KONSENTRASI DAKWAH PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2012
2
BAB I PENDAHULUAN
Mengkaji tentang Islam akan lebih sempurna bila kita mengkaji Arab pra-Islam terlebih dahulu. Karena, Islam lahir di tengah-tengah masyarakat Arab yang sudah mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Apalagi ia muncul di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting bagi lalu lintas perdagangan mereka kala itu. Islam dibawa oleh Muhammad yang merupakan salah satu keturunan suku terhormat dan memiliki kedudukan terpandang di antara mereka secara turun-temurun dalam beberapa generasi, Quraysh. Quraysh adalah suku penguasa di atas suku-suku lainnya di Mekah, sebuah kota yang di dalamnya terdapat bangunan suci tua yang memiliki daya tarik yang melebihi tempat-tempat pemujaan lainnya di daerah Arab. Sebagian penulis sejarah Islam biasanya membahas Arab Pra-Islam sebelum menulis sejarah Islam pada masa Muhammad (570-632 M) dan sesudahnya. Mereka menggambarkan runtutan sejarah yang saling terkait satu sama lain yang dapat memberikan informasi lebih komprehensif tentang Arab dan Islam tentang geografi, sosial, budaya, agama, ekonomi, dan politik Arab pra-Islam dan relasi serta pengaruhnya terhadap watak orang Arab dan doktrin Islam. Kajian semacam ini memerlukan waktu dan referensi yang tidak sedikit, bahkan hasilnya bisa menjadi sebuah buku tersendiri yang berjilid-jilid. Oleh karena itu, kita hanya akan mencukupkan diri pada pembahasan data-data sejarah yang lebih familiar dan gampang diakses mengenai hal itu. Untuk melacak asal-usul orang Arab, mereka merunut jauh ke belakang yaitu pada sosok Ibrahim dan keturunannya yang merupakan keturunan Sam bin Nuh, nenek moyang orang Arab. 1 Secara geneaologis, para sejarahwan membagi orang Arab menjadi Arab Baydah dan Arab Bqiyah. Arab Baydah adalah orang Arab yang kini tidak ada lagi dan musnah. Di antaranya adalah Ad, Thamud, asm, Jadis, Ahab al-Ras, dan Madyan. Arab Bqiyah adalah orang Arab yang hingga saat ini masih ada. Mereka adalah Bani Qan dan Bani Adnn. Bani Qan adalah orang-orang Arab ribah (orang Arab asli) dan tempat mereka di Jazirah Arab. Di antara mereka adalah raja-raja Yaman, Munadharah, Ghassan, dan raja-raja Kindah. Di antara mereka juga ada Azad yang darinya muncul Aus dan Khazraj.
1 Ahmad al-Usayr, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), 58. 3
Sedangkan Bani Adnn, mereka adalah orang-orang Arab Mustaribah, yakni orang-orang Arab yang mengambil bahasa Arab sebagai bahasa mereka. Mereka adalah orang-orang Arab bagian utara. Sedangkan tempat asli mereka adalah Mekah. Mereka adalah anak keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim. Salah satu anak Nabi Ismail yang paling menonjol adalah Adnn. Muhammad adalah keturunan Adnn. Dengan demikian beliau adalah keturunan Ismail. 2
Menurut Ibnu Hishm (w. 218 H), semua orang Arab adalah keturunan Ismail dan Qan. Tetapi menurut sebagian orang Yaman, Qan adalah keturunan Ismail dan Ismail adalah bapak semua orang Arab. 3
2 Ibid., 62-63. 3 Ab Muammad Abd al-Mlik bin Hishm, Sirah Nabawi Ibnu Hisyam (terj.), (Jakarta: Darul Haq,2004), 16. 4
BAB II PEMBAHASAN A. Geografis Arab Jazirah Arab terletak di bagian barat daya Benua Asia. Daratan ini dilingkupi oleh laut dari 3 sisinya, yaitu: Laut Merah, Lautan Hindia, Laut Arab, Teluk Oman dan Teluk Persia. Kendatipun tanah Arab ini lebih tepat disebut semenanjung, namun bangsa Arab menyebutnya jazirah atau pulau. Jadi jazirah Arab artinya Pulau Arab. 4 Para ahli geologi mengatakan bahwa wilayah itu pada awalnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dataran Sahara (kini dipisahkan oleh lembah Nil dan Laut Merah) dan kawasan berpasir yang menyambungkan Asia melalui Persia bagian tengah ke Gurun Gobi. 5
Sebenarnya, Jazirah Arab bukanlah satu-satunya tempat tinggal bangsa Arab, sebab mereka juga menghuni daerah-daerah lain di sekitarnya. Akan tetapi, karena jazirah Arab merupakan tempat tinggal pertama bangsa Arab, dan di jazirah ini pula sebagian besar mereka dahulu pernah bertempat tinggal. Maka kepada merekalah jazirah ini dikaitkan. Philip K. Hitti menyebut bangsa Arab sebagai Ras Semit, yang kemudian memunculkan tradisi Yahudi, kemudian Kristen dan terakhir adalah Islam. 6
Menurut Noeldeke dalam bukunya Historian History of The World, kata Arab atau Arabia artinya padang pasir. Dinamakan jazirah Arab karena sebagian besar wilayah ini adalah padang pasir. Namun menurut Muhammad Hasyim Athiyah, kata Arab berasal dari kata abar yang artinya kembara. Penduduk jazirah ini dinamakan bangsa Arab karena mereka bangsa pengembara yang suka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. 7
Orang Arab membedakan padang pasir atas 2 macam. Yaitu badiah dan shahra. Badiah adalah padang pasir yang bisa dihuni sedangkah shahra belum tentu bisa dihuni dan menunjuk pengertian yang lebih umum daripada badiah. Setiap badiah berarti shahra, namun tidak semua shahra adalah badiah. Oleh karena itu penghuni padang pasir disebut sebagai badwi. Sebutan ini dinisbatkan kepada badiah tempat mereka bergelut dalam kehidupan.
4 A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: PT. Alhusna Zikra, 1997), 30. 5 Philip K. Hitti, History of The Arabs (terj.) (Jakarta: PT. Serambi Ilmu, 2002), 16. 6 Ibid., 3-4. 7 H. Rusan, Lintasan Sejarah Islam di Zaman Rasulullah SAW., (Semarang: Wicaksana, 1981), 9. 5
Dari segi pemukimannya bangsa Arab dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu kaum al-Badwi dan kaum al-Had}ar. 8 Kaum al-Badwi adalah penduduk padang pasir. Mereka tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, tetapi hidup secara nomaden, berpindah- pindah dari satu tempat ketempat yang lain untuk mencari sumber mata air dan padang rumput. Mata penghidupan mereka adalah berternak kambing, biri biri, dan unta. Mereka sering kali mengelari binatang ternak mereka dengan nama Safi>nat al-S}ah}a>(bahtera padang pasir), karena mereka menganggap semua binatang tersebut adalah suatu yang terpenting bagi mereka. Kehidupan masyarakat al-Badwi yang nomaden tidak banyak peluang untuk membangun peradaban. Oleh karena itu, sejarah mereka tidak diketahui dengan tepat dan jelas. Sejarah mereka hanya dapat diketahui dari masa kira-kira 150 tahun agama Islam diperoleh melalui shair-shair yang beredar dikalangan para perawi shair
pada masa itu. 9
Kaum al-Had}ar adalah penduduk yang sudah tempat tinggal tetap di kota-kota dan daerah-daerah yang subur. Mereka hidup dengan berdagang, bercocok tanam dan industry sangat berbeda sekali dengan kaum al-Badwi. Sehingga sejarah mereka bisa diketahui lebih jelas. Sedangkan Syalabi menyebutkan bahwa bangsa arab terbagi menjadi 2 Bagian yaitu: 10
1. Bagian utara di sebut Najed Daerah ini memilki tanah yang keras dimana mereka tidak bisa bercocok tanam karena air tidak bisa masuk ke tanah. Arab utara dianggap sebagai wilayah yang memiliki gurun pasir yang sangat luas, satu pertiga dari daerah tersebut merupakan gurun pasir. Gurun terbesar adalah al-Dahna yang terletak di tengah bagian selatan Arab 11
2. Bagian selatan di sebut al-Ah}qa>f Daerah ini memiliki tanah yang cepat menyerap air sehingga mereka mudah bercocok tanam sehingga daerahnya subur akan tetapi warga penduduknya sangat sedikit. Oleh karena itu, daerah ini disebut dengan al-Rabu al-Kha>ly (tempat yang sunyi/kosong).
8 Dudung Abdurrahman et.al, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: LESFI, 2009)18-19. Lihat pula Ahmad Shalabi, Sejarah89. 9 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001), 10-11. 10 Ahmad Syalaby, Sejarah89-90. 11 K Ali, Study of Islamic History (India: Iradah Adabiyah, 2009),14. 6
Dari kondisi cuaca, Arab merupakan salah satu daerah terpanas dan terkering. Betapapun Arab ini diapit oleh lautan akan tetapi hal ini tidak banyak mempengaruhi curah hujan, lautan di sebelah selatan yang membawa partikel hujan disapu oleh badai gurun sehingga hanya menyisakan sedikit kelembapan di wilayah daratan 12 sehingga konsekuensinya musin kering berlangsung lebih lama. Akan tetapi sekalipun turunnya hujan dapat dikatakan sangat jarang, di daerah yang memiliki simpanan air menjadi daerah yang luar biasa subur sehingga masyarakat setempat dapat memroduksi kopi, buah buahan dan lain sebagainya. Salah satunya adalah negeri Yaman 13 . B. Agama Bangsa Arab Ahli-ahli sejarah agama berpendapat bahwa manusia itu menurut watak/nalurinya suka beragama dan suka memikirkan Allah. Oleh karena itu, kalau dalam masyarakat kedapatan oknum-oknum atau kelompok-kelompok manusia yang memungkiri adanya tuhan atau berusaha memberantas agama, hal itu berarti bahwa mereka melawan naluri yang ada pada diri mereka sendiri. 14
Sebelum datangnya Islam, bangsa Arab bukanlah bangsa baru, tetapi bangsa yang diwarnai berbagai macam agama dan kepercayaan dan mitos-mitos yang dianut oleh nenek moyang mereka seperti kepercayaan pagan (watsaniyah), percaya pada dewa yang berkuasa atas segalanya, percaya azimat yang dapat menangkal kejahatan seperti sihir, percaya bahwa Jin dianggap sebagai partner tuhan dalam mengontrol dunia, percaya kepada malaikat (angel) dianggap sebagai anak tuhan dan menyembah benda-benda langit sepert suku Himyar yang menyembah matahari, suku Kinana yang menyembah bulan. Mayoritas bangsa Arab menyembah berhala, kecuali sebagian kecil penganut agama yahudi dan nasrani. Setiap kabilah memiliki patung sendiri, sehingga tidak kurang dari 360 patung bertengger di kabah yang suci itu. Ada empat patung yang terkenal yaitu Lata, Uzza 15 , Manah dan Hubal. Diantara berhala berhala terpenting yang disembah oleh bangsa Arab ialah Hubal. Hubal ini berwarna merah dan berbentuk manusia. Berhala lain yang
12 Hitti, History.,20. 13 Negeri Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang paling penting yang pernah tumbuh di Jazirah Arab sebelum Agama Islam datang. Nama Yaman berasal dari kata Yumn yang artinya berkat. Lihat A. Syalabi, Sejarah.hal. 36. 14 Ibid., 60. 15 Al Lata, Al Uzza dan Manah adalah nama berhala-berhala yang disembah orang Arab Jahiliyah dan dianggapnya anak-anak perempuan Tuhan. Lihat Al-Quran QS. 53:20-21. 7
berkedudukan dibawah Hubal adalah Uzza, yang bertempat di Hijaz. Kemudian Lata yang tempatnya di Thaif dan yang menurut mereka Lata ini adalah berhala yang paling tua selanjutnya Manah berada di Madinah dan ia dimuliakan oleh penduduk Yatsrib. Setidaknya ada empat sebutan bagi berhala-hala itu: anam, wathan, nuub, dan ubal. anam berbentuk manusia dibuat dari logam atau kayu. Wathan juga dibuat dari batu. Nuub adalah batu karang tanpa suatu bentuk tertentu. ubal berbentuk manusia yang dibuat dari batu akik. Dialah dewa orang Arab yang paling besar dan diletakkan dalam Kabah di Mekah. Orang-orang dari semua penjuru jazirah datang berziarah ke tempat itu. Beberapa kabilah melakukan cara-cara ibadahnya sendiri-sendiri. Ini membuktikan bahwa paganisme sudah berumur ribuan tahun. Sejak berabad-abad penyembahan patung berhala tetap tidak terusik, baik pada masa kehadiran permukiman Yahudi maupun upaya-upaya kristenisasi yang muncul di Syiria dan Mesir. 16
Yahudi dianut oleh para imigran yang bermukim di Yathrib dan Yaman. Tidak banyak data sejarah tentang pemeluk dan kejadian penting agama ini di Jazirah Arab, kecuali di Yaman. Dz Nuws adalah seorang penguasa Yaman yang condong ke Yahudi. Dia tidak menyukai penyembahan berhala yang telah menimpa bangsanya. Dia meminta penduduk Najran agar masuk agama Yahudi, kalau tidak akan dibunuh. Karena mereka menolak, maka digalilah sebuah parit dan dipasang api di dalamnya. Mereka dimasukkan ke dalam parit itu dan yang tidak mati karena api, dibunuh dengan pedang atau dibuat cacat. Korban pembunuhan itu mencapai dua puluh ribu orang. Tragedi berdarah dengan motif fanatisme agama ini diabadikan dalam al-Quran dalam kisah orang-orang yang membuat parit. 17
Adapun Kristen di Jazirah Arab dan sekitarnya sebelum kedatangan Islam tidak ternodai oleh tragedi yang mengerikan semacam itu. Yang ada adalah pertikaian di antara sekte-sekte Kristen yang meruncing. Menurut Muammad bid al-Jbir, al-Quran menggunakan istilah Nar bukan al-Masyah dan al-Mas bagi pemeluk agama Kristen. Bagi pendeta Kristen resmi (Katolik, Ortodoks, dan Evangelis) istilah Nar adalah sekte sesat, tetapi bagi ulama Islam mereka adalah awryn. Para misionaris Kristen menyebarkan doktrinnya dengan bahasa Yunani yang waktu itu madhhab-madhhab filsafat dan aliran-aliran gnostik dan hermes menyerbu daerah itu. Inilah yang menimbulkan pertentangan antara misionaris dan pemikir Yunani yang memunculkan usaha-usaha mendamaikan antara filsafat
16 A. Syalabi, Sejarah, 64-65. 17 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1998), 14-15. 8
Yunani yang bertumpu pada akal dan doktrin Kristen yang bertumpu pada iman. Inilah yang melahirkan sekte-sekte Kristen yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru, termasuk Jazirah Arab dan sekitarnya. Sekte Arius menyebar di bagian selatan Jazirah Arab, yaitu dari Suria dan Palestina ke Irak dan Persia. Misionaris sekte ini telah menjelajahi penjuru-penjuru Jazirah Arab yang memastikan bahwa dakwah mereka telah sampai di Mekah, baik melalui misionaris atau pedagang Quraysh yang mana mereka berhubungan terus-menerus dengan Syam, Yaman, da abashah. Tetapi salah satu sekte yang sejalan dengan tauhid murni agama samawi adalah sekte Ebionestes. 18
Salah satu corak beragama yang ada sebelum Islam datang selain tiga agama di atas adalah anfyah, yaitu sekelompok orang yang mencari agama Ibrahim yang murni yang tidak terkontaminasi oleh nafsu penyembahan berhala-berhala, juga tidak menganut agama Yahudi ataupun Kristen, tetapi mengakui keesaan Allah. Mereka berpandangan bahwa agama yang benar di sisi Allah adalah anfyah, sebagai aktualisasi dari millah Ibrahim. Gerakan ini menyebar luas ke pelbagai penjuru Jazirah Arab khususnya di tiga wilayah Hijaz, yaitu Yathrib, aif, dan Mekah. Di antara mereka adalah Rhib Ab mir, Umayah bin Ab al- alt, Zayd bin Amr bin Nufayl, Waraqah bin Nawfal, Ubaydullah bin Jash, Kaab bin Lu`ay, Abd al-Muallib, Asad Ab Karb al-amr, Zuhayr bin Ab Salma, Uthmn bin al-uwayrith. 19
Tradisi-tradisi warisan mereka yang kemudian diadopsi Islam adalah: penolakan untuk menyembah berhala, keengganan untuk berpartisipasi dalam perayaan-perayaan untuk menghormati berhala-berhala, pengharaman binatang sembelihan yang dikorbankan untuk berhala-berhala dan penolakan untuk memakan dagingnya, pengharaman riba, pengharaman meminum arak dan penerapan vonis hukuman bagi peminumnya, pengharaman zina dan penerapan vonis hukuman bagi pelakunya, berdiam diri di gua hira sebagai ritual ibadah di bulan ramaan dengan memperbanyak kebajikan dan menjamu orang miskin sepanjang bulan ramaan, pemotongan tangan pelaku pencurian, pengharaman memakan bangkai, darah, dan daging babi, dan larangan mengubur hidup-hidup anak perempuan dan pemikulan beban- beban pendidikan mereka.
18 Ibid. 19 Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera Antarnusa, 2003), 30-31. 9
Berhala berhala ini dijadikan sebagai keluarga atau agen Tuhan. Orang-orang Arab pra- Islam sejatinya sudah mengenal Allah jauh sebelum Islam datang akan tetapi konsep Allah dalam masyarakat ini tentu sangat berbeda dengan yang ada atau diyakini dalam agama Islam. Pada komunitas Arab Allah memiliki mempunyai keluarga, sementara Allah dalam agama Islam adalah zat Yang Maha Esa. 20
Patung-patung tersebut berbentuk s}ana>m dalam bentuk manusia yang terbuat dari logam atau kayu, wathan terbuat dari batu 21 dan nus}ub terbuat dari batu karang tanpa bentuk tertentu
ia dimiliki oleh kabilah Quraish 22 . Sebenarnya mereka percaya kepada Allah sebagai pencipta, pengatur dan penguasa alam semesta, Mereka menyembah patung dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah SWT. Disebutkan dalam al-Qura>n 23
_ -g~-.-4 W-7OC+`- ;g` gOg^1 47.41gu 4` -+:u4^ ) .4^O+@ONOg O) *.- -O>^Ne . Artinya: dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya".(QS.Az Zumar:3) C. Kehidupan Sosial Bangsa Arab Masyarakat Arab sebagaimana umumnya, memiliki sistem kehidupan sosial yang unik, yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Baik dari perkawinan, kekeluargaan dan adat istiadat. Mereka sesungguhnya masyarakat yang memiliki banyak sisi positif seperti dermawan, pemberani, setia, ramah, sederhana, pandai bersyair 24 dan memiliki ingatan yang kuat. Akan tetapi kemerosotan moral, kejahatan, kemusyrikan, ketidakadilan dan fanatisme
20 Muh. Zuhri, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 6. 21 Masyarakat Arab menggunakan batu sebagai materi untuk membuat simbol Tuhan mereka adalah ketika mereka menganggap Mekkah terlalu sempit bagi mereka untuk melakukan thawaf secara bersama-sama. Oleh karena itu, untuk tetap dapat menghormati Kabah, mereka membawa batu yang ada di kabah ke negeri mereka dan kemudian mereka mengelilinginya sebagaimana mereka berkeliling di area kabah. Inilah prototype menyembahan batu di masyarakat Arab. Lihat A Guillame, The Life of Muhammad (London: Oxford university Press, 1970), 35. Juga dijelaskan secara gambling oleh A. Syalabi, Sejarah.63 22 Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera AntarNusa, 2003), 20. 23 Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy Syifa, 2004), 745. 24 Shair-shair amat kaya dengan informasi yang berkaitan dengan peradaban mereka itu sehingga sejarah peradaban mereka bisa didapatkan. Lihat. Dudung, Sejarah.. 19. 10
suku mampu menenggelamkan jati diri mereka. Sehingga kehidupan mereka oleh ahli sejarah menyebutnya zaman jahiliyah. 25 Zaman jahiliah terbagi menjadi 2 periode. Jahiliah pertama yaitu mempunyai masa yang sangat panjang tetapi tidak banyak bisa diketahui karena penduduknya sudah lenyap. Jahiliah kedua yaitu jahiliah yang mempunyai sejarah yang jelas yang muncul sekita 150 tahun sebelum Islam. Hubungan masyarakat sehari-hari sangat akrab pada kabilah mereka sendiri karena menganggap masih kerabat sendiri, berbeda dengan antar kabilah. Interaksi antar kabilah tidak memiliki kesetaraan. yang kuat selalu ingin menindih dan meremehkan yang lemah. Rumah-rumah Quraish sebagai suku penguasa membangun rumah paling dekat dengan Kabah lalu di belakang mereka rumah kabilah yang agak kurang penting kedudukannya selanjutnya diikuti oleh kaum yang lebih rendah derajatnya sampai ke lokasi tempat tinggal kaum budak dan kaum gelandangan yang mata pencahariannya tidak menentu. 26
Nasib perempuan pada masa itu merupakan nasib yang tidak berharga. Karena perempuan harus rela untuk dijadikan sebagai gundik-gundik penguasa mereka dipaksa bahkan sampai mati. Mereka mengawini perempuan sebanyak-banyaknya tanpa mahar dan mereka sangat marah kalau yang lahir itu anak perempuan. Ketika perempuan dalam keadaan haid, mereka tidak diperkenankan untuk tidur dalam satu rumah bersama keluarganya dan mereka harus tidur di kandang bagian belakang rumahnya karena dianggap kotor. Perempuan juga tidak diperbolehkan untuk tampil ke permukaan publik sebagaimana laki-laki karena dianggap tidak memiliki kapabilitas (keterampilan) yang layak untuk ditampilkan ke khalayak seperti untuk memimpin perang maupun mencari nafkah. 27
Problem lain yang tidak kalah memprihatinkan adalah perbudakan (slavery). Sistem perbudakan yang berlaku dan berkembang di kalangan Arab adalah memberlakukan budak yang dimiliki tidak selayaknya manusia, mereka bisa dipekerjakan sekehendak hati majikan, diperjual belikan serta dapat ditukar dengan barang sebagaimana layaknya mekanisme jual beli barter.
25 Kata jahiliah berasal dari bahasa Arab yaitu jahl yang diartikan bodoh lawan dari kata ilmu. Tetapi jahl bangsa arab dulu bukan berarti mereka tidak mengetahuhi, jadi jahl yang dimaksud adalah lawan dari kata hilm yang artinya sabar, murah hati dan penyantun. Lihat., Ibid., 19. 26 Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam: Bagian Kesatu dan Kedua, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999), 110. 27 Nur Hakim, Sejarah dan Peradaban Islam (Malang: UMM Press, 2004), 16. 11
D. Aspek Politik dan Pemerintahan Masyarakat Arab pra-Islam tidak mengenal kepemimpinan sentral. Kepemimpinan politik mereka didasarkan pada suku-suku maupun kabilah-kabilah yang tujuannya hanya untuk mempertahankan diri dari serangan suku yang lain. Sentral pemerintahan menyebabkan suku-suku ini selalu berada pada situasi konflik dan konflik ini dapat berlangsung sampai bertahun tahun bahkan ada yang sampai beberapa decade. 28 Serangan dan peperangan merupakan sesuatu yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari mereka, hal ini juga disebabkan tidak adanya sistem hukum yang binding (bersifat mengikat) terhadap semua kabilah atau suku yang ada. Dalam konteks ini Might is Right atau Kekuatan adalah kebenaran yang menjadi justifikasi mereka. Ikatan kesukuan ini dibentuk berdasarkan hubungan nasab (sedarah), perkawinan, suaka politik ataupun karena sumpah setia. 29 Awalnya berasal dari unit masyarakat yang kecil yaitu keluarga, Sejumlah keluarga yang sedarah secara bersama-sama membentuk suku (qabilah). 30 Masing-masing suku memiliki pemimpin (leader) yang biasanya disebut dengan Syeikh dan ia dipilih karena dianggap tertua diantara anggota suku tersebut. Ikatan kesukuan ini sangat kuat dalam diri anggotanya, ia tidak hanya merupakan ikatan kekeluargaan tetapi juga memiliki ikatan politik. Ketika salah satu anggota suku bermasalah dengan anggota suku yang lain, ini akan menjadi masalah suku-suku tersebut secara keseluruhan. Dinegeri-negeri Jazirah Arab telah berdiri beberapa kerajaan yang terbagi menjadi dua macam yaitu 31 : 1. Kerajaan yang berdaulat tetapi tunduk pada kerajaan lain (mendapat otonomi dalam negeri). 2. Kerajaan tidak berdaulat, tetapi mempunyai kemerdekaan penuh. Ia juga mempunyai apa yang dipunyai oleh kerajaan yang berdaulat.
28 Seperti perang antara suku Banu Bakr dan Banu Taghlib yang berlangsung selama 40 tahun dengan cara menyerang dan saling merampok. Penyebab dari peperangan itu hanyalah karena seekor unta betina yang dimiliki seorang perempuan tua dari Bani bakr yang bernama Basus dilukai oleh kepala suku dari bani Taghlib. lihat pula Marshall G.S.Hodson, The Venture of Islam, terj.Mulyani kartanegara (Jakarta: Paramadina, 2002),111. 29 M. Thoha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: Zakia Islami Press, 2004), 29-30. 30 Hitti, History., 32. 31 A. Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), 56. 12
Adapun kerajaan yang berdaulat yang muncul pada masa Arab pra-Islam sangat banyak antara lain: 32
1. Kerajaan Makyam yaitu kerajaan ini berada diselatan Arab yaitu di daerah Yaman. 2. Kerajaan Saba', kerajaan ini juga berdiri didaerah Yaman. Pada waktu itu kerajaan Saba' ini menggantikan kerajaan Makyam. Kerajan Saba' mulai berdiri tahun 950 SM. Mula berdirinya merupakan satu kerajaan kecil saja, kemudian bertambah besar dan luas. Sementara kerajan Makyam dan Quthban semakin kecil dan lemah, sampai akhirnya roboh. Kerajaan Saba' berdiri sampai tahuhn 115 SM. 3. Kerajaan Himyar, berdiri mulai Kerajaan Saba' mulai lemah. Kelemahan kerajaan Saba' memberi kesempatan bagi kerajaan Himyar untuk tumbuh dan berkembang dengan pesat hingga akhirnya kerajaan Himyar dapat menguasai kerajaan Saba'. 4. Kerajaan Hirah, sejarah Hirah ini mulai sejak abad 111 M. dan terus berdiri sampai lahirnya Islam. Kerajaan ini telah berjasa juga terhadap kebudayaan Arab, karena warga negaranya, banyak mengadakan perjalanan-perjalanan diseluruh jazirah Arab terutama untuk berniaga, dalam pada itu mereka juga menyiarkan kepandaian menulis dan membaca. Karena itu mereka dapat dianggap sebagai pennyiar ilmu pengetahuan di jazirah Arab. 5. Kerajaan Ghassan, nama Ghassan itu berasal dari mata air di Syam yang disebut " Ghassan". Kaum Ghassan memerintah dibagian selatan dari negeri Syam dan dibagian utara dari jazirah Arab. Mereka telah mempunyai kebudayaan yang tinggi, dan menganut agama Masehi yang diterimanya dari bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan agama Masehi itu ke jazirah Arab. E. Keadaan Ekonomi dan Budaya Sebagai lalu lintas perdagangan penting terutama Mekah yang merupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab. Baik karena meluasnya pengaruh perdagangannya ke Persia dan Bizantium di sebelah selatan dan Yaman di sebelah utara atau karena pasar-pasar perdagangannya yang merupakan yang terpenting di Jazirah Arab karena begitu banyaknya. Pasar-pasar itu diantaranya Uk, Majnah, dan Dz al-Majz yang menjadikannya kaya dan tempat bertemunya aliran-aliran kebudayaan. Mekah merupakan pusat peradaban kecil.
32 Ibid., 57-58. 13
Bahkan masa Jahiliah bukan masa kebodohan dan kemunduran seperti ilustrasi para sejarahwan, tetapi ia merupakan masa-masa peradaban tinggi. Kebudayaan sebelah utara sudah ada sejak seribu tahun sebelum masehi. Bila peradaban di suatu tempat melemah, maka ia kuat di tempat yang lain. Man yang mempunyai hubungan dengan Wd al-Rfidn dan Syam, Saba` (955-115 SM), Anb (400-105 SM) yang mempunyai hubungan erat dengan kebudayaan Helenisme, Tadmur yang mempunyai hubungan dengan kebudayaan Persia dan Bizantium, imyar, al-Mundharah sekutu Persia, Ghassan sekutu Rumawi, dan penduduk Mekah yang berhubungan dengan bermacam-macam penjuru. 33
Fakta di atas menunjukkan bahwa pengertian Jahiliah yang tersebar luas di antara kita perlu diluruskan agar tidak terulang kembali salah pengertian. Pengertian yang tepat untuk masa Jahiliah bukanlah masa kebodohan dan kemunduran, tetapi masa yang tidak mengenal agama tauhid yang menyebabkan minimnya moralitas. Pencapaian mereka membuktikan luasnya interaksi dan wawasan mereka kala itu, seperti bendungan Marib yang dibangun oleh kerajaan Saba`, bangunan-bangunan megah kerajaan imyar, ilmu politik dan ekonomi yang terwujud dalam eksistensi kerajaan dan perdagangan, dan syiir-syiir Arab yang menggugah. Sebagian syiir terbaik mereka dipajang di Kabah. Memang persoalan apakah orang Arab bisa menulis atau membaca masih diperdebatkan. Tetapi fakta tersebut menunjukkan adanya orang yang bisa mambaca dan menulis, meski tidak semuanya. Mereka mengadu ketangkasan dalam berpuisi, bahkan hingga Islam datang tradisi ini tetap ada. Bahkan al-Quran diturunkan untuk menantang mereka membuat seindah mungkin kalimat Arab yang menunjukkan bahwa kelebihan mereka dalam bidang sastra bukan main-main, karena tidak mungkin suautu mukjizat ada kecuali untuk membungkam hal-hal yang dianggap luar biasa. 34
F. Kehidupan Ekonomi Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa sebagian besar daerah Arab adalah daerah gersang dan tandus, kecuali daerah Yaman yang terkenal subur dan bahwa ia terletak di daerah strategis sebagai lalu lintas perdagangan. Ia terletak di tengah-tengah dunia dan jalur- jalur perdagangan dunia, terutama jalur-jalur yang menghubungkan Timur Jauh dan India dengan Timur Tengah melalui jalur darat yaitu dengan jalur melalui Asia Tengah ke Iran, Irak lalu ke laut tengah, sedangkan melalui jalur laut yaitu dengan jalur Melayu dan sekitar India ke teluk Arab atau sekitar Jazirah ke laut merah atau Yaman yang berakhir di Syam
33 M.M. al-Aam, Sejarah Teks al-Quran dari Wahyu sampai Kompilasi (Jakarta: Gema Insani, 2005), 23. 34 Samsul Munir Amin, Sejarah., 62. 14
atau Mesir. Oleh karena itu, perdagangan merupakan andalan bagi kehidupan perekonomian bagi mayoritas negara-negara di daerah-daerah ini. Ditambah lagi dengan kenyataan luasnya daerah di tengah Jazirah Arab, bengisnya alam, sulitnya transportasi, dan merajalelanya badui yang merupakan faktor-faktor penghalang bagi terbentuknya sebuah negara kesatuan dan menggagalkan tatanan politik yang benar. Mereka tidak mungkin menetap. Mereka hanya bisa loyal ke kabilahnya. Oleh karena itu, mereka tidak akan tunduk ke sebuah kekuatan politik di luar kabilahnya yang menjadikan mereka tidak mengenal konsep negara. Kondisi semacam ini sangat mempengaruhi corak perekonomian orang Arab pra-Islam yang sangat bergantung pada perdagangan daripada peternakan apalagi pertanian. Mereka dikenal sebagai pengembara dan pedagang tangguh. Mereka juga sudah mengetahui jalan-jalan yang bisa dilalui untuk bepergian jauh ke negeri-negeri tetangga. Adalah Hshim (lahir 464 M), kakek buyut Nabi, yang pertamakali membudayakan bepergian bagi suku Quraysh pada musim dingin ke Yaman dan ke abashah ke Negus dan pada musim panas ke Syam dan ke Gaza dan barangkali hingga sampai di Ankara lalu menemui kaisar. Ini merupakan perdangan lintas negara yang biasa mereka lakukan. Mereka juga bisa menjalin hubungan perdagangan dengan dua kekuatan politik yang saling bertentangan, yaitu Bizantium dan Persia tanpa memihak ke salah satu di antara keduanya. Oleh karena itu, peradaban mereka dipengaruhi oleh aktivitas perdagangan dalam arti bahwa mereka berinteraksi dengan masyarakat-masyarakat seberang dan semakin menjauh dari pola badwi. 35
Jauh berbeda dengan Yaman, selain letak geografisnya yang strategis untuk perdagangan, ia juga merupakan daerah subur. Dengan dua kelebihan yang ada, mereka bisa mengandalkan perdangangan dan pertanian sebagai sumber ekonomi mereka. Mereka mengirim kulit, sutera, emas, perak, batu mulia, dan lain-lain Mesir kemudian ke Yunani, Rumania, dan imperium Bizantium. Kerajaan Ma`n, Saba`, dan imyar yang ada di Yaman mencapai stabilitas politik dan ekonomi, bahkan menciptakan kehidupan yang beradab dengan tersebarnya pasar-pasar dan bangunan-bangunan menakjubkan yang bersandar pada pertanian dan perdangangan yang sangat maju. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan mereka
35 Muhammad Husein Haekal, Sejarah., 35. 15
tentang ekonomi dan politik lebih maju daripada daerah-daerah lain di Jazirah Arab, sehingga merengkuh lebih awal peradaban yang tinggi. 36
Sekitar abad ke-7, kehidupan bangsa Arab Selatan sedang berada dalam keadaan yang morat-marit. Negeri sudah sering tidak mempunyai pemerintahan lagi. Penyembahan kepada dewa-dewiyang telah using itu telah tiba pada suatu saat yang cukup lagi member kepuasan kepada kebutuhan rohaniah bangsa itu. Pendapat yang samar-samar mengenai hanya adanya satu tuhan mulai timbul dan berkembang dan menjadi suatu ibadah umum. Pengaruh Kristen makin meluas walaupun pikiran agama itu tidak pernah masuk pada akal orang Arab. Dalam keadaandemikian, agama Islam muncul. Tempatnya telah ada. Masanya telah tiba. Dan lahirlah Nabi Muhammad SAW. 37
36 Tim Penyusun, Teks Book Dirasat Islamiyyah, (Surabaya: CV. Anika Bahagia Offset, 1995), 17. 37 M. Thoha Yahya Omar, Islam dan Dakwah.., 32. 16
BAB III DAKWAH MUHAMMAD SEBELUM ISLAM
A. KELAHIRAN MUHAMMAD SAW. Muhammad SAW. dilahirkan pada tanggal 9 atau 12 Rabiul Awal (20 April 571 M). sebelum beliau meninggal, ayahnya meninggal terlebih dahulu. Kemudian ia diasuh oleh kakeknya, yaitu Abdul Mutthalib. Sedangkan yang menyusuinya adalah Halimatus Sadiyah. Di kampung Halimatus Sadiyah, Muhammad menggembala kambing. Setelah neneknya meninggal dunia, ia diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Di rumah Abu Thalib inilah ia dididik. Beliau membantu Abu Thalib mengurus perniagaannya. Bahkan pernah pergi berniaga ke negeri Syam saat masih remaja. 38
Saat berusia 14 tahun, terjadilah peperangan Fijar IV, antara Quraisy dan Kinanah di satu pihak, dan Hawazin di pihak lain. Muhammad SAW ikut menyaksikan peperangan itu. Ada satu riwayat yang menceritakan tentang hal itu. Bahkan Muhammad SAW sempat berkata, : 39
Waktu peperangan Fijar itu, aku ikut memberikan anak panah kepada paman- pamanku. Waktu itu aku sudah berusia 14 tahun. Salah satu dari usaha terpenting sebelum diutus menjadi Rasul ialah berniaga ke Syam membawa barang-barang perniagaan Khadijah binti Khuwailid, dengan ditemani oleh sahaya Khadijah yang bernama Maisarah. Perniagaan ini menghasilkan laba yang banyak, dan menyebabkan adanya pertalian antara Muhammad dan Khadijah. Mereka kemudian kawin. Waktu itu Muhammad SAW. berusia 25 tahun sedangkan Khadijah 40 tahun. 40
B. MUHAMMAD SAW. BERBUDI LUHUR Dalam semua fase hidupnya, Muhammad terkenal berbudi pekerti baik. Tidak ada sesuatu yang dapat dituduhkan kepadanya. Tidak suka meminum khamar. Tidak suka mendatangi tempat-tempat permainan atau tempat-tempat perjudian yang itu amat disukai oleh bangsa Arab saat itu. Karena budi pekertinya yang luhur itulah ia dijuluki Al Amin (yang dipercaya).
38 Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, .., 49-54 39 A. Syalabi, Sejarah., 79. 40 Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, .., 63-65. 17
Sebagai seorang manusia yang bakal menjadi pembimbing umat manusia, Muhammad SAW. memiliki bakat-bakat dan kemampuan jiwa besar, kecerdasan pikirannya, ketajaman otaknya, kehalusan perasaannya, kekuatan ingatannya, kecepatan tanggapannya, kekerasan kemauannya. Segala pengalaman hidupnya mendapatkan pengolahan yang sempurna dalam jiwanya. Dia mengetahui babak-babak sejarah negerinya, kesedihan masyarakat, dan keruntuhan bangsanya. 41
Menginjak usia 30 tahun, beliau ikut serta memperbaiki Kabah bersama suku Quraisy. Setelah pekerjaan selesai, saat mereka akan meletakkan Hajar Aswad, terjadilah perselisihan siapa yang akan mengangkat Hajar Aaswad dan meletakkannya di tempatnya. Pereselisihan itu nyaris menimbulkan peperangan. Kemudian Muhammad dipilih oleh para kaum Quraisy untuk menyelesaikan persoalan itu. Muhammadpun melaksanakannya dengan adil dan tanpa ada penolakan. Muhammad juga tidak pernah memuja berhala. Bahkan ia sangat benci kepada berhala-berhala serta agama yang dianut oleh bangsa Arab. Akan tetapi, beliau seringkali mengasingkan diri untuk berpikir tentang alam semesta dan Penciptanya. Tiap tahun, ia mengasingkan diri di Gua Hira sebulan lamanya. Hingga kemudian beliau menyembah Allah menurut ajarab Nabi Ibrahim. Muhammad juga tidak pernah melakukan perbuatan yang keji yang amat digemari pemuda-pemuda saat itu. 42
C. MENJADI NABI DAN MENYERU Setelah sekian lama mengasingkan diri dan berfikir tentang alam dan Khaliq-nya, jiwa Muhammad semakin suci. Maka di usia 40 tahun, turunlah kepadanya malaikat Jibril sambil membawa wahyu pertama berupa Surat Al Alaq ayat 1-5.: 4O^~- c) El)4O Og~-.- 4-UE ^ 4-UE =}=Oee"- ;}g` -U4N ^g 4O^~- El4O4 N4O^- ^@ Og~-.- =^U4 U^) ^j =^U4 =}=Oee"- 4` uu4C ^)
41 Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya., 50. 42 A. Syalabi, Sejarah, 81. 18
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca. 43
Ayat-ayat di atas belum menyuruh Muhammad menyeru manusia kepada suatu agama, dan belum pula memberitahukan kepadanya bahwa dia adalah utusan Allah. Tetapi ayat-ayat itu mengesankan sesuatu yang luar biasa yang belum diketahui oleh Muhammad. Itulah sebabnya ia segera kembali ke rumahnya dalam keadaan gemetar, apalagi dia dipeluk dengan keras oleh Jibril beberapa kali, kemudian dilepaskan dan disuruhnya membaca sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat itu. Kemudian datanglah ayat yang kedua yang cara diwahyukannya berbeda dengan yang pertama. Tiba-tiba terdengar suara yang dating dari langit. Ketika itu Nabi Muhammad SAW. menoleh ke atas, saat itulah dating malaikat Jibril membawa wahyu yang kedua. Melihat pemandangan itu, tubuhnya gemetar. Ia bergegas pulang dan minta keluarganya menyelimutinya. Kemudian Jibril dating dalam keadaan demikian dan menyampaikan wahyu yang kedua yang berbunyi : Og^4C NOgEO^- ^ ~ OO^ ^g El+4O4 uO) ^@ El44Og4 O)-_C ^j 4O;_OO-4 Ou- ^) 4 }N4;> +Og4'4-O ^g C)4Og4 uO; ^_ 1. Hai orang yang berkemul (berselimut), 2. bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. dan Tuhanmu agungkanlah!
43 Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya., 1079. 19
4. dan pakaianmu bersihkanlah, 5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7. dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. 44
Ayat-ayat inilah yang mula-mula menyuruh Rasulullah menyeru kepada agama Allah. Dengan demikian, mulailah fase-fase seruan kepada agama yang baru itu. Maka dakwah beliau pertama-tama ditujukan kepada lingkungan anggota keluarganya. Diantara inti dari ajaran yang ia sampaikan kepada anggota keluarganya adalah Ke-Esa-an Tuhan, penghapusan patung-patung berhala, kewajiban manusia beribadah kepada Tuhan Maha Pencipta. Khadijah adalah orang pertama yang masuk Islam. Seorang isteri yang secara lahiriah telah memungkinkan beliau hidup dalam tingkatan social sebagaimana layaknya sesuai dengan asal-usul keturunannya. Tetapi hal itu belum sebanding dengan kesetiaan dan kemesraan cintanya yang dapat meringankan kecemasan hati beliau dan mendorong beliau dengan perasaan simpati yang dalam pada saat-saat beliau mengalami goncangan batin. Setelah Khadijah, pemeluk Islam selanjutnya adalah sahaya beliau Zaid bin Haritsah serta Ali bin Abi Thalib. Kemudian disusul Abu Bakar As Siddiq. Abu Bakar adalah seorang kaya raya, yang sangat dihormati oleh masyarakat karena keluhuran budi pekertinya dank arena kecakapan serta kekayaannya. Setelah masuk Islam, Abu Bakar banyak mengeluarkan hartanya untuk memerdekakan budak-budak Muslim yang menderita karena disiksa majikannya. Melalui Abu Bakar, bertambahlah pendukung agama Islam dengan lima orang penting lainnya. Diantaranya Saad bin Abi Waqash, Az Zubair bin al Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf, serta Uthman bin Affan. 45
Dengan tambahan pengikut-pengikut lain, Nabi Muhammad berhasil membentuk kelompok kecil selama 3 tahun pertama untuk mendukung dakwah Islam. Namun dakwah Islam tidak bisa berkembang pesat karena adanya ancaman dan hambatan dari kaum kafir Quraisy. Bahkan ancaman itu semakin menjadi-jadi sehingga Nabi Muhammad memerintahkan beberapa sahabatnya berhijrah ke Abyssinia. Setelah peristiwa hijrah ini, pemuka suku Quraisy, Umar bin Khattab kemudian masuk Islam setelah adiknya masuk Islam.
44 Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya., 992. 45 Thomas W. Arnold, The Preaching of Islam (Sejarah Dawah Islam), (Jakarta: WIdjaya, 1985), 11-16. 20
Islam telah mengajarkan bangsa Arab menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa serta meninggalkan kebiasaan-kebiasaan menyembah batu-batu berhala. Islam juga mengajarkan berkata benar, menepati janji, hormat dan bakti kepada orang tua dan tetangga, menahan diri dari yang haram dan pertumpahan darah. Islam juga melarang melakukan kejahatan, dusta, merampas harta anak yatim piatu dan merendahkan martabat wanita. Islam memerintahkan menyembah kepada Allah dengan sholat, zakat dan puasa. Tekanan yang dilakukan orang-orang Quraisy semakin menjadi-jadi. Bahkan mereka melakukan boikot terhadap Bani Hasyim, keluarga besar Rasulullah SAW., dan membatasi ruang gerak mereka. Hal itu dilakukan karena berbagai hal. Pertama, persaingan pengaruh dan kekuasaan. Orang-orang kafir Quraisy belum bisa membedakan antara kenabian dan kerajaan. Mereka mengira memenuhi seruan Rasulullah berarti tunduk kepada Abdullah al Muthalib. Hal ini, menurut anggapan mereka, akan menyebabkan suku-suku Arab kehilangan pengaruhnya dalam masyarakat. Kedua, persamaan derajat. Rasulullah mengajarkan persamaan derajat di antara umat manusia. Hal ini berlawanan dengan tradisi Arab jahiliah yang membeda-bedakan derajat manusia berdasarkan kedudukan dan status sosial. Bangsawan Quraisy belum siap menerima ajaran yang akan meruntuhkan tradisi dan dasar-dasarkehidupan mereka. Ketiga, takut dibangkitkan setelah mati.gambaran akan dibangkitkan setelah mati sebagaimana diajarkan Islam. di mata suku Quraisy begitu mengerikan. Oleh karena itu mereka enggan memeluk Islam yang mengajarkan bahwa kelak, umat manusia akan dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya di dunia. Keempat, taklid kepada nenek moyang. Bangsa Arab jahiliah menganggap tradisi nenek moyang merupakan sesuatu yang mutlak yang tidak bisa diganggu gugat. Apalagi yang diajarkan Rasulullah bertolak belakang dengan ajaran nenek moyang mereka. Kelima, perniagaan patung. Larangan menyembah patung, memahat dan memperjual belikan jelas akan mengancam usaha pemahat dan penjual patung. Para penjaga Kabah juga tidak mau kehilangan sumber penghasilan dan pengaruh yang diperoleh dari jasa pelayanan terhadap orang-orang yang dating ke Makkah untuk menyembah berhala. 46
46 Siti Maryam (ed),Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern, (Yogyakarta: LESFI, 2009), 20. 21
Setelah 10 tahun berdakwah di Makkah, jumlah pengikut Islam tidak seperti yang diharapkan.Nabi Muhammad SAW akhirnya mencoba berdakwah ke Thaif, sebuah kota yang berjarak sekitar 70 mil dari Makkah. Di sana, ia justru disambut dengan lemparan batu. Demikianlah yang terjadi hingga Rasulullah memutuskan untuk berhijrah ke Madinah dan menyebarkan Islam di sana hingga akhir hayatnya.
22
BAB IV PENUTUP Kesimpulan Penjelasan di atas mengisyaratkan bahwa cara hidup orang Arab pra-Islam terbagi menjadi dua. Pertama, masyarakat madani yang bertani dan berdagang. Kedua, bersatu dalam kebiasaan-kebiasaan kabilah-kabilah pengembara yang banyak bertumpu pada peraturan- peraturan yang telah ada. Corak yang pertama dianut masyarakat perkotaan atau mereka yang telah mencapai peradaban lebih tinggi terutama Yaman, sementara corak kedua dianut oleh masyarakat badwi yang diwakili oleh daerah Hijaz dan sekitarnya. Sebagian orang terlalu berlebihan dalam menyikapi tradisi-tradisi Arab sebelum Islam. Seakan-akan semua tradisi mereka jelek. Padahal sebagian tradisi mereka diadapsi oleh Islam dan tetap dipertahankan hingga sekarang, seperti pengagungan Kabah dan tanah suci, haji dan umrah, sakralisasi bulan Ramaan, mengagungkan bulan-bulan aram, penghormatan terhadap Ibrahim dan Ismail, pertemuan umum hari Jumat. Islam tidak arogan dalam menyikapi tradisi-tradisi yang sudah ada, tetapi ia mengadopsi sebagian tradisi tersebut dan mengadapsi sebagian yang lain sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Islam. Allah memilih Makkah untuk menurunkan Islam dan memilih Muhammad sebagai pembawanya. Dua hal ini sangat penting karena letak Mekah yang strategis dan nasab dan pribadi beliau yang terpandang memungkinkan Islam lebih cepat diterima dan tersebar ke segenap penjuru, terutama masyarakat kelas bawah yang ingin bebas dari belenggu-belenggu sosial yang cenderung diskriminatif terhadap mereka. Meski jumlah pengikut Islam semakin bertambah namun tidak sesuai yang diharapkan. Perkembangan Islam dihambat oleh orang-orang Quraisy. Alasannya bermacam- macam. Diantaranya karena Nabi Muhammad telah mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan yang dianut mereka dan dianut nenek moyang mereka. Padahal Islam telah mengajarkan bangsa Arab menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa serta meninggalkan kebiasaan-kebiasaan menyembah batu-batu berhala. Islam juga mengajarkan berkata benar, menepati janji, hormat dan bakti kepada orang tua dan tetangga, menahan diri dari yang haram dan pertumpahan darah. Islam juga melarang melakukan kejahatan, dusta, merampas harta anak yatim piatu dan merendahkan martabat wanita. Islam memerintahkan menyembah kepada Allah dengan sholat, zakat dan puasa. 23
DAFTAR PUSTAKA
Usayr (al), Ahmad , Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX.Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003. Aam (al), M.M. , ejarah Teks al-Quran dari Wahyu sampai Kompilasi. Jakarta: Gema Insani, 2005. Abdurrahman, Dudung et.al, Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: LESFI, 2009. Ali, K., Study of Islamic History. India: Iradah Adabiyah, 2009. Amin, A. Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2010. Arnold, Thomas W., The Preaching of Islam (Sejarah Dawah Islam). Jakarta: Widjaya, 1985. Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya. Semarang: CV. Asy Syifa, 2004. Guillame, A., The Life of Muhammad. London: Oxford university Press, 1970. Haekal, Muhammad Husein, Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Litera AntarNusa, 2003. Hakim, Mohammad Nur, Sejarah dan Peradaban Islam. Malang: UMM Press, 2004. Hishm, Ab Muammad Abd al-Mlik bin, Sirah Nabawi Ibnu Hisyam (terj.). Jakarta: Darul Haq,2004. Hitti, Philip K., History of The Arabs (terj.) . Jakarta: PT. Serambi Ilmu, 2002. Hodson, Marshall G.S., The Venture of Islam, terj.Mulyani Kartanegara. Jakarta: Paramadina. Lapidus, Ira M., Sejarah Sosial Umat Islam: Bagian Kesatu dan Kedua. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999. Maryam, Siti (ed), Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern. Yogyakarta: LESFI, 2009. Omar, M. Thoha Yahya, Islam dan Dakwah. Jakarta: Zakia Islami Press, 2004. Rusan , H., Lintasan Sejarah Islam di Zaman Rasulullah SAW., Semarang: Wicaksana, 1981. Syalabi, A., Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Alhusna Zikra, 1997. Tim Penyusun, Teks Book Dirasat Islamiyyah. Surabaya: CV. Anika Bahagia Offset, 1995. Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001. Zuhri, Muh., Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.