You are on page 1of 46

BIO OPTIK

Optik dlm fisika adl bagian yg mempelajari hakekat cahaya beserta sifat-sifatnya. Pembahasan detail optik dibedakan dalam optik geometri dan optik fisik. Optik geometri mempelajari hakekat cahaya beserta sifatnya dengan gambaran arah rambatan dengan sinar atau berkas sinar.

Optik fisik mempelajari hakekat cahaya beserta sifat erdasarkan gejala-gejala yang ditunjukkannya serta penggunaan beberapa alat optik. Sinar diartikan sebagai representasi dari gambar arah perjalanan cahaya pada suatu arah tertentu, berupa sebuah garis beranak panah. Berkas sinar diartikan sebagai kumpulan dari beberapa sinar, dilukiskan dengan beberapa garis beranak panah

Pemantulan dan Pembiasan Cahaya


Diantara sifat-sifat gelombang cahaya adalah dapat mengalami pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi). Dua sifat ini yang paling berhubungan dengan kajian fisika kesehatan. Cahaya yang mengenai bidang pemantul (seperti cermin) memenuhi kaidah hukum pemantulan

Hukum pemantulan : 1. sinar datang sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar 2. besarnya sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)

Dlm praktik, cermin yang digunakan ada 3 jenis yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. Masing-masing cermin menghasilkan bayangan benda yang bersifat khas, sehingga pemanfaatanya disesuaikan dengan kebutuhan. Benda-benda yang terletak di depan cemin datar memiliki sifat-sifat : 1) maya 2) tegak 3)sama besar dengan bendanya

Benda-benda yang terletak di depan cermin cembung memiliki sifat-sifat : 1) maya 2) tegak 3) lebih kecil dari bendanya (diperkecil)

Benda-benda yang diletakkan di depan cermin cekung memiliki sifat-sifat yang khas, tergantung letak (posisi) benda dari cermin cekung : - Benda di ruang I dekat dengan cermin, bayangannya bersifat : maya, tegak,diperbesar - Benda di ruang II (terletak diantara jarak fokus dan pusat kelengkungan cermin),memiliki sifat : nyata. terbalik , diperbesar. - Benda diruang III(terletak lebih jauh dari pusat kelengkungan cermin) memiliki sifat : nyata, terbalik, diperkecil

Dari macam-macam cermin beserta sifat bayangan yang dihasilkannya, cermin cekung yang dipakai pada praktik pemeriksaan gigi harus diletakkan di ruang I (dekat dgn gigi) supaya menghasilkan bayangan yang lebih besar dan jelas terlihat

Peristiwa pembiasan (refraksi) dpt terjadi ketika cahaya melalui dua medium yang berbeda, seperti cahaya dari udara masuk ke air, maka arah perambatannya akan dibelokkan. Pembiasan cahaya dapat terjadi karena antara dua medium yang dilewati oleh cahaya memiliki kerapatan (indeks bias) yang berbeda Hukum pembiasan cahaya dirumuskan oleh Snellius sehingga dikenal dengan hukum Snellius.

Hukum Snellius : 1) Sinar datang,sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar 2) Sinar datang dari medium kurang rapat masuk ke medium yang lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sinar yang datang dari medium lebih rapat dibiaskan menjauhi garis normal

udara

air

Kelemahan Lensa
Lensa merupakan salah satu alat optik yang banyak digunakan pada praktik kedokteran dan kesehatan. Namun perlu diketahui ada beberapa kemelahan yang dimiliki lensa ketika menghasilkan bayangan suatu benda. Kelemahan-kelemahan lensa adalah : 1) Aberasi sferis : terbentuk dua bayangan akibat sinar-sinar dari pinggir lensa terfokus lebih jauh dari sinar-sinar yang mengenai bagian tengah lensa

2) Koma : bentuk benda, titik bayangannya berupa bintang berekor, sebagai akibat ketidakmampuan lensa membentuk satu bayangan (sinar ditepi dan ditengah) 3) Astigmatisma : suatu titik benda membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga terbentuk bayangan primer dan sekunder

4)Kelengkungan medan : bayangan yang terbentuk oleh lensa pada layar tidak dalam satu bidang datar tetapi berupa bidang lengkung 5)Distorsi : terbentuknya bayangan palsu karena di depan atau dibelakang lensa diletakkan celah 6)Aberasi khromatis : karena fokus lensa berbeda-beda untuk tiap warna cahaya

Mata sebagai alat optik istimewa


Struktur Mata Manusia Mata berbentuk bola dengan diameter 2,5 cm. Bagian depan mata memiliki lengkungan tajam, dan dilapisi oleh selaput (membran) yg cukup kuat dan tembus cahaya yaitu kornea. Dibelakang kornea terdapat cairan yg berfungsi membiaskan cahaya yg masuk ke mata yaitu aqueous humor. Lebih kedalam lagi terdapat lensa yg terbuat dari bahan bening, berserat dan kenyal yg disebut lensa kristalin.

Lensa ini berfungsi untuk mengatur pembiasan yg disebabkan oleh cairan yang ada di depannya agar cahaya dapat jatuh tepat di retina. Lensa kristalin ini ditopang oleh otot siliar. Didepan lensa kristalin terdapat selaput yg membentuk celah lingkaran disebut iris dan berfungsi memberi warna pada mata. Dengan demikian ada orang yg bermata coklat dan ada yg berwarna biru. Celah lingkaran yg dibentuk oleh selaput iris disebut pupil. lebar pupil diatur oleh selaput iris. Selaput iris bertindak sebagai diafragma yg dpt mengatur intensitas cahaya yang masuk.

Ditempat yg sangat terang pupil mengecil, agar lebih sedikit cahaya yg masuk ke mata sehingga mata tidak silau. Ditempat gelap, pupil membesar agar lebih banyak cahaya yang masuk. Dibelakang lensa kristalin, mata terisi oleh cairan bening yg disebut vitreous humor yang sebagian besar terdiri dari air. Indeks bias vitreous humor dan aqueous humor adalah 1,336 (sangat dekat dgn indeks bias air) sedangkan indeks bias lensa kristalin rata-rata 1,437. indeks-indeks bias tsb tidak banyak berbeda dengan indeks bias cairan di depan dan dibelakang lensa kristalin sehingga hampir seluruh pembiasan cahaya yg masuk terjadi pada kornea.

Sebagian besar dinding dalam bola mata tertutup oleh suatu lapisan yg disebut retina. Retina merupakan suatu lapisan yang berisi ujung-ujung saraf yg berasal dari urat saraf opik. Pada retina terdapat rod/batang dan kone/kerucut. Fungsi rod utk melihat pada malam hari sedangkan kone untuk melihat siang hari. Pada bagian tengah retina terdapat suatu lengkungan yg disebut bintik kuning. Bintik kuning merupakan bagian yg paling peka pada retina

Otot-otot yg menggerakkan mata selalu memutar biji mata agar bayangan benda yg sedang kita amati jatuh didaerah bintik kuning . Ada 6 otot yg menggerakkan mata yaitu : 1) m.ractus medialis : menarik bola mata ke kanan 2) m.ractus lateralis : menarik bola mata ke samping 3) m.ractus superior : menarik bola mata ke atas

4) m.ractus inferior : menarik bola mata kebawah 5) m.obligus inferior : memutar kesamping bawah 6) m.obligus superior:memutar kesamping atas Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang disebut strabismus (mata juling). Ada 3 macam mata strabismus yaitu strabismus horisontal, vertikal dan torsional.

Penglihatan Mata
Mata dpt melihat suatu benda apabila benda tersebut memancarkan dan memantulkan cahaya. Berkas-berkas cahaya dari benda tsb dibiaskan oleh aqueous humor serta difokuskan oleh lensa kristalin ke permukaan retina sehingga terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil pada retina. Bayangan tsb kemudian diteruskan ke otak oleh sarafsaraf optik sehingga terjadi kesan melihat. Supaya suatu benda dpt terlihat dgn jelas maka bayangannya harus jatuh tepat diretina.

Jarak antara lensa mata dgn retina sebagai layar selalu tetap. Utk melihat benda-benda yg jaraknya berbeda-beda kecembungan lensa mata harus diubah-ubah oleh otot siliar. Dengan berubahnya kecembungan lensa mata maka jarak fokus lensa mata pun akan berubah. Apabila mata digunakan utk melihat benda-benda yg dekat, oto-otot siliar menjadi tegang sehingga lensa mata menjadi lebih cembung. Apabila digunakan utk melihat bendabenda yg jauh, otot-otot siliar akan menjadi kendor (rileks) sehingga lensa mata menjadi lebih pipih (tetapi tetap cembung)

Perubahan-perubahan ini disebut AKOMODASI. Daya akomodasi bergantung pada umur. Usia makin tua daya akomodasi makin menurun karena kekenyalan lensa/elastisitas lensa makin berkurang
Umur (tahun) 10 20 30 40 50 60 Titik dekat (cm) 7 10 14 22 40 200

Mata memiliki batas kemampuan melihat benda, batasan ini dikenal dengan titik dekat mata (punctum proximum) dan titik terjauh (punctum remotum). Titik dekat mata adalah titik terdekat yg dpt dilihat oleh mata secara jelas dgn cara berakomodasi sekuat-kuatnya (maksimum). Titik terjauh adalah titik terjauh yg dpt dilihat oleh mata dgn jelas tanpa berakomodasi (rileks).

MATA NORMAL (EMETROPI) Mata normal titik dekatnya 25 cm, titik jauhnya tak terhingga MATA RABUN JAUH (MIOPI) Rabun jauh memiliki titik jauh kurang dari tak terhingga dan titik dekat kurang dari 25 cm. hal ini terjadi karena mata tidak dpt menjadi pipih sebagaimana mestinya, sehingga sinar-sinar sejajar yang berasal dari benda jauh akan berpotongan di depan retina. Cacat mata miopi dpt diatasi dgn menggunakan lensa cekung (negatif), lensa negatif dpt menyebarkan sinar cahaya sebelum masuk ke dlm mata sehingga menghasilkan bayangan tepat jatuh di retina

MATA RABUN DEKAT (HIPERMETROPI) Rabun dekat memiliki titik dekat lebih besar dari 25 cm dan titik jauh pada jarak tak terhingga. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa menjadi cembung sehingga sinarsinar yang datang dari jarak sejauh titik dekat normal akan berpotongan dibelakang retina. Cacat mata hipermetropi dapat diatasi dgn menggunakan lensa cembung. Lensa cembung dpt mengumpulkan sinar cahay sebelum masuk k mata sehingga bayangan tepat di retina

MATA TUA (PRESBIOPI) Presbiopi memiliki titik dekat lebih besar dari 25 cm dan titik jauh kurang dari tak terhingga. Hal ini dpt terjadi karena berkurangnya daya akomodasi akibat usia lanjut. Presbiopi dpt diatasi dgn menggunakan kacamata bifokal. Kacamata bifokal bagian atas lensa cekung (negatif) utk melihat benda jauh, bagian bawah lensa cembung utk melihat dekat

ASTIGMATISMA (SILINDRIS) Penderita astigmatisma tdk mampu melihat garis-garis horisontal dan vertikal secra bersama-sama. Hal ini terjadi karena kornea mata tdk berbentuk sferis (lengkung bola) melainkan lebih melengkung pada satu bidang daripada bidang lainnya. Cacat mata astigmatisma dpt diatasi dgn menggunakan kacamata silindris sehingga dpt melihat bayangan yg jelas pada retina

MIOPI

HIPERMETROPI

Rumus lensa kacamata


Kekuatan lensa kacamata yang dipakai bersatuan dioptri (D) dengan rumus :
1 1 P ' S S

S=jarak benda dlm meter (jarak benda setelah memakai kacamata) nilainya positif S=jarak bayangan dlm meter (jarak benda sebelum memakai kacamata) nilainya negatif P= kekuatan lensa dalam dioptri

Ketajaman penglihatan
Ketajaman penglihatan dipegunakan untuk menentukan penggunaan kacamata, diklinik dikenal dengan nama visus. Tapi bagi seseorang ahli fisika ketajaman penglihatan ini disebut resolusi mata. Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kacamata) tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata secara keseluruhannya.

Oleh karena itu definisi versus adalah nilai kebalikan sudut (dalam menit) terkecil dimana sebuah benda masih kelihatan dan dpt dibedakan. Pada penentuan visus para ahli mempergunakan kartu snellen, dengan berbagai ukuran huruf dan jarak yg telah ditentukan. Misalnya mata normal pd waktu diperiksa diperoleh 20/40 berarti penderita dpt membaca huruf 20 ft sedangkan bagi mata normal dpt membaca pd jarak 40 ft (20 ft=4 m.)

Dengan demikian dapat di tulis dengan rumus : d V = ----- D Keterangan : d = Jarak yang di lihat oleh penderita D = Jarak yang dapat di lihat oleh mata normal.

Penggunaan kartu snellen ini, kualitasnya kadang-kadang meragukan oleh karena huruf yang sama besarnya mempunyai derajat kesukaran yang berbeda, demikian pula huruf dengan ukuran berbeda kadang-kadang tidak sama bentuknya. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan itu telah diciptakan kartu cincin Landolt. Kartu ini mempunyai sejumlah cincin berlubang, diatur berderet yang sama besar, dengan lubang yang arahnya ke atas, ke bawah, ke kiri dan ke kanan.

Dari atas ke bawah cincin itu di atur agar lubangnya mengecil secara berangsur-angsur. Penderita di suruh menunjukkan deretan cincin tersebut hingga cincin terkecil tanpa salah. Angka visus ini didapat dengan menghitung sudut dimana cincin Landolt itu diamati. Misalnya penderita menunjukkan cincin landolt tanpa salah pada 0,8 mm jarak 4 meter. Pemeriksaan visus seseorang selain disebut di atas dapat pula dengan cara menghitung jari, gerakan tangan dan sebagainya. Misalnya diperoleh visus seseorang : 1/60 = Berarti penderita dapat menghitung jari tangan pada jarak 1 meter. 1/300 = Hanya dapat melihat gerakan tangan pada jarak 1 meter 1/ = Hanya bisa membedakan gelap terang Kalau seseorang penderita terjadi penurunan visus tanpa kelainan organis disebut Amblyopia.

6. MEDAN PENGLIHATAN
Untuk mengetahui besar kecilnya medan penglihatan seseorang dipergunakan alat perimeter. Dengan alat ini diperoleh medan penglihatan vertical 130; sedangkan medan penglihatan horizontal 155.

7. TANGGAP CAHAYA
Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe fotoreseptor pada retina yaitu Rod (batang) dan Cone(kerucut). Rod dan Kone tidak terletak pada permukaan retina melainkan beberapa lapis di belakang jaringan syaraf. Distribusi Rod dan Kone pada retina a. Kone (kerucut) Tiap mata mempunyai 6,5 juta cone yang berfungsi untuk melihat siang hari disebut fotopik. Melalui kone kita dapat mengenal berbagai warna, tetapi kone tidak sensitive terhadap semua warna, ia hanya sensitive terhadap warna kuning, hijau (panjang gelombang 550 nm). Kone terdapat terutama pada fovea sentralis.

b. Rod (batang). Dipergunakan pada waktu malam atau disebut penglihatan Skotopik. Dan merupakan ketajaman penglihatan dan dipergunakan untuk melihat ke samping. Setiap mata ada 120 juta batang. Distribusi pada retina tidak merata, pada sudut 20 terdapat kepadatan yang maksimal. Batang ini sangat peka terhadap cahaya biru, hijau (510 nm). Tetapi Rod dan Kone sama-sama peka terhadap cahaya merah (650 700 nm), tetapi penglihatan kone lebih baik terhadap cahaya merah jika dibandingkan dengan Rod.

Buta warna Jika seseorang tidak mempunyai kone merah ia masih dapat melihat warna hijau, kuning, orange dan warna merah dengan menggunakan kone hijau tetapi tidak dapat membedakan secra tepat antara masing-masing warna tersebut oleh karena tidak mempunyai kone merah untuk kontras / membandingkan dengan kone hijau.

Demikian pula jika seseorang kekurangan kone hijau, ia masih dapat melihata seluruh warna tetapi tidak dapat membedakan antara warna hijau, kuning, orange dan merah. Hal ini disebabkan kone hijau yang sedikit itdak mampu mengkontraskan dengan kone merah.

Jadi tidak adanya kone merah atau hijau akan timbul kesukaran atau ketidakmampuan untuk membedakan warna antara keadaan ini di sebut buta warna merah hijau kasus yang jarang sekali, tetapi bisa terjadi seseorang kekurangan kone biru, maka orang tersebut sukar membedakan warna ungu, biru dan hijau. Tipe buta warna ini disebut kelemahan biru ( blue weakness).

Pada suatu penelitian diperoleh 8% laki-laki buta warna, sedangkan 0,5 % terdapat pada wanita dan dikatakan buta warna ini diturunkan oleh wanita. Adapula orang buta terhadap warna merah disebut protanopia, buta terhadap warna hijau disebut deuteranopia dan buta terhadap warna biru disebut tritanopia.

PERALATAN DALAM PEMERIKSAAN MATA


Dari sekian banyak peralatan mata, hanya beberapa peralatan yang akan dibahas dalam kaitan pemeriksaan mata. Ada tiga prinsip dalam pemeriksaan mata yaitu : pemeriksaaan mata bagian dalam, pengukuran daya focus mata, penmgukuran kelengkungan kornea. Peralatan dalam pemeriksaan mata dan lensa ada 6 macam yaitu : a) Opthalmoskop : untuk mengetahui keadaan fundus okuli (retina mata dan pembuluh darah khoroidea keseluruhannya) b) Retinoskop : untuk menentukan resep lensa demi koreksi mata penderita tanpa aktivitas penderita

c) Keratometer : untuk mengukur kelengkungan kornea bagi pemakaian lensa kontak d) Tonometer dari schiotz : untuk mengukur tekanan intraokuler e) Pupilometer dari Eindhoven : untuk mengukur diameter pupil f) Lensometer : untuk mengukur kekuatan lensa dengan maksud mengetahui nilai dioptrinya

You might also like