You are on page 1of 3

III.

METODE EVALUASI

A. Tolak Ukur Penilaian Evaluasi dilakukan pada Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas Simpur. Adapun sumber rujukan tolak ukur penilaian yang digunakan adalah Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Di Puskesmas B. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan berupa: 1. Sumber data primer Pengamatan di Puskesmas Simpur 2. Sumber data sekunder Laporan bulanan dan tahunan Pemantauan Wilayah Setempat Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Puskesmas Simpur pada periode Januari Desember 2012.

C. Cara Analisis Evaluasi Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas Simpur dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Menetapkan beberapa tolak ukur dari unsur keluaran Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian hasil output adalah dengan menetapkan beberapa tolak ukur atau standar

yang ingin dicapai. Nilai standar atau tolak ukur ini dapat diperoleh dari Pedoman Kerja Puskesmas. 2. Menentukan satu tolak ukur yang akan digunakan Dari beberapa tolak ukur yang ada, dipilih satu tolak ukur yang akan digunakan. 3. Membandingkan pencapaian keluaran program dengan tolak ukur keluaran. Bila terdapat kesenjangan, ditetapkan sebagai masalah. Setelah diketahui tolak ukur, selanjutnya adalah membandingkan hasil pencapaian keluaran Puskesmas (output) dengan tolak ukur tersebut. Bila pencapaian keluaran Puskesmas tidak sesuai dengan tolak ukur, maka ditetapkan sebagai masalah. 4. Menetapkan prioritas masalah Masalah-masalah pada komponen output tidak semuanya dapat diatasi secara bersamaan mengingat keterbatasan kemampuan Puskesmas. Selain itu adanya kemungkinan masalah-masalah tersebut berkaitan satu dengan yang lainnya dan bila diselesaikan salah satu masalah yang dianggap paling penting, maka masalah lainnya dapat teratasi pula. Oleh sebab itu, ditetapkanlah prioritas masalah yang akan dicari solusi untuk

memecahkannya. 5. Membuat kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan Untuk menentukan penyebab masalah yang telah diprioritaskan tersebut, maka dibuatlah kerangka konsep masalah. Hal ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor penyebab masalah yang telah diprioritaskan tadi

yang berasal dari komponen sistem yang lainnya, yaitu komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik. Dengan menggunakan kerangka konsep diharapkan semua faktor penyebab masalah dapat diketahui dan diidentifikasi sehingga tidak ada yang tertinggal. 6. Identifikasi penyebab masalah Berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep selanjutnya akan diidentifikasi. Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan membandingkan antara tolak ukur atau standar komponenkomponen input, proses, lingkungan dan umpan balik dengan pencapaian di lapangan. Bila terdapat kesenjangan, maka ditetapkan sebagai penyebab masalah yang diprioritaskan tadi. 7. Membuat alternatif pemecahan masalah Setelah diketahui semua penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa alternatif pemecahan masalah. Alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut dibuat untuk mengatasi penyebab-penyebab masalah yang telah ditentukan. Alternatif pemecahan masalah ini dibuat dengan

memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas.

8. Menentukan prioritas cara pemecahan masalah Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, maka akan dipilih satu cara pemecahan masalah (untuk masing-masing penyebab masalah) yang dianggap paling baik dan memungkinkan.

You might also like