You are on page 1of 4

Rasio Pasar Rasio pasar menghubungkan nilai pasar perusahaan dengan beberapa indicator pengukuran akunting, misalnya price

earning ratio dan market to book ratio. a) Price Earning Ratio (PER atau P/E Ratio) Price Earning Ratio mengukur kesediaan investor untuk membayar setiap uang (dollar) laba yang diperoleh perusahaan. Makin tinggi nilai PER makin tinggi kepercayaan investor pada perusahaaan atas kinerja yang kan dating. PER juga merupakan indicator atas nilai saham perusahaan. Market price per share of common stock Price Earning Ratio = ----------------------------------------------------Earning per Share Tahun 2003 saham Alpha Products diperdagangkan pada harga $ 46, maka nilai PER adalah sebesar 10.1 X ($46 dibagi $4.54). b) Market to Book Ratio (M/B) Market to Book Ratio memberikan satu penilaian tentang bagaimana investor melihat kinerja perusahaan, yaitu dengan menghubungkan nilai pasar dengan nilai buku perusahaan. Common stock Equity Book Value per Share = ---------------------------------------------------------of common stock Number of shares of commonstock outstanding Market Price per share of Common Stock Market to Book Ratio = ---------------------------------------------------Book Value per share of Common Stock Nilai Buku Saham Alpha Products = $35.84 ($1,792 juta dibagi 50 juta lembar). Jika harga saham $46, maka market to book ratio yang dihasilkan adalah 1.3 X ($46 dibagi $35.84), artinya investor mau membayar $1.3 untuk setiap $1 nilai buku saham.

Rasio Nilai Pasar Rasio ini merupakan indikator untuk mengukur mahal murahnya suatu saham, digunakan untuk membantu investor dalam mencari saham yang memiliki potensi keuntungan dividen yang besar sebelum melakukan penanaman modal berupa saham. Namun rasio pasar tidak mempunyai ukuran yang menunjukan tingkat efesiensi rasio serta tidak dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan jika dilihat berdasarkan harga saham maupun jika dipergunakan oleh pihak manajemen perusahaan.

Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham dengan laba, nilai buku per saham, dan dividen. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Moeljadi, 2006:75). Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan nilai buku saham (Sutrisno, 2003:256). Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan relatif terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasarkan pada sudut pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan dalam rasio ini. Rasio modal saham atau rasio pasar terdiri dari : 1. Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share) Earning Per Share (EPS) biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajmen. EPS menunjukan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima pemegang saham. Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan harga saham di masa mendatang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS hanya dihitung untuk saham biasa. EPS = (Laba bersih bagi pemegang saham biasa) / jumlah saham beredar 2. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak investor bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan. Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang. Kesedian para investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah. PER = Harga pasar per lembar saham / Pendapatan per lembar saham 3. Rasio Pasar Per Buku (Price To Book Value Ratio) Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan kekayaan (wealth) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006:76) Jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila seorang investor pesimis atas prospek suatu saham, maka banyak saham dijual pada harga di bawah nilai bukunya. Sebaliknya jika investor optimis maka saham dijual dengan harga di atas nilai bukunya.

Book value per share (nilai buku per saham) dihitung dengan membagi ekuitas saham biasa dengan jumlah saham yang beredar. PBV = Harga pasar per saham / Nilai buku per saham 4. Rasio Pendapatan Dividen (Dividend Yield Ratio) Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan semacam ini akan cenderung lebih rendah. DY = Dividen per lembar saham / Harga per lembar saham 5. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor sedangkan bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai raio yang tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil pertumbuhan pendapatan perusahaan. DPR = (Dividen per lembar saham / Pendapatan per lembar saham) x 100% Contoh Soal : PT. Mulialand (MLND) pada tahun 2000 membayar dividen sebesar Rp 15, 120 Milyar. Laba bersih yang diperoleh Rp 92, 776442 Milyar. Sampai akhir tahun tersebut jumlah saham beredar 378 juta lembar saham. Nilai buku per saham adalah Rp 378 Milyar dan harga saham MLND di pasar Rp 1.450. DPS = Rp Rp15, 120 Milyar / 378 juta = Rp 40 EPS = Rp 92, 776442 / 378 juta = Rp 245 DPR = Rp 40 / Rp 245 = 16,32% PER = Rp 1.450 / Rp 245 = 5,2x. PBV = Rp 1.450 / Rp 1.000 = 1,45. Dividend Yield = Rp 40 / Rp 1.450 = 2,75%.

Sistem Du Pont Menurut Agnes Sawir (2001;26) analisis Du Pont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan. Bagan Du Pont mula - mula dikembangkan oleh manajemen Du Pont Corporation untuk pengendalian divisi.

Analisis Du Pont menggabungkan rasio - rasio aktivitas dan profit margin, dan menunjukkan bagaimana rasio - rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva - aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran dikalikandengan marjin laba penjualan, hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atausering disebut juga tingkat pengembalian investasi (ROI). Rumus untuk mencari ROA atau ROI adalah sebagai berikut : Laba bersih X Penjualan = ROA Penjualan Total Aktiva (Sumber Agnes Sawir : 2001;28)

Sistem Du Pont sering digunakan untuk pengendalian divisi, prosesnya disebut denganpengendalian terhadap tingkat pengembalian investasi (ROI). Jika ROI untuk divisitertentu berada di bawah angka yang ditargetkan, melalui sistem Du Pont dapatditelusuri sebab sebab terjadinya penurunan ROI. Menurut Bambang Riyanto (2001;43) Du Pont System adalah suatu sistemanalisis yang dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan antara return on investment,assets turnoverdan profit margin. Return on investment(ROI) adalah rasiokeuntungan neto sesudah pajak dengan jumlah investasi (aktiva) sehingga dalam DuPont diperhitungkan juga bunga dan pajak.

You might also like