You are on page 1of 23

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia perdagangan saat terbilang sangat ketat. Apalagi dengan adanya globalisasi yang menyebabkan munculnya perdagangan bebas yang membuat dunia seolah tanpa batas. Banyak produsen barang dan jasa dari suatu negara yang bersaing dengan produsen dengan negara lain untuk menarik minat konsumen di dalam perdagangan internasional. Untuk menarik minat konsumen membeli produk yang ditawarkan maka dibutuhkan adanya promosi yang efektif, harga yang kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing, kualitas produk yang bermutu dan juga layanan purna jual yang mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Menariknya promosi yang ditawarkan akan mempengaruhi minat konsumen untuk mencoba mengkonsumsi produk tersebut. Maka dengan demikian produsen akan terus terpacu untuk membuat iklan dan promosi yang menarik agar dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli. produknya. Setelah melihat adanya promosi yang menarik, maka dengan sendirinya konsumen akan mencoba membandingkan harga yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh pesaing. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan deterjen yang semakin berkembang, banyak perusahaan yang memproduksi berbagai jenis deterjen. Deterjen Attack tidak mau ketinggalan dengan perkembangan yang terjadi di kancah industri selama ini dan untuk mempertahankan eksistensinya di kancah industri, promosi produk didukung dengan harga yang sesuai untuk mensiasati pasar.

Pada saat ini pula di pasar terjadi perang deterjen antara perusahaan yang pertama menjual produk di pasaran atau (market leader) dan perusahaan pendatang baru. Deterjen merek Rinso diluncurkan oleh PT Unilever tahun 1970 dan dapat menguasai sebagian besar pasar deterjen (www.kontanonline.com), kemudian muncul deterjen So Klin dengan desain pembungkus yang menyerupai desain deterjen Rinso dan harga 10-15% lebih rendah dari deterjen Rinso, yang diproduksi oleh PT Sayap Mas Utama (www.marketing klub.blogdrive.com, 30 Januari 2005). Peluncuran deterjen So Klin yang kurang berhasil merebut market share menyebabkan PT Sayap Mas Utama meluncurkan Daia dengan harga yang jauh lebih rendah dan promosi yang sangat gencar, untuk mengatasi hal tersebut PT Unilever juga memproduksi deterjen merek Surf yang harganya hampir sama dengan Daia (www.bisnisjakarta.com, 25 September 2004). Setelah konsumen mengetahui keberadaan produk baru dengan adanya iklan sebgai media promosi, maka secara rasional konsumen akan melihat kegunaan produk itu bagi dirinya, sehingga konsumen akan memutuskan untuk mengadopsi produk tersebut atau tidak bagi dirinya,begitupun terhadap harga yang terdapat dalam produk tersebut yang juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Dari hal-hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang disajikan berupa makalah dalam rangka memenuhi tugas syarat mengikuti ujian akhir semester mata kuliah pengolahan data dengan judul Analisis Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Deterjen Attack. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen terhadap merek deterjen Attack?

Seberapa besarkah pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap keputusan konsumen ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui :
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli deterjen Attack;

Seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap keputusan konsumen membeli deterjen Attack.

1.4 Manfaat Penulisan Makalah Tema dan pembahasan yang diangkat dalam makalah ini diharapkan menjadi hal yang berguna bagi siapa saja yang membaca. Berikut manfaat yang diharapkan dari makalah ini: Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam mengelola usahanya dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak manajer pemasaran dalam menentukan strategi harga produknya dan promosi.;
Bagi peneliti, merupakan pengalaman praktis yang dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan untuk menambah pengalaman dalam kegiatan ilmiah,dan kemampuan menerapkan ilmu pengolahan data selama menjalani kuliah pengolahan data;

Bagi peneliti, untuk memenuhi tugas syarat mengikuti ujian akhir semester mata kuliah pengolahan data.

1.4

Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis penelitiannya ialah sebagai berikut : Promosi dan Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli deterjen Attack; Promosi dan Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli deterjen Attack.

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Harga

Menurut Alfred dan Douglas (1997, hal. 29-30, harga dari sesuatu barang adalah tingkat pertukaran barang itu dengan barang lain. Sebagaimana telah kita ketahui salah satu tugas pokok ekonomi itu adalah menjelaskan mengapa barang-barang mempunyai harga dan mengapa ada barang-barang yang mahal dan ada yang murah harganya. Ahli ekonomi telah menyusun teori harga umum yang bisa dipakai untuk menganalisa semua problem yang menyangkut harga. Semua problem ini, seperti penentuan harga barang-barang konsumsi, tingkat upah, tingkat devisa, harga-harga pasar modal dan sebagainya, menggambarkan prinsip-prinsip umum penentuan harga. Murti dan John dalam marketing mix (1998, hal. 281) menyatakan bahwa harga merupakan satu-satunya komponen yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur lainnya dalam (marketing mix)

menunjukkan biaya. Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Menurut Marius (1995, hal. 25), harga adalah jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan produk tersebut. sedangkan menurut Marius dalam William (1999, hal. 174), harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Menurut Merius dalam Jerome (1999, hal. 174), harga

(price)

adalah

apa

yang

dibebankan

untuk

sesuatu.

2.1.2 Pengertian Promosi Promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran yang berupa aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar atas perusahaan atau produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. (tjiptono. 2000:219). Jadi promosi merupakan fungsi pemberitahuan, pembujukan dan pengimbasan keputusan pembelian konsekuen. Dalam promosi terjadi proses penyajian pesan-pesan yang ditujukan untuk membantu penjualan barang dan jasa. Promosi merupakan aktifitas pemasaran yang paling kentara dan mungkin paling kontroversial yang secara rutin dilaksanakan oleh perusahaan. Termasuk dalam kegiatan promosi adalah; periklanan, personal selling, promosi penjualan dan publisitas. 2.1.3 Pengertian Keputusan Konsumen Menurut Boyd, et al (2000) menyatakan bahwa: pengambilan keputusan konsumen pada dasarnya merupakan proses pemecahan masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli organisasi, melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan produk apa yang akan dibeli. Sedangkan menurut Shiffman dan Kanuk (2007) mengatakan bahwa: setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pembelian, pencarian, penggunaan berbagai macam produk, dan merek pada setiap periode tertentu. Berbagai macam keputusan mengenai aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari. Konsumen melakukan keputusan pada setiap hari atau setiap periode tanpa menyadari bahwa mereka telah mengambil keputusan.

2.2 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut :

Bab III Metode Penelitian


3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari penelitian. Adapun objek penelitian ini adalah konsumen yang hendak membeli deterjen ATTACK. Pada penelitian ini data yang digunakan ialah data sekunder yang diambil dan dicatat dari sumber di internet () yang belum di uji normalitas dan belum diolah menggunakan program SPSS. 3.2 Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara ilmiah yang dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode yang digunalan penulis dalam penelitian ini yaitu metode explanatory. Metode ini menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis (Masri Singarimbun:1995). Tujuan dari metode ini ialah untuk mendapatkan hasil yang akurat. 3.3 Sumber Data Sumber data dalam suatu penelitian merupakan subyek dari mana data diperoleh (Suharsimi Arikunto : 1993). Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan ialah data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam data sekunder teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: Studi kepustakaan yaitu studi atau teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh atau mengumpulkan data-data dari buku-buku,laporan atau media cetak lainnya.

Studi dokumenter yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh variabel berupa catatan-catatan ,laporan-laporan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Teknik Pengolahan Data Dalam teknik pengolahan data, langkah-langkah yang penulis tempuh adalah sebagai berikut: Menganalisis data dan melakukan uji asumsi; Melakukan uji hipotesis; Mencari pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap keputusan konsumen membeli deterjen Attack. 3.6 Identifikasi Variabel Terdapat dua variabel bebas (independent variable) , yaitu harga (X1) dan promosi (X2) dan satu variabel terikat (dependent variable) yaitu keputusan konsumen (Y). Definisi opersional dari variabel-variabel tersebut ialah sebagai berikut: Harga (X1), merupakan jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya; Promosi (X2), merupakan fungsi pemberitahuan, pembujukan dan pengimbasan keputusan pembelian konsekuen; Keputusan konsumen (Y), merupakan keputusan tentang pembelian, pencarian, penggunaan berbagai macam produk, dan merek pada setiap periode tertentu. 3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi merupakan teknik statistika yang digunakan untuk mengidentifikasi dan membuat model mengenai kaitan antar variabel.

Kaitan tersebut adalah antara satu variabel tak bebas dengan satu atau lebih variabel bebas. Jika model regresi tersebut melibatkan lebih dari satu variabel bebas dengan kaitan bersifat linear maka disebut model regresi liner berganda. Model umum matematisnya adalah sebagai berikut:

y = bx0 + b1x1 + b2x2 + + bkxk + e


yang terdiri dari satu variabel tak bebas (y) dan k buah variabel bebas (xi). Parameter bj dimana j =0, 1, , k disebut koefisien regresi. Pengertian linear digunakanuntuk menunjukkan fungsi linear dari paramater bj-nya. Sedangkan e menunjukkan pengaruh variabel lain yang tidak diamati. Model regresi tersebut akan diduga oleh model regresi yang diformulasikan berdasarkan contoh data yang diamati. Perhitungan yang akan digunakan dalam analisis regresi linear berganda disini melibatkan 1 variabel bebas dan 3 buah variabel tak bebas. Maka didapat persamaan regresi linier berganda nya: Y = a + b1X1 + b2X2 Dimana : Y = Keputusan konsumen X1 = Harga produk X2 = Promosi 3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dihasilkan dapat dianalisis lebih lanjut atau tidak. Agar model dapat dianalisis dan memberikan hasil yang representative maka model tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik yaitu tidak terdapat gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak, Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0.05. Data dinyatakan terdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0.05. 3.7.2.2 Uji Multikolinearitas Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel independent diperlukan uji multikolinearitas. Bila terdapat korelasi maka terdapat multikolinearitas. Model regresi ini diharapkan tidak terdapat korelasi antar variabel independennya atau tidak terdapat

multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dar besar VIF (variance inflation factor) dan tolerance.
Model regresi bebas dari masalah multikolinearitas jika :

memiliki nilai VIF kurang dari 5 memiliki angka tolerance mendekati 1

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan keadaan dimana variable independent mempengaruhi error. Hal ini akan menyebabkan error pada periode sebelumnya akan mempengaruhi error yang terjadi sekarang sehingga error terms akan bernilai lebih rendah yang mengakibatkan R2 dan Adjusted R2 menjadi lebih tinggi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung nilai Durbin- Watson d statistic (Sudarmanto : 2005) . Ukuran yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi yaitu apabila nilai statistic Durbin- Watson mendekati 2, maka data tidak memiliki autokorelasi (Sudarmanto : 2005). 3.7.2.4 Uji Heterokedastisitas

10

Heterokedastisitas merupakan keadaan dimana seluruh residual atau error tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan atas variable independent. Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan

menggunakan uji White Heteroskedasticity. Masalah Heteroskedastisitas terjadi jika ada variabel yang secara statistic signifikan. Hipotesis terhadap pengujian adalah sebagai berikut: H0 : tidak ada heteroskedastisitas H1 : ada heteroskedastisitas Keputusan : Jika signifikan < 0.05, maka H0 ditolak (ada heteroskedastisitas) Jika signifikan> 0.05, maka H0 tidak ditolak (tidak ada heteroskedastisitas) 3.7.3 Uji F Untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan antara beberapa variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, maka akan digunakan Uji F, yaitu dengan membandingkan signifikansi F-hitung (p-value) dan signifikansi F-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% Jika p-value < 0.01 berarti variabel bebas tersebut berpengaruh sangat signifikan terhadap variabel terikat. Jika p-value < 0.05 berarti variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika p-value > 0.05 berarti variabel bebas tersebut berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat. 3.7.4 Uji t Untuk menguji hipotesis ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat akan digunakan Uji-t, yaitu dengan

11

membandingkan signifikansi t-hitung (p-value) dan signifikansi t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 5%). Jika p-value < 0.01 berarti variabel bebas tersebut berpengaruh sangat signifikan terhadap variabel terikat. Jika p-value < 0.05 berarti variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika p-value > 0.05 berarti variabel bebas tersebut berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat.

12

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS ver 18. ,untuk mengetahui apakah data yang diteliti memiliki syarat-syarat yang memenuhi uji asumsi klasik seperti uji normalitas,uji multikolonieritas,uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. 4.1.1 Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak. 4.1.1.1 Analisis Grafik Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan analisis grafik dapat dilihat dalam gambar 4.1 berikut: Gambar 4.1 Grafik Normal Plot

Sumber: Hasil Penelitian,2012 (Data diolah)

13

Gambar 4.2 Grafik Histogram

Sumber: Hasil Penelitian,2012 (Data diolah)

Dari gambar 4.1 terlihat bahwa titik data menyebar di sepanjang garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal. 4.1.1.2 Analisis Statistik Analisis statistik dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk memastikan apakah data berdistribusi normal atau tidak, diperoleh hasil seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test keputusan harga N Normal Parameters
a,b

promosi 10 7.20 1.033 .281

konsumen 10 7.90 .738 .254

10 Mean Std. Deviation 7.30 1.337 .200

Most Extreme Differences

Absolute

14

Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

.134 -.200 .631 .820

.219 -.281 .888 .410

.246 -.254 .803 .539

Sumber: Hasil Penelitian,2012 (Data diolah) Pada table 4.1 terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z < Ztabel, dari masing-masing variabel yaitu 0,631 , 0,888 ,dan 0,803 nilainilai Kolmogorov-Smirnov nya < 1,96 atau nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,820 , 0,410 dan 0,539 diatas nilai signifikan (0,05) dan dapat disimpulkan bahwa variabel residual berdistribusi normal atau model telah memenuhi asumsi normalitas. 4.1.2 Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolonieritas sehingga model regresi tidak dapat dipergunakan. Adanya multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance-value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance-value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Dimana: tolerancevalue < 0,1 , atau VIF > 10 maka terjadi multikolonieritas. tolerance-value > 0,1 , atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolonieritas. Hasil pengujian multikolonieritas pada penelitian ini dapat dilihat pada table 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2
Coefficients Model Unstandardized Coefficients Std. B 1(Constant) harga .882 .418 Error .765 .059 Beta t Sig. Standardized Coefficients Correlations Zeroorder Parti al Part
a

Collinearity Statistics Tolera nce VIF

1.153 .287 .758 7.129 .000 .597 .938 .741 .956 1.046

15

promosi

.551

.076

.771 7.251 .000

.612 .939

.754

.956

1.046

a. Dependent Variable: keputusan konsumen

Sumber: Hasil Penelitian,2012 (Data diolah) Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel bebas (harga dan promosi) memiliki nilai tolerance > 0,1 yakni 0,956 atau nilai VIF < 10 yakni 1,046 maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi multikolonieritas. 4.1.3 Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara data residu (error) periode tertentu dengan data residu periode sebelumnya. Jika terjadi gejala korelasi maka terjadi masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Jika nilai statistic Durbin- Watson mendekati 2, maka data tidak memiliki autokorelasi. Hasil pengujian autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat pada table 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3
Model Summary Mo del R R 1 .961
a b

Change Statistics Adjusted R Square .903 Std. Error of the Estimate .230 R Square Change .924 F Chang e 42.755 df1 2 df2 7 Sig. F Chang e .000 DurbinWatson .952

Square .924

a. Predictors: (Constant), promosi, harga b. Dependent Variable: keputusan konsumen

16

Sumber: Hasil Penelitian,2012 (Data diolah)

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson 0,952 mendekati 2. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, jika nilai DW berada diantara -2 dan 2, yakni -2 DW 2 maka tidak terjadi autokorelasi. Jadi kesimpulannya tidak terjadi autokorelasi.

4.1.4 Uji Heterokedastisitas Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil pengujian heterokedastisitas dengan menggunakan analisis grafik dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut: Gambar 4.4

Sumber: Hasil Penelitian,2012 (Data diolah)

Dari gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas,serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan pada model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. 17

4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Setelah memenuhi Uji Asumsi Klasik, selanjutnya akan dianalisis hasil dari pengujian analisis regresi linier berganda menggunakan software SPSS ver 18. Persamaan regresi linier berganda nya: Y = a + b1X1 + b2X2 +e Dimana : Y = Keputusan Konsumen Membeli Deterjen Attack a = Konstanta b1, b2 = Koefisien Determinasi X1 = Harga X2 = Promosi e = Error Dari persamaan tersebut untuk selanjutnya akan dilakukan analisis dari data yang didapat oleh tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4
Coefficients Model Unstandardized Coefficients Std. B 1(Constant) harga promosi .882 .418 .551 Error .765 .059 .076 Beta t Sig. Standardized Coefficients Correlations Zeroorder Parti al Part
a

Collinearity Statistics Tolera nce VIF

1.153 .287 .758 7.129 .000 .771 7.251 .000 .597 .938 .612 .939 .741 .754 .956 .956 1.046 1.046

a. Dependent Variable: keputusan konsumen

Sumber: Hasil Penelitian,2012 (Data diolah) Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh rumus persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 0,882 + 0,418 X1 + 0,551 X2

18

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa variabel bebas harga (X1) dan promosi (X2) berpengaruh positif terhadap naik atau turunnya variabel terikat yaitu keputusan konsumen (Y). Untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu harga (X1) dan promosi (X2) terhadap keputusan konsumen (Y) dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) pada tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5
Model Summary Mo del R 1 .961
a b

Adjusted R Square .924 R Square .903

Std. Error of the Estimate .230 R Square Change .924

Change Statistics F Change 42.755 df1 2 Sig. F Durbin-

df2 Change Watson 7 .000 .952

a. Predictors: (Constant), promosi, harga b. Dependent Variable: keputusan konsumen

Sumber: Hasil Penelitian,2012 (Data diolah) Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,903 atau 90,3 % . Ini memberi arti bahwa 90,3% variabel terikat yakni keputusan konsumen (Y) dapat dijelaskan oleh variabel bebas harga (X1) dan promosi (X2). 4.3 Hasil Uji F (Uji Serempak) Untuk menganalisis uji F (uji Serempak), dapat dilihat dari data yang diperoleh pada tabel 4.6 sebagai berikut:

19

Tabel 4.6
ANOVA Model Sum of Squares 1 Regression Residual Total 4.529 .371 4.900 df 2 7 9
b

Mean Square 2.265 .053 F 42.755 Sig. .000


a

a. Predictors: (Constant), promosi, harga b. Dependent Variable: keputusan konsumen

Sumber: Hasil Penelitian,2012 (Data diolah) H0 : b1=b2 =0 (Kedua variabel tidak berpengaruh sifnifikan) H1 : Tidak semua bi=0 (Tidak semua variabel tidak berpengaruh signifikan atau ada/semua variabel berpengaruh signifikan) i = 1, 2 bi = parameter (koefisien) ke-i model regresi linier Pengujian secara simultan X1, X2 terhadap Y: Dari tabel diperoleh nilai Fhitung sebesar 17,899 dengan nilai probabilitas (Sig.)= 0,000. Nilai Fhitung (42,755)>Ftabel (3,59), dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,000 < 0,05; maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti secara bersama-sama (simultan) harga dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli deterjen Attack.

4.4 Hasil Uji t (Uji parsial) Untuk menganalisis uji t (uji parsial), dapat dilihat dari data yang diperoleh pada tabel 4.7 sebagai berikut:

20

Tabel 4.7
Coefficients Model Unstandardized Coefficients Std. B 1(Constant) harga promosi .882 .418 .551 Error .765 .059 .076 Beta t Sig. Standardized Coefficients Correlations Zeroorder Parti al Part
a

Collinearity Statistics Tolera nce VIF

1.153 .287 .758 7.129 .000 .771 7.251 .000 .597 .938 .612 .939 .741 .754 .956 .956 1.046 1.046

a. Dependent Variable: keputusan konsumen

Sumber: Hasil Penelitian,2012 (Data diolah) Hipotesis untuk uji ini adalah: H0 : bj= 0 H1 : bj 0 dimana: j = 0, 1, 2 Pengujian secara parsial X1 , X2 terhadap Y: Pengaruh harga (X1) terhadap keputusan konsumen membeli deterjen Attack (Y) Terlihat pada kolom harga terdapat nilai sig 0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,000 < 0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Variabel X1 mempunyai thitung yakni 7,129 dengan ttabel=2,10. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X1 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan harga memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pemebelian konsumen memebeli deterjen Attack.

21

Pengaruh promosi (X2) terhadap keputusan konsumen membeli deterjen Attack (Y) Terlihat pada kolom promosi terdapat nilai sig 0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,000 <0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Variabel X2 mempunyai thitung yakni 7,251 dengan ttabel= 2,10. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X2 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X2 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan promosi memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli deterjen Attack.

Sehingga ringkasan hasil pengujian hipotesis disajikan dalam tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Pernyataan Variabel H1 Signifikan Konsumen Attack Variabel H2 Signifikan Konsumen Attack Sumber: Hasil Penelitian,2012 (Data diolah) Promosi Terhadap Membeli Berpengaruh Keputusan Deterjen
7,251

Hipotesis

Nilai

Keterangan

Harga Terhadap

Berpengaruh Keputusan Deterjen


7,12

H1 diterima H0 ditolak

Membeli

H2 diterima H0 ditolak

22

23

You might also like