You are on page 1of 31

Anisa Bella Fathia Azico Sudhagama Clara Desi P. Nimatullah T.

Rizal Afif

(1005364) (1002579) (1006534) (1000131) (1005180)

PENGANTAR
Untuk mempelajari turunan pada fungsi vektor, kita ingat kembali konsep turunan fungsi real yang menyatakan bahwa turunan dari fungsi x=f(t) di suatu t yang terletak pada selang terbuka D, ditulis x=f(t), t D didefinisikan sebagai

Bila limit ini ada

Konsep Turunan fungsi real mempunyai arti geometri sebagai gradien garis singgung di titik (t,f(t)) pada grafik fungsi f dan mempunyai arti fisis sebagai laju perubahan nilai f(t) terhadap t.

1.3.1 TURUNAN FUNGSI VEKTOR Turunan fungsi vektor di satu titik pada suatu selang terbuka didefinisikan serupa seperti pada fungsi real. Definisi 1.3.1 Diberikan yang terdefinisi pada selang terbuka D R. Turunan pertama fungsi vektor di t D ditulis didefinisikan sebagai :

Diskusi 1.a. Jelaskan arti geometri Jawab: Untuk membahas arti geometrinya, perhatikan gambar di bawah ini yang memperlihatkan di yang terdefinisi pada selang terbuka D. Fungsi vektor ini menyatakan kurva C yang arah gerakannya tertentu.

Jika ada dan tidak nol, maka vektor menyatakan vektor singgung pada kurva C di tD. Pada kasus ini garis singgung pada fungsi vektor di titik pada kurva C: adalah Jadi arti geometri turunan fungsi vektor di suatu titik pada kurva adalah vektor singgung pada kurvanya di titik itu.

Teorema 1.3.1 Misalkan pada selang terbuka D. Jika maka

terdefinisi ada, tD,

Diskusi 2. Buktikan Teorema berikut: Diberikan yang terdefinisi pada selang terbuka D Jika ada,maka

R.

Jawab:

Terbukti.

Diskusi 1.b. Dengan menggunakan definisi, buktikan bahwa jika maka

Jawab:

terbukti.

Akan sama halnya dengan

c. Dengan memperlihatkan persoalan b.,apa yang dapat anda katakan hubungan antara fungsi turunan dan fungsi asalnya? Jawab: Teorema nilai purata memberikan hubungan antara nilai dari turunan dengan nilai dari fungsi asal. Jika adalah fungsi vektor dan a dan b adalah bilangan dengan a < b, maka teorema nilai purata mengatakan bahwa kemiringan antara dua titik (a, (a)) dan (b, (b)) adalah sama dengan kemiringan garis singgung di titik c di antara a and b.

Dengan kata lain:

Dalam prakteknya, teorema nilai purata ini mengontrol sebuah fungsi terhadap turunannya. Sebagai contoh, misalkan memiliki turunan yang sama dengan nol di setiap titik, maka fungsi tersebut haruslah horizontal. Teorema nilai purata membuktikan bahwa hal ini haruslah benar, bahwa kemiringan antara dua titik di grafik haruslah sama dengan kemiringan salah satu garis singgung di . Semua kemiringan tersebut adalah nol, jadi garis sembarang antara titik yang satu dengan titik yang lainnya di fungsi tersebut memiliki kemiringan yang bernilai nol. Namun hal ini juga mengatakan bahwa fungsi tersebut tidak naik maupun turun.

Diskusi 3. Perhatikan persamaan garis singgung fungsi vektor di titik pada kurva C: a. Diketahui . Tentukan persamaan garis singgung di titik P(-1,0,) pada kurva b. Tentukan vektor singgung satuan pada parabola di titik (1,1)

Jawab: a. Titik P tercapai bila t= .Menurut teorema 1.3.1, turunan fungsi di t= diperoleh dengan menentukan turunan dari setiap komponen fungsi vektornya di t=, hasilnya sebagai berikut:

Vektor arah singgung di titik P(-1,0,) pada kurva adalah = (0,-1,1) dan vektor penyangganya P=(-1,0,).

Jadi, persamaan garis singgung di titik P pada kurva adalah X(t) = (-1,0,) + t(0,-1,1) b. Persamaan parabol dapat ditulis sebagai suatu fungsi vektor , tR Turunan fungsi vektor ini adalah:

Tentukan dahulu nilai t, nilai dan vektor singgung satuannya adalah

Hasilnya adalah Titik singgung (1,1) Nilai(t) =1 = Vektor singgungnya (1,0)

1.3.2 Rumus-rumus Turunan Fungsi Vektor Teorema 1.3.2 Jika fungsi vektor , di dan fungsi real h semuanya terdiferensialkan pada selang terbuka D, maka dan (khusus di )terdiferensialkan pada dengan rumus turunan yang ditentukan oleh :

Diskusi 4. Pembuktian rumus-rumus turunan fungsi vektor: 1.

2.

c) Akan ditunjukkan bahwa:

d) Akan ditunjukkan bahwa:

5. Diberikan fungsi

Tentukan: a) b) c) d)

Jawab: a)

b) (hF)(t) = h(t)F(t) + h(t)F(t) = et.( cos t i - sin t j - e-t k ) + et.( sin t i + cos t j + e-t k) = (et cos t + et sin t ) I + (-et sin t + et cos t) j + (et.et - et.et)k = (et cos t + et sin t ) I + (-et sin t + et cos t) j

c) (F.G)(t) = F(t).G(t) + F(t).G(t) = ( 2 sin t 3 cos t + 2te-t) + (2t cos t + 3t sin t t2 e-t) = ( 2+3t) sin t + (2t-3)cos t + (2t- t2 )e-t

d) (FxG)(t) = [ F(t) x G(t)] + [F(t)xG(t)] i j k i j k Sin t cost e-t + cos t -sin t -e-t 2 -3 2t 2t -3t t2 = ( 2t cos t + 3 e-t - t2 sin t 3t e-t) i (2t sin t 2e-t + t2 cos t + 2te-t) j + (-3 sin t -2 cos t + (3t cos t) + 2t sin t )k =( 2t cos t + 3 e-t - t2 sin t 3t e-t) i (2t sin t 2e-t + t2 cos t + 2te-t) j (3 sin t + 2 cos t + 3t cos t - 2t sin t )k

You might also like