You are on page 1of 4

1.

Surat perikatan audit adalah surat persetujuan antara auditor dengan kliennya tentang syaratsyarat pekerjaan audit yang akan dilaksanakan oleh auditor.

2. Komunikasi dengan auditor pendahulu. Permintaan keterangan kepada auditor pendahulu prosedur yang perlu dilaksanakan, karena mungkin auditor pendahulu dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada auditor pengganti dalam mempertimbangkan penerimaan atau penolakan perikatan. Auditor pengganti harus memintan izin dari calon kien untuk meminta keterangan dari auditor pendahuu sebelum penerimaan final perikatan tersebut. Halhal spesifik yang harus diminta auditor pengganti: (1) informasi yang kemungkinan berkaitan dengan integritas manajemen (2) ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai peenrapan prinsip akuntansi dan hal-hal serupa (3) komunikasi dengan komite audit atau pihak lain tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan pengendalian intern dan (4)Pemahaman auditor pendahulu tentang alasan penggantian auditor

3. Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah memberikan instruksi kepada asisten, tetap menjaga penyampaian informasi masalah-masalah penting yang dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan yang dilaksanakan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit kantor akuntan. Luasnya supervisi memadai dalam suatu keadaan tergantung atas banyak faktor, termasuk kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang melaksanakan audit.

4. Prosedur analitis adalah evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang logis antar data keuangan maupun nonkeuangan meliputi pembandingan jumlah-jumlah yang tercatat atas harapan yang dikembangkan oleh auditor.

5. Audit Program merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis dan bertujuan membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yg harus dilaksanakan.

6. Pengendalian intern adalah suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu : (1) Ke-efektif-an dan efisiensi operasional perusahaan (2) Pelaporan Keuangan yang handal dan (3) Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan.

7. Bukti audit (audit evidence) merupakan data yang mendukung laporan keuangan yang terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.

8. Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

9. Kompetensi atau realibilitas bahan bukti yang bersifat catatan akuntansi berkaitan erat dengan efektivitas pengendalian internal klien. Semakin efektif pengendalian intern, maka semakin kompeten catatan akuntansi yang dihasilkan. Sedangkan kompetensi bahan bukti yang bersifat pendukung tergantung pada beberapa faktor: (1) Relevansi, (2) Sumber Bukti, (3) Tepat Waktu, (4) Obyektif / Reliable.

10. Konfirmasi oleh auditor dalam sebuah proses audit, adalah proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan.

11. Penelusuran (tracing) adalah mengikuti dokumen sumber hingga ke pencatatannya dalam catatan akuntansi, seperti faktur penjualan atau laporan pengiriman dan menelusurinya melalui sistem akuntansi ke pencatatan akhir dalam catatan akuntansi, seperti jurnal dan buku besar.

12. Vouching merupakan prosedur audit yang meliputi;Inspeksi terhadapdokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk menetukan kewajaran dan kebenarannya.Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan.

13. Pengujian Substantif adalah Pengujian substantif (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan untuk menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan tersebut sering disebut dengan salah saji moneter (dalam satuan mata uang) yang merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah saji dalam saldo laporan keuangan. Tujuan pengujian substantive atas transaksi adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diiktisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku tambahan dengan benar.

14. Pengujian Pengendalian adalah prosedur audit yang digunakan untuk menentukan efektivitas kebijakan dan operasi pengendalian intern atauprosedur pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian)

15. Kertas kerja audit adalahKertas kerja pemeriksaan adalah semuaberkas-berkas yang di kumpulkan olehauditor dalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal: (1)Dari pihak client, (2) Dari analisa yang di buat oleh auditor (3) Dari pihak ke tiga 16. Assurance services (Jasa penjaminan)adalah jasa profesional independen yang mampu meningkatkan mutu informasi untuk kepentingan para pengambil keputusan 17. Jasa atestasi adalah jasa profesional untuk menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan atestasi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. 18. Audit laporan keuangan adalah jenis audit yang meliputi upaya untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang mendasari laporan keuangan historis yang memuat asersi yang dibuat oleh manajemen entitas 19. Audit kesesuaian adalah kegiatan audit untuk memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan atau peraturan tertentu. 20. Audit operasional adalah kegiatan audit untu memperolehdan mengevalusi bukti bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. 21. Standar auditing adalah pedoman yang harus diimplementasikan oleh auditor dalam melaksanakan fungsi audit. Standar auditing meliputi 10 standar yang dikelompokkan dalam standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. 22. Komite Audit merupakan organ pendukung Dewan Komisaris yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Pembentukan Komite Audit harus dilengkapi dengan Piagam Komite Audit yang ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama Perseroan. Ketua maupun anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Dewan Komisaris.

23. Independensi adalah suatu keadaan atau posisi dimana tidak terikat dengan pihak manapun. Artinya keberadaan adalah mandiri tidak mengusung kepentingan pihak tertentu.. Independensi secara esensial merupakan sikap pikiran seseorang yang dicirikan oleh pendekatan integritas dan obyektivitas tugas profesionalnya.

24. Perencanaan audit.Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.Tujuan Perencanaan Audit: (1) Memperoleh bukti kompeten yang mencakupi dalam situasinya pada saat itu, (2) Menekan biaya auditMenghindari salah pengerian dengan klien.Tahapan dari Perencanaan Audit: (1) Perencanaan audit awal, (2) Mendapatkan informasi dasar (3) Mendapatkan Informasi mengenai kewajiban hukum klien (4) Menilai materialitas, risiko audit, risiko bisnis, dan risiko inheren (5) Memahami struktur pengendalian internal dan menetapkan risiko pengendalian (6) Mengembangkan keseluruhan rencana dan program audit.

25. Analisis vertikal adalah analisis dengan membandingkan suatu pos dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode berjalan. 26. Materialitas laporan keuangan adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang dapat mengakibatkan perubahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan karena adanya salah saji tersebut. 27. Risiko audit adalah risiko bahwa auditor tidak melakukan modifikasi pada pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang disebabkan adanya salah saji material pada laporan keuangan. 28. Monitoring adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suattu waktu, yang melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

You might also like