You are on page 1of 3

Nama : Mohammad Ribut NIM : 309322417559 1. Darimanakah sumber magnet bumi?

Terdapat Beberapa Teori tentang darimana Medan Magnet Bumi berasal yaitu : 1. Dynamo theory Yaitu teori yang pertama diajukan oleh Joseph Larmor pada tahun 1919. Kurang lebih teori ini menyebutkan bahwa di dalam perut bumi terdapat besi dalam wujud cair yang bertindak sebagai objek yang sangat konduktif, disebut sebagai dinamo (dynamo) berfungsi menghasilkan kembali (regenerate) medan magnet di dalam dirinya sendiri. cairan panas ini mengalir di dalam bumi karena perputaran bumi sejak terbentuknya tata surya. Pada kasus ini medan magnet diyakini dihasilkan dari konveksi dari besi cair, di dalam cairan inti bagian luar, sejalan dengan efek corioli (Coriolis effect) yang disebabkan oleh rotasi planet yang mengarahkan arus bergulung sejajar dengan kutub utara-selatan. saat cairan konduktif mengalir, arus listrik akan terinduksikan, yang kemudian kembali menghasilkan medan magnet yang lain. saat medan magnet ini menguatkan medan magnet yang sebelumnya, dinamo terbentuk dan menjadi stabil. 2. Teori alternatif Teori alternatif tentang terjadinya medan magnet Bumi. Ernest McFarlane dalam artikelnya Asal muasal medan magnet Bumi menyebutan sebuah sistem yang terbuat dari sel-sel elektronik di dalam inti logam yang mengkristal dengan titik-titik panas dari logam berat yang memancarkan partikel Alpha dan Beta. Karena suhu yang tinggi partikel Alpha tidak dapat menyatu dengan elektron bebas. Akibatnya terjadi putaran dari dalam dan luar inti, medan magnet tercipta sebagai akibatnya. Memang banyak sekali teori yang dikemukakan Oleh para ahli tentang dari mana asal magnet bumi yang sebenarnya, akan tetapi hal itu tidak perlu kita pusingkan dan perdebatkan karena jika di teliti memang teori-teori tersebut masuk dalam logika Pada tahun 1893 Gauss pertama kali melakukan analisa harmonik dari medan magnetik bumi untuk mengamati sifat-sifatnya. Analisa selanjutnya yang dilakukan oleh para ahli mengacu pada kesimpulan umum yang dibuat oleh Gauss yaitu : 1. Intensitas medan magnetik bumi hampir seluruhnya berasal dari dalam bumi 2. Medan yang teramati di permukaan bumi dapat didekati dengan persamaan harmonik yang pertama yang berhubungan dengan potensial dwikutub di pusat bumi. Dwi kutub Gauss ini mempunyai kemiringan 11.5o terhadap sumbu geografi. Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan magnet bumi (gambar III.3), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :

Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah. Intensitas Horizontal (), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal. Medan magnetik total (B), yaitu besar dari vektor medan magnetik total

2.Bagaimana cara mengukur medan magnet bumi? Pengukuran Medan Magnet Bumi Pada saat kita bicara tentang medan magnet bumi, ini akan mengacu kepada 2 hal: 1. Medan magnet yg timbul karena komposisi mantel dan inti bumi. 2. Medan magnet yg timbul karena komposisi mineral di kerak bumi. Adanya pergerakan bumi menimbulkan pergerakan relatif dari ion-ion di dalam materi ini. Menurut fisika, ion yg bergerak itu akan menimbulkan arus listrik dan arus listrik yang berputar akan menimbulkan medan magnet disekitarnya. Karena letak mantel dan inti yang sangat dalam dan komposisi batuan di kerak sulit untuk diprediksi maka setiap pengukuran medan magnet yang dilakukan di atas bumi akan mengukur medan magnet bumi yang ditimbulkan oleh mantel karena komposisi mineral di kerak bumi (ditambah lagi dengan noise pengukuran). Alat untuk mengukur medan magnet bumi disebut magnetometer. Hasil pengukurannya adalah medan magnet absolut, ketelitiannya biasanya sampai 1 nT (nano Tesla). Cara mengukurnya bisa dengan magnetometer portable (alatnya digendong seperti tas punggung), bisa dengan aero magnetometer (digandeng dangan pesawat) dan menggunakan kapal laut. Cara pengambilan data adalah dengan menentukan titik pengukurannya, nyalakan alat, kemudian tinggal membaca skala berapa nT kemagnetan di titik itu. Untuk cara kerja alat, tergantung jenisnya, sebagai contoh, untuk proton precession magnetometer, prinsip kerjanya menggunakan presesi dari proton. Awalnya sebuah medan magnet yang cukup kuat akan menginduksi proton yang terdapat dalam cairan kaya hidrogen sehingga sumbu putar proton akan mengikuti sumbu dari magnet ini. Selanjutnya medan magnet yang kuat ini dihilangkan, akibatnya sumbu putar proton akan berubah mengikuti sumbu medan magnet bumi. Perubahan arah sumbu putar dari proton ini (dari medan yang kuat ke medan magnet bumi) disebut dengan presesi. Perubahan arah sumbu putar ini yang kemudian diterjemahkan oleh alat menjadi pembacaan besarnya medan magnet bumi di lokasi tersebut. Cara pengolahan datanya, hasil pengukuran dari berbagai titik pengukuran, dikumpulkan, kemudian diplot di atas peta. Setelah itu dilakukan beberapa koreksi terhadap pembacaan medan magnet bumi. Setelah selesai melakukan koreksi, data siap untuk diinterpretasikan. Untuk

interpretasi data medan magnet ini, jika ditampilkan dalam domain frekuensi maka akan terdiri dari berbagai macam frekuensi (spectrum frekuensi). Konsep dasarnya, komponen frekuensi rendah merupakan hasil kontribusi dari batuan yang dalam sedangkan komponen frekuensi tinggi merupakan hasil kontribusi dari batuan yang dangkal. Jadi, kalau kita mau melihat konfigurasi batuan dasar (basement), kita tinggal melakukan proses high cut filter sehingga hanya komponen frekuensi rendahnya saja yang tersimpan. Proses yang mirip dengan ini dilakukan saat ingin melihat heterogenitas dari batuan yang dangkal (prosesnya low cut filter). Hasil dari proses di atas biasanya digabungkan dengan pemodelan untuk prediksi jenis batuan dibawahnya.

REFERENSI : paulustacopi paulusta@cbn.net.id 3. Cari hubungan antara induksi magnet H, medan magnet B, suseptibilitas x, dan magnetisasi M ! kita lihat bahwa dalam ruang hampa B = mo H, karena dalam hal ini magnetisasinya nol. Hubungan ini biasanya ditulis dalam bentuk yang menghindari bentuk fraksi dan tanda minus sebagai, B = mo(H + M) Hubungan antara B, H dan M dapat disederhanakan untuk media isotropik yang linear, dalam media seperti itu dapat didefinisikan suseptibilitas magnetik (kerentanan magnetik),

dengan permeabilitas m m = momR sehingga kita dapat menuliskan hubungan sederhana antara B dan H, B = mH
Dan M = x H sehingga B = mM:x

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa medan magnet B berbanding lurus dengan magnetisasi M, dan induksi magnet H juga berbanding lurus dengan magnetisasi M. Jadi medan magnet B berbanding lurus dengan induksi magnet H.
http://mastris.student.ugm.ac.id/kuliah/medanelektromagnet/bab9.doc/

You might also like