Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas, kelulusan, dan laporan kemajuan siswa, serta pembagian raport dan STTB 6. 7. 8. 9. 10. 11. B. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajarn Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran Mengatur mutasi siswa Melakukan supervisi administrasi dan akademis Menyusun laporan

Kesiswaan 1. 2. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling Mengatur dna mengkoordinasikan pelaksanaan 7 K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kesehatan dan kerindangan) 3. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) usaha kesehatan sekolah (UKS) patroli keamanan sekolah (PKS) paskibra

21

4. 5. 6. 7. C.

Mengatu program pesantren kilat Menyusun dan mengatu pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah Menyelenggarakan cerdas cermat, olahraga prestasi Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa

Sarana Prasarana 1. Merencanakan kebutuhan sarana, prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar 2. 3. 4. 5. 6. Merencanakan program pengadaannya Mengatur pemanfaatan sarana prasarana Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian Mengatur pembakuannya Menyusun laporan

D.

Humas 1. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan Komite sekolah dan peran Komite 2. 3. 4. Menyelenggarakan bakti sosial, karyawisata Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar Pendidikan) Menyusun laporan

3.

GURU Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien Tugas dn tanggung jawab seorang guru meliputi : a. Membuat perangkat program pengajaran : 1. 2. 3. 4. 5. 6. b. c. AMP Program Tahunan/cawu Program satuan pelajaran Program renana pengajaran Program mingguan guru LKS

Melaksanakan kegiatan pembelajaran Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum, ujian akhir

22

d. e. f. g.

Melaksanakan analisis hasil ulangan harian Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan Mengisi daftar nilai siswa Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar

h. i. j. k. l.

Membuat alat pelajaran / alat perga Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni Mengikuti keigatan pengembangan dan pemasyarakatn kurikulum Melaksanakan tugas tertentu di sekolah Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya

m. n. o. p. 4.

Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang penelitian Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat

WALI KELAS Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. b. Pengelola kelas Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. c. d. e. f. g. h. Denah tempat duduk siswa Papan absensi siswa Daftar pelajaran kelas Daftar piket kelas Buku absensi kelas Buku kegitan pembelajaran/buku kelas Tata tertib siswa

Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (leger) Pembuatan catatan khusus tentang siswa Pencatatan mutasi siswa Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar

23

5.

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut : a. b. Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam belajar d. Memberikan sarana dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai e. f. g. h. i. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling

6.

PUSTAKAWAN SEKOLAH Pustakawan sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media elektronika Penyusunan pelayanan perpustakaan Perencanaan pengembangan perpustakaan Pemeliharaan dan perbaikan buku/bahan pustaka/media elektronika Inventarisasi dan pengadministrasian buku/bahan pustaka/media elektronika Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta masyarakat g. h. i. Penyimpanan buku-buku/media elektronika Menyusun tata tertib perpustakaan Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala

7.

LABORAN Pengelola laboratorium membantu kepala sekolah dalam kegiatan sbb : a. b. c. d. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium Menyusun jadual dan tata tertib penggunaan laboratorium Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium

24

e. f. 8.

Inventaris dan pengadministrasian peminjam alat-alat laboratorium Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium

KEPALA TATA USAHA/KOORDINAT TU Kepala tata usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan sbb : a. b. c. d. e. f. g. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah Pengelolaan keuangan sekolah Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan secara berkala

9.

TEKNISI MEDIA Teknisi media membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. Merencanakan alat-alat media Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan media Menyusun program kegiatan teknisi media Mengatur penyimpanan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat media Inventarisasi dan pengadministrasian alat-alat media Menyusun laporan pemanfaatan alat-alat media

25

BAB III URAIAN TEORITIS YANG BERKAITAN DENGAN PRAKTIK KEGURUAN ATAU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL )
A. Pengertian Praktik Keguruan atau Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Pengertian Praktik Keguruan adalah sesuatu yang bersifat intra kurikuler, yang berupa latihan mengajar dan latihan tugas-tugas kependidikan lainnya, yang dilaksanakan oleh setiap mahasiswa untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesional guru yang berkewenangan mengajar baik di SMP/MTs maupun SMU/SMK/MA.1 Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi siswa LPTK, yang meliputi, baik latihan mengajar maupun latihan diluar mengajar.2 Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan membina kompetensi profesional guru atau tenaga kependidikan yang lain. PPL merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa, yang mencakup, baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan diluar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembetukan profesi kependidikan. Berdasarkan rumusan yang singkat tersebut dapat diungkapkan 3 pikiran penting : Pertama PPL berorientsi pada kompetensi, mengandung pengertian bahwa tingkat kemampuan yang diperoleh oleh calon guru merupakan indikator hasil dan pengalaman lapangan. Calon guru yang kompeten adalah calon guru yang mampu melaksanakan tugas-tugas kependidikan dengan berhasil, dilihat dari produk yang tercapai oleh siswanya dalam praktik kependidikan. Kedua terarahnya pada pembentukan kemampuan-kemampuan profesional calon guru atau tenaga kependidikan lainnya, bahwa PPL mengarahkan calon guru untuk mengembangkan kemampuan profesional, kemampuan personal dan kemampuan sosial.

1 2

Sukisno, M.Pd.I., Pedoman Praktik Keguruan, STAIM Blora, Tahun 2011 Prof. Dr. Oemar Hamalik, Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, Hal 171.
26

Ketiga dilaksanakan, dikelola dan ditata secara terbimbing dan terpadu, bahwa dalam proses PPL, calon guru bertindak dan belajar secara aktif, bimbingan membantu calon guru agar mampu mengarahkan dan mempebaiki diri.

B. Kegunaan Praktik Pengalaman Lapangan Bagi Mahasiswa. Menurut Dr. Redja Mudyahardjo, kegunaan praktik kependidikan pertama adalah untuk memahami tenaga kependidikan secara komprehensif dan sistematis, turut serta dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Hal ini terjadi karena konsep-konsep ilmiah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip bagaimana melaksanakan pendidikan. Penguasaan yang mantap terhadap konsep-konsep ilmiah pendidikan memberikan pencerahan tentang bagaimana melakukan tugas-tugas profesional kependidikan. Kedua melatih penguasaan teknologi pendidikan dari para pelaku praktik kependidikan. Penguasaan teknologi kependidikan memberikan pedoman tehnis dalam melaksanakan praktik kependidikan. Penguasaan ini membawa kepada ketepatan dalam memilih dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam praktik pendidikan, yang pada akhirnya membawa kelancaran, keberhasilan dan kepuasan praktik kependidikan.3 Menurut Dr. Ir. H. Suprijanto, kegunaan Praktik Pengalaman Lapangan adalah memberikan kesempatan untuk mengumpulkan pengalaman dan informasi baru, memberikan kesempatan kepada peserta praktikan untuk belajar sambil bekerja, prosedur yang diamati dan dialami oleh peserta praktikan dapat diterapkan.4

C. Metode Pendidikan 1. Pengertian Metode Pendidikan Metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 5 Sedangkan metode pendidikan ialah cara yang digunakan pendidik/ guru untuk menyapaikan pelajaran kepada peserta didik.6 Dengan demikian metode pendidikan merupakan cara untuk menciptakan proses belajar-mengajar. Pada hakikatnya metode pendidikan merupakan upaya pendidik/ guru dalam menciptakan situasi belajar yang mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi peserta didik sehubungan dengan
3 4

Dr. Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, Rosda, Bandung, 2001, hal 195-197 Dr. Ir. H. Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal 132-133 5 DR. H. A. Qodri A. Azizy, MA. Dkk., Metodelogi Pendidikan Agama Islam, DEPAG. RI, Jkt., 2002, hal. 19 6 DR. H. A. Qodri A. Azizy, MA. Dkk., Metodelogi Pendidikan Agama Islam, DEPAG. RI, Jkt.,2002, hal. 88
27

kegiatan belajar mengajar. Metode pendidikan yang baik merupakan upaya mempertinggi mutu pendidikan baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. 2. Prinsip Umum Metode Pendidikan Pendidikan merupakan bimbingan secara sadar yang dilakukan pendidik kepada peserta didik sebagai proses mentransfer baik kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan seiring perkembangan zaman lahirlah teori-teori yang digunakan para pendidik untuk proses belajar mengajar dan memunculkan berbagai metode-metode pendidikan. Metode-metode tersebut berkembang dengan prinsipprinsip umum sebagai berikut : a. Memperhatikan kecenderungan-kecenderungan para pelajar. b. Memanfaatkan aktivitas individual para pelajar. c. Mendidik melalui permainan atau menjadikan permainan sebagai sarana pendidikan d. Menerapkan prinsip kebebasan yang rasional di dalam proses belajar mengajar tanpa membebani para pelajar dengan berbagai perintah atau larangan yang tidak mereka butuhkan. e. Memberikan motifasi kepada peserta didik untuk berbuat, bukannya menekannya, sehingga dapat berbuat dengan penuh rasa senang. f. Mengutamakan dunia anak-anak dalam arti memperhatikan kepentingan mereka dan mempersiapkan mereka untuk kehidupan masa depan. g. Menciptakan semangat berkoperasi. h. Memberikan motifasi kepada peseta didik untuk belajar mandiri serta memiliki kepercayaan diri untuk melakukan tugas-tugas belajar dan penelitian. i. Memanfaatkan segenap indra pelajar, sebab pendidikan indrawi merupakan alat menuju pendidikan intelektual.7 3. Pertimbangan Menetapkan Metode Pendidikan Agama Islam Setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, sehingga diperlukan pemilihan metode mengajar yang tepat dan efektif. Ketepatan penggunaan metode pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi sifat dan tujuan belajar yang hendak dicapai, kebutuhan untuk memperkaya pengalaman belajar, kemampuan

DR. H. A. Qodri A. Azizy, MA. Dkk., Metodelogi PAI, DEPAG. RI, Jkt., 2002, hal.89-91
28

peserta didik, pengelolaan waktu, mengetahui dimana dan bagaimana menerapkan kekuatan pendidik seefektif mungkin.8 4. Macam-macam Metode Pendidikan Agama Islam Berikut ini merupakan macam macam metode pendidikan antara lain seagai berikut : a. Ceramah. Penyajian secara lisan. Metode ceramah dapat digunakan dalam kondisi sebagai berikut : Pendidik ingin mengajarkan topik baru. Pendidik ingin membangkitkan semangat belajar kepada peserta didik Proses belajar memerlukan penjelasan secara lisan.

b. Tanya Jawab Hubungan antara pendidik dan peserta didik merupakan hubungan timbal balik secara langsung. Tujuan metode tanya jawab antara lain sebagai berikut : Mengetahui penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan yang telah lalu agar pendidik dapat menghubungkannya dengan topik bahasan yang baru atau memeriksa efektivitas pendidikan yang dijalani. Menguatkan pengetahuan dan gagasan pada peserta didik dengan memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan/ persoalan yang belum dipahami, dan pendidik mengulang bahan pelajaran yang berkaitan dengan persoalan tersebut. Memotivasi peserta didik untuk aktif berfikir, memperhatikan jalannya proses belajar mengajar dan melakukan pembahasan guna mencapai kebenaran. Mendorong pelajar untuk berbuat, menunjukkan kebenaran dan

membangkitkan semangat untuk maju. c. Diskusi Merupakan kegiatan tukar-menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur. Tujuannya adalah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, di samping untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama. d. Demonstrasi dan eksperimen

DR. H. A. Qodri A. Azizy, MA. Dkk., Metodelogi PAI, DEPAG. RI, Jkt., 2002, hal. 91
29

Memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu sesuai dengan fakta yang ada. Metode ini digunakan apabila peserta didik ingin mengetahui tentang : proses pengaturan, proses pembuatan, proses kerja, proses penggunaan dan proses mengetahui kebenaran. e. Sosiodrama Mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut : Agar peserta didik dapat menghayati dan menhargai perasaan orang lain. Agar peserta didik dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab. Agar dapat belajar bagaimana mengambil keputusan secara spontan dalam situasi kelompok. Untuk merangsang kelas agar berfikir dan memecahkan masalah.

f. Pemecahan masalah Pemecahan masalah untuk merangsang peserta didik untuk berfikir yang melibatkan kegiatan bimbingan. Langkah-langkah dalam metode ini sebagai berikut : Mengidentifikasi masalah secara jelas untuk dipecahkan. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Menetapkan jawaban sementara terhadap masalah tersebut. Menguji jawaban sementara jawaban tersebut. Menarik kesimpulan.

g. Karyawisata Kunjungan diluar kelas dalam rangka belajar. Pengajaran dengan metode ini memerlukan langkah-langkah : perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Perencanaan ( perumusan tujuan, penetapan objek sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, penetapan waktu, penyusunan rencana belajar selama karyawisata berlangsung, dan penyediaan perlengkapan yang dibutuhkan. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar di objek karyawisata, para pelajar dibimbing oleh pendidik agar kegiatan tidak menyimpang dari tujuan yang telah direncanakan. Pada akhir karyawisata pelajar harus diminta laporannya, baik lisan maupun tertulis, yang merupakan inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata berlangsung.

30

h. Simulasi Tiruan atau perbuatan yang dilakukan dengan pura-pura. Metode ini digunakan untuk menjelaskan sesuatu bahan pelajaran melalui perbuatan yang bersifat purapura, atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peran mengenai sesuatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya. Metode simulasi biasanya digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran sebagai berikut : Melatih keterampilan tertentu, baik untuk kepentingan profesi maupun untuk kepentingan kehidupan sehari-hari. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip. Melatih memecahkan masalah. Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan pelajar dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya. Memberikan motivasi belajar kepada pelajar. Melatih pelajar untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok. Menumbuhkan daya kreativitas pelajar. Melatih pelajar untuk mengembangkan sikap toleransi.

i. Tutorial Metode ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya sebagai berikut : Tutorial konsultasi. Pendidik dan peserta didik bertemu secara teratur yang membahas tentang karya dan mempertahankan isinya terhadap pertanyaan atau sanggahan pendidik. Tutorial Kelompok Memberdayakan tenaga-tenaga pengajar secara lebih efisien dalam usaha membantu para peserta didik yang kurang berbakat dan juga untuk menggali potensi kelompok kecil. Tutorial Praktikum Mengajarkan keterampilan psikomotorik terhadap kelompok maupun secara individu. Yang perlu diperhatikan dalam metode ini diantarnya : 1. Baik tutor maupun perserta tutor hendaknya sama-sama mengadakan persiapan dengan baik untuk setiap pertemuan.

31

2. Tutor hendaknya tidak memonopoli diskusi, tetapi hendaknya memberi kesempatan kepada peserta tutor untuk berpartisipasi. j. Studi bebas Mengembangkan inisiatif, rasa tanggungjawab dan pandangan tentang hikmah bahan pelajaran. Pelalaksanaan metode ini mencakup unsur-unsur sebagai berikut : Tujuan dirumuskan secara spesifik. Setiap peserta diberikan keterangan terinci mengenai tujuan yang harus dicapai dan diberikan kebebasan untuk menyusun jadwal dan kurikulum untuk dirinya sendiri. Pekerjaan atau bacaan bebas dapat dikerjakan secara perorangan dan juga kelompok kecil. Pencapaian hasil belajar diukur dengan tes acuan patokan.

k. Latihan Digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.

D. Kompetensi Profesional Guru Kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apa pun. Guru harus terampil mendidik dan mengajar juga memiliki kepribadian yang baik dan melakukan social adjusment dalam masyarakat. Karakteristik kompetensi profesional seorang guru diantaranya : 1. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya, 2. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil, 3. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pedidikan (tujuan intruksional) sekolah. 4. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar mengajar di kelas. Hasil penelitian Arora Kamla menyatkan bahwa karakteristik profesional yang sangat mempengaruhi efektifitas guru mengajar adalah berkenaan dengan kemampuankemampuan : 1. Menerangkan dengan jelas topik-topik yang menjadi bahan ajar.

32

2. Menyajikan dengan jelas tentang mata pelajaran 3. Mengorganisasikan secara sistematis tentang mata pelajar. 4. Berekspresi 5. Membangkitkan minat dan dorongan siswa untuk belajar, 6. Menyusun rencana dan persiapan mengajar.9

E. Hasil Belajar Hasil belajar idealnya dapat mengungkap semua aspek pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, sebab siswa yang memiliki kemampuan kognitif baik saat diuji , misalnya dengan paper-and-pencil test belum tentu dapat menerapkan dengan baik pengetahuannya dalam mengatasi permasalahan kehidupan (Green, 1975). Hasil belajar sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Pada umumnya tujuan pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956, yaitu cognitive, affective dan psychomotor. Kognitif (cognitive) adalah ranah yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan ketrampilan intelektual. Afektif (affective) adalah ranah yang berkaitan dengan pengembangan-pengembangan perasaan, sikap nilai dan emosi, sedangkan psikomotor (psychomotor) adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan atau keterampilan motorik. Cakupan asesmen terkait dengan ranah hasil belajar dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan. Hal ini merupakan penjabaran dari stndar isi dan stndar kompetensi lulusan. Di dalamnya memuat kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran. Muatan dari standar isi pendidikan adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Satu standar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar dan setiap kompetensi dasar dijabarkan ke dalam indikator-indikator pencapaian hasil belajar yang dirumuskan atau dikembangkan oleh guru dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah/daerah masing-masing. Indikatorindikator yang dikembangkan tersebut merupakan acuan yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi dasar bersangkutan. Teknik penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik indikator, standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator dapat

Dr. Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, Rosda, Bandung, 2001, hal 198
33

diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Seperti diuraikan di atas, umumnya tujuan pembelajaran mengikuti

pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956, yaitu cognitive, affective, dan psychomotor. Benjamin Bloom (1956) mengelompokkan kemampuan manusia ke dalam dua ranah (domain) utama yaitu ranah kognitif dan ranah non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu ranah afektif dan ranah psikomotor. Setiap ranah diklasifikasikan secara berjenjang mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks. 1. Ranah Kognitif Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang tempat utama, terutama dalam tujuan pengajaran di SD, SMTP, dan SMU. Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang, yaitu aspek pengetahuan, pemahanan, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. a. Pengetahuan (knowledge), dalam jenjang ini seseorang dituntut dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Kata-kata operasional yang digunakan, yaitu: mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasikan, mendaftarkan, menjodohkan,

menyebutkan, menyatakan dan mereproduksi. b. Pemahaman (comprehension), kemampuan ini menuntut siswa memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga, yakni; (1) menterjemahkan, (2) menginterpretasikan, dan (3) mengekstrapolasi. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: memperhitungkan, memperkirakan, menduga,

menyimpulkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan. c. Penerapan (aplication), adalah jenjang kognitif yang menuntut kesanggupan menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemukan, memanipulasikan, menggunakan. d. Analisis (analysis adalah tingkat kemampuan yang menuntut seseorang untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau
34

menghubungkan,

menunjukkan,

memecahkan,

dan

komponen pembentuknya. Kemampuan analisis diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu; (1) analisis unsur, (2) analisis hubungan, (3) analisis prinsipprinsip yang terorganisasi. Kata-kata operasional yang umumnya digunakan antara lain: memperinci, mengilustrasikan, menyimpulkan, menghubungkan, memilih, dan memisahkan. e. Sintesis (synthesis), jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana atau mekanisme. Kata operasional yang digunakan terdiri dari: mengkatagorikan, memodifikasikan, merekonstruksikan, mengorganisasikan, menyusun, membuat design, menciptakan, menuliskan, dan menceritakan. f. Evaluasi (evaluation) adalah jenjang yang menuntut seseorang untuk dapat menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. Hal penting dalam evaluasi ialah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria, standar atau ukuran untuk mengevaluasi sesuatu. Kata-kata operasional yang dapat digunakan antara lain: menafsirkan, menentukan, menduga, mempertimbangkan, membenarkan, dan mengkritik. 2. Ranah Afektif Secara umum ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya. Jenjang kemampuan dalam ranah afektif yaitu: a. Menerima (Receiving), diharapkan siswa peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran kemampuan untuk menerima dan memperhatikan. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: menanyakan, memilih, mendeskripsikan, memberikan, mengikuti, menyebutkan. b. Menjawab (Responding), siswa tidak hanya peka pada suatu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan siswa untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: menjawab, membantu, melakukan, membaca, melaporkan, mendiskusikan, dan menceritakan.

35

c. Menilai (valuing), diharapkan siswa dapat menilai suatu obyek, fenomena atau tingkah laku tertentu dengan cukup konsisten. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain; melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, memilih, dan mengikuti. d. Organisasi (organization), tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, e. menyelesaikan/memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, dan memodifikasikan. 3. Ranah Psikomotor Berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Perubahan pola gerakan memakan waktu sekurangkurangnya 30 menit. Kata operasional untuk aspek psikomotor harus menunjuk pada aktualisasi kata-kata yang dapat diamati, yang meliputi: a. Muscular or motor skill; mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, dan menampilkan. b. Manipulations of materials or objects; mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk. c. Neuromuscular coordination; mengamati, menerapkan, menghubungkan,

menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan menggunakan.

36

BAB IV ANALISA PRAKTIK KEGURUAN


Dalam praktik pengalaman lapangan, tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi seorang calon guru adalah tingkat profesional maupun tingkat kemampuan berinovasi dalam kondisi lingkungan kerja, baik yang berkenaan dengan kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi, maupun kesempatan dan tangung jawab orang-orang disekitar, termasuk kerjasama sesama rekan guru dan pimpinan (Kepsek). Dengan demikian penguasaan konsep-konsep ilmiah tentang pendidikan sangat berguna bagi pengembangan dan penguasaan prosedur dan teknik-teknik kerja profesional kependidikan. Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktik pengalaman lapangan adalah pribadi calon pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap serta pola tingkah laku yang dipelukan bagi profesinya serta cakap dalam mneggunakan teknologi pendidikan di dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Dari sedikit uraian di atas, maka yang diperlukan dalam praktik keguruan untuk menunjang profesionalitas seorang guru adalah bagaiman seorang guru mampu mempersiapkan untuk kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan, bagaimana seorang guru mampu berkomunikasi dengan baik dengan siswanya dan juga bagaimana seorang guru mampu mengelola kelas dengan baik.

A. Persiapan Awal Seorang Guru. Persiapan awal yang dilakukan seorang guru atau calon guru untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran dengan menganalisa Silabus yang ada Dalam konteks ini, program yang dirancang merupakan rencana pribadi seorang guru tentang apa yang akan dilakukan bersama dengan peserta didik. Atas dasar di atas sasaran pokok dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut : a. Nyatakan kegiatan pertama pembelajaran, yaitu pernyataan kegiatan peserta didik yang merupakan gabungan antara standart kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok dan pencapaian hasil belajar. b. Nyatakan tujuan umum pembelajaran
37

c. Merinci media untuk mendukung kegiatan belajar mengajar d. Membuat skenario tahapan kegiatan siswa 2) Mempersiapkan Alat peraga atau media pendidikan Persoalan yang paling esensial bagi para pendidik adalah dalam pemilihan, pengadaan, serta pendayagunaan secara efektif media pengajaran. Baik dalam proses pengembangan kurikulum, implementasi dalam kelas maupun mempersiapkan materi dan bahan pengajaran. Sebenarnya permasalahan tersebut terletak pada tehnologi dan metodelogi media pengajaran itu sendiri. Pemilihan dan pengadaan media pengajaran dalam kaitannya dengan penyajian bahan pengajaran banyak mengalami kesulitan. Karena tidak semua pendidik memahai bahwa : a. Melalui media pengajaran yang tepat, akan dapat dihilangkan ataupun ditekan seminimal mungkin semua hambatan komunikasi dalam proses belajar mengajar. b. Peserta didik dapat belajar atau menerima materi pelajaran secara lebih efektif dan efesien sesuai dengan kamampuan peserta didik dan waktu yang tersedia dalam proses belajar mengajar. c. Dengan aneka ragam media pengajaran, peserta didik akan lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini kemampuan media pengajaran untuk menghasilkan prodak ataupun pengaruh yang diharapakan oleh pendidik atau peserta didik akan banyak mempengaruhi proses belajar mengajar tadi. Karakteristik dan stimulasi yang ada pada media pengajaran harus diselaraskan dengan situasi dan tujuan para peserta didik tersebut.

B. Komunikasi Pendidik dengan Peserta Didik. Dalam konteks belajar mengajar, seorang pendidik harus mampu menyampaikan pesan secara sederhana, sebab tingkat bahasa peserta didik berbeda dengan kemampuan bahasa pendidik. Lebih tepatnya, komunikasi antara pendidik dan peserta didik harus lebih mementingkan pesan yang harus disampaikan dari pada bahasa yang tinggi. Komuniksai harus memberikan pemahaman menuju kondisi yang lebih baik, baik dalam kelas maupun luar kelas, harus mampu mendorong dinamika kehidupan yang membawa kepahaman bersama.

38

Komunikasi antara Pendidik dan Peserta Didik menjadi pentingdalam kelas sebab: 1) Memberikan kebebasan kepada Peserta Didik untuk bertanya, dan merupakan hal yang harus dilakukan. Kebebasan bagi peserta didik untuk terlibat secara komunikatif merupakan hal yang sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar. 2) Menumbuhkan keberanian berkomunikasi terhadap peserta didik merupakan tugas pendidik yang harus dikerjakan. Ini menjadi pembuka pertama bagaimana mengaktualisasikan diri di depan kelas dan pendidik sebagai pengelola kelas harus mampu memberikan apresiasi yang positif. 3) Memanusiakan Peserta Didik ketika berkomunikasi dalam kelas merupakan sesuatu yang harus dilakukan peserta didik. Dengan kata lain, toleransi kepada peserta didik harus dijunjung tinggi, sebab mereka masih berada dalam proses belajar. Strategi yang bisa diterapkan untuk menunjang komunikasi yang baik antara Pendidik dan Peserta didik menurut Center of Occupational Research and Development menyampaikan lima strategi penerapan pembelajaran, yang dapat disingkat REACT yaitu: 1) Relating yaitu pembelajaran dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. 2) Experiencing yaitu pembelajaran yang ditekankan pada eksplorasi, penemuan dan penciptaan. 3) Appliying yaitu pembelajaran dengan mempresentasikan pengetahuan dalam konteksnya 4) Cooperating yaitu pembelajaran melalui konteks komunikasi interpersonal,

pemakaian bersama dan sebagainya. 5) Transferring yatiu pembelajaran melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau konteks baru.

C. Pengelolaan Kelas Kelas merupakan salah satu elemen sekolah yang memiliki peran tersendiri dalam pendidikan. kelas merupakan ruang bagi mereka untuk mencurahkan sesuatu yang

39

dapat dikerjakan. Hal yang paling penting dalam memperhatikan ruang kelas sebagai ruang belajar yang mendidik dan menghasilkan praktik pendidikan yang bermutu. Selama ini pembelajaran dalam kelas yang banyak dilakukan pendidik yang kurang bisa dalam pengelolaan kelas dan membuat peseta didik bosan bahkan malas karena adanya faktor yang cukup rasional antara lain seabagai berikut : 1. Pola pengajaran yang dilakukan sangat otoriter. Peserta didik harus mengikuti apa yang diperintahkan pendidik. Kemungkinan lain adalah model pengajaran yang membosankan hingga anak didik merasa jenuh dan tidak memiliki semangat. Hal demikian harus diperhatikan apabila mengharapkan praktik kependidikan yang menarik dalam kelas. 2. Pendidik tidak memberikan ruang bagi peserta didik untuk menyampaikan pendapat mengenai persoalan dalam pelajaran yang sedang dibahas. Ada monopoli pendapat yang dijalankan oleh pendidik kepada peserta didik 3. Pendidik menganggap dirinya paling pintar dan mengetahi bahan pelajaran yang disampaikan, sehingga peserta didik tidak perlu berkomentar apapun. Pengelolaan kelas yang baik harus bisa menghindari tiga faktor diatas, sehingga di dalamnya terjadi komunikasi yang baik. Sehingga materi yang disampaikan dapat terserap oleh peserta didik

D. Penilaian dalam Kelas. Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari

40

proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), , dan penilaian diri. Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan. Dari 4 poin diatas maka ada beberapa kendala yang kami hadapi saat PPL berlangsung diantaranya: 1. Persiapan Awal Seorang Guru. Kendalanya adalah dalam pembuatan RPP, sebab teori yang di dapat di perguruan tinggi berbeda jauh dengan apa yang ada dalam kenyataan di sekolah, hal ini menyebabkan mahasiswa harus menyesuaikan diri, mencari informasi tentang format RPP terbaru yang diterapkan di sekolah. Hal ini dapat dihindari apabila pihak perguruan tinggi mampu mengikuti perubahan-perubahan yang ada dalam dunia pendidikan. Persiapan selanjutnya adalah alat peraga, di tempat PPL kami ada beberapa kelas yang sangat mendukung adanya pemakain multimedia namun ada juga kelas yang tidak dapat menggunakan fasilitas tersebut, hal ini menyebabkan kebimbangan apakah kami akan menggunakan fasilitas tersebut atau tidak. Hal lain yang menjadi kendala adalah kurangnya kemampuan mahasiswa dalam penguasaan teknologi ynng menyebabkan mahasiswa menggunakan media lama yakni menulisnya di kertas dan ditempel. Pihak perguruan tinggi harusnya dapat memperbaiki diri dengan mengajarkan mahasiswanya dengan teknologi yang

41

berkembang saat ini, sebab semakin majunya jaman semakin maju pula pemikiran dan multimedia yang ada.

42

2. Komunikasi Komunikasi sangat vital sekali dalam suatu PBM sebab lancar dan tidaknya komunikasi sangat berpengaruh dengan hasil belajar. Kendala yang kami hadapi adalah tuntutan menggunakan bahasa yang formal saat PBM padahal dengan bahasa yang formal maka suasana kelas akan menjadi tegang dan kurang menyenangkan. 3. Pengelolaan kelas. Di dalam pengelolaan kelas tidak luput dari arti penting komunikasi dimana pengelolan kelas dapat tercapai apabila guru dapat berinteraksi secara baik dengan murid. Pengelolan kelas sebenarnya tergantung dari situasi dan kondisi kelas masing-masing diman tiap kelas mempunyai karakter yang berbeda dan mendapatkan penanganan yang berbeda. Kendala yang kami hadapi adalah kami masih sering terfokus pada diri kami sendiri sat menyampaikan materi yang mengakibatkan kejenuhan murid didalam kelas. 4. Penilain dalam kelas Penilaian didalam kelas adalah penilaian saat PBM berlangsun adapun kendala yang kami hadapi adalah kurang mengenal siswa siswi yang mengakibatkan keraguan dalam penilaian sikap, kemudian saat penilaian evaluasi kami mendapat kendala yakni ada siswa yang mengerjakn dengan tidak sungguhsungguh.

43

BAB V PENUTUP
Segala puji bagi Allah SWT dengan segala Rahmat, Taufiq, Hidayah serta Inayahnya yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga penulis dan segenap kelompoknya telah mampu menenyelesaikan semua kegiatan PPL yang dilakukan di SMA 1 NEGERI JEPON dengan lancar. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang secara langsung maupun tidak langsung ikut berpartisipasi dalam kelancaran kegiatan PPL ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu baik dari sekolah tempat PPL dan lembaga perguruan tinggi kami. Penulis dan segenap kelompoknya menyadari bahwa banyak kesalahan dan kekurangan dalam kegiatan dan penulisan laporan kegiatan PPL ini. Kesalahan dan kekurangan dalam kegiatan dan penulisan laporan kegiatan PPL, kami minta maaf yang sebesar-besarnya dan kesalahan dan kekurangan itu kami jadikan sebuah pembelajaran bagi kami. Untuk itu kami mohon koreksi, kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Demikian yang bisa kami tulis sebagai laporan kegiatan PPL di SMA 1 NEGERI JEPON, semoga dapat bermanfat bagi kita semua untuk menambah wawasan dalam meningkatkan profesionalisme sebagai seorang guru Agama Islam. Amin.

Kritik dan Saran

Dari pengalaman kami selama PPL yang telah kami laksanakan mulai hari/ tanggal : Senin 9 Januari 2012 sampai Rabu, 8 Februari 2012 dan penutupan kegiatan PPL pada hari/ tanggal : Kamis 9 februari 2012. Sehingga penulis ingin memberikan saran yang semoga dapat meningkatkan kualitas PPL yang akan datang baik untuk Lembaga Perguruan Tinggi maupun Mahasiswa peserta PPL yang akan datang : 1) Untuk lembaga Perguruan Tinggi yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Blora. a. Untuk kegiatan PPL yang akan datang, semoga dapat dikembangkan lagi, dengan mengadakan kerjasama dengan sekolah-sekolah negeri yang lain.

44

b. Adanya penyeleksian bagi mahasiswa PPL agar lebih siap dan lebih menjaga nama baik STAI MUHAMMADIYAH BLORA c. Untuk Dosen Mata Kuliah supaya mempersiapkan lebih matang lagi kegiatan PPL yang akan datang. d. Bimbingan selama PPL yang dilakukan Dosen Pembimbing Lapangan diharapkan lebih intensif lagi. 2) Untuk Mahasiswa yang akan melaksanakan PPL a. Supaya mempersiapkan sesuatu yang dibutuhkan dalam PPL dengan lebih baik lagi, baik dari segi intern (mental, kemampuan dalam berbahasa dan lain sebagainya) dan Ekstern (finansial, dan lain sebagainya) b. Menjalin hubungan yang baik dengan sekolah tempat PPL, dengan mematuhi seluruh peraturan dan tata tertib yang ada. c. Merencanakan dan mempersiapkan praktik keguruan dengan baik. d. Mematuhilah semua kesepakatan dalam kelompok, yang menunjang kegiatan PPL. e. Memperhatikan dan melaksanakan semua pembekalan yang dilakukan oleh STAI MUHAMMADIYAH BLORA

45

DAFTAR LAMPIRAN
Surat tugas Daftar dosen pembimbing dan mahasiswa yang dibimbing Daftar guru pamong mahasiswa yang dibimbing Daftar hadir mahasiswa Jadwal praktek mengajar RPP

46

You might also like