You are on page 1of 12

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Peraga Nomor 44 Pada peraga ini dilihat dari kenampakan batuan memiliki bentuk yang pejal dan terlihat massanya yang padat. Berdasarkan identifikasi ini batu tersebut dapat dimasukan dalam jenis batuan beku. Warna batu yang terlihat yaitu hitam pekat. Batu ini menunjukan struktur masif dimana tidak tampak adanya lubang-lubang. Tekstur yang ada pada batu berdasarkan derajat kristalisasinya menunjukan tekstur holokristalin dimana batu tersebut tersusun atas mineral mineral saja. Berdasarkan tingkat keseragaman butir, batu ini memiliki tektsur inequigranular, terlihat butir butir dari mineral penyusunnya memiliki ukuran yang berbeda atau tidak sama besar. Batu ini berdasarkan ukuran butirnya memiliki tekstur berupa faneroporfirtik. Hal ini disebabkan karena tekstur holokristalin porfiritik (apabila di dalam batuan beku itu terdapat kristal besar (fenokris) yang tertanam di dalam masa dasar kristal yang lebih halus) dapat terlihat dengan mata telanjang. Batu ini berdasarkan bentuk kristal, termasuk euhedral karena dapat dibedakan dengan jelas batas antara mineral-mineral penyusunya, memiliki bentuk sempurna/lengkap, dan dibatasi oleh bidang kristal yang tegas, jelas dan teratur. Dengan kata lain mineralnya jelas dibedakan. Mineral yang terdapat dalam batu ini memiliki ciri ciri berwarna putih keruh. Identifikasi dengan menggunakan paku baja yang digoreskan tampak bahwa mineral ini tergores. Berdasarkan hal ini maka kekerasan mineral ini adalah 6-7 berdasarkan skala Mohs. Cerat atau warna yang dihasilkan menghasilkan warna putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal ini dapat diamati saat mineral dijatuhi cahaya refleksi, tampak adanya cahaya pantulan yang mirip seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur menunjukan pecahan concoidal. Concoidal yaitu pecahan mineral yang memperlihatkan gelombang yang melengkung mirip kurva dipermukaannya seperti kenampakan pada botol kaca

yang pecah. Transparansi dari mineral ini termasuk transparan. Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series diawal sampai pertengahan. Berdasarkan ciri ciri diatas maka mineral itu merupakan mineral plagioklas dengan rumus kimia adalah (Ca,Na)AlSi3O8. Mineral ini digolongkan kedalam golongan silikat.Mineral golongan silikat adalah mineral umum yang membentuk batuan beku atau Rock-Forming Mineral. Mineral ini membentuk massa batu ini kira kira sebesar 35%. Mineral lain yang terdapat terdapat dalam batu memiliki ciri ciri berwarna hitam. Memiliki kekerasan sebesar 6,5 7 yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs. Pengukuran dengan menggunakan pecahan kaca yang digoreskan pada mineral menghasilkan goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang menghasilkan warna hijau. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak cahaya pantulan mirip kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur menunjukan pecahan choncoidal. Concoidal yaitu pecahan mineral yang memperlihatkan gelombang yang melengkung mirip kurva dipermukaannya seperti kenampakan pada botol kaca yang pecah. Transparansi dari mineral ini termasuk tidak tranparan (opaq). Dari uji HCL didapat bahwa pada saat ditetesi HCL mineral ini tidak membuih, menandakan bahwa mineral ini adalah mineral golongan silikat Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series. Terbentuk akibat pembekuan magma yang mulai mempunyai sifat basa dan pembentukannya yang diawal sampai sedang maka. Berdasarkan ciri ciri diatas maka mineral tersebut merupakan mineral Olivin yang memiliki rumus kimia (Mg,Fe)2SiO4. Mineral ini merupakan mineral mafik yang termasuk dalam mineral mineral Rock-Forming Mineral yang ada dalam Seri Reaksi Bowen. Magma asalnya memiliki sifat basa kemudian membeku membentuk batu ini. Dengan komposisi mineral berupa olivin dan plagioklas. Dimana kedua mineral ini adalah mineral yang terbentuk di awal menurut deret reaksi Bowen. Karena strukturnya massif dapat diidentifikasikan bahwa magma asal pembentuk batu ini tidak mengandung gas pada saat pembekuanya Batu ini

terbentuk melalui proses pembekuan yang sedang. Hal tersebut dapat terlihat dari mineralnya yang ukuranya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Lalu batu ini juga kkemungkinan terbentuk di dalam permukaan bumi sebagai batuan plutonik. Berdasarkan data dari ciri ciri diatas, terutama komposisi mineralogi dan tekstur batu peraga 44 dapat diketahui mineral yang menjadi penyusun dalam batuan merupakan mineral yang lebih cenderung bersifat basa. Mineral tersebut terdiri dari Plagioklas dan Olivin. Berdasarkan Klasifikasi batuan beku menurut Thorpe and Brown (1985) dapat diambil kesimpulan batuan pada peraga 44 memiliki nama yaitu Gabbro 4.2 Peraga Nomor 25 Pada peraga ini dilihat dari kenampakan batu memiliki bentuk yang pejal dan terlihat massanya yang padat. Batu tersebut termasuk kedalam jenis batuan beku. Warna batuan yang terlihat yaitu hitam ke abu-abuan. Batu ini memiliki struktur berupa masif dimana tidak terlihat adanya lubang lubang pada batu. Tekstur yang ada pada batu berdasarkan derajat kristalisasinya menunjukan tekstur holokristalin dimana batu tersebut tersusun atas mineral mineral saja. Berdasarkan tingkat keseragaman butir, batuan ini termasuk inequigranular, terlihat butir butir dari mineral penyusunnya memiliki ukuran yang berbeda atau tidak sama besar dimana terdapat massa massa kecil diatas massa yahg lebih besar Batuan ini memiliki tekstur berupa fanerik yang diartikan sebagai berikut, di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (mineral satu dengan mineral lainnya atau mineral dengan kaca). Batuan ini berdasarkan bentuk kristal berupa euhedral, mineral memiliki bentuk sempurna atau lengkap, dan dibatasi oleh bidang kristal yang ideal (tegas, jelas dan teratur).lebih lanjut di batu ini terlihat adanya massa dasar yang sulit dideskrispsi dan faneros yang terlihat jelas. Dengan kata lain batu ini memiliki tekstur porfiroafanitik. Mineral yang terdapat dalam batuan ini yaitu memiliki ciri ciri berwarna putih transparan. Memiliki kekerasan sebesar 7 yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs. Yang diukur dengan menggunakan paku baja yang

digoreskan tetapi tidak tergores. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat porselin menghasilkan warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur berupa concoidal. Pengertian dari concoidal adalah pecahan yang memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaannya seperti kenampakan pada botol pecah. Transparansi dari mineral ini termasuk tranparan. Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series dan terbentuk diawal sampai pertengahan. Terbentuk akibat pembekuan magma yang mulai mempunyai sifat berupa basa mendekati permukaan bumi. Berdasarkan ciri ciri diatas maka mineral itu merupakan mineral plagiokklas dengan rumus kimia (Ca,Na)AlSi3O8 yang digolongkan kedalam golongan silika. Mineral lain yang terdapat dalam batu ini memiliki ciri ciri berwarna hitam pekat. Memiliki kekerasan sebesar 3 skala Mohs. Pengukuran dengan menggunakan kawat tembaga yang digoreskan pada mineral menghasilkan goresan. Cerat atau warna dari serbuk menghasilkan warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan yang seperti kaca. Transparansi dari mineral ini termasuk opaque atau tidak tertembus cahaya. Mineral ini adalah Biotit dengan rumus kimia K(Mg,Fe)3AlSi3O10. Mineral ini terbentuk pada Deret Reaksi Bowen seri diskontinu. Mineral ini merupakan golongan mika yang berwarna hitam pekat dan berlembar lembar. Proses pembentukan batu ini disebabkan oleh pembekuan magma. Larutan magma memiliki sifat sedang kemudian mengalami pembekuan dan akhirnya terbentuk batu ini. Dilihat dari bentuk kristalnya yang anhedral menandakan bahwa kecepatan pembekuan magma adalah cepat sehingga menghasilkan kristal kristal yang saling tumpuk menumpuk. Magma yang membentuk batu ini tidak mengandung gas pada saat pembentukan batu ini. Hal tersebut dapat

terlihat dari strukturnya yang masif. Karena suatu hal akhirnya batu ini tersingkap dan tampak ke permukaan. Berdasarkan data dari ciri ciri terutama komposisi mineralogi dan tekstur batu diatas dapat diketahui, mineral yang menjadi penyusun dalam batuan merupakan mineral yang lebih cenderung bersifat sedang. Mineral tersebut terdiri dari Kuarsa, kalsit dan kalkopirit. Sehingga berdasarkan Klasifikasi batuan beku menurut Thorpe and Brown (1985) dapat diambil kesimpulan batuan pada peraga 25 memiliki nama yaitu Andesit porfir. 4.3 Peraga Nomor 80 Peraga ini dilihat dari kenampakan batuan memiliki bentuk yang pejal dan terlihat massanya yang padat. Batuan tersebut dapat dimasukan dalam jenis batuan beku. Warna batuan yang terlihat yaitu putih kecoklatan. Batu ini memiliki struktur berupa masif. Tekstur yang terdapat pada batuan berupa holokristalin yaitu batuan tersebut tersusun atas mineral mineral. Berdasarkan tingkat keseragaman butir, batuan ini termasuk inequigranular yang butir butir dari unsur penyusunnya memiliki ukuran yang sejenis atau sama besar. Batuan ini memiliki tekstur berupa fanerik , dapat terlihat mineral penyusunnya. Batu ini berdasarkan bentuk kristal berupa euhedral memiliki bentuk sempurna atau lengkap, dan dibatasi oleh bidang kristal yang tegas, jelas, dan teratur. Mineral penyusun batu ini pertama yaitu kuarsa. Rumus kimia dari kuarsa adalah SiO2 yang digolongkan kedalam golongan silikat Mineral yang terdapat dalam batu ini memiliki ciri ciri berwarna putih transparan. Memiliki kekerasan sebesar 7 diukur berdasarkan skala Mohs. Diukur dengan menggunakan paku baja yang digoreskan tetapi tidak tergores. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat porselin menghasilkan warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur berupa concoidal yang memperlihatkan gelombang kurva melengkung dipermukaannya seperti kenampakan pada botol kaca pecah. Transparansi dari

mineral ini termasuk tranparan. Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series dan terbentuk paling akhir. Selain itu juga mineral ini adalah mineral paling stabil diantara mineral yang lain dalam deret Reaksi Bowen. Mineral yang lain adalah biotit memiliki ciri ciri berwarna hitam pekat, kecil-kecil. Memiliki kekerasan sebesar 2,5 - 3 berdasarkan skala Mohs. Pengukuran dengan menggunakan kawat tembaga yang digoreskan pada mineral menghasilkan goresan. Cerat atau warna dari serbuk menghasilkan warna berupa hitam. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca. Belahan mineral ini termasuk sempurna yang berarti mineral ini mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan sebuah bidang yang rata dan akan sukar pecah kecuali melalui bidang belah mineral tersebut. Transparansi dari mineral ini termasuk tidak tranparan (opaque). Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series terbentuk pada deret diskontinu, mengandung Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah. Mineral ini berdasarkan Seri Reaksi Bowen merupakan mineral yang terbentuk di pertengahan dan menempati deret diskontinuu. Biotit termasuk dalam grup mineral mika yang ciri khasnya adalah berwarna hitam karena komposisi mineralnya. Mineral lain yang terdapat dalam batu memiliki ciri ciri berwarna hitam. Memiliki kekerasan sebesar 6 yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs. Dengan menggunakan pecahan kaca yang digoreskan pada mineral menghasilkan goresan. Cerat atau warna dari serbuk mineral menghasilkan warna berupa abu - abu. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut tampak saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur berupa uneven, pecahanya yang kasar memiliki permukaan yang tidak teratur dan dengan ujung ujung yang runcing. Belahan mineral ini termasuk sempurna, berarti mineral ini mudah terbelah melalui arah belahannya berupan bidang yang rata dan akan sukar pecah kecuali melalui bidang belah mineral

tersebut. Transparansi dari mineral ini termasuk tidak tranparan (opaque). Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series pada deret diskontinuu. Terbentuk akibat pembekuan magma yang bersifat basa, mengandung Mg dan Fe yang tinggi dengan kandungan silika yang rendah. Berdasarkan ciri ciri diatas maka mineral itu merupakan mineral hornblende yang memiliki rumus kimia Ca2(Mg,Fe,Al)5 (Al,Si)8O22(OH)2 . Hornblende digolongkan kedalam golongan silika berdasarkan uji HCL. Hornblende merupakan mineral dalam grup amfibol dan termasuk dalam golongan mineral mafik Proses pembentukan batuan ini disebabkan oleh pembekuan magma yang bersifat asam secara umumnya. Magma memiliki sifat basa semakin keatas maka akan terjadi perubahan suhu yang membuat magma akan mengalami pembekuan dan berubah sifat menjadi asam karena proses diferensiasi dan asimilasi. Batuan ini terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Hal tersebut dapat terlihat dari strukturnya yang pejal atau padat. Magma pembentuk batu ini tidak mengandung gas karena strukturnya massif. Kecepatan pembekuan magmanya cepat karena ukuran kristalnya kecil kecil dan tersebar acak. Berdasarkan data dari ciri ciri diatas terutama komposisi mineralogi dan tekstur batu tersebut dapat diidentifikasi, mineral yang menjadi penyusun dalam batuan merupakan mineral yang lebih cenderung bersifat asam. Mineral tersebut terdiri dari kuarsa, biotit, dan hornblende. Berdasarkan Klasifikasi batuan beku menurut Thorpe and Brown (1985) dapat diambil kesimpulan batu pada peraga 80 memiliki nama yaitu Andesit Porfir 4.4 Peraga Nomor 50 Pada peraga ini dilihat dari kenampakan batuan memiliki bentuk yang pejal dan terlihat massanya yang padat. Batuan tersebut dapat dimasukan dalam jenis batuan beku. Warna batuan yang terlihat yaitu putih kecoklatan. Batu ini menunjukan struktur masif. Tekstur yang terdapat pada batuan berupa holokristalin, tersusun atas mineral mineral. Berdasarkan tingkat keseragaman butir, batuan ini termasuk equigranular yang butir butir dari

mineral penyusunya memiliki ukuran yang sama besar. Batu ini memiliki tekstur berupa porfiroafanitik, massa dasar batu ini tidak dapat diidentifikasi teksturnya dengan mata telanjang. Batu ini berdasarkan bentuk kristal berupa euhedral, mineralnya memiliki bentuk sempurna dan dibatasi oleh bidang kristal yang jelas Mineral penyusunya antara lain plagioklas. Mineral yang terdapat dalam batuan ini yaitu memiliki ciri ciri berwarna putih transparan. Memiliki kekerasan sebesar 7 yang diukur berdasarkan skala Mohs dengan menggunakan paku baja yang digoreskan tetapi tidak tergores. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat porselin menghasilkan warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur berupa concoida yang memperlihatkan gelombang mirip kurva yang melengkung dipermukaannya seperti kenampakan pada botol kaca pecah. Transparansi dari mineral ini termasuk tranparan. Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series dan terbentuk diawal sampai pertengahan. Terbentuk akibat pembekuan magma yang mempunyai sifat berupa basa mendekati permukaan bumi. Berdasarkan ciri ciri diatas maka maineral itu merupakan mineral plagioklas dengan rumus kimia (Ca,Na)AlSi3O8 yang digolongkan kedalam golongan silika berdasarkan uji HCL. Mineral lain yang terdapat dalam batuan memiliki ciri ciri berwarna hitam pekat, kecil-kecil. Memiliki kekerasan sebesar 2,5 - 3 berdasarkan skala Mohs. Pengukuran dengan menggunakan kawat tembaga yang digoreskan pada mineral menghasilkan goresan. Cerat atau warna dari serbuk menghasilkan warna berupa hitam. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca. Belahan mineral ini termasuk sempurna yang berarti mineral ini mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan sebuah bidang yang rata dan akan sukar pecah kecuali melalui bidang belah mineral tersebut. Transparansi

dari mineral ini termasuk tidak tranparan (opaque). Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series terbentuk pada deret diskontinu, mengandung Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah. Berdasarkan ciri ciri diatas maka maineral itu merupakan mineral biotit yang memiliki rumus kimia (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)). Biotit digolongkan kedalam golongan silikat berdasarkan uji HCL. Biotit termasuk dalam grup mineral mika yang ciri khasnya adalah berwarna hitam karena komposisi mineralnya. Mineral yang lain adalah hornblende, memiliki ciri ciri berwarna hitam. Mineral hornblende yang memiliki rumus kimia Ca2(Mg,Fe,Al)5

(Al,Si)8O22(OH)2 Memiliki kekerasan sebesar 6 yang diukur berdasarkan skala Mohs. Pengukuran dengan menggunakan pecahan kaca yang digoreskan pada mineral menghasilkan goresan. Cerat atau warna dari serbuk menghasilkan warna berupa abu - abu. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur berupa uneven. Pengertian dari uneven adalah pecahan yang kasar memiliki permukaan yang tidak teratur dan dengan ujung ujung yang runcing. Belahan mineral ini termasuk sempurna yang berarti mineral ini mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan sebuah bidang yang rata dan akan sukar pecah kecuali melalui bidang belah mineral tersebut. Transparansi dari mineral ini termasuk tidak tranparan (opaque). Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series pada deret diskontinuu. Terbentuk akibat pembekuan magma basa yang mengandung Mg dan Fe yang tinggi dengan kandungan silika yang rendah sehingga memiliki sifat basa. Proses pembentukan batuan ini disebabkan oleh pembekuan magma yang bersifat asam secara umumnya. Magma memiliki sifat basa semakin keatas maka akan terjadi perubahan suhu yang membuat magma akan mengalami pembekuan dan berubah sifat menjadi asam karena proses diferensiasi dan asimilasi. Batuan ini terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Hal tersebut dapat terlihat dari strukturnya yang pejal atau padat. Magma

pembentuk batu ini tidak mengandung gas karena strukturnya massif. Kecepatan pembekuan magmanya cepat karena ukuran kristalnya kecil kecil dan tersebar acak. Berdasarkan data dari ciri ciri diatas terutama komposisi mineralogi dan tekstur batu tersebut dapat diketahui, mineral yang menjadi penyusun dalam batuan merupakan mineral yang lebih cenderung bersifat asam. Mineral batu tersebut terdiri dari plagioklas, biotit dan hornblende. Sehingga berdasarkan Klasifikasi batuan beku menurut Thorpe and Brown (1985) dapat diambil kesimpulan batuan pada peraga 50 memiliki nama yaitu Granit 4.5 Peraga Nomor 09 Pada peraga ini dilihat dari kenampakan batuan memiliki bentuk yang pejal dan terlihat massanya yang padat. Batuan tersebut dapat dimasukan dalam jenis batuan beku. Warna batuan yang terlihat yaitu dominan putih kecoklatan. Batu ini memiliki struktur masif. Tekstur yang terdapat pada batu berupa holokristalin yaitu batu tersebut tersusun atas mineral mineral. Berdasarkan tingkat keseragaman butir, batu ini termasuk inequigranular yang butir butir dari unsur penyusunnya memiliki ukuran yang tidak sejenis atau tidak sama besar. Batuan ini memiliki tekstur berupa fanerik, dapat terlihat mineral penyusunnya. Lebih lanjut batu tersebut memiliki tekstur

porfiroafanitik. Dimana terlihat adanya massa dasar namun sulit diidentifikasi. Batu ini berdasarkan bentuk kristal berupa euhedral, dimana mineral-mineral penyusunya memiliki bentuk sempurna atau lengkap, dan dibatasi oleh bidang kristal yang jelas dan teratur. Mineral penyusunya antara lain mineral plagioklas, memiliki ciri ciri berwarna putih kecoklatan. Memiliki kekerasan sebesar 7 berdasarkan skala Mohs. Pada percobaan diukur dengan menggunakan paku baja yang digoreskan tetapi tidak tergores. Cerat atau warna dari serbuk mineral menghasilkan warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur berupa choncoidal yang memperlihatkan gelombang kurva yang

melengkung dipermukaannya seperti kenampakan pada botol kaca yang pecah. Transparansi dari mineral ini termasuk transparan. Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series dan terbentukdari awal hingga menengah. mineral plagiokklas dengan rumus kimia (Ca,Na)AlSi3O8 yang digolongkan kedalam golongan silika. Mineral lainya terdapat dalam batuan memiliki ciri ciri berwarna putih transparan. Memiliki kekerasan sebesar 7 berdasarkan ukuran skala Mohs. Pengukuran dengan menggunakan kawat tembaga yang digoreskan pada mineral menghasilkan goresan. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat porselin menghasilkan warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca. Belahan mineral ini termasuk sempurna yang berarti mineral ini mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan sebuah bidang yang rata dan akan sukar pecah kecuali melalui bidang belah mineral tersebut. Transparansi dari mineral ini termasuk transparan. Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series terbentuk pada suhu rendah dan terbentuk pada tahap paling akhir. Terbentuk akibat pembekuan magma atau larutan silika panas yang umumnyabersifat asam, dengan silika yang tinggi. Mineral kuarsa memiliki rumus kimia SiO2. Proses pembentukan batuan ini disebabkan oleh pembekuan magma yang bersifat asam secara umumnya. Magma memiliki sifat basa semakin keatas maka akan terjadi perubahan suhu yang membuat magma akan mengalami pembekuan dan berubah sifat menjadi asam karena proses diferensiasi dan asimilasi. Batuan ini terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Hal tersebut dapat terlihat dari strukturnya yang pejal atau padat. Magma pembentuk batu ini tidak mengandung gas karena strukturnya massif. Kecepatan pembekuan magmanya cepat karena ukuran kristalnya kecil kecil dan tersebar acak. Berdasarkan data dari ciri ciri diatas terutama komposisi mineralogi dan tekstur batu tersebut dapat diidentifikasi, mineral yang menjadi penyusun

dalam batuan merupakan mineral yang lebih cenderung bersifat asam. Mineral tersebut terdiri dari kuarsa, biotit dan plagioklas. Sehingga berdasarkan Klasifikasi batuan beku menurut Thorpe and Brown (1985) dapat diambil kesimpulan batuan pada peraga 09 memiliki nama yaitu Andesit Porfik.

You might also like