Professional Documents
Culture Documents
MODUL IV MOSFET
TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami prinsip kerja JFET dan MOSFET. 2. Mengamati dan memahami DC bias pada MOSFET. 3. Mengamati dan memahami prinsip kerja MOSFET sebagai penguat. TEORI UMUM MOSFET merupakan komponen aktif elektronika yang biasa dipergunakan sebagai penguat dan juga sebagai rangkaian switching. MOSFET (metal oxyde semiconductor field effect transistor) merupakan transistor yang memakai efek medan listrik saat melakukan switching. Berdasarkan substratnya, MOSFET terdapat beberapa jenis, yaitu n-channel MOSFET (psubstrate) dan p-channel MOSFET (n-substrate). Sedangakan berdasarkan tipe mode kerjanya, MOSFET terdapat 2 jenis, yaitu enhancement MOSFET dan depletion MOSFET.
Gambar 1. MOSFET
Cara kerja MOSFET secara umum: tegangan di gate (bias Vgs) akan menarik minority carrier sehingga akan membuat channel diantara source dan drain, sehingga elektron dapat mengalir dari source ke drain. Besar kecilnya channel yang terbentuk pada substrat tergantung besarnya tegangan di gate.
Praktikum Rangkaian Elektronika Persamaan-persamaan MOSFET: ID=IDSS(1-VGS/VP)2 untuk JFET dan depletion MOSFET ID=k(VGS-VT)2 untuk enhancement MOSFET
Langkah Percobaan
1. Susun rangkaian seperti Gambar 3. 2. Hubungkan penguat CS, CD, dan CG dengan generator fungsi, dan atur harga V 1 = 2
volt, f = 1 kHz. 3. Ukurlah VA dan VB serta penguatannya.
rg Vg V1
10k
A
VA
C S
1k
C1 1F R3 4.7k
0.1F Q1 IRF540
R4 470
C3 100F
COMMON DRAIN
VCC 15V
R2 47k
XSC1
Ext Trig +
C1 1F
_ A + _ + B _
COMMON GATE
XSC1
Ext Trig +
C1 0.1F
Q1 IRF540
_ A B _ + _
R4 10k
C3 0.1F
R1 10k
ALAT YANG DIGUNAKAN: Power supply DC, multimeter, oscilloscope, bread board, LED, resistor (10K, 1K, 220 Ohm), IRF540 IRF540
BAHAN BACAAN
Sutanto, Rangkaian Elektronika Analog dan Terpadu. Millman, Jacob & Arvin Grabel, Microelectronics.
A. Lewat bawah (Low Pass), keluaran filter (yang mungkin merupakan penguatan), yang
dinyatakan oleh H(j2f) muncul untuk frekuensi-frekuensi rendah, dalam gambar ditunjukkan dari frekuensi nol sampai frekuensi batas atas fH.
B. Lewat pita (Band Pass), keluaran filter yang dinyatakan oleh H(j2f) muncul untuk
frekuensi-frekuensi antara frekuensi batas bawah f1 dan frekuensi batas atas f2.
C. Lewat atas (High Pass), keluaran filter yang dinyatakan oleh H(j2f) muncul untuk
frekuensi-frekuensi antara frekuensi batas bawah f1 dan frekuensi batas atas tak terhingga.
D. Eliminasi pita / penolakan pita (Band Rejection), keluaran filter yang dinyatakan oleh
H(j2f) tidak muncul untuk frekuensi-frekuensi antara frekuensi batas bawah f1 dan frekuensi batas atas f2. Pada kenyataannya, tanggapan frekuensi sebuah filter tidak seideal seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Tanggapan H(j2f) tidak tetap besarnya, bervariasi antara harga maksimum H0 dan H1. Beda antara H0 dan H1 dinamakan kerutan (ripple). Untuk lebih jelasnya pada gambar 2 akan terlihat karakteristik yang sesungguhnya dari suatu filter lewat bawah (Low Pass).
Jika melihat bentuk konfigurasi rangkaiannya, Filter aktif dapat dibedakan menjadi : 1. Filter Butterworth, merupakan filter yang keluarannya dapat mengurangi atenuasi, seiring dengan bertambahnya orde dari filter tersebut. 2. Filter Chebyshev, merupakan filter yang keluarannya dapat mengurangi ripple, seiring dengan bertambahnya orde dari filter tersebut. 3. Filter Bassel, merupakan filter yang keluarannya dapat mengurangi perbedaan fasa, seiring dengan bertambahnya orde dari filter tersebut. 4. Filter Sallen Key, merupakan filter aktif, yang digunakan untuk orde genap (n = 2,4,6,..) sehingga dapat langsung menghasilkan orde 2 (atau kelipatannya) dan dapat menghemat pemakaian komponen lainnya.
II. 1. 2. 3.
Langkah Percobaan Susun rangkaian seperti pada gambar. Pasang function generator dengan mode gelombang sinusoidal Beri catu daya pada rangkaian, catat level tegangan dan
pada kanal input dan oscillator pada kanal output. frekuensi yang tertera pada oscilloscope untuk masukan frekuensi yang berbeda.
2. Pasang function generator dengan mode gelombang sinusoidal pada kanal input
dan oscilloscope pada kanal output. 3. Beri catu daya pada rangkaian, catat level tegangan dan frekuensi yang tertera pada oscilloscope untuk masukan frekuensi yang berbeda-beda. III. Peralatan Percobaan 1. 2. 3. 4. 5. Function generator Oscilloscope Protoboard dan kabel penghubung DC power supply Komponen:
II. Langkah Percobaan 1. Pass secara seri. Susun rangkaian Low Pass dan High Pasang function generator dengan mode Beri catu daya pada rangkaian, catat
2.
3. yang berbeda-beda.
gelombang sinusoidal pada kanal input dan oscilloscope pada kanal output. level tegangan dan frekuensi yang tertera pada oscilloscope untuk masukan frekuensi III. Peralatan Percobaan 1. 2. 3. penghubung 4. 5. DC power supply Komponen: Function generator Oscilloscope Protoboard dan kabel
Resistor: 220/1W (2); 2,2k/1W (2); 100/2W (1); 100k/0,5W (1) Kapasitor: 0,1F/400V (4) Op Amp (2)
Langkah Percobaan Susun rangkaian High Pass dan Low Pass secara seri. Pasang function generator dengan mode gelombang sinusoidal pada kanal input dan oscilloscope pada kanal output. Beri catu daya pada rangkaian, catat level tegangan dan frekuensi yang tertera pada oscilloscope untuk masukan frekuensi yang berbeda-beda. Peralatan Percobaan Function generator Oscilloscope Protoboard dan kabel penghubung DC power supply Komponen: BAHAN BACAAN Resistor: 220/1W (2); 2,2k/1W (2); 100/2W (1); 100k/0,5W (1) Kapasitor: 0,1F/400V (4) Op Amp (2)
Sutanto, Rangkaian Elektronika Analog dan Terpadu. Millman, Jacob & Arvin Grabel, Microelectronics. Millman, Jacob & Christos Halkias, Integrated Electronics.
TUJUAN PERCOBAAN Memahami dan mengamati prinsip kerja oscillator dan multivibrator sebagai pembangkit sinyal. OSCILLATOR Oscillator merupakan rangkaian elektronika yang digunakan untuk menghasilkan sinyal tegangan AC dari sumber DC. Rangkaian oscillator terdiri dari banyak macam, diantaranya oscillator pergeseran fasa dan oscillator Wien-Bridge. 1. Oscillator pergeseran fasa.
Gambar 1. Oscillator pergeseran fasa Oscillator pergeseran fasa merupakan oscillator yang bekerja berdasarkan pergeseran fasa. Pergeseran fasa yang terjadi sebesar -360o. Beda fasa -360o didapatkan dari penjumlahan fasa yang berasal dari penguat inverting dan fasa dari high-pass filter. High pass filter disusun dari filter bertingkat 3 dari rangkaian R dan C yang masingmasing memberikan beda fasa sebesar -60o.
Sinyal yang dibangkitkan dari oscillator berasal dari noise yang terjadi pada opamp yang kemudian dikuatkan oleh penguat inverting, kemudian sinyal keluaran dikirim kembali melalui feedback dan memasuki filter untuk kemudian digeser fasanya dan dilemahkan sinyalnya. 2. Oscillator Wien-Bridge
Gambar 2. Oscillator Wien-Bridge Oscillator Wien-Bridge hampir samam dengan oscillator pergeseran fasa, namun pada oscillator ini yang dipakai adalah penguat non-inverting dan filter yang digunakan adalah band-pass filter. Oscillator ini terdiri dari 2 feedback yaitu positif dan negatif. Umpan balik negatif adalah penguat non-inverting, berfungsi sebagai penentu besar amplitudo sinyal yang dibangkitkan berdasarkan Rpot dan R1. Sedangakn pada umpan balik negatif terdapat band-pass filter yang berfungsi untuk menentukan besar frekuensi osilasi dari sinyal yang dibangkitkan. 3. oscillator, yaitu: Kriteria Barkhausen Kriteria Barkhausen adalah kriteria yang digunkan untuk merancang sebuah
Praktikum Rangkaian Elektronika a. Pergeseran fasa lewat penguat dan umpan balik harus 360o. b. Besarnya perolehan penguatan dari penguat dan filter harus sama dengan 1. MULTIVIBRATOR Multivibrator merupakan rangkaian yang identik dengan oscillator, namun sinyal yang dihasilkan pada multivibrator tidak sebagus rangkaian oscillator. Multivibrator terdiri dari multivibrator bisatbil. Monostabil, dan astabil. Rangkaian multivibrator astabiltediri dari 2 buah transistor yang berfungsi sebagai pengatur switching, serta komponen R dan C yang berfungsi menentukan besarnya frekuensi osilasi yang dihasilkan.
Gambar 3. Multivibrator astabil Langkah percobaan Oscillator pergeseran fasa 1. Susun rangkaian seperti gambar 1 2. Ubah besar Rpot sehingga didapatkan gelombang osilasi yang sesuai
Praktikum Rangkaian Elektronika 3. Catat besar tegangan dan gambar sinyal pada V1, V2, V3, dan V4. Oscillator Wien Bridge 1. Susun rangkaian seperti gambar 2 2. Ubah besar Rpot sehingga didapatkan gelombang osilasi yang sesuai 3. Catat besar tegangan dan gambar sinyal pada node A dan node B Multivibrator astabil 1. Susun rangkaian seperti gambar 3 2. Catat besar tegangan dan gambar sinyal pada kolektor Q1 dan Q2, dan basis Q1 dan Q2.