You are on page 1of 50

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permainan Rounders berasal dari negara Inggris. Rounders pertama kali dimainkan di Tudor. Rounders mulai populer di Indonesia pada tahun 1950 yang dikembangkan oleh seorang berkenangsaan Belanda (http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com

Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB). Pada PON II tahun 1951 Rounders sudah dipertandingkan(http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB). Banyak orang sering salah mempersepsikan rounders sebagai olahraga kasti atau softball.( http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB) Rounders memang tidak berbeda jauh dari kedua permainan tersebut.perbedaanya berbeda pada cara mematikan lawan dan model lapanganya, permainan rounders masih terasa asing terdengar di telinga masyarakat Indonesia.

Namun jika telah paham dan mengerti maka persepsi tentang rounders sama seperti kasti ini akan berubah. Dalam Pendidikan jasmani kesehatan dan Olahraga juga terdapat materi permainan bola kecil termasuk permainan rounders.Dalam permainan itu sangat dibutuhkan ketangkasan untuk menangkap dan melempar bola antar pemain, selain memukul bola.Jika lemparan dan tangkapan bola sangat mahir, maka permainan akan menjadi lebih seru jika kedua team mempunyai kecakapan yang sama. Permainan rounders adalah salah satu permainan bola kecil yang paling disukai anakanak,demikian Edi menceritakan ( Wawancara tgl.15 Oktober 2012 ).Tetapi, biasanya anak-anak melakukan hanya untuk kesenangan saja tanpa ada keterampilan lemparan dan cara menangkap bola dengan benar,sehingga dalam permainan banyak sekali

lemparan dan tangkapan yang tidak bisa terselesaikan dengan baik,sehinga sering terjadi salah sasaran sehingga bola tidak bisa tertangkap dengan baik dikarenakan teknik lemparan yang tidak baik. Dalam permainan Rounders sangat dibutuhkan keterampilan melempar dan menangkap bola dengan wajar,sehinga dalam permainan itu bisa berlangsung dengan baik dan permainan ini bisa dinikmati bagi yang melihat /penonton dan pemain itu sendiri. Apalagi jika para pemain dapat memperlihatkan keterampilan optimalnya,sehingga permainan menjadi hidup tanpa ada pemain yang merasa tidak mendapatkan lemparan /tangkapan bola dalam permainan . Fenomena yang terjadi disekolah yang sebagaimana diungkapkan oleh Edi bahwa siswa kurang latihan dalam permainan rounders serta kurang suka mengikuti pelajaran olah raga (Wawancara tgl.15 Oktober 2012 ).kondisi tersebut menimbulkan persoalan sendiri diantaranya,kapasitas latihan kurang terpenuhi,pembentukan kebiasaan untuk terampil bermain rounders tidak terbentuk.hal itu dikuatkan oleh Edi yang menyatakan bahwa keterampilan siswa di sekolah ini dalam bermain rounders sangat rendah. ( Wawancara .15 Oktober 2012) Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin memilih judul penelitian, Penerapan Metode Drill untuk meningkatkan keterampilan lempar tangakap bola lambung dalam permaianan Rounders di Siswa Kelas V SDN Sawojajar 6 Malang.

B . Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumus suatu masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan Metode Drill untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders di kelas V SDN Sawojajar 6 Malang ?

2. Apakah penerapan Metode Drill dapat meningkatkan keterampilan siswa dalamlempar tangakap bola lambung pada permaianan Rounders di kelas V SDN Sawojajar 6 Malang ?

C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan diatas,penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendiskripsikan penerapan Metode Drill untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders di kelas V SDN Sawojajar 6 Malang . 2. Mengetahui keterampilan siswa dalam lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders melaui penerapan metode drill di kelas V SDN Sawojajar 6 Malang.

D. Ruang Lingkup Masalah Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk membidik peristiwa pembelajaran dengan

menerapkan metode pembelajaran Drill untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders di kelas V SDN Sawojajar 6 Kota Malang.Batasan tersebut dituangkan rumusan variabel pada table 1.1 Tabel 1.1 Variabel penelitian
No Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Data Instrumen

Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran Drill

1. Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung. 2. Melatih setiap siswa untuk

-Pembelajaran permainan bola kecil (Rounders ) kelas V (lempar

- Observasi - Pedoman wawancara

melempar bola

3. Melatih setiap siswa untuk menangkap bola 4. Mengkoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung. 5. Melatih siswa melempar dan menangkap bola sesuai hasil koreksi 6. Membiasakan gerakan gerakan lempar dan tangkap bola secara terus menerus. 2 Hasil belajar Lempar Tangkap Bola lambung (Rana Psikomotor ) 1. Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung. 2. Melatih setiap siswa untuk melempar bola 3. Melatih setiap siswa untuk menangkap bola 4. Mengoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung. 5. Melatih siswa melempar dan menangkap bola sesuai hasil koreksi 6. Membiasakan gerakan gerakan lempar dan tangkap bola secara berulang terus menerus.

tangngkap bola lambung )

Tes keterampilan lempar tangkap bola

-Pedoman penilain keterampilan lempar tangkap bola

Sumber : Variable Penelitian, Olahan peneliti 2012

E. Definisi Operasional 1. Keterampilan lempar tangkap bola adalah salah satu teknik dasar dalam permainan rounders yang mengunakan telapak tangan dan lengan dalam penerimaan dan lemparan bola 2. Permainan Rounders adalah permainan bola kecil dengan teknik dasar yang hampir sama dengan permainan kasti yaitu melempar, menangkap, dan memukul ditambah dengan keterampilan mengetik dan menghindari sentuhan bola. 3. Metode Model Pembelajaran Drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen(Nana Sujana).

1. Keterampilan Lempar Tangkap Bola a.Teknik Melempar Bola. Dalam bermain rounders, pemain harus dapat menguasai teknik melempar bola dengan baik. - Melempar bola melambung. Gerakannya: Berdiri santai, satu tangan memegang bola, Posisi badan seorang ke arah sasaran lemparan, Mata memandang ke arah sasaran lemparan, Langkahkan satu kaki ke depan,

Lempar bola dengan cara mengayunkan tangan dengan kuat ke depan melewati samping kepala, Lemparkan bola hingga melambung. b. Teknik Menangkap Bola. Menangkap bola dapat dilakukan dengan kedua tangan atau satu tangan. Teknik menangkap bola disesuaikan dengan arah datangnya bola, seperti melambung, mendatar, atau menyusur tanah. - Menangkap bola melambung. Gerakannya: Badan berdiri tegak, langkahkan satu kaki ke depan, Letakkan kedua telapak tangan saling berhadapan, dengan kedua lengan lurus ke atas, Lihat arah datangnya bola, Berlarilah sesuai dengan gerakan bola, Tangkap bola.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sejawat Guru Untuk menambah refrensi dalam pengembangan model pembelajaran pendidikan 2. Bagi Sekolah Manfaat bagi sekolah Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Ada hubungan yang erat antara berkembangnya suatu sekolah dengan berkembangnya kemampuan guru. Sekolah

tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. 3. Bagi UP Dikbud Kec. Memberikan masukan kepada Kepala Cabang Dinas sebagai bahan pertimbangan mengambil kebijakan-kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran pada gugus setempat. 4. Bagi Dikbud Kota/Kabupaten Memberikan masukan kepada Kepala Dinas Kota sebagai bahan pertimbangan mengambil kebijakan-kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran 5. Bagi Praktisi Pendidikan Sebagai sarana peneliti untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan dan wawasan berpikir kritis guna melatih kemampuan memahami dan menganalisa masalah-masalah pendidikan secara sistematis dan konstruktif 6. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai rujukan dan pijakan untuk melakukan penelitian sejenis dalam penelitian berikutnya.

BAB II KAJIAN MATERI

A.

Pembelajaran : 1. Pengertian Pemebelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com)sedangkan menurut Gagne dan

Briggs (1979:3)pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal,dan Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20)

SDN Sawojajar 6 Malang merupakan salah satu wadah atau tempat untuk pelaksanaan proses pembelajaran tersebut,karena di SDN Sawojajar 6 Malang juga termasuk dari bagian system Pendidikan Nasional.Oleh karena itu pelaksanaan proses pembelajaran SDN Sawojajar 6 juga perlukan pengembangan dan inovasi-inovasi baru guna memperbaiki dan meningkatkan prestasi dan hasil belajar perserta didik.

Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.

2. Komponen-komponen Sistem Pembelajaran Winataputra, dkk (2007: 1.18-1.1), Proses belajar-mengajar merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Istilah proses belajar-mengajar dikenal sebelum dipopulerkannya proses pembelajaran. Proses pembelajaran dipilih sebagai istilah yang menunjukkan kegiatan guru dan siswa sebagai pengganti istilah proses belajar-mengajar. Istilah pembelajaran dipopulerkan karena pembelajaran lebih tepat dipakai sebagai istilah terjadinya kegiatan belajar, karena kegiatan belajar tidak hanya terjadi di sekolah tetapi di dalam kehidupan di luar sekolah dan kegiatan belajar belum tentu timbul karena adanya kegaitan mengajar. Winataputra, dkk (2007: 1.5) Banyak istilah/pepatah berkaitan dengan kegiatan belajar contohnya, Iqra bismirobbika ladzi kholag (bacalah alam semesta atas nama tuhanmu), Belajarlah sampai ke negeri cina sekalipun ( Belajarlah tentang apa saja, siapa saja, dan dimana saja) Bend the willow when it is young ( didiklah anak selagi masih muda). Semua pepatah itu bertujuan untuk

10

membangkitkan semangat belajar yang mengacu dalam usaha mencapai harkat hidup yang lebih tinggi. Dan hal tersebut berkaitan erat dengan tujuan pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar yang mengacu pada tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Winataputra, dkk (2007: 1.20 Konsep pembelajaran seperti hal tersebut dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sikdiknas, yakni Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar, dan lingkungan belajar. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembalajaran, indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Jadi uaraian diatas menyatakan bahwa komponen-kompene pembelajaran terdiri dari: -Kurikulum -Silabus dan -Rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari: kolom identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,materi

pembelajaran, metode, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.

3. Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

11

Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

Agar ada pemahaman yang jelas, clear and distict maka penting ditegaskan di sini pengertian belajar dan pembelajaran sehingga perbedaan keduanya dapat diketahui, baik secara teoritis dan prakteknya. Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak. Sementara pembelajaran itu melibatkan dua pihak yaitu guru dan peserta didik yang didalamnya mengandung dua unsure sekaligus yaitu mengajar dan belajar (teaching and learning). Jadi pembelajar telah mencakup belajar. Istilah pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM)

b. Macam-macam Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

Agar ada pemahaman yang jelas, clear and distict maka penting ditegaskan di sini pengertian belajar dan pembelajaran sehingga perbedaan

12

keduanya dapat diketahui, baik secara teoritis dan prakteknya. Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak. Sementara pembelajaran itu melibatkan dua pihak yaitu guru dan peserta didik yang didalamnya mengandung dua unsure sekaligus yaitu mengajar dan belajar (teaching and learning). Jadi pembelajar telah mencakup belajar. Istilah pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM)

B. Metode Drill 1. Pengertian Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu, misalnya dalam lari cepat, atletik, berenang; atau berkebun. Sebab itu di dalam proses mengajar belajar, perlu diadakan latihan untuk menguasai keterampilan tersebut. Maka salah satu teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan atau drill. Metode drill ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatankegiatan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu; bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Hal ini menunjang siswa berprestasi dalam bidang tertentu, misalnya juara lari, juara sepak bola; juara bersepeda dan sebagainya. Teknik ini memang banyak digunakan untuk pelajaran olah raga. Dalam hal ini banyak cabang olah raga yang memerlukan latihan khusus dan teratur, serta pengawasan dari trainer yang baik

13

2. Langkah-langkah Pengunaan Metode Drill Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur/guru memperhatikan langkah-langkah/prosedur yang disusun demikian: a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak refleks saja, seperti: menghafal, menghitung, lari dan sebagainya. b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan trujuan latihan sebelum mereka melakukan. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun di masa yang akan datang. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya. c. Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat memilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian instruktur menunjukkan kepada siswa response/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki response-response yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul response yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau keterampilannya. d. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan atau

14

keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu diperhatikan pula apakah response siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat. e. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan puda kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan keterampilan yang baik. f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan prosesproses yang esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah/tidak perlu kurang diperlukan. g.Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa.sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan/dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan. Dengan langkah-langkah itu diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah.

3. Kelebihan Pengunaan Metode Drill a. Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya. b. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahankesalahannya. Dengan demikian juga akan menghemat waktu latihan.

15

c. Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak. d. Untuk memperoleh kecakapan motoris, atau terampil olah raga. e. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan. f. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya. g. Pembentukan kebiasaan-kebiasan membuat gerakan gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis. h. Metode ini memungkinkan kesempatan untuk lebih memperdalam kemampuan secara spesifik. i. Dapat menambah minat siswa terhadap pelajaran mereka. j. Metode metode difokuskan kepada satu komponen yang spesifik sehingga siswa dapat konsentrasi pada suatu kemampuan dalam waktu singkat k. Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat. Misalnya, dapat menangkap bola dengan reflek/gerak cepat. l. Dapat mermbangkitkan perasaan sukses bagi siswa yang dapat menguasai lebih dari satu kemampuan yang spesifik. m. Memungkinkan tiap individu untuk mengaplikasikan, mengembangkan, dan mengkaitkan beberapa situasi atau problema yang ada. n. Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkan kemampuan o. Kedua unsur guru dan siswa dapat mengena lebih jauh kegunaan dari keterampilan yang sedang dikembangkan itu. menggunakan peralatan

16

p. Berlatih sudah merupakan teknik yang tidak asing lagi dan digunakan di berbagai lingkungan masyarakat sebagai strategi pembelajaran yang valid

4. Kelemahan Pengunaan Metode Drill a. Dapat membentuk kebiasaan yang kaku. Respon yang terbentuk secara otomatis akan mempengaruhi tindakan yang bersifat irrationil, routine serta tidak menggunakan akal. b. Menimbulkan adaptasi mekanis terhadap lingkungannya. Di dalam menghadapi masalah, siswa menyelesaikan secara statis. c. Menimbulkan verbalisme. Respons terhadap stimulus yang telah terbentuk dengan latihan itu akan berakibat kurang digunakannya rasio sehingga, inisiatif pun terhambat. d. Latihan yang terlampau berat akan menimbulkan perasaan benci, baik kepada mata pelajaran maupun kepada gurunya. e. Latihan yang dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan dalam suasana yang serius mudah sekali f. Menimbulkan kebosanan dan kejengkelan. Akhirnya anak enggan berlatih dan malas atau mogok belajar. g. Menghambat bakat dan inisiatif siswa., karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian. h. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. i. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan. j. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis. k. Dapat menimbulkan verbalisme.

17

l.

Drill and Practice di kelas jika tidak diberi perhatian dapat menimbulkan kesalahan atau respon yang tidak pada tempatnya.

m. Dapat menyebabkan kebosanan bila siswa tidak tahu kegunaan dan dari latihan itu di masa yang akan datang. n. Drill and Practice menuntut persiapan apa saja yang matang dengan pertimbangan memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh siswa. o. Strategi ini memungkinkan terlihat sebagai sebuah gambaran pembelajaran yang terlalu menekankan kemampuan sesuai kenyataan yang ada saat ini.

C. Rounders. 1. Pengertian Rounders merupakan permainan bola kecil yang menggunakan pemukul kayu, dimainkan oleh dua regu dimana setiap regu terdiri dari 12 orang dengan 6 pemain cadangan, satu regu menjadi pemukul dan satu regu lagi menjadi regu penjaga, dimainkan untuk mendapatkan angka dengan cara melewati setiap base yang ada setelah memukul bola dari base tempat memukul bola dan selamat dari regu penjaga dengan tidak terkena tik bola. Permainan ini dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh seorang asisten wasit dan seorang pencatat skor. Permainan rounders adalah salah satu permainan yang menggunakan bola kecil. Permainan ini sangat membutuhkan kerja sama dan kekompakkan para pemain. Aturan-aturan yang ada dalam permainan ini, hampir sama dengan permainan kasti atau permainan kipers

18

2. Teknik Dasar Rounders Dalam permainan sepak takraw ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain. Adapun teknik-teknik dasar itu antara lain : a. Lempar b. Tangkap c. Pukulan 3. Lempar Tangkap Bola 1. Teknik Lemparan Bola Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan,diantara jari telunjuk,jari tengah,dan jari manis.Ketiganya saling memegang,sedangkan jari kelingking dan ibu jari mengontrol bola agar tidak terjatuh.Ketika melempar,biasanya

menggunakan tangan kanan dengan kaki kiri berada di depan,Setelah bola lepas dari tangan,maka kaki kanan mengikuti atau melangkah ke depan,Pandangan ke arah sasaran.

2. Tangkap Bola

Ikuti datangnya bola, Menangkap bola dapat dilakukan dengan merapatkan kedua tangan didepan dada.Pada saat bola tertangkap,jari jari segera ditutup dan cepat di tarik kearah badan.

4. Kegunaan Lempar Tangkap Bola. Dalam permainan Rounders keterampilan lempat tangkap bola sangat

dibutuhkan sekali, karena semakin matang keterampilan dan teknik ini dikuasai

19

permainan Rounders dapat dimainkan dengan baik. Adapun kegunaan dari lempar tangkap bola dalam permainan Rounders adalah sebagai berikut : a. Untuk menangkap bola yang datang b. Untuk melemparkan bola pada teman c. Untuk membakar base pemain lawan

D. Hasil belajar Akhir dari pelaksanaan proses pembelajaran adalah serangkaian kegiatan penutup yang didalamnya adanya penilaian. Penilaian yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tes unjuk kerja dari serangkaian gerakan sepak sila. Adapun aspek dan ketentuan dari penilaian keterampilan gerakan sepak sila tertera pada Tabel 2.1. Tabel .2.1 Penilaian Psikomotor
No Nama Aspek yang dinilai 1 1 2 3 2 3 Jumlah Nilai skore

Keterangan aspek yang dinilai : 1. Cara melempar bola 2. Menangkap bola 3. Ketepatan sasaran

20

Nilai setiap aspek 1. Cara melempar bola


Keterangan Benar Cukup Kurang tepat Salah Nilai 4 3 2 1 Ketentuan/kriteria Sikap tangan,badan dan kaki benar Sikap tangan dan badan benar,posisi kaki salah Sikap tangan benar,sikap badan dan posisi kaki salah Semua sikaptangan ,badan dan kaki salah semua

2. Cara menangkap bola


Keterangan Benar Cukup Kurang tepat Salah Nilai 4 3 2 1 Ketentuan/kriteria Sikap tangan,badan dan kaki benar Sikap tangan dan badan benar,posisi kaki salah Sikap tangan benar,sikap badan dan posisi kaki salah Semua sikaptangan ,badan dan kaki salah semua

3.

Ketepatan sasaran
Keterangan Benar Cukup Kurang tepat Salah Nilai 4 3 2 1 Ketentuan/kriteria Jika lambungan bola dan sasaran benar Jika bola kurang melambung dan sasaran benar Jika lambungan bola benar dan sasaran kurang tepat Jika lambungan bola dan sasarannya salah semua

21

Keterangan lempar tangkap bola lambung yang benar : a. Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan,diantara jari telunjuk,jari tengah,dan jari manis. b. Ketiganya saling memegang,sedangkan jari kelingking dan ibu jari mengontrol bola agar tidak terjatuh. c. Ketika melempar,biasanya menggunakan tangan kanan dengan kaki kiri berada di depan d. Setelah bola lepas dari tangan,maka kaki kanan mengikuti atau melangkah ke depan e. Pandangan ke arah sasaran.

Table 2.2.
No

Penilaian Afektif
Aspek yang dinilai Jumlah Nilai Kerja sama Sportifitas Kejujuran Skor

Nama

1 2

Keterangan Penilaian :
Keterangan Sangat baik Baik Cukup Kurang Nilai 4 3 2 1 Ketentuan/kriteria Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran sangat baik Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran baik Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran cukup Jika kerja sama,sportifitas,dan kejujuran kurang

22

Skor Hasil Belajar, diolah dengan rumus berikut. x Nilai = ---- X skala (100) MES

Keteerangan: X = skor yang diperoleh oleh setiap siswa

MES = skor tertinggi yang berpeluang diperoleh oleh setiap siswa Skala = skala nilai yang diberlakukan secara terstandar, sebesar 100

Nilai yang didapat oleh setiap siswa, selanjutnya dikonsultasikan dengan table konversi nilai berikut. Tabel 2.3 Kategori konversi nilai prestasi kelompok untuk aspek Psikomotor
No 1 2 3 4 5 Katagori Prestasi Kelas 0,00 IPK < 30,00 30,00 IPK < 55,00 55,00 IPK < 75,00 75,00 IPK < 90,00 90,00 IPK < 100,00 Interprestasi Sangat Negatif Negatif Netral Positif Sangat Positif

( di Adopsi dari Luhut P,Pangabean dalam Taufik,2008:51 )

23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( action research) karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.penelitian ini juga termasuk penelitian diskriptif,sebab menggambarkan bagaimana suatu metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang akan diinginkan dapat tercapai.penelitian tindakan bisa dipahami dari dua sisi ,yaitu dari sisi guru dan kepala sekolah.dari sisi guru lazim dikenal dengan penelitian tindakan kelas .untuk melakukan penelitian tindakan kelas, Oja dan Sumarjan (dalam Titi Sugiarti 1997:8),menyatakan ada 4 macam bentuk penelitian tindakan kelas,yaitu (1) penelitian Tindakan Guru sebagai peneliti, (2) Penelitian tindakan kolaboratif ,(3) penelitian tindakan simulatife terinteratif dan ( 4) penelitian tindakan social eksperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif dengan guru Dikjasorkes dan didalam proses belajar mengajar di lapangan yang bertindak sebagai pengajar adalah guru Dikjasorkes sedang kan peneliti bertindak sebagai pengamat,penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah pengamat (peneliti ).Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran dikelas yang mana peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan,tindakan,pengamatan dan refleksi.untuk lebih memberikan gambaran kongkrit pelaksanaan siklus dalam PTK ini digambarkan sebagai berikut .

24

DIAGRAM ALUR PTK KEMMIS DAN MC.TAGGAT

Refleksi Awal

Pelaksana tindakan

Rencana tindakan

Tidak berhasil Observasi Refleksi

Pelaksana tindakan

Rencana tindakan

Tidak berhasil Obsevasi Refleksi

Berhasil.? dst.

Sumber: Suharsini Arikunto

1. Refleksi Awal Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang

25

sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teoriteori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.

2. Penyusunan perencanaan Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada. 3. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empiric agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal. 4. Observasi (pengamatan) Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan

26

terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

5. Refleksi Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasilhasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model (2) ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang. Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru Dikjas,kehadiran peneliti sebagai guru ditenggah-tenggah proses belajar mengajar sebagai pengamat diberitahukan kepada siswa.Dengan cara ini

27

diharapkan adanya kerja sama dari seluruh siswa dan bisa mendapatkan data seobyektif mungkin demi kevalitan data yang diperlukan. B. Sasaran Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sawojajar 6 Jalan Danau Ngebel No. 1 Kota Malang pada peristiwa pembelajaran rounders khususnya pada keterampilan lempar tangkap bola lambung.SDN Sawojajar 6 tepatnya berada sebelah timur Kota Malang yang + 5 km dari pusat Kota,yang mempunyai tenaga 16 guru kelas 3 guru Agama,1 guru bahasa Inggris dan 1 guru Penjasor dengan siswa sebanyak 475 anak. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan jasmani memiliki fasilitas yang cukup minim dikarenakan tidak mempunyai lapangan dan alat olah raga yang memadai.

C. Subyek penelitian - Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sawojajar 6 Jl. Danau Ngebel I No.1 Kota Malang - Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Semster ganjil /semester IX,bulan SeptemberDesember tahun pelajaran 2012/2013

D.

Instrumen Penelitian 1 . Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar a. Lembar observasi pengelolahan Metode Drill, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

28

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

2. Pedoman Tes praktek Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan. Tes praktek ini diberika setiap akhir putaran.

E.

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan observasi,tes dan wawancara. Observasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data pembelajaran tentang penerapan Metode Drill dalam mengajarkan lempar tangkap bola lambung dalam permainan rounders. Wawancara dimaksudkan mengumpulkan data pemebelajaran tentang data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

fenomena perilaku guru maupun siswa yang tidak dapat ditangkap melalui pengamatan. Tes dimaksudkan untuk mengumpulkan data keterampilan siswa dalam melakukan lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders. F. Teknik Pengolahan data. Dalam penelitian ini data yang terkumpul diolah dengan tahapan berikut. 1. Klasifikasi data Mengelompokkan data yang sejenis maupun yang berbeda 2. Reduksi data Menyisihkan data yang terkumpul tetapi tidak diperlukan dalam penelitian ini

29

3. Analisis data Data yang terkumpulkan dari penelitian ini akan dianalisis secara diskriftif dan dipaparkan secara naratif 4. Kesimpulan Menarik kesimpulan dari semua kesimpulan penelitian bedasarkan analisis data

G. Kriteria keberhasilan penelitian Penelitian ini dinyatakan berhasil,jika : 1. Seluruh perlakuan pelaksanaan metode drill telah dilakukan secara sistematis dan utuh. 2. Terdapat 75 % dari jumlah siswa telah mencapai nilai keterampilan lempar tangkap bola lambung dalam permainan rounders minimal sama dengan ketentuan KKM yang di berlakukan,yaitu 75.

30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilakukan mengungkapkan penerapan metode drill dalam meningkatkan keterampilan siswa melakukan lempar tangkap bola lambung pada permainan rounders, dipaparkan berikut ini. 1. Refleksi awal a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan sistemik. Diantara bagian dari system dalam sebuah pekerjaan mengajar, antara lain: pembuatan rencana pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat oleh sasaran penelitian berisi seperangkat rumusan program pengajaran yang diawali dengan penulisan yang berisi : 1. Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. 2. Standar kompetensi merupakan kualifkasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran 3. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. 4. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi

31

acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan 5. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 6. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 8. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk 9. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. 10. Kegiatan pembelajaran a. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam Suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran b.Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. 1) Melakukan gerakan melambungkan/melempar bola tanpa bola dengan hitungan

32

2) Melakukan lempar tangkap bola lambung berpasangan

3) Melakukan lempar tangkap bola lambung dengan jarak 2 M, 3 M ,4 M dan 5 M c. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refeksi, umpan balik, dan tindak lanjut. 11. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. 12. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi b. Pelaksanaan Pembelajaran Hasil amatan peneliti, menunjukkan bahwa perilaku mengajar yang dilaksanakan oleh guru dimulai dari pemberian kegiatan awal sampai kegiatan akhir banyak sekali siswa yang kurang sekali mempunyai keterampilan lempar tangkap bola lambung .banyak lemparan dan tangakapan bola yang tidak diselesaikan dengan baik,terbukti dengan setiap lemparan bola dari 10 kali lemparan berhasil tertangkap 3kali .begitu juga teknik lemparan banyak yang tidak sesuai dengan kreteria untuk lempar tangkap bola lambung. (observasi, 17 September 2012)selengkapnya kegiatan pembelajaran dipaparkan sesuai dengan gambar dan penjelasannya sebagai berikut :

33

Gb. IV.I : guru member penjelasan tentang materi lempar tangkap bola. Gambar IV .I menunjukkan bahwa pada kegiatan inti,pertama kali guru menjelaskan materi lempar tangkap bola.saat guru member penjelasan terlihat siswa tidak terkoordinasi dengan baik.hal itu dapat dinyatakan bahwa pengelolaan kelas tidak terkendali dengan baik.akibatnya dapat diduga bahwa penjelasan guru tidak bisa diterima dengan baik dan cenderung menimbulkan verbalisme .pada sisi lain pembelajaran tentang lempar tangkap bola merupakan pembelajaran yang menuntut aktivitas fisik,setidaknya bantuan fisualisasi gerakan .melalui visualisasi siswa lebih dapat mencerna yang selanjutnya dapat melakukan kegiatan keterampilan sesuai dengan tuntutan lempar tangkap bola.kegiatan berikutnyadapat dilihat pada Gambar IV.2 berikut

34

Gb

Gb.IV.2: jarak aktivitas lempar tangkap . Gambar IV.2 Dapat dipahami sebagai aktivitas guru saat memberi penjelasan pada dua kelompok lempar tangkap.dalam penjelasannya kelompok pelempar yang berjarak 3 M (selebar bak papan lompat )dari kelompok penangkap bola secara bergantian.menginggat jumlah pelempar dan penangkap bola relative banyak,sedangkan bola yang tersedia hanya 3 buah ,dapat diduga dalam kegiatan lempar tangkap bola tersebut banyak sisiwa yang dibiarkan pasif.aktifitas berikutnya dapat dilihat pada Gambar IV.3

Gb.IV.3 : Guru member perintah pada kelompok penangkap bola.

35

Gambar IV.3 dapat dipahami sebagai aktifitas guru yang sedang member petunjuk pada kelompok penangkap bola berdasarkan pengamatan peneliti saat menangkap bola para anggota penangkap berebutan.hal terebut sempat membuat antar anggota penangkap bola berbenturan secara fisik.tentu,dapat membahayakan keselamatan siswadari unsure unsure cidera fisik.

c. Hasil belajar Kegiatan pembelajaran, lazimnya diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil belajar, untuk membidik tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Berdasarkan hasil tes perbuatan yang mengukur keterampilan lempar tangkap bola lambung didapatkan skor rata-rata kelas sebesar 70 skore tersebut didapat dari hasil lempar tangkap bola dari 30 anak (data skor mentah terlampir, pada laampiran ).

d. Refleksi Berdasarkan hasil penelitian awal sebagaimana dipaparkan di atas, dapat dinyatakan hal-hal berikut. 1) RPP tidak dibuat secara paradigmatic yang sesuai dengan kaidah pengunaan metode atau model pembelajara 2) Pelaksanaan tidak memiliki sistematika yang didasarkan kepada penerapan metode/model pembelajaran tertentu 3) Hasil belajar sebagaian besar siswa belum mencapai keterampilan lempar tangkap bola sebagaimana yang diharapkan.

36

Rekomendasi Berdasarkan refleksi di atas, dapat disarankan hal-hal berikut. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode drill, dengan tahapan-tahapan pembelajaran, a)Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung,b) Melatih setiap siswa untuk melempar bola, c) Melatih setiap siswa untuk menangkap bola , d) Mengoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung, e) Melatih siswa melempar dan menangkap bola sesuai hasil koreksi , dan f) Membiasakan gerakan gerakan lempar dan tangkap bola secara berulang terus menerus.Hendaknya dituangkan dalam penulisan RPP khususnya dikegiatan inti dan dilaksanakan dalam pembelajaran drill. Siklus I a. Perencanaan Tahap perencanaan diawali dengan mengidentifikasi masalah berdasarkan

hasil observasi dilapangan.kegiatan pada tahap ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan terhadap proses belajar mengajar disalahsatu kelas.Peneliti juga mendiskusikan dengan guru yang bersangkutan tentang pelaksanaan penerapan metode drill sebagai bahan tindakan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini. Pada perencanaan ini peneliti menetapkan proses pembelajaran sebanyak 2 kali pertemuan atau selama 4 jam pembelajaran (JP) dengan alokasi waktu 2 X 35 menit sebagai tahap awal dari PTK ini,selanjutnya peneliti menyusun RPP guna memperlancar pembelajaran proses pembelajaran dan juga sebagai perangkat pembelajaran. Adapun perencanaan (Planing) pada pertemuan pertama ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

37

a. Menentukan materi pembelajaran lempar tangkap bola lambung pada siswa kelas V semester I. b. Membuat rencana pelaksanaan pemebelajaran (RPP) c. Menyusun strategi pembelajaran d. Menentukan metode pembelajaran : metode pembelajaran drill e. Menentukan media pembelajaran : media pembelajaran yang digunakan adalah bola tenes dan peragaan guru f. Menentukan sumber belajar : (buku penjasOr BSE kelasV,pengalaman guru ) g. Menentukan instrument penelitian: ( format observasi dan hasil tes kerja siswa )

b. Pelaksanaan dan hasil observasi Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 September 2012 dengan jumlah 30 siswa .Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan Hasil pengamatan siswa melakukan lempar tangkap dengan jarak awal 2 meter,4 meter sampai 5 meter, dilaksanakan dengan per bagian secara berulang-ulang. (observasi ,19 September 2012 ) Foto Kegiatan .Gb.IV.4

38

Gb. IV.4 Gambar di atas mengambarkan kegiatan lempar tangkap dengan jarak 2 meter

Gb. IV.5 siswa melakukan lempar tangkap bola kecil jarak 4 meter

Gb. IV.6 siswa melakukan lempar tangkap bola kecil jarak 6 meter c. Hasil belajar Kegiatan pembelajaran, lazimnya diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil belajar, untuk membidik tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Berdasarkan hasil tes perbuatan yang mengukur keterampilanlempar tangkap bola lambung didapatkan skor rata-rata kelas sebesar 70 skore tersebut diapat dari hasil lempar tangkap bola dari 30 anak

39

d. Refleksi Berdasarkan hasil penelitian awal sebagaimana dipaparkan di atas, dapat dinyatakan hal-hal berikut. 1. RPP tidak dibuat secara paradigmatic yang sesuai dengan kaidah penggunaan metode atau model pembelajaran dengan menerapkan metode drill. 2. Pelaksanaan belum terlihat sistematika yang didasarkan kepada penerapan metode/model pembelajaran drill 3. Hasil belajar sebagian besar siswa belum mencapai keterampilan lempar tangkap bola sebagaimana yang diharapkan. 4. Berdasarkan keadaan terebut, perlu dilanjutkan ke siklus 2 dengan memperbaiki beberapan hal, yaitu: a) pembuatan RPP, terutama pada kegiatan ini, hendaknya disesuaikan dengan memuat langkah-langkah metode drill, dan b) prosedur mengajar hendaknya disesuaikan dengan tahapan-tahapan pelaksanaan metode drill. Siklus II a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran metode drill dan lembar observasi siswa.

b. Pelaksanaan dan hasil observasi Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 September 2012 dengan jumlah 30 siswa .Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan. Hasil pengamatan siswa melakukan lempar tangkap dengan jarak awal 2 meter,4 meter sampai 6 meter,

40

dilaksanakan dengan per bagian secara berulang-ulang. (observasi ,22 September 2012 )

Gb.IV.7 Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung Gb.IV.7 Dapat dipahami sebagai aktifitas guru membetikan contoh cara melempar dan menagkap bola lambungsupaya siswa dapat lempar dan tangkap bola lambung dengan benar.

Gb.IV.8 Melatih setiap siswa untuk melempar bola Gb.IV.8 Dapat dipahami sebagai aktivitas guru sedang melatih lempar dan tangkap bola pada setiap siswa agar dapat melakukan gerakan yang benar

41

Gb.IV.9 Melatih setiap siswa untuk menangkap bola GambarIV.9 Dapat dipahami sebagai aktifitas guru sedang mengkoreksi kegiatan siswa agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan gerakan lempar tangkap bola lambung.

Gb.IV.10 Mengoreksi gerakan menangkap dan bola lambung.

melempar

Gambar IV. Dapat dipahami aktifitas guru saat melatih siswa melakukan lempar tangkap bola sesuai dengan gerakan yang sudah dikoreksi / gerakan yang benar

42

Gb.IV.11 Melatih siswa melempar dan menangkap bola berulangulang berpasangan


Gambar IV.11 Dapat dipahami sebagai aktivitas guru saat membiasakan geraken-gerakan lempar tangakp bola lambung berpasangan yang dilaksanakan secara berulang ulangdan terus menerus dengan jaran 4 dan 5 M.

c. Hasil belajar Kegiatan pembelajaran, lazimnya diakhiri dengan kegiatan evaluasi hasil belajar, untuk membidik tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Berdasarkan hasil tes perbuatan yang mengukur keterampilanlempar tangkap bola lambung didapatkan skor rata-rata kelas sebesar 78 skore tersebut diapat dari hasil lempar tangkap bola dari 30 anak Refleksi Berdasarkan hasil penelitian awal sebagaimana dipaparkan di atas, dapat dinyatakan hal-hal berikut. 1. RPP telah dibuat secara paradigmatic yang sesuai dengan kaidah pengunaan metode atau model pembelajara 2.Pelaksanaan sudah terlihat sistematika yang didasarkan kepada penerapan metode/model pembelajaran drill 3.Hasil belajar sebagaian besar siswa telah menunjukkan peningkatan pencapaian keterampilan lempar tangkap bola sebagaimana yang diharapkan, dengan perkembangan peningkatan berikut: a) refleksi awal = 70, b) siklus I = 71, dan c) siklus II = 78. Sedangkan untuk ranah afektif siklus I sebesar 71,8 dan siklus II 78,2 4.Berdasarkan telah sesuainya perumusan RPP yang dibuat oleh guru, pelaksanaan pembelajaran lempar tangkap bola lambung yang telah sesuai dengan tahapan-

43

tahapan metode drill, dan hasil belajar yang terbukti meningkat, maka pelaksanaan PTK ini dinyatakan berakhir (tidak perlu berlanjut pada siklus berikutnya).

B. Pembahasan. 1. Penerapan metode drill Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa penerapan metode drill dilaksanakan dengan tahapan-tahapan: a) Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung, b) Melatih setiap siswa untuk melempar bola, c) Melatih setiap siswa untuk menangkap bola, d) Mengoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung, e) Melatih siswa melempar dan menangkap bola sesuai hasil koreksi, dan f) Membiasakan gerakan gerakan lempar dan tangkap bola secara berulang terus menerus. Hal itu, sesuai dengan yang dinyatakan oleh Surakhmad Winarno (1994 ), melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran metode drill memiliki dampak positif dalam meningkatkan keterampilan lempar tangkap bola lambung pada siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan keterampilan siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu 71 pada siklus I dan 78 Siklus II,sedangkan untuk ranah afektif yaitu 71,8 dan 78,2 pada siklus II. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Hasil tersebut dapat dibenarkan, karena penggunaan metode drill memiliki kelebihan-kelebihan, diantaranya: a) Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya, b)

Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru

44

memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahankesalahannya. Dengan demikian juga akan menghemat waktu latihan, c) Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak, d) motoris, atau terampil Untuk memperoleh kecakapan

menggunakan peralatan olah raga, d) Pembentukan

kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan, e) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya. f) Pembentukan kebiasaan-kebiasan membuat gerakan gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis, g) Metode ini memungkinkan kesempatan untuk lebih memperdalam kemampuan secara spesifik, h) Dapat menambah minat siswa terhadap pelajaran mereka, i) Metode metode difokuskan kepada satu komponen yang spesifik sehingga siswa dapat konsentrasi pada suatu kemampuan dalam waktu singkat, j) Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat. Misalnya, dapat menangkap bola dengan reflek/gerak cepat, k) Dapat mermbangkitkan perasaan sukses bagi siswa yang dapat menguasai lebih dari satu kemampuan yang spesifik, l) Memungkinkan tiap individu untuk mengaplikasikan, mengembangkan, dan mengkaitkan beberapa situasi atau problema yang ada, m) Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkan kemampuan, n) Kedua unsur guru dan siswa dapat mengena lebih jauh kegunaan dari keterampilan yang sedang dikembangkan itu,

45

o) Berlatih sudah merupakan teknik yang tidak asing lagi dan digunakan di berbagai lingkungan masyarakat sebagai strategi pembelajaran yang valid 2. Hasil belajar a. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode drill dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. b. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran metode drill paling dominan adalah belajar dengan dilakukan secara berulang-ulang akibatnya keterampilan siswa tentang lempar tangkap bola semakin meningkat. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah metode drill dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran ,

menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. c. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode drill Berdasarkan tanya jawab dengan siswa dapat diketahui bahwa

tanggapan siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban

46

siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran metode drill . Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap model pembelajaran metode drill, sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya metode drill dapat meningkatkan kertampilan siswa.

47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas bagaimana dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Penerapan metode drill dilakukan dengan tahapan tahapan : a) Memberi model/contoh melempar dan menangkap bola lambung, b) Melatih setiap siswa untuk melempar bola, c) Melatih setiap siswa untuk menangkap bola, d) Mengoreksi gerakan menangkap dan melempar bola lambung, e) Melatih siswa melempar dan menangkap bola sesuai hasil koreksi, dan f) Membiasakan gerakan gerakan lempar dan tangkap bola secara berulang terus menerus. 2. Melalui penerapan metode drill, hasil belajar yang dicapai siswa mengalami peningkatan dilukiskan dengan hasil capaian nilai pada refleksi awal = 67 ,siklus I = 70, dan siklus II = 78.

B. Saran Berdasarkan simpulan hasil di atas,dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut. 1. Bagi pengajar yang sedang membelajarkan lempar tangkap bola dalam permainan rounders, hendaknya dalam melakukan pembentukan kelompok dilakukan dengan pengaturan tertentu, misalnya: anak yang tinggi dipasangkan dengan anak yang posturnya tinggi. 2. Untuk menanggulangi pasifnya sebagian besar siswa hendaknya disediakan jumlah bola yang cukup.Jika dimungkinkan disediakan bola sejumlah anak.

48

3. Bagi peneliti lain,hasil penelitian ini dapat digunakan pijakan untuk penelitian lebih lanjut,dengan mengembangkan wilayah populasinya,disain penelitiannya,maupun penerapan metode dan atau model pembelajaran yang lain.

49

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. Rineksa Cipta. 2. Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga. 3. Husni, Agusta, dkk. 1987. Buku pintar Olahraga . Jakarta; CV. Mawar Gempita. 4. Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai. 5. Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta. 6. Syarifuddin, Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3, Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara Indonesia. 7. http://rangkuman-pelajaran.blogspot.com Diunduh 29 Oktober 2012 jam15.30WIB.

50

You might also like