You are on page 1of 3

Assalamualaikum wr.

Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua Yang terhormat ibu Desma Yasneti selaku dosen yang mengajar Dan teman teman sekalian yang saya banggakan Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat karunia-Nyalah kita dapat berkumpul dihari yang cerah ini dalam keadaan sehat wal afiat. Shalawat beriring salam tak lupa kita senantiasa junjungkan pada Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang seperti saat ini. Para hadirin sekalian, Sebagaimana kita ketahui dari banyak media baik media cetak dan elektronik, akhir-akhir ini marak terjadinya tawuran antar pelajar. Dikesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan tentang bagaimana tindakan preventif untuk mencegah tawuran antar pelajar. Tawuran, mungkin Anda sering mendengar kata ini, begitulah pada masa ini disebut. Sedangkan pada masa terdahulu tindakan itu bisa termasuk kategori sebagai peperangan. Perang yang tidak mempunyai aturan-aturan tertentu, dan saya lebih suka itu disebut dengan perang, sebab jika dalam kata tawuran rasanya begitu halus dan serasa diiyakan bahwa perang itu disetuji. Namun, karena Indonesia adalah Bangsa yang bermartabat dengan penghalusan bahasa maka munculah istilah Tawuran. Biasanya kita mendengar kata ini pikiran kita akan menjurus pada anak sekolah, hal ini disebabkan begitu maraknya tawuran itu sendiri pada anak-anak sekolah. Namun, tidak bisa dielakan lagi bahwa pada saat ini tawuran rupanya sudah berkembang, layaknya seperti rumput yang ditebas kemudian tumbuh lagi, seperti jamur yang semakin merambat. Melihat fakta pada bangsa yang merdeka masih terjajah moral pada setiap warganya, diatnaranya dengan moral yang aroganismenya masih tinggi, dan sifat kecemburuan antar kelempok maupun individu yang sangat mengumbar akan terjadinya permusuhan atau tawuran. Kita tahu bahwa masa remaja adalah masa yang entan terhadap perubahan perilaku. Apabila para remaja tidak diberi pengetahuan tentang bahaya sesuatu maka mereka cenderung berperilaku negatif. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembentuan sikap sejak dini, hal ini merupakan tanggung jawab institusi pendidikan dan orang tua. Tawuran antar pelajar yang terjadi merugikan banyak pihak baik yang terlibat, maupun yang tidak terlibat. Seperti kerusakan infrastruktur atau bahkan kematian. Sungguh memprihatinkan, sebagai pondasi yang akan membentuk masa depan bangsa ini nantinya,

tindakan yang dilakukan para remaja sungguh tidak dapat ditolelir. Kita sebagai generasi penerus bangsa hendaknya menghindari berbagai tindakan tawuran. Tindakan tersebut sama sekali tidak bermanfaat, jikalau pun ingin menunjukkan kehebatan kita hendaknya lewat prestasi yang didapat, itu justru lebih bergengsi dan bermanfaat untuk kita kedepannya. Dan tugas kita sebagai mahasiswa, hendaknya kita memberi contoh yang baik kepada adik adik kita, karena merekalah juga yang akan menjalankan negeri ini kedepannya. Biarkan pemimpin-pemimpin kita disana membuat negeri ini kacau balau dengan tindakan korupsi, namun kita harus menjaga perilaku generasi kita agar tidak lebih parah dari generasi sebelumnya. Dikarnakan tawuran itu sendiri sudah bisa dikatakan sebagai Budaya yang tadinya tidak ada, dalam artian suatu perputaran masa yang membuat sikon menjadikan perubahan kepada hal negatif. Maka hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja oleh Negara maupun kita sebagai warga yang masih peduli terhadap Anti Kekerasan dan Mencintai Perdamaian. Beberapa point cara menaggulangi tawuran itu sendiri, antara lain yaitu, memberikan efek jera. Bisa dikatakan dalam poin ini akan sedikit keras dan memaksa maupun mempermalukan pelaku tawuran tersebut. Tapi itu tidak ada salanya untuk memebrikan efek jera kepada si pelaku agar dia merasa enggan untuk mengulanginya kembali perbuatannya dikemudian hari. Yang kedua yaitu memberikan penyuluhan secara efektif. Penyuluhan terkadang terabaikan oleh segelintir para petugas keamanan yang mengamankan dan menagkap para pelaku tawuran. Mereka hanya memberikan penyuluhan kepada pelaku dikala pelaku menjadi tersangka dalam tawuran itu saja, namun selepas itu maka dia akan dibebaskan dan hanya diberikan beberpa penyuluhan yang hanya beberapa menit saja. Tentunya hal ini bukalah menjadi sebuah penyuluhan yang efektif untuk menyadarkan para pelaku. Semestinya para aparat dalam memeberikan penyuluhan tersebut mencoba menumbuhkan kesadaran dalam jangka yang bisa dikatakan lama, agar dia sadar akan apa yang dialakuakannya itu tidak benar dan merugiakan banyak orang disekelilingnya. Yang ketiga memberikan ruang positif. Ruang ini lah yang menjadi penampung mereka sebagai mantan pencinta tawuran. Manusia tidak akan benar selamanya, namun manusia juga tidak akan salah selamanya. Dalam pasilitas ini yang akan mengembangkan potensi pada diri mereka yang matanya telah tertutup gelap oleh gemerlap dunia tawuran. Seperti; Adanya pasilitas atau lembagai yang menyediakan atau menampung para mantan pecinta

tawuran, dengan menggali potensi dalam dirinya dan meng inflementasikannya pada masyarakat luas agar bisa bermanfaat untuk orang banyak. Itu lah beberapa diantaranya yang kita bisa lakukan dalam Mencegah dan Menaggulangi Tawuran. Namun ini hanyalah pendapat saya dan secara pengalaman maupun pengetahuan saya yang tidak seberapa, yang seharusnya kita lakukan, kita kembali pada diri masingmasing untuk tidak melakukan tindakan kriminal tersebut. Sekian pesan singkat yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan kata, kesempuraan bukan milik saya, kesempurnaan hanya milik Allah. Akhir kata saya ucapkan wabillahitaufiq wal hidayah, wal ridho wal inayah. Wassalamualaikum wr. wb

You might also like