You are on page 1of 15

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Metode yang Digunakan Berdasarkan tingkat eksplanasi, penelitian ini menggunakan jenis

penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2004: 11) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode survey, karena penelitian dilakukan kepada populasi besar, dan data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono: 2004). Metode survey dalam penelitian ini melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada pelanggan. Unit analisis yang diteliti adalah individu, yaitu orang-orang yang menjadi pelanggan PT Phapros. Cross section adalah penelitian yang dilakukan satu kali pengukuran saja pada waktu yang sama (Zulganef: 2008).

23

24

Tabel 3.1 Metode yang Digunakan Tujuan Penelitian T-1 T-2 T-3
Sumber: Peneliti

Jenis Penelitian Asosiatif Asosiatif Asosiatif

Metode Penelitian Survey Survey Survey

Unit Analisis Individu konsumen apotek Individu konsumen apotek Individu konsumen apotek

Time Horizon Cross section Cross section Cross section

Keterangan: T-1 = Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap purchase intention pada PT Phapros Tbk. T-2 = Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap corporate image pada PT Phapros Tbk T-3 = Untuk mengetahui pengaruh corporate image terhadap purchase intention pada PT Phapros Tbk.

3.2

Operasionalisasi Variabel Definisi operasional atau sering dinamakan juga sebagai operasionalisasi

variabel adalah kegiatan atau proses yang dilakukan peneliti untuk mengurangi tingkat abstraksi konsep sehingga konsep tersebut dapat diukur (Zulganef: 2008). Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1) Variabel bebas (independent variable)

25

Menurut Sugiyono (2004: 33) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Corporate Social Responsibility (X) 2) Variabel terikat (dependent variable) Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono: 2004). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah purchase intention (Y) 3) Variabel Pemoderat (moderating variable) Menurut Zulganef (2008: 69) Variabel pemoderat adalah variabel yang mempunyai efek kontijensi kuat terhadap hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Umumnya variabel pemoderat adalah variabel ketiga yang kehadirannya mengubah hubungan awal (originally) antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel pemoderat adalah corporate image (Z).

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian


Variabel Corporate Social Responsibility (X) Konsep Variabel Perusahaan yang menunjukan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada kemajuan masyarakat, khususnya komunitas sekitar (people), serta lingkungan hidup/bumi (planet) dan peningkatan kualitas perusahaan (profit). (John Elkington) Indikator Ekonomi Ukuran Skala Tingkat Ordinal kualitas & keamanan produk Tingkat kesejahteraan karyawan Tingkat pencemaran lingkungan

Sosial

Lingkungan

26

Corporate Image (Z)

Pemikiran pelanggan tentang citra atau gambaran menyeluruh dari perusahaan berdasarkan pengalaman dan pemahaman pelanggan masing-masing. (Ratih)

Moralities

Tingkat moral perusahaan Tingkat pengelolaan baik perusahaan Tingkat kinerja perusahaan Tingkat ketertarikan konsumen TIngkat kesadaran konsumen Tingkat ketertarikan konsumen

Ordinal

Management

Performance Purchase Intention (Y) Kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian. (Assael) Rangsangan Kesadaran Pencarian informasi

Ordinal

3.3

Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

kuantitatif dengan sumber datanya adalah data primer. Menurut Sekaran (2011: 61) data bisa diperoleh dari sumber primer atau sekunder. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada.

27

Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian No. 1 2 3


Sumber: Peneliti

Tujuan T-1 T-2 T-3

Jenis Data Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif

Sumber Data Primer Primer Primer

3.4

Teknik Pengumpulan Data Berbagai teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kuesioner (Angket) Menurut Sugiyono (2004: 135) "Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya". Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden. 2) Wawancara Menurut Sekaran (2011: 67) "Salah satu metode pengumpulan data adalah mewawancara responden untuk memperoleh informasi mengenai isu yang diteliti. Wawancara bisa terstruktur atau tidak terstruktur, dan dilakukan secara tatap muka, melalui telepon, atau online". Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terstruktur dan dilakukan secara tatap muka dengan pihak PT. Phapros, Tbk berhubungan dengan topik yang dibahas dalam skripsi ini untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan.

28

3) Observasi Menurut Zulganef (2008: 169) "Dalam kondisi ini peneliti mengamati kegiatan-kegiatan subjek atau kondisi alamiah suatu objek tanpa berusaha untuk memunculkan respon dari siapapun". Peneliti melakukan observasi langsung ke apotek.

3.5

Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sekaran (2011: 127) , Pengambilan sampel (sampling) adalah

proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi. Ada dua tipe utama desain pengambilan sampel: pengambilan sampel cara probabilitas dan nonprobabilitas. Dalam pengambilan sampel cara probabilitas (probability sampling), besarnya peluang atau probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai subjek sampel diketahui. Dalam pengambilan sampel cara nonprobabilitas (nonprobability), besarnya peluang elemen untuk terpilih sebagai subjek tidak diketahui. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobabilitas dengan sampling aksidental. Menurut Sugiyono (2004: 77) sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

29

data. Dalam hal ini adalah konsumen yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di apotek.

3.5.1

Penentuan Jumlah Sampel Jumlah sampel total pada penelitian ini merujuk pada sampel minimal

dengan menggunakan alat analisis Structural Equation Models (SEM) yaitu 200 sampel seperti yang dikemukakan oleh Hair, Black, Babin, Anderson (2010: 661).

3.6

Metode Analisis Structural Equation Models (SEM) atau model persamaan struktural,

menurut Maruyama (1998) yang dikutip oleh Wijaya (2009: 1) adalah sebagai berikut: "SEM adalah sebuah model statistik yang memberikan perkiraan perhitungan dari kekuatan hubungan hipotesis di antara variabel dalam sebuah model teoritis, baik secara langsung atau melalui variabel antara( intervening or mediating variables)". Hair, Black, Babin, Anderson (2010: 634) memberikan definisi sebagai berikut: "Multivariate technique combining aspects of factor analysis and multiple regression that enables the researcher to simultaneously examine a series of interrelated dependence relationships among the measured variables and latent construct(variates) as well as between several latent construct".

Dengan demikian dapat diartikan bahwa SEM merupakan teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya,

30

variabel laten yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah model statistik. SEM sebenarnya merupakan teknik hibrida yang meliputi aspek-aspek penegasan (confirmatory) dari analisis faktor, analisis jalur dan regresi yang dapat dianggap sebagai kasus khusus dalam SEM. Dimana model penelitian ini adalah sebagai berikut:
1
2
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 x10

x11

y1

3
4 5 6 7

CSR

y11

y2 y3 y4

2 3 4 5 6 7 8 9

11
1

Corporate image

1
21
21
y 91
x101
Purchase intention

y5 y6 y7 y8 y9

8
9

10

2
y102

y122
y12 y11

y10

12

11

10

Gambar 3.1 Diagram Lintasan Data yang diperoleh peneliti, selanjutnya diolah dengan menggunakan LISREL 8.80. Untuk keperluan analisis ini, peneliti mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot dari setiap pernyataan berdasarkan skala likert. Adapun bobot nilai jawabannya adalah sebagai berikut.

31

Tabel 3.5 Alternatif Jawaban Responden Alternatif Jawaban Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
Sumber: Sarjono dan Julianita (2011: 6)

Bobot Nilai 4 3 2 1

3.6.1

Tahapan Dalam Prosedur SEM Menurut Bollen dan Long (1993) yang dikutip oleh Wijanto (2008: 34)

Prosedur SEM secara umum akan mengandung tahap- tahap sebagai berikut : 1) Spesifikasi model (model specification) Tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan structural, sebelum dilakukan estimasi.Model awal ini diformulakan berdasarkan suatu teori atau penelitian sebelumnya. 2) Identifikasi (identification) Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya.

3) Estimasi (estimation) Tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang

32

tersedia.Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan berdasarkan karakteristik dari variabel-variabel yang dianalisis. 4) Uji kecocokan (testing fit) Tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data. Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau Goodness Of Fit (GOF) dapat digunakan untuk melaksanakan langkah ini. 5) Respesifikasi (respecification) Tahap ini berkaitan dengan respesifikasi model berdasarkan atas hasil uji kecocokan tahap sebelumnya.

3.7 3.7.1

Pengujian Instrumen Penelitian Uji Validitas Uji validitas yang digunakan adalah corrected item-total correlation.

Menurut Kaplan dan Saccuzo (1993 : 106) : Suatu item pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan dari rtabel", dimana pada penelitian ini nilai rtabel dengan sampel 30 adalah sebesar 0,306. Untuk pengujian validitas instrumen penelitian yang berupa skor yang memliki tingkatan, rumus yang digunakan adalah koefisien validitas dengan koefisien korelasi item-total, yaitu :

ri ( xi ) =

[S

rix S x Si
2 x

+ S i 2rix Si S x

(Azwar, 2001:166).

Dimana rix merupakan korelasi product Moment :

33

rix 1 =

nix ix ( ni 2 (i) 2 )( nx 2 (x ) 2 )

(Azwar,2001:19)

Keterangan : rix Si 2 Sx2 : korelasi antara instrumen pertanyaan secara keseluruhan : Varians jawaban responden untuk instrumen ke i :Varians jawaban responden keseluruhan instrumen :Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen :Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke i
2

X i X
i
2

:Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang

dikuadratkan. : Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke i yang

Dikuadratkan Dasar pengambilan keputusan:


Jika r positif, serta r 0,306 maka item pertanyaan tersebut valid. Jika r tidak positif, serta r < 0,306 maka item pertanyaan tersebut tidak valid.

3.7.2

Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan

pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut. Kaplan dan Saccuzo (1993 : 123) menyatakan : Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,600. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, yaitu :

34

2 k Si = 1 2 Sx k 1

(Azwar, 2001 : 78)

Keterangan : k : Jumlah Instrumen pertanyaan


2 i

S
2 SX

: Jumlah varians dari tiap instrumen : Varians dari keseluruhan instrumen

3.8

Metode Succesive Interval Dalam teknik pengolahan data, peneliti menggunakan skala pengukuran

yang diperoleh dari hasil jawaban responden dalam penelitian ini yaitu skala ordinal dan skala likert dengan rentang 1-4. Agar diperoleh hasil analisis hubungan yang baik, data ordinal dari kuesioner perlu dinaikkan menjadi skala interval berurutan (Method of Successive Interval). Peningkatan skala dari ordinal ke interval ini dilakukan untuk setiap item per variabel. Tahapan-tahapan tersebut menurut Harun Al-Rasyid (1993: 131) yaitu: 1. Menentukan frekuensi setiap respon 2. Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan jumlah sampel 3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga diperoleh proporsi kumulatif 4. Menentukan Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku

35

5. Menghitung scale value (SV) untuk masing-masing respon dengan rumus :

f(z)=

1 2

exp(

z2 ) 2

Mengubah scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh transformed scale value (TSV).

3.9

Rancangan Uji Hipotesis Berdasarkan tujuan utama penelitian ini, terdapat tiga hipotesis yaitu : 1) Ho : Hipotesis pertama

21 = 0

Tidak ada pengaruh antara Corporate Social Responsibility terhadap purchase intention.

H1 :

21 0

Terdapat pengaruh antara Corporate Social Responsibility terhadap purchase intention.

Statistik Uji :

thitung =

21 ) se ( 21

ttabel = t ( , n 2)
Kriteria uji :

Tolak hipotesis nol jika thitung t tabel Terima hipotesis nol jika thitung < t tabel

36

2) Hipotesis kedua Ho :

11 = 0

Tidak ada pengaruh antara Corporate Social Responsibility terhadap corporate image.

H1 :

11 0

Terdapat pengaruh antara Corporate Social Responsibility terhadap corporate image.

Statistik Uji :

thitung =

11 se(11)

ttabel = t( , n 2)
Kriteria Uji :

Tolak hipotesis nol jika thitung t tabel Terima hipotesis nol jika 3) Hipotesis ketiga Ho :

thitung < ttabel

21 = 0

Tidak ada pengaruh antara corporate image terhadap purchase intention.

H1 :

21 0

Terdapat pengaruh antara corporate image terhadap purchase intention.

Statistik Uji

37

21 thitung = se( 21)

ttabel = t ( , n 2)

Kriteria Uji :

Tolak hipotesis nol jika thitung t tabel Terima hipotesis nol jika

thitung < ttabel

3.10

Rancangan Pemecahan Masalah Rancangan pemecahan masalah penelitian ini adalah untuk memperoleh

informasi yang nantinya bisa digunakan sebagai referensi untuk PT. Phapros, Tbk. dalam membuat kebijakan-kebijakan perusahaan serta untuk melakukan perbaikan-perbaikan sehingga dapat meraih tujuan yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility yang diasumsikan memiliki hubungan secara positif terhadap purchase intention, dan corporate image. Serta corporate image yang diasumsikan memiliki hubungan secara positif terhadap purchase intention.

You might also like