Professional Documents
Culture Documents
I. INFORMASI UMUM 1.1 Tujuan Blok 1. Menerapkan konsep kedokteran komunitas dalam upaya untuk mencegah kejadian dan penyebaran penyakit di masyarakat 2. Menerapkan konsep kedokteran komunitas dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat 3. Menerapkan sistem dan manajemen pelayanan kesehatan primer dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 4. Mengelola masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip manajemen Yankes Primer. 1.2 Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan strategi pencegahan (primer, sekunder dan tersier)terhadap penderita, keluarga dan masyarakat. 2. Menerapkan promosi kesehatan untuk pencegahan penyakit di masyarakat 3. Menjelaskan prinsip-prinsip kedokteran komunitas dan kedokteran pencegahan. 4. Menjelaskan prinsip-prinsip pelayanan kesehatan primer 5. Mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan di masyarakat terkait dengan pelayanan kesehatan primer 6. Menjelaskan manajemen pelayanan kesehatan primer 7. Memahami sistem pembiayaan pelayanan kesehatan primer 8. Mampu melakukan anlisis terhadap aspek manajemen Yankes Primer. 1.3 Isi Pembelajaran 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesakitan dan kematian dalam suatu populasi 2. Pencegahan penyakit sesuai konsep riwayat perjalanan alamiah penyakit 3. Analisis dan interpretasi data epidemiologi untuk identifikasi masalah kesehatan dan berbagai faktor-faktor risiko di masyarakat: 4. Penerapan surveilens penyakit padaoutbreaks ataukejadian luar biasa (KLB). 5. Penerapan prinsip skrining untuk pencegahan penyakit di masyarakat 6. Penerapan metode epidemiologi analitik untuk menentukan berbagai faktor risiko timbulnya penyakit serta efektifitas pengobatan dan pencegahannya. 7. Pemanfaatan hasil analisis data epidemiologi dalam manajemen kesehatan. 8. Sistem kesehatan nasional (SKN) dan sistem kesehatan daerah (Siskesda), dan sistem kesehatan di beberapa negara 9. Puskesmas sebagai Yankes Primer (program pokok, fungsi manajemen, sistem informasi dan reformasi Yankes). 10. Peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer 11. Konsep dokter keluarga (family medicine)
Alamat, Telpun/HP
Perum Unud #13 Menguntur-Batubulan. 08123911913 Jl.Tukad Pekerisan Gang IA No.1, PanjerDenpasar HP.08155763967 Perum Dalung Permai Blok EE/24, Kab. Badung HP.081239270118 Jl. Sakura V/I 081805480654 Jl.Tukad Pekerisan No.22 Denpasar. HP.085237868396 Jl.Moding Indah III No.4 HP.081794486088
Keahlian
IKM
Grup
I
Tempat
RD.4.01
2 3 4 5 6
dr. Nengah Kapti, Sp.ParK dr. Made Judy Rachmanu, M.Kes dr. Komang Trisna Sumadewi, S.Ked dr. DAP Ratna Juwita dr. Rima Kusuma Ningrum
II
RD.4.02
III
RD.4.03
IV V VI
IKM Biokimia
Waktu
08.00 08.30 08.40 10.30 10.30 12.00 12.00 12.30 12.30 13.30 13.40 14.40 08.00 09.00
Kegiatan
Kuliah 1: Pengantar BlokCommunity Health & Health System Based Practice (CH & HSBP) Pemicu 1 Mandiri Istirahat Kuliah 2: Prinsip Kedokteran Komunitas dan konsep sehat sakit Kuliah 3: Riwayat perjalanan alamiah penyakit dan kedokteran pencegahan Kuliah 4: Penyakit menular Kuliah 5: Peranan epidemilogi dalam manajemen kesehatan Mandiri dan istirahat Pemicu 1 (Lanjutan) Pleno: Kuliah 2 s.d 5 dan Penjelasan kunjungan lapangan Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1: Analisis Penyakit (Disease Incidence & Prevalence) Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Istirahat Diskusi kelompok tentang hasil kunjungan lapangan Pemicu 2 Mandiri dan istirahat Kuliah 6: Pengukuran vital event, morbiditas dan kharakteristik penduduk Kuliah 7: Crude, specific and adjusted rate Pleno:Resume statistik deskriptif Kuliah 8: Populasi, sampel, data dan variable Kuliah 9: Analisis inferensial dan tes hipotesis Mandiri Istirahat Pemicu 2 (Lanjutan) Kuliah 10: Tes signifikansi data kategorikal dan kontinyu Pleno: Resume statistik inferensial Mandiri dan istirahat Pemicu 3
Tempat
R.Kuliah R. Diskusi
Pelaksana
Judy R. Fasilitator
R. Kuliah R. Kuliah R. Kuliah R. Kuliah R. Diskusi R. Kuliah Puskesmas Dentim 1 Dentim 3 Densel 1 Densel 2 Denbar 2 Denut 1 R.Diskusi R. Kuliah R. Kuliah R. Kuliah R.Kuliah R. Kuliah
Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Mahasiswa Fasilitator Sawitri Sawitri Sawitri Ayu S. Ayu S.
12.00 13.00 13.00 15.00 4 Kamis, 15 Maret 2012 08.00 10.00 10.00 12.00 12.00 13.00 13.00 14.00 14.00 15.00 5 Jumat, 16 Maret 2012 08.00 09.00 09.00 10.00 10.00 11.00 11.00 12.00 12.00 14.00 08.00 09.00 09.00 10.00 10.00 12.30 12.30 14.30
Waktu
08.00 10.30 10.30 11.30 11.30 13.00 13.00 14.00 14.00 15.00 08.00 09.00 09.00 11.00 11.00 12.00 12.00 13.00 13.00 15.00
Kegiatan
Pleno: Laporan (presentasi) hasil PKL 1 (Analisis data Puskesmas) Kuliah 11: Peranan surveilens dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit di masyarakat Mandiri dan istirahat Kuliah 12: Kejadian luar biasa (KLB) dan sistem kewaspadaan dini Kuliah 13: Prinsip skrining dalam mengidentifikasi penyakit di masyarakat Kuliah 14: Rancangan penelitian cross sectional (epidemiologi) Pleno: Skrinning & surveilance Penelitian Penjelasan Student Project(Lanjutan) Mandiri Istirahat Pemicu 3 Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi Pemicu 4 Mandiri Istirahat Kuliah 15: Rancangan penelitian Case Control dan Cohort Kuliah 16: Rancangan penelitian Uji Klinis Kuliah 17: Konsep hubungan antara variable, hubungan kausal dan variabilitas Kuliah 18: Rancangan penelitian eksperimental Pemicu 4 (Lanjutan) Mandiri dan istirahat Pleno: Rancangan Penelitian Kuliah 19: Validitas & Bias Pemicu 5 Mandiri dan Istirahat Student Project Pleno: Validasi data Pemicu 5 (Lanjutan) Mandiri & Istirahat Kuliah 20: Promosi Kesehatan Kuliah 21: Teknik pemberdayaan masyarakat
Tempat
R. Kuliah R. Kuliah
Pelaksana
Fasilitator Judy R
R.Diskusi
Fasilitator
Libur Libur 08.00 10.00 10.00 12.00 12.00 12.30 12.30 13.30 13.30 14.30
R.Diskusi
Fasilitator
R.Kuliah R.Kuliah R.Kuliah R.Kuliah R.Diskusi R. Kuliah R. Kuliah R.Diskusi R.Diskusi R. Kuliah R.Diskusi R. Kuliah R. Kuliah
Astika Judy R. Judy R. Arimbawa Fasilitator Astika/ Judy Arimbawa Fasilitator Fasilitator Arimbawa Fasilitator Tariani Elly
08.00 09.00 09.00 10.00 10.00 11.00 11.00 13.00 13.00 - 15.00 08.00 09.00 09.00 11.00 11.00 13.00 13.00 14.00 14.00 15.00 08.00 10.10 10.10 - 12.30 12.30 13.30 13.30 14.30
Waktu
08.00 12.30 12.30 13.30 13.30 14.30
Kegiatan
Pleno: Laporan Student Project (Presentasi) Istirahat Pleno: Rangkuman Kedokteran Komunitas
Tempat
R.Kuliah
Pelaksana
Fasilitator
R. Kuliah
Judy R
08.00 10.00 10.00 12.00 12.00 12.30 12.30 13.30 13.30 14.30 08.00 10.00 10.00 12.30 12.30 13.30 13.30 14.30 Libur 08.00 10.00 10.00 12.00 12.00 12.30 12.30 13.30 13.30 14.30 08.00 12.00
Pemicu 6 ( SKN dan Puskesmas) Mandiri Istirahat Kuliah 22: Sistem Kesehatan Nasional dan Sistem Kesehatan Daerah Kuliah 23: Fungsi manajemen Puskesmas sebagai Yankes primer Pemicu 6 (Lanjutan) Mandiri dan istirahat Kuliah 24: Program pokok dan program pengembangan Puskesmas Kuliah 25: Sistem informasi dan manajemen Puskesmas Wafatnya Yesus Kristus Pemicu 7 (Yankes Primer) Belajar Mandiri Istirahat Kuliah 26: Peran serta masyarakat dalam yankes primer Pleno:Prinsip Primary Health Care PKL 2: Manajemen Puskesmas Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Istirahat Pleno: Penjelasan Student Project (Primary Health Care)
R.Diskusi
Fasilitator
R.Kuliah R.Kuliah
Suwita Cahyani Suwita Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Darwata
Molin Molin, Darwata Mahasiswa Suwita Fasilitator Suwita Darwata Fasilitator Darwata Weta
7
Waktu
08.00 10.00 10.00 12.30 12.30 13.30 13.40 14.40
Kegiatan
Pemicu 10 (Lanjutan) Kualitas Yankes Primer Mandiri dan istirahat Kuliah 36: Jamkesmas dan Jamkesda Pleno: Kualitas Pelayanan Kesehatan Pleno: Presentasi hasil PKL 3 Mandiri dan Istirahat Pemicu 11: Pembiayaan Kesehatan dan Dana Sehat Diskusi Student Project Mandiri Istirahat Pemicu 11 (Lanjutan) Pleno: Presentasi Student Project (Primary Health Care) Istirahat Pleno: Rangkuman dan Evaluasi Blok CH & HSBP HARI TENANG UJIAN
Tempat
R.Diskusi
Pelaksana
Fasilitator
08.00 10.00 10.00 12.30 12.30 14.30 08.00 10.00 10.00 12.00 12.00 12.30 12.30 14.30 08.00 12.30 12.30 13.30 13.30 14.30
R.Diskusi R.Diskusi
Fasilitator Fasilitator
R.Diskusi R.Kuliah
Fasilitator Fasilitator
09.00 11.00
1.8 Pertemuan Evaluasi Proses Pembelajaran Pertemuan antara Tim Blok Community Health and Health System Based Practice dengan mahasiswa dimaksudkan untuk mengevaluasi Buku Modul Pembelajaran dan mengidentifikasi masalah-masalah dalam pelaksanaan blok (kuliah dan diskusi kelompok). Dengan adanya evaluasi terhadap Buku Modul Pembelajaran dan pelaksanaan blok diharapkan menjadi masukan untuk penyempurnaan panduan dan pelaksanaan belajar yang lebih baik. Pertemuan evaluasi blok dilaksanakan di ruang kuliah pada hari Sabtu, tanggal 31 Maret 2012 dan pada akhir blok tanggal 28 April 2012 dengan melibatkan mahasiswa wakil kelompok, tim pengelola blok, unit penjaminan mutu dan MEU. 1.9 Penilaian Hasil Belajar Ujian akan dilakukan dua kali yaitu pada hari ke XV tanggal 3 April 2012 dan tanggal 27 April 2012. Ujian tulis Blok Community Health and Health System Based Practice memakai metode MCQ. Ujian tulis tahap pertama dan kedua memberikan kontribusi 40% terhadap nilai akhir. Prasyarat kelulusan juga dilihat dari: absensi, kegiatan belajar, nilai kehadiran diskusi/ kuliah, pemikiran kreatif dan keaktifan. Kemampuan juga dinilai dari hasil laporan dan presentasi student project yang memberikan kontribusi 10%. Kemampuan dan sikap yang dinilai oleh fasilitator saat
---------------------------------
Pemicu 2: Analisa & interpretasi data epidemiologi dan Pemanfaatan Statistik Inferensial Kasus I Setelah lebih jauh dokter Wayan Armawa membaca laporan Puskesmas didapatkan bahwa wilayah tersebut merupakan wilayah gondok endemik (hipotiroid). Pada daerah tersebut pada bulan Januari 2008 dilakukan pemeriksaan terhadap 1.000 penduduk dewasa. Delapan orang ternyata menderita penyakit tersebut; tiga orang merupakan kasus baru sedangkan lima orang lainnya sudah mendapatkan pengobatan. Kelompok yang sama ini diperiksa kembali dalam bulan Januari 2010. ditemukan enam kasus hipotiroidisme yang baru; diantara enam kasus ini, dua kasus telah memperlihatkan gejala hipotiroidisme sejak beberapa bulan sebelumnya dan sudah didiagnosis serta diobati. Didapatkan pula bahwa dari delapan penderita hipotiroid yang ditemukan pada pemeriksaan tahun 2008, seorang penderita berhenti berobat dan meninggal akibat penyakit jantung myxedema pada tahun 2009. Tetapi penderita-penderita lainnya yang diperiksa pada tahun 2008 itu semuanya datang untuk menjalani pemeriksaan yang kedua.
10
Kasus II Suatu penelitian terjadinya penyakit diare di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem untuk mengetahui efek perbaikan sarana air bersih (water supply), ditemukan 30% penduduknya telah menggunakan air bersih. Disamping itu faktor perilaku masyarakat antara lain : 15% tidak mencuci tangan sebelum makan, 20% air minum tak dimasak. Ditentukan bahwa 1 kasus digunakan 1 kontrol. Presisi yang diinginkan 20%. Peneliti ingin mendapatkan OR 1,5 dengan power 95% dan nilai 5%.
Pemicu 3 Kasus 1: Peranan surveilens dalam penanggulangan dan pencegahan penyakit/masalah kesehatan di masyarakat Bencana akibat meletusnya Gunung Semeru selain menghancurkan tempat tinggal dan mengganggu kehidupan sosial juga berakibat mortalitas dan morbiditas. Bencana ada yang dapat diduga terjadinya tetapi ada yang tiba-tiba. Ada yang sering dan ada yang jarang kejadiannya. Epidemiologi memungkinkan untuk menampilkan reaksi yang efektif dan efisien serta dapat mencegah akibat yang sama pada bencana yang mungkin akan terjadi lagi kemudian. Surveilens bencana termasuk penyelidikan secara cepat terhadap distribusi dan determinan kematian, kesakitan dan cedera sehubungan dengan bencana pada populasi yang tertimpa bencana. Dengan maksud dapat segera menghubungkannya dengan reaksi yang tepat, sehingga memperkecil akibat bencana. Kejadian penyakit akibat bencana sering disebut sebagai bencana kedua.
Kasus 2: Peranan Sistem Kewaspadaan Dini dalam Penanggulangan KLB Ketut Pasek salah satu staf Poliklinik Umum di Puskesmas Warmadewa pada hari Senin menerima seorang pasien dengan mengeluh mencret. Beberapa saat kemudian datang lagi 2 orang dengan keluhan yang sama, karena petugas curiga dia mengulangi lagi pemeriksaan kepada 2 pasien yang terakhir tersebut dengan cara mewancarai lebih detail dengan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa 2 orang pasien tersebut datang dari tempat yang sama, dengan pasien yang mencret pertama, mereka menghadiri makan-makan pada upacara adat yang sama sehari sebelumnya. Dari kejadian tersebut langsung melapor ke Kepala Puskesmas yang segera memerintahkan staf suveilensnya dan Team Gerak Cepat (TGC) untuk melacak ke tempat kejadian. Dari hasil pelacakan di tempat kejadian ditemukan 10 orang lagi yang mengeluh dengan keluhan yang sama dengan pasien diatas. Segera team TGC melakukan tindakan pengobatan, melakukan pemeriksaan sanitasi lingkungan maupun sumber air bersih, wawancara untuk mencari kasus yang lain yang kemungkinan
11
Kasus 3: Pemanfaatan tes skrining untuk mengidentifikasi penyakit sedini mungkin Dr. Bagus membaca suatu laporan tentang metode skrining yang sederhana dan tidak mahal yang telah dikembangkan untuk mengidentifikasi individu dengan suatu penyakit tertentu pada pemeriksaan kesehatan. Untuk meneliti sensitifitas dan spesifisitas, metode tersebut diuji pada 200 orang yang menjalani suatu pemeriksaan klinik yang simultan dan seksama yang dianggap akan memberikan suatu diagnosis yang akurat. Hasilnya sebagai berikut : Terdapat penyakit menurut metode skrining Ya Terdapat penyakit menurut pemeriksaan klinis Sensitifitas = 60/80 = 0,75 Spesifisitas = 80/120 = 0,67 Dr. Bagus bertanya kepada saudara bagaimana interpretasi dan metode dari skrening yang dikembangkan itu? Pemicu 4: Rancangan Penelitian Epidemiologi Dokter Adi adalah dokter yang baru selesai melaksanakan tugas dokter PTT di suatu tempat terpencil dan saat ini diterima bekerja sebagai staf dosen Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran di Universitas Warmadewa. Oleh karena sebagai staf baru untuk lebih memahami rancangan penelitian dia diberi tugas penelitian. Ada beberapa penelitian yang harus dipelajari dan selanjutnya dipilih salah satu yang menurutnya baik, antara lain : 1. Rancangan penelitian prospektif dengan cara survei lewat telepon diselenggarakan pada musim kemarau mendatang untuk menentukan apakah ulcus pepticum lebih sering dijumpai diantara orang-orang dewasa yang tidak bekerja ataukah diantara orang-orang dewasa yang bekerja 2. Rancangan penelitian kasus kontrol retrospektif melalui suatu penelitian di Rumah Sakit Jiwa membandingkan pasien-pasien dewasa yang menderita manik depresif dengan penderita schizophrenia untuk menentukan kelompok manakah yang lebih Ya Tidak Total 60 40 100 Tidak 20 80 100 Total 80 120
12
13
14
15
16
Pemicu 11: Pembiayaan Kesehatan Pemicu 11A: Dana Sehat Seorang ibu muda dari Payangan bernama Ibu Made Lia akan melahirkan bayi pertamanya di bidan swasta. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata kondisi ibu dan bayinya mengalami kegawat daruratan yang membutuhkan pelayanan segera di Rumah sakit. Keluarga Ibu Lia memaklumi kondisinya namun tidak memiliki biaya untuk perawatan di rumah sakit, apalagi menurut bidan kemungkinan perlu dilakukan operasi serta perawatan bayi yang intensif. Keluarga Ibu Made Lia tergolong keluarga miskin. Keluarga Bu Lia terdaftar sebagai penduduk sebuah desa di Kecamatan Payangan. Pemicu 11B: Sistem pembiayaan kesehatan Bu Ani sering mengeluh nyeri dada dan sesak nafas bila bekerja. Bu Ani berobat ke Puskesmas dan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Setelah mendapat pemeriksaan di rumah sakit, Bu Ani diberi obat dan dianjurkan untuk kontrol setelah 3 hari. Setelah 3 hari, Bu Ani kembali ke rumah sakit dengan keluhan bahwa gejala sakitnya tidak berkurang. Bu Ani dianjurkan untuk mengikuti pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi guna mendiagnose secara tepat penyakit yang dideritanya. Bu Ani tidak mampu untuk membayar biaya pemeriksaan penunjang karena uangnya tidak cukup, apalagi untuk membayar obat dan tindakan selanjutnya. Akhirnya Bu Ani tidak melanjutkan prosedur pelayanan kesehatan dan kembali berobat ke Puskesmas dengan perasaan pasrah. Pemicu 11C: SJSN dan Askes Si Dogler menderita batuk-batuk, sudah berjalan 3 bulan.Dia tidak punya uang untuk berobat sehingga dia berobat secara tradisional.Kawannya sangat prihatin melihat Si Dogler, karena tidak berobat.Kawannya mendengar ada jaminan kesehatan untuk orang miskin.Dogler diajak ke rumah sakit oleh temannya. Dia tidak bisa mendapatkan Jamkeskin karena tidak masuk dalam data-base. Kawannya membiayai pengobatan Dogler, akan tetapi temannya tidak mampu lagi mengobati Dogler yang menderita sakit kronis. Akhirnya Dogler kembali memakai obat-obatan tradisional.Si Dogler bergumam, wah sulitnya menjadi orang miskin. 2.2 Praktek Kerja Lapangan (PKL) Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1 : Analisis Penyakit (insidens dan prevalensi penyakit)
17
Tujuan Khusus * Menganalisis data penyakit di Puskesmas untuk melihat insidens, prevalensi, proporsi dan ratio penyakit * Menganalisis distribusi (penyebaran) beberapa penyakit melular dan tidak menular di Puskesmas * Menganalisis berbagai faktor risiko timbulnya penyakit dan upaya pencegahan serta penanggulangannya b) Metode Kegiatan 1) Diskusi dengan dokter Puskesmas dan penanggung-jawab program 2) Mengamati dan membaca hasil kegiatan Puskesmas yang dituangkan dalam bentuk laporan kegiatan 3) Melakukan analisis terhadap semua informasi dan data yang diperoleh di Puskesmas c) Data, informasi, dan dokumen yang dicari 1) Data penyakit menular dan tidak menular dalam setahun terakhir 2) Informasi tentang penyebaran beberapa penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit 3) Informasi tentang upaya pencegahan dan penanggulangan beberapa penyakit menular dan tidak menular 4) Dokumen laporan kegiatan Puskesmas (laporan bulanan, triwulan dan tahunan) Praktek Kerja Lapangan (PKL) 2: Manajemen Yankes Primer(Puskesmas) (Hari, tanggal, jam: Selasa, 10 April 2012, pukul 08.00 12.00) a) Tujuan PKL: Tujuan Umum Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang penerapan manajemen Puskesmas yang mencakup pengelolaan berbagai program kegiatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tujuan Khusus * Memahami perencanaan Puskesmas (P1) * Memahami Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) * Memahami Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) Puskesmas *Memahami penerapan manajemen obat, manajemen kepegawaian, manajemen keuangan dan manajemen data.
18
Memahami peran-serta masyarakat lewat Posyandu dalam rangka menunjang pelaksanaan program Puskesmas. Tujuan Khusus * Memahami kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan * Memahami peran klader dalam pelaksanaan Posyandu * Memahami permasalahan dan kebutuhan akan kesehatan di masyarakat * Menjelaskan proses pelaksanaan Posyandu dengan sistem 5 meja * Menjelaskan sistem pencatatan dan analisis hasil penimbangan b) Kegiatan pada saat kunjungan lapangan 1) Wawancara dengan kader dan ibu-ibu pengantar balita 2) Observasi 3) Pengumpulan data c) Data, informasi, dan dokumen yang dicari Wawancaratentang pelaksanaan posyandu, sasaran, sumber daya (dana,orang dan alat) serta permasalahan
19
Observasi Kegiatan yang berlangsung mulai meja 1 sampai meja 5 Keterampilan kader Keterampilan petugas puskesmas Sasaran posyandu (jumlah kehadiran, penerimaan terhadap pelayanan) Sistem pencatatan dan pelaporan (sistem informasi posyandu) Keterlibatan tokoh masyarakat Pengumpulan data Struktur organisasi posyandu Hasil kegiatan posyandu berdasarkan indikator keberhasilan posyandu Program apa saja yang dilaksanakan Pelayanan apa saja yang diberikan Register yang ada di posyandu Pembiayaan kegiatan posyandu
2.3 Student Project Student Project 1 Berupa penugasan kepada mahasiswa untuk membuat karya tulis kajian tulisan ilmiah (literature review) dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada mahasiswa terhadap materi kuliah. Mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok dan pada student project tiap kelompok akan diberikan kasus yang berbeda dengan cara pengundian. Setiap kelompok dengan difasilitasi oleh fasilitator harus menganalisa, mendiskusikan, mencari kepustakaan dan akhirnya menulis dalam bentuk paper. Susunan paper terdiri dari: 1) Cover berisikan: Judul (paling atas, logo FKIK, Kelompok Semester II disertai daftar nama anggota kelompok, dan nama institusi serta bulan tahun. 2) Uraian kasus dan pembahasan berdasarkan tinjauan kepustakaan 3) Solusi penyelesaian kasus 4) Kesimpulan dan saran Paper harus diserahkan ke pengelola blok satu hari sebelum presentasi. Presentasi dilakukan oleh salah satu anggota kelompok dengan didampingi oleh semua anggota kelompok. Masing-masing kelompok diberikan waktu 10 menit untuk presentasi dan 15 menit untuk diskusi. Kelompok yang lain wajib mengajukan pertanyaan. Kualitas paper, cara presentasi dan diskusi akan mendapat penilaian.
20
21
a.
b.
d.
22
Kasus 6 Pak Joni, seorang laki-laki usia 47 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri dada dan merasa tidak punya tenaga. Pak Joni dengan status menikah dengan 3 orang putra dan putri bekerja sebagai sales manager sebuah perusahaan swasta. Pak Joni sudah terbiasa bekerja dari pagi sampai sore, dan bahkan terkadang sampai malam. Pak Joni berpenampilan agak gemuk dan jarang mempunyai kesempatan berolah raga. Setelah diperiksa oleh dokter Puskesmas, Pak Joni dicurigai terkena serangan jantung, lalu segera dirujuk ke Rumah Sakit untuk perawatan intensif. Tugas:
1. Analisa kasus diatas, diskusikan dan tulis dalam bentuk paper 2. Pembahasan meliputi surveilens penyakit jantung dan penelusuran berbagai
faktor risiko serta upaya pencegahan dan penaggulangannya. Student Project 2: article review Setiap kelompok SGD membagi diri menjadi 2 sub-kelompok (4-5 orang) dan masingmasing sub-kelompok membuat 1 paper hasil article review dengan topik yang berbeda dengan subkelompok lainnya. Topik-topik untuk Student Project 2: 1. Alma Ata Declaration: Is it still relevance? 2. Principle practice of PHC 3. Demographic transition & PHC 4. Epidemiologic transition & PHC 5. Global burden of disease & PHC 6. Primary Health Care for MDGs 7. Community health workers in PHC: who and how? 8. Community participation in PHC 9. Community empowerment in PHC 10. Ageing in PHC 11. Urban challenges in PHC 12. Integrated immunization program in PHC
23
Halaman 2 dan selanjutnya Pendahuluan atau Latar Belakang Tujuan penulisan Pembahasan Kesimpulan Saran Referensi (lampirkan, minimal 2 referensi) Catatan: Laporan diketik 1,5 spasi pada kertas kuarto (A4) Abstrak dan isi laporan maksimum 5 halaman
------------------------------
24
3.1 Abstrak Kuliah 1 Topik: Pengantar Blok Community Health and Health System Based Practice Sesuai dengan visinya, FKIK Unwar bercita-cita menghasilkan lulusan yang kompeten, berkualitas dan profesional, khususnya dalam layanan kesehatan primer serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan peduli terhadap lingkungan. Perkumpulan dokter keluarga sedunia mencanangkan bahwa lulusan fakultas kedokteran harus memenuhi kulifikasi five star doctor yaitu kompeten sebagai care provider, decision maker, communicator, community leader dan manager. Untuk mewujudkan hal tersebut, seorang dokter, selain menguasai berbagai keterampilan berbasis klinik (clinical based skills), juga harus menguasai keterampilan berbasis komunitas (community based skill). Untuk penguasaan kedua jenis keterampilan tersebut diperlukan penguasaan terhadap ilmu dan pengetahuan tentang statistik, metodologi penelitian, epeidemiologi dan sistem manajemen kesehatan. Penguasaan terhadap semua cabang ilmu dan pengetahuan tersebut akan memudahkan seorang dokter untuk menganalisis berbagai masalah kesehatan di masyarakat sehingga akhirnya mampu mencarikan solusi untuk pencegahan dan penanggulangannya. 3.2 Abstrak Kuliah 2 Topik: Prinsip kedokteran komunitas dan konsep sehat sakit Dalam kedokteran klinik, pasien secara individual mengunjungi pelayanan kesehatan dan diagnosis merupakan dasar bagi pengelolaan orang sakit.Dari hasil pemeriksaan diberikan pengobatan, selanjutnya dokter klinik mengulangi kembali daur tersebut untuk memantau kemajuan pasien dan sebagai panduan bagi tindakan berikutnya.Dalam ilmu kedokteran komunitas diagnosis sama pentingnya, petugas kesehatan harus secara berkesinambungan menilai kemajuan kesehatan di tengah masyarakat. Alat terhandal yang digunakan petugas kesehatan untuk mendiagnose dan memantau kesehatan masyarakat adalah pengetahuan tentang epidemiologi.Dalam hal ini seorang dokter harus memahami peran epidemiologi diskriptif, epidemiologi analitik dan epidemiologi terapan dalam mendiagnose penyakit di masyarakat serta memahami konsep sehat sakit sehingga memiliki kompetensi untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan. Epidemiologi dapat menentukan pola kesehatan dan penyakit di dalam populasi dan kelompok orang, mengenali faktor lingkungan, faktor prilaku dan faktor sosial yang
25
3.3 Abstrak Kuliah 3 Topik: Riwayat perjalanan alamiah penyakit dan kedokteran pencegahan Untuk melihat penyebab penyakit atau masalah kesehatan di masyarakat/populasi tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja tetapi ditentukan oleh banyak faktor (multifaktorial).Faktor-faktor ini mencakup kemiskinan, kepadatan penduduk, malnutrisi, alkoholisme dan lain-lain.Sehingga dengan penanggulangan semua faktor tersebut dapat bermanfaat banyak bagi pencegahan suatu penyakit.Salah satu cara yang sungguh bermanfaat di dalam menganalisa penyebab penyakit, khususnya penyakit infeksi adalah konsep tiga factor: agent (penyebab), host (penjamu), dan environment (lingkungan). Konsep lain yang juga cukup dikenal adalah konsep diperkenalkan oleh Blum menjelaskan bahwa kejadian dari penyakit dalam populasi ditentukan oleh genetika, tingkah laku, program kesehatan dan lingkungan. Selain faktor-faktor yang menentukan kejadian penyakit, pencegahan yang tepat juga tergantung dari riwayat alamiah penyakit. Contohnya penyakit yang mana penyebabnya mudah ditegakkan seperti HIV/AIDS, mempunyai periode inkubasi yang lama dan fatal, fokus dari pencegahannya adalah pencegahan primer, seperti pendidikan untuk merubah perilaku, pencegahan sekunder seperti test HIV secara sukarela (VCT) dan pencegahan tersier seperti pendampingan dan pengobatan infeksi sekunder (opportunistic). Dengan kata lain, jika penyebab penyakit tidak diketahui misalnya kanker, fokus pencegahannya adalah pencegahan sekunder dan tersier. Penyakit lain seperti demam berdarah yang akut, tidak tersedia vaksin dan tidak ada obat untuk membunuh virus, fokus dari pencegahannya adalah pencegahan primer. 3.4 Abstrak Kuliah 4 Topik: Penyakit menular Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan utama di Provinsi Bali. Lingkungan yang kumuh akibat urbanisasi dari desa ke kota atau migrasi dari daerah lain menyebabkan tumpukan sampah dimana-mana dan meningkatnya polusi udara. Penyakit menular seperti demam berdarah dengue, flu burung berkembang dengan cepat dan menyebabkan kematian. Secara umum penyakit menular dapat dibagi berdasarkan etiologi, cara penularan dan aspek epidemiologi. Ditinjau dari sudut epidemiologi, perlu diketahui dan dipelajari batasan, definisi, periodisitas dan dinamika penularan suatu penyakit agar tindakan dan penanganan terhadap penyakit dapat dilakukan dengan baik.
26
Penyusunan tujuan Implementasi aktifasi untuk mencapai tujuan Mobilisasi dan koordinasi sumber daya Evaluasi
Organizing
Teknik
3.6 Abstrak Kuliah 6 Topik: Pengukuran vital event, morbiditas dan kharakteristik penduduk Secara epidemiologi suatu kejadian/ masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat (Morbidity, Mortality) diukur dengan ukuran perbandingan (Relatif) : a Rate = ----------a+b a = -------B a = ---------- % a+b
Ratio
Proportio
Mortality Rate : Crude , Specific (umur, jenis kelamin, kasus penyakit), C.F.R. Morbidity rate: - Insidens Rate (Cumulative Insidence dan Insidence Dencity) - Prevalens Rate , - Attack rate Demography : - Komposisi Penduduk : Umur (piramida penduduk)., Sex, Depency ratio. Sex ratio - Fertilitas : CFR, GFR, Spesific rate, - Mortalitas : CDR, Specific (IMR, MMR), Expectation of life - Migration Rate - Growth Rate .
28
Ukuran Assosiasi : - Ukuran Rasio : RR, OR, IDR - Ukuran Beda Risiko : Attribute Risk (Risk Difference ) Ukuran assosiasi sering digunakan pada Riset Epidemilogi, untuk mengukur besarnya risiko Populasi terpapar untuk terkena penyakit di bandingkan dengan populasi lain yang tidak terpapar.
3.7 Abstrak Kuliah 7 Topik: Crude, specific and adjusted rate Crude rate :Summary rates based on the actual number of events (eg. Birth, deaths) in a total population over a given time period CRUDE BIRTH RATE: Jumlah kelahiran hidup (wilayah & tahun tertentu) Rata-rata populasi (wilayah & tahun tertentu) CRUDE DEATH RATE: Jumlah kematian (wilayah & tahun tertentu) Rata-rata populasi (wilayah & tahun tertentu) Spesific rate: Summary rates based on the actual number of events (eg. morbidity, deaths) in a subpopulation over a given time period INFANT MORTALITY RATIO: Jumlah kematian bayi 0-11 bln (area & waktu) Jumlah lahir hidup (area & waktu) Adjusted rate:Fictitious summary rates constructed to permit fair comparison between groups differing in some important characteristics Melakukan adjustment : Menerapkan prosedur statistik untuk menghilangkan efek perbedaan komposisi sewaktu membandingkan 3.8 Abstrak Kuliah 8 Topik: Populasi, sampel, data dan variabel Populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu. Kumpulan individu yang akan diukur atau diamati ciri-cirinya disebut populasi studi. Bila penelitian
29
30
31
32
33
3.16 Abstrak Kuliah 16 Topik: Rancangan penelitian uji klinis Rancangan penelitian uji klinis termasuk dalam kelompok penelitian evaluatif di bidang kedokteran dan kesehatan. Disebut penelitian evaluatif oleh karena penelitian ini bertujuan untuk menilai aspek tertentu dari tindakan medik, baik aspek diagnostik, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Dengan penelitian ini, peneliti mencoba menilai suatu metode, alat, material baru dalam berbagai aspek tindakan medik tersebut: seberapa jauh lebih efektif, lebih akurat, lebih manjur, dan lebih ekonomis, dibandingkan dengan metoda, alat atau material lama. Secara skematis penelitian uji klinis merupakan penelitian evaluatif rentang tindakan medik tertentu dengan aspek-aspek: diagnosis (alat, metode, dan penatalaksanaan), preventif (material, metode dan penatalaksanaan), kuratif (material dan metode: medikamentosa, pembedahan, fisioterapi, radioterapi dsb dan penatalaksanaan), rehabilitasi: fisik-biologik, psikis, sosial (metode dan penatalaksanaannya). Secara proses merupakan penelitian eksperimental yaitu eksperimental murni dan kuasi. Pendekatan (perlakuan) terhadap subyek : pendekatan individual (trial klinik) dan pendekatan kelompok (trial program) 3.17 Abstrak Kuliah 17 Topik: Konsep hubungan antara variabel, hubungan kausal dan variabilitas Dalam suatu penelitian epidemiologi, sangat penting menentukan variabel, validitas maupun faktor-faktor bias yang mungkin nanti dapat mempengaruhi hasil penelitian.Variabilitas mencakup variabilitas individu, populasi dan sampel.Sedangkan validitas mencakup validitas eksternal dan internal. Bias pada penelitian dapat timbul akibat selection bias, information bias dan confounding factor. Adapun jenis-jenis variabel berdasarkan fungsinya antara lain variable tergantung (dependent variable), variabel bebas (independent variable), variabel pengacau (confounding variable) dan variabel terkendali (control variable). Variabel pengacau adalah variabel yang secara
34
35
36
b. Sistem Kesehatan Daerah Dengan berlakunya UU no.22 Tahun 1999 tentan Kesehatan, maka daerah mempuyai wewenang yang luas (21 wewenang) di bidang kesehatan. Oleh karena itu daerah diwajibkan untuk menyusun sistem kesehatan daerah (SKD). Tujuan dari SKD adalah : 1. Meningkatkan derajat kesehatan di wilayah kerja pemerintahan. 2. Merespon harapan dan kebutuhan masyarakat. 3. Memberikan perlindungan financial terhadap kemungkinan dikeluarkannya biaya akibat penyakit yang diderita oleh masyarakat. Oleh karena itu SKD mempunyai 4 fungsi : 1. Pelayanan kesehatan. 2. Pembiayaan kesehatan 3. Pengembangan sumberdaya kesehatan. 4. Pengawasan dan pengarahan. c. Sistem Kesehatan di Berbagai Negara Sebagai perbandingan ada baiknya dikenali juga sistem perawatan kesehatan yang telah atau sedang dilaksanakan di berbagai negara. Di satu negara, sistem pelayanan benar-benar dikontrol atau ditanggung oleh pemerintah, sementara di negara lain dilaksanakan oleh swasta (liberal). Selain itu, kombinasi dari kedua sistem ini juga sedang di praktekkan oleh beberapa negara di mana pemerintah dan swasta bekerja berdampingan secara sinergi. Setiap sistem memberikan keuntungan dan kerugian dan dalam setiap sistem dipaparkan tentang peran pelayanan kesehatan primer, peran sektor swasta, peran dari berbagai profesi dan alokasi dana juga dibahas . Apapun sistem kesehatan yang dilaksanakan, pada prinsipnya rekomendasi yang diberikan oleh WHO harus selalu dilaksanakan sebagai masukan dengan pertim-bangan bahwa akan tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang, bertanggung-jawab dan adil dalam pembiayaan kesehatan. Sebagai contoh,
37
3.23 Abstrak Kuliah 23: Fungsi Manajemen Puskesmas dalam Yankes Primer Perencanaan pembangunan kesehatan antara Pusat dan Daerah belum sinkron. Sistem informasi kesehatan menjadi lemah setelah menerapkan kebijakan desentralisasi. Data dan informasi kesehatan untuk perencanaan tidak tersedia tepat waktu. Sistem Informasi Kesehatan Nasional (Siknas) yang berbasis fasilitas teknologi komputer sudah mencapai tingkat kabupaten/kota namun belum dimanfaatkan. Hasil penelitian kesehatan belum banyak dimanfaatkan sebagai dasar perumusan kebijakan dan perencanaan program. Surveilans belum dilaksanakan secara menyeluruh. Hukum kesehatan belum tertata secara sistematis dan belum mendukung pembangunan kesehatan secara utuh. Regulasi bidang kesehatan pada saat ini belum cukup, baik jumlah, jenis, maupun efektifitasnya. Pemerintah belum sepenuhnya dapat menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang efektif, efisien, dan bermutu sesuai dengan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance). Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Manajemen Puskesmas meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan serta pertanggung-jawaban, yang mana semua kegiatan ini saling terkait dan bersinergi serta kerjasama berkesinambungan/berkelanjutan untuk mencapai tujuan Puskesmas. Proses manajemen Puskesmas terdiri dari rangkaian kegiatan berupa planning, organizing, actuating dan controlling (POAC ) yaitu:
38
Manajemen pencegahan penyakit dalam pelayanan kesehatan primer Pencegahan merupakan gagasan yang kompleks sebagai tujuan dari kesehatan masyarakat. Definisinya relatif sederhana yaitu tindakan antisipasi yang diambil untuk mengurangi kemungkinan timbulnya atau berkembangnya suatu kejadian atau kondisi, atau untuk meminimalkan kerusakan akibat kejadian atau penyakit. Kalau disimak batasan public health (PH) menurut Winslow, maka dibedakan tiga tingkatan pencegahan yang menjadi dasar pengembangan Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat saat ini. Tiga tingkatan pencegahan di bidang pelayanan kedokteran ini ini sesuai dengan perkembanagan patologi penyakitnya. 1. Pencegahan primer (primary prevention) mencakup promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan spesifik (specific protection) baik terhadap orangnya maupun lingkungannya. Masalah kesehatan yang perlu dicegah bukan hanya penyakit infeksi yang menular tetapi juga masalah kesehatan yang lainnya seperti kecelakaan, kesehatan jiwa, kesehatan kerja dan lainnya. Besarnya masalah kesehatan masyarakat dapat diukur dengan menghitung tingkat morbiditas, mortalitas, fertilitas, dan disability ajusted life years (DALYs) pada kelompok-kelompok masyarakat. Pencegahan primer ini dilaksanakan selama fase pre-pathogenesis dari suatu kejadian penyakit atau masalah kesehatan. Penerapan pencegahan primer pada program kesehatan masyarakat di puskesmas dapat dikaji melalui program pendidikan kesehatan masyarakat (PKM), program penanggulangan penyakit menular (P2M) melalui kegiatan imunisasi dan pemberantasan vektor, dan program kesehatan lingkungan.
39
Community Health and Health System Based Practice 2. Pencegahan sekunder (secondary prevention) mencakup penemuan kasus
secara dini (early detection) dan pengobatan (prompt treatment). Pencegahan sekunder dilakukan mulai saat masa inkubasi sampai timbulnya gejala penyakit atau gangguan kesehatan. Penerapan pencegahan sekunder pada program kesehatan masyarakat di Puskesmas dapat dikaji melalui program P2M khususnya kegiatan surveilens (active and pasive case detection), program pengobatan, program gizi, UKS, KIA dan lainnya. 3. Pencegahan tertier (tertiery prevention) mencakup program rehabilitasi (rehabilitation) dan mengurangi ketidak mampuan (disability limitation) yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi hidup penderita. Kegiatan dalam pencegahan tertier meliputi aspek medis dan sosial. Penerapannya di Puskesmas dapat dikaji melalui program perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) yang dulu dikenal dengan istilah public health nursing (PHN). Dokter sebagai seorang manajer di organisasi kesehatan di tingkat Puskesmas atau tingkat lebih tinggi, maka untuk dapat mengelola dan melaksanakan program pencegahan, maka diperlukan keterampilan khusus dalam patofisiologi penyakit yang ada di masyarakat; keterampilan manajemen program terkait (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi program), mengetahui secara dini masalah kesehatan dikaitkan dengan transisi epidemiologi dan demografi serta statistik kesehatn. 3.24 Abstrak Kuliah 24 Topik: Program Pokok dan Program Pengembangan Puskesmas Konsep pelayanan kesehatan primer lewat Puskesmas diperkenalkan sejak tahun 1968 yang kemudian terus berkembang dengan tujuan mendekatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat. Fungsi Puskesmas adalah sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas juga merupakan suatu konsep yang rumit/kompleks yang menuntut penggunaan sumberdaya seefisien dan seefektif mungkin, dimana sumberdaya yang dimiliki hampir selalu terbatas serta harus melakukan pilihan dan menentukan prioritas dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan strata pertama yang dilaksanakan meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Program atau kegiatan Puskesmas disesuaikan dengan surat keputusan Menkes No.128/Menkes/SK/II/2004 yang operasionalnya dilakukan dalam bentuk program kesehatan pokok (wajib) dan program pengembangan. Program kesehatan pokok (wajib) adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib yang harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas di wilayah kerjanya mencakup: 1. Upaya promosi kesehatan. 2. Upaya kesehatan lingkungan. 3. Upaya KIA dan KB 4. Upaya perbaikan gizi masyarakat. 5. Upaya pencegahan dan pembrantasan penyakit menular. 6. Upaya pengobatan.
40
41
42
43
44
3.28 Abstrak Kuliah 28 Topik: Konsep dokter keluarga dalam Yankes Primer Di Indonesia dokter praktek umum (DPU) tidak kurang dari 30.000 orang dan ada beberapa diantaranya memperoleh gelar keprofesian seperti di luar negeri yaitu dengan gelar dokter keluarga (family doctor). Wadah organisasi dokter keluarga di Indonesia adalah Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI) yang sampai sekarang masih merupakan perhimpunan dokter seminat sebagai Badan Kelengkapan IDI, dimana sebagian anggotanya telah mendapat penataran kedokteran keluarga. Ada beberapa hal yang menyebabkan pelayanan dokter keluarga di Indonesia tidak berjalan sebagaimana mestinya. 1. Tidak adanya regulasi yang mengatur aturan main sistem pelayanan kesehatan yang ada baik di klinik maupun di Puskemas. Uraian tugas pokok dan fungsi klinik dan Puskesmas tidak diketahui secara pasti karena tidak dibagi secara tegas/spesifik. Sejauh mana batas wewenang dan tanggung jawab klinik dokter keluarga menjadi tidak jelas. Akibat semua ini maka terjadi kerancuan dalam pelaksanaannya 2. Kapasitas sumber daya yang masih lemah, provider tidak mengetahui sebatas mana peran dan tanggungjawab yang harus dilakukan. 3. Pengorganisasian sumber daya manusia yang cukup sulit dalam penterapan dokter keluarga, karena berbenturan dengan aturan kepegawaian. 4. Kurangnya dukungan infrastruktur di klinik, dimana dokter keluarga bekerja seadanya sehingga tidak mendukung untuk melaksanakan kewenangan sebagai dokter keluarga. 5. Tidak adanya model sistem pembiayaan yang baku dan memadai. Selama ini sistem pembiayaan masih berdasarkan swakelola, yang sebenarnya seperti proyek dengan pertanggung-jawaban proyek orang per-orang. 6. Dokter keluarga melakukan kegiatan utamanya yang terkait dengan kegiatan luar gedung seperti kunjungan rumah dan pembinaan kelompok lebih didasarkan karena ada dana yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, bukan karena hal tersebut adalah tanggung jawab mereka sebagai dokter keluarga. Adanya beban kerja tambahan seperti laporan administrasi pertanggung-jawaban merupakan sesuatu hal yang tidak biasa mereka lakukan. Dokter keluarga adalah dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang kedokteran atau pelayanan kesehatan dan memiliki pengetahuan serta keterampilan
45
3.29 Abstrak Kuliah 29: Rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayan primer dan sekunder Rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan telah mengalami proses perubahan orientasi nilai & pemikiran/ paradigma (sosial, sosioekonomis, komprehensif, organobiopsycko sosbud) revolusi RS. Sistem pelayanan kesehatan nasional (SKN 1982) terdiri dari:
46
a.
b. c.
47
48
49
50
51
----------------------------
52
Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi Departemen Kesehatan. 2002. ARRIME Pedoman Manajemen Puskesmas. D Kes RI. Jakarta. Rafael Bengoa, 2006, Quality of Care: a pros\cess for making strategic choices in health system, WHO
53
--------------------
54