You are on page 1of 15

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SDN 01 MANGUHARJO KOTA MADIUN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang diampu oleh Drs. Edy Siswanto, M.Pd

Disusun oleh : RESTANTI WULANSARI NPM. 09.141.177 / VII E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2013

KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga pada kesempatan yang baik ini, penulis masih diberi kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyusun dan menyelesaikan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penulis dalam menyusun laporan PTK ini tidak lepas dari beberapa unsur pendukung, untuk itulah penulis mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang baik dan harmonis dengan para unsur tersebut, sehingga tersusunlah laporan ini. Pada kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Kepala Sekolah Dasar Negeri 01 Manguharjo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun yang telah membantu dan memberikan fasilitas sarana dan prasarana secukupnya. Bapak/Ibu guru beserta staf SDN 01 Manguharjo yang telah bersedia melayani kami dengan senang hati dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyusun laporan ini Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Maka dengan kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang positif dari pembaca demi kesempurnaan dan kelengkapan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita teman teman mahasiswa serts para guru Sekolah Dasar dan setidak-tidaknya menjadi referensi untuk lebih meningkatkan pross pembelajaran di kelas. Madiun, Desember 2012 Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1 Latar Belakang Masalah................................................................................................. 1 Rumusan Masalah........................................................................................................... 3 Tujuan Penelitian............................................................................................................ 3 Hipotesis Penelitian........................................................................................................ 3 Manfaat Penelitian.......................................................................................................... 3 BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................................... 5 Pembelajaran Tematik................................................................................................... 5 Model Pembelajaran Kooperatif.................................................................................... 6 Keaktifan Belajar........................................................................................................... 7 Prestasi Belajar.............................................................................................................. 9 BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................... 10 Rancangan Penelitian.................................................................................................... 10 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................................... 10 Prosedur Penelitian........................................................................................................ 10 Instrument Penelitian..................................................................................................... 12 Teknik Pengumpulan Data............................................................................................ 12 Teknik Analisis Data..................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 14

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu kebutuhan manusia yang vital dalam upaya mempertahankan serta mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia. Belajar juga merupakan suatu kebutuhan manusia yang tidak terbatas adanya. Manusia dituntut untuk terus belajar sebagai upaya mempertahankan diri seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan karena kondisi lingkungan yang senantiasa berubah. Dengan demikian belajar menjadi kebutuhan penting sepanjang usia manusia, dari sejak lahir hingga akhir hayatnya. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989: 28). Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Kegiatan pembelajaran dalam KTSP pada dasarnya mengutamakan pada kompetensi yang dicapai siswa sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student-centered). Siswa dituntut untuk aktif dalam membangun pengetahuan dan pemahamannya sendiri. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan memerlukan konsep yang mengaitkan pembelajaran dengan realita kehidupan nyata sehingga pengetahuan dan pemahaman siswa akan terbentuk dengan sendirinya. Pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik dapat mencapai indikator sesuai kompetensi yang telah ditentukan. Dalam suatu kelas terkumpul peserta didik dengan kemampuan yang berbeda-beda, baik dalam segi kecerdasan, bakat maupun kemampuan menerima materi pelajaran. Sehingga diperlukan pengorganisasian materi pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat tercapai. Dalam proses pembelajaran, guru memegang peranan penting dalam menciptakan keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Guru dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga menumbuhkan minat dan antusias dari siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan dan diharapkan dapat tercapai dengan maksimal.

Menurut Jean Piaget (dalam Trianto, 2011: 56), perkembangan kognitif anak dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: (1) Tahap sensorimotor yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun. (2) Tahap pra-operasional yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-4 tahun. (3) Tahap konkret operasional yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 7-11 tahun. (4) Tahap formal operasional yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11-15 tahun. Cara berfikir pada anak usia sekolah dasar berada pada tahap yang ketiga. Dimana peserta didik masih berfikir secara konkrit. Sehingga dalam penanaman materi pada diri peserta didik, pendidik mengarahkan pada pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Kegiatan pembelajaran pada kelas rendah lebih diorientasikan pada pembelajaran tematik dengan menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema. Tema yang diberikan merupakan gagasan pikiran atau pokok pikiran yang menjadi topik pembahasan (Trianto, 2011: 139). Dengan penggabungan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema memudahkan siswa untuk memusatkan perhatian pada satu tema yang akan dipelajari. Selain itu, dengan adanya penggabungan mata pelajaran dalam satu tema tersebut maka peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dirinya tidak hanya terfokus pada satu mata pelajaran saja tetapi peserta didik sekaligus dapat mengembangkan kemampuan dirinya pada mata pelajaran lainnya. Namun fakta yang ada di lapangan membuktikan, masih banyak sekolah yang yang belum menerapkan pembelajaran tematik khususnya untuk kelas rendah. Pembelajaran yang ada saat ini masih memisah-misahkan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lainnya. Proses pembelajaran yang berlangsung juga belum berorientasi pada siswa. Proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional dan guru cenderung sebagai satu-satunya sumber belajar, sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Guru memberikan informasi secara lisan dan hanya sebatas teori saja. Padahal untuk anak seusia SD kelas 1-3 masih berada pada tahap operasional konkrit, sehingga dibutuhkan media untuk materi-materi yang membutuhkan benda-benda nyata. Berdasarkan fakta diatas, peneliti mengadakan penelitian yang berjudul

Penerapan Pembelajaran Tematik Berbasis Kooperatif untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN 01 Manguharjo Kota Madiun. Dengan maksud setelah penelitian ini dilakukan, melalui refleksi guru dan siswa, diharapkan siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana penerapan pembelajaran tematik berbasis kooperatif untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN 01 Manguharjo Kota Madiun? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah: Mendeskripsikan penerapan pembelajaran tematik berbasis kooperatif untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN 01 Manguharjo Kota Madiun. Hipotesis Penelitian Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 75 % keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN 01 Manguharjo Kota Madiun melalui penerapan pembelajaran tematik berbasis kooperatif meningkat. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain: Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan pengalaman peneliti dalam mengatasi masalah pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini juga memberikan pengalamana kepada peneliti dalam menyusun dan mengembangkan karya tulis ilmiah, khususnya dalam membuat laporan penelitian. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan wawasan dalam mengatasi masalah pembelajaran, khususnya yang terkait dengan

masalah meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga prestasi belajar yang dicapai maksimal. Selain itu diharapkan siswa dapat berperan serta dalam proses pembelajaran. Bagi Pejabat di Lingkungan Dinas DIKBUDMUDORA Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berharga, terutama dalam pembinaan akademik bagi guru dan siswa dalam hal peningkatan mutu proses dan hasil belajar.

BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran Tematik Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang mengaitkan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lainnya dalam satu tema. Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006: 5). Definisi lain mengatakan, Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema Air dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan

sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagaimana diungkapkan dalam www. pppgtertulis.or.id. sebagai berikut: Berpusat pada siswa Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Bersifat fleksibel Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat antar mata pelajaran. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa. Model Pembelajaran Kooperatif Pengertian Pembelajaran Kooperatif Menurut Lie (2003: 12) Pembelajaran Kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas ke-lompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus

saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Di pihak lain menurut Slavin (dalam Solihatin, 2007: 5), pembelajaran koope-ratif atau Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolabo-ratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur ke-lompok yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun kelompok. Johnson dalam Lie mengemukakan bahwa (2003: 30) : Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu : (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok. Sintaks Model Pembelajaran kooperatif Fase Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siwa Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Fase 4 Perilaku Guru Guru menyampaikan semua tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan belajar dan kepada setiap siswa agar

bagaimana cara membentuk kelompok membantu melakukan transisi secara efisien. Guru membimbing kelompok-kelompok tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menghargai

Membimbing kelompok belajar belajar pada saat mereka mengerjakan dan bekerja Fase 5 Evaluasi Fase 6

Memberikan penghargaan

baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Keaktifan Belajar Pengertian Keaktifan Belajar Menurut Hermawan (2007: 83), keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman mereka sendiri atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah partisipasi siswa baik secara jasmani maupun rohani dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Keaktifan belajar sangat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa, sebab siswa yang aktif akan mampu menangkap materi yang diajarkan dengan lebih optimal. Macam-macam Keaktifan Belajar Siswa Diedrich (dalam Rohani, 2004: 9), membagi keaktifan belajar siswa menjadi 8 kelompok, yaitu: Keaktifan visual meliputi: membaca, memperhatikan gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, mengamato orang lain bekerja, dan sabagainya. Keaktifan lisan (oral) meliputi: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. Keaktifan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio. Keaktifan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi

angket. Keaktifan menggambar : menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, pola. Keaktifan motorik : melakukan percobaan, model, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat menyelenggarakan

permainan (simulasi), menari dan berkebun. Keaktifan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan dan membuat keputusan. Keaktifan emosional : minat, bosan, gembira, berani, tenang. Prestasi Belajar Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Tulus Tuu (2004: 75), prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. S. Nasution (1996: 17), prestasi belajar adalah kesempurnaan seseorang yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Devi Wulansari (2010: 1), prestasi belajar adalah tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu kecakapan atau hasil yang telah diperoleh dari proses pembelajaran dengan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang ditunjukkan dengan nilai.

BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian kualitatif-interaktif, yakni PTK. PTK adalah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas, atau memecahkan

masalah pembelajaran di kelas/di latar penelitian yang dilakukan secara bersiklus. Model pelaksanaan PTK ini menggunakan model PTK guru sebagai peneliti dengan acuan model siklus PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1990). Model siklus yang dikembangkan meliputi tahap perencanaan, tindakan dan pengamatan, perefleksian dan perbaikan rencana. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 01 Manguharjo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Tindakan penelitian ini dikenakan pada siswa kelas IIIA semester I dengan jumlah siswa 27 orang. Pelaksanaan tindakan dikerjakan mulai pada tanggal 27 Oktober 2012. Jam pelajaran 2 pertemuan setiap minggu dengan pertemuan 2 x 35 menit. Prosedur Penelitian Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan RPP yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran tematik berbasis kooperatif. Penyusunan RPP tersebut dilaksanakan pada tanggal 22-25 Oktober 2012. Selain itu, seorang peneliti (guru) juga menyusun lembar evaluasi untuk menguji kemampuan siswa dalam menanggapi penjelasan narasumber. Lembar evaluasi ini disusun menjadi dua yaitu lembar penilaian untuk guru dan siswa. Pelaksanaan Tindakan Perencanaan siklus I direncanakan satu pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu 27 Oktober 2012. Sesuai dengan RPP yang sudah disusun, langkah langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru mengacu pada pembelajaran tematik berbasis kooperatif dengan berdasarkan pada langkah langkah sebagai berikut: 1. Pra Kegiatan (5 Menit) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru dan siswa berdoa bersama. Guru memeriksa kehadiran siswa. Kegiatan Awal (5 Menit) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk menggali pengetahuan siswa tentang tanda waktu jam. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti (50 Menit) Kegiatan Eksplorasi Guru menyampaikan informasi tentang materi tanda waktu jam

2.

3.

dengan gambar jam sesuai tanda waktu jam, setengah jam dan seperempat jam. Siswa diminta mengamati gambar jam kemudian membacakan tanda waktu yang ditunjukkan. Setelah siswa membacakan tanda watu jam, siswa diminta untuk menunjukkan tanda waktu jam melalui tiruan jam. Guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Kemudian guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Kegiatan Elaborasi Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok diminta mendeskripsikan gambar yang berhubungan dengan tanda waktu jam, setengah jam dan seperempat jam. Kegiatan Konfirmasi Setelah siswa selesai melakukan diskusi, masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Teman kelompok lain menanggapi. Kegiatan Akhir (10 Menit) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Evaluasi Siswa mengerjakan lembar tugas individu (LKS) terlampir. Refleksi Guru menanyakan kepada siswa tentang kesan pembelajaran hari ini Tindak Lanjut Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah. Penutup Tahap Pengamatan Selama tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan pengamatan dan perekaman terhadap aktivitas belajar siswa dan proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Semua aktivitas siswa direkam dengan cara mencatat setiap kegiatan yang dilakukan siswa secara berkelompok. Bagaimana interaksi siswa dalam diskusi kelompok, bagaimana kerjasama antara anggota

4.

kelompok, dan keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi kelompok. Tahap Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai. Instrument Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : RPP, wawancara, lembar observasi, lembar evaluasi / tes prestasi belajar, dan catatan lapangan. RPP digunakan untuk pedoman pelaksanaan praktik pembelajaran (tindakan). Tes evaluasi belajar digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut : Wawancara Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal dan karakteristik siswa. Observasi Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Lembar Evaluasi / Test Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk menjodohkan dan subyektif agar banyak materi tercakup. Catatan lapangan Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua Teknik Analisis Data Kemampuan Berfikir Data hasil observasi dan catatan guru dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kualitas proses belajar mengajar da partisipasi siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk megetahui peningkatan kualitas hasil data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini.

belajar dilakukan dengan cara membandingkan skor individu dan kelompok dengan tes atau kuis sebelumnya. Selain itu kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus II. Hasil Belajar Hasil belajar pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, secara kelompok dianggap tuntas jika telah mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 %.

DAFTAR PUSTAKA Malawi, Ibadullah dan Edy, Siswanto. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Madiun: IKIP PGRI Fakultas Ilmu Pendidikan Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/10/pembelajaran-kooperatif.html http://www.buatskripsi.com/2011/01/pengertian-keaktifan-belajar-siswa.html http://www.buatskripsi.com/2010/11/pengertian-macam-keaktifan-belajar-siswa.html http://education-vionet.blogspot.com/2012/06/tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-tematik.html http://m4y-a5a.blogspot.com/2012/05/hakikat-keaktifan-belajar.htmlaktifan-visual-lisan.html

You might also like