You are on page 1of 49

A.

TUJUAN Pada akhir perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat memahaai konsep dasar trouble shooting dengan cara yang tepat sesuai buku petunjuk. Mencari ganggguan dengan menelusuri setiap kemungkinan kerusahan-kerusakan yang terjadi dengan dasar keluhan yang diterima untuk ditangani secara tepat. Setelah diperbaiki motor dalam kondisi baik. Jika diberikan sebuah kendaraan bermotor dengan alat dan bahan yang diperlukan. B. ALAT DAN BAHAN : 1. Kendaraan trainer 2. Engine Tune up Tester 3. Radiator tester 4. Defleksi meter 5. Air gun compressed 6. Battry tester 7. Spark plug tester 8. Alat tangan standar C. KELUHAN YANG DITERIMA OLEH FRONT MAN DARI CUSTOMER Motor tidak dapat dihidupkan, ketika kunci kontak diputarkan ke ON, poros engkol berputar secara Normal; tetapi motor tidak hidup. Hal ini ditulis pada work order disimpan pada kaca kemudi. D. ARAHAN DARI SERVICE ADVISOR TERHADAP FORMAN: Kemungkinan penyebabnya adalah sistem pengapian, sistem bahan bakar atau sistem kompresi. Apabila ketiga elemen motor bakar, nyala busi cukup kuat, campuran udara bahan bakar cukup baik dan tekanan kompresi dari setiap silinder baik, maka motor dapat dihidupkan. E. KESELAMATAN KERJA : 1. Pakai tutup fender, tutup tempat duduk dan sleper agar kendaraan tetap bersih dan terhindar dari ke rusakan. 2. Selama pembongkaran komponen komponen disimpan pada rak troley dengan
1

teratur agar terhindar dari salah pemasangan karena tertukar 3. Sebelum melakukan pekerjaan kelistrikan lepaskan hubungan kabel dari terminal positif batere. 4. Pen dan ring o harus selalu diganti dengan yang baru. 5. Sewaktu melakukan pemasangan kembali pergunakan perapat oto sealer pada gasket untuk mencegah bocor. 6. Perhatikan baik-baik specivikasi momen pengencangan baut dengan menggunakan kunci momen. 7. Pada waktu melakukan penggantian fuse, periksa besar amper yang cocok jangan kebesaran atau kekecilan. 8. Penggunaan alat service khusua SSt mungkln diperlukan jika disebutkan harus menggunakan SSt maka pergunakan. F. PETUNJUK KHUSUS : Faktor-faktor Basar untuk mendiagnosa trouble 1. Pelajari dengan seksama pengetahuan mengenai fungsi, konstruksi dan cara kerja dari berbagai komponen yaag terlibat. 2. Tentukan dimana trouble sebenarnya terjadi 3. Lakukan penapslran yang teliti dari gejala trouble 4. Lakukan diagnosa yang sistematis sesuai dengan keluhan costumer yang diterima. 5. Lakukan test drive untuk meyakinkan, persepsi dari gejala yang dirasakan. 6. Pada yaktu mendiagnosa sebaiknya pergunakan tester atau perangkat lain bila memungkinkan agar didapat ketelitian yang lebih baik. 7. Pergunakanlah panca indra dengan seampurna dan aktif, melalui pengalaman yang telah dilakukan untuk mempertajam kemampuan selanjutnya. 8. Setelah mengoreksi trouble, lakukan pemeriksaan ulang termasuk part komponen yang terlibat.

Perhatian : Berhati-hati terhadap kelalaian pengisolasian massa, akan mengakibatkan batere panas, menyebabkan bunga api yang besar menimbulkan luka bakar dan kerusakan serius pada sistem kelistrikan. SISTEM PENGAPIAN
Ignition switch Fusible Link Engine Fuse 15A To Starter IG Termial Distributor

External Resistor

Spark Plug

Gambar 1. Rangkaian sistem Pengapian Sistem pengapian batere terdiri dari dua buah rangkaian rangkaian primer dan sekunder. Rangkaian primer terdiri dari lilitan primer Ignition coil, batere, Ignition switch, condenser dan kabel penghubung. Saklar ignition switch berfungsi untuk menukar posisi pengapian On atau Off dan saklar yang satu lagi adalah breaker point, membuka dan menutup rangkaian primer yang, disebabkan oleh perputaran poros distributor dan breaker cam apa-bila ignition switch dihubungkan pada posisi On, maka arus primer dari batere akan mengalir ke ignition coil terus ke breaker point selanjutnya ke massa sedangkan bila breaker point terbuka aliran arus primer terputus.

Gambar 2. Rangkaian Primer

Rangkaian kedua adalah rangkaian sekunder terdiri dari lilitan sekunder Ignition Coil, tutup distributor, rotor dan kabel teggangan tinggi sekunder, kabel busi serta busi. Terminal pusat pada tutup distributor berhubungan dengan terminal tegangan tinggi Ignition Coil, terminal luar pada tutup distributor berhubungan dengan busi dalam urutan pengapian yang ditetapkan. Bekerja saat breaker point membuka, ketika itu arus listrik tegangan tinggi mengalir melalui kabel high tension cord ke tutup distributor lewat carbon rotor dibagikan insert terminal kabel tegangan tinggi tiap busl oleh rotor sesuai firing order yang ditetapkan.

Gambar 3. Rangkaian sekunder G. PEMERIKSAAN RANGKAIAN SISTEM PENGAPIAN 1. Memeriksa sistem pengapian dan komponen-komponen sistem pengapian (Gbr. 2). Menelusuri tahanan kabel penghantar dari terminal (+) batere sampai Ignition Switch. Ketika breaker point menutup. Arus listrik mengalir melalui terminal Ignition Switch BAT dan keluar pada teriinal IGN,arus primer mengalir dari Ignition Switch melewati external resistor ke ignition coil.

Gambar 4.Komponen sistem pegapian


4

2. Mengukur arus primer yang mengalir melalui external resistor, melalui salah satu terminal primer pada Ignition coil kawat penghantar resistor dihubungkan keterminal bertada IGN atau +selanjutnya kemassa ignition coil sistem kelistrikan kendaraan.

Gambar 5. Komponen External Resistor

3. Telusuri kabel primer dari terminal ignition Coil Bagian luar sampai kedistributor. Geserkan pegas tutup distributor, pastikan arus primer berlanjut kelengan pemutus menyentuh titik kontak stationer yang merupakan hubungan massa, jika demikian rangkaian primer telah sempurna. Arus listrik yang mengalir melewati lilitan primer pada Ignition coil, menyebabkan bedan magnit sumber induksi dan percikan yang terjadi pada busi.

H. RANGKAIAN PENGAPIAN BATERE;

Gambar 6.
5

a. Cara kerja : ................................................................................... b. Governor advancer

Gambar 7. Fungsi dari governor advancer: Cara kerja governor advancer:


6

c. Vacum advancer

Gambar 8. Fungsi dari Vacum advancer: . Cara kerja Vacum advancer: . . d. Ignition Coil Resistance

Gambar 9. Pengukuran Tahanan Pada Coil


7

1. Tahanan Primer 2. Tahanan Isolasi 3. Tahanan Resistor

:....................ohm, limit: 0,l ohm :,...................ohm :..................ohm

Kesimpulan:.................................................................. Kesimpulan:................................................................. Kesimpulan:................................................................. 4. Tahanan Sekunder Coil:............ .ohm Kesimpulan:................................................................. TROUBLE SHOOTING berawal dari gejala yang dirasakan oleh pengendara atau penumpang berupa suara, panas berlebihan atau tenaga berkurang ditelasuri meialui panca indra dan pengetahuan untuk melakukan largkah penapsiran bagi penentuan gangguan, selanjutnya dilakukan tindakan perawatan atau perbaikan agar tidak merambah pada kerusakan yang lebih parah.

I.

DIAGNOSTIC CHART

Gambar 10. Rencana Pemeriksaan


8

J.

PENGETESAN PADA NYALA KABEL KOIL: Lakukan pengetesan kabel koil tegangan tinggi dengan cara mendekatkan ujung kabel koil tersebut pada ground/massa sambil menstart engine, maka akan didapatkan hasil pengetesan sebagai berikut:

Gambar 11. Test Nyala Kabel Coil A. Ada nyala Jika ada nyala laniutkan dengan pemeriksaan pada kabel busi dengan cara pengetesan sama seperti pengetesan kabel Coil, didapatkan hasil: Nyala, berarti: -Kondisi dan celah platina dalam keadaan baik. -Tahanan kabel busi/kabel tegangan tinggi tidak melebihi 25 Q per kabel. -Busi ok -Periksa sistem bahan bakar Tidak nyala, berarti: - Periksa tahanan kabel tegangan tinggi /kabel busi dengan menggunakan Ohm meter. Tahanan maksimum : 25 Q per kabel. - Periksa cup distributor dan bersihkan bagian logam yang bersentuhan dengan ujung rotor. - Periksa rotor dan bersihkan

B. Tidak Ada Nyala Jika tidak ada nyala periksa tegangan pada ignition coil, dengan langkah langkah sebagai berikut: - Dengan switch pengapian pada posisi ON dan menggunakan voltmeter, hubungkan probe (+) ke terminal B dan probe (-) ke masa bodi. Tegangan kira - kira 12V. - Dengan switch pengapian pada posisi "STAR" dan menggunakan voltmeter, hubungkan probe (+) keterminal + dan probe (-) ke masa bodi. Tegangan kira - kira 12V. Tegangan Baik Periksa tegangan pada breaker arm. Jika kondisi breaker arm baik periksa contack point Periksa contakc point / titik pemutus dengan menggunakan feeler gauge, ukurlah celah antara cam dan rubbing block Celah pada rubbing block : 0,4 - 0,5 mm Periksa pegas peredam Dengan posisi cam tidak bersentuhan dengan pegas peredam ukur dan setel celah antara pegas peredam dan cam dengan feeler gauge Celah pegas peredam : 0,05 - 0,45 mm

Tegangan buruk - Periksa ignition switch dengan menggunakan multimeter - Periksa coil resister dengan langkah - langkah sebagai berikut : PERHATIAN : Kata "Dingin " dan "Panas" pada koil menunjukan suhu koil itu sendiri . dingin untuk suhu 10- 50 C (14 122 F) , sedangkan "Panas" artinya 500-1000C(1220-212F) - Periksa tahanan pada koil primer dengan menggunakan ohm meter, ukur tahanan antara terminal (+) dan terminal (-) Tahanan pada koil primer: Tahanan Dingin: 1,35-2,09 Panas: 1,71 -2,46 Hasil pengukuran

- Periksa tahanan pada koil sekunder dengan menggunakan ohm meter, ukur tahanan antara terminal B dan terminal tegangan tinggi Tahanan pada koil sekunder
10

Tahanan Dingin: 8,5-14,5 k Panas: 10,7-17,1 k

Hasil pengukuran

- Memeriksa tahanan pada resistor dengan menggunakan ohm meter, ukur tahanan terminal B dan terminal (+) Tahanan Resistor Tahanan Dingin : 0,8-1,3 Panas : 1,05-1,52 Nyala Lemah Apabila nyala pada kabel koil lemah maka periksalah : - Breaker Plate Ground, dengan cara : Putarlah Breaker Plat Ground dan periksa bahwa gesekan yang terjadi sedikit, dan apabila macet atauterasa berat jika diputar maka gantilahbreaker platatau plat pemutus tersebut - Platina Periksatah permukaan platina. Bila tidak rata gosok dengan amplas hingga rata. Periksa kelurusan bagian yang bersentuhan, seteljika perlu Putar poros engkol melalui baut kipas hihgga blok gesek tangkai platina bersentuhan dan tepat berhenti pada bagian tertinggi dari cam (nok). Sisipkan "feeler Gauge" 0,4 - 0,5 mm diantara cam kontak platina. Kendorkan baut penyetel dan geserlah platina hingga celahnya tercapai. Kencangkan baut penyetel dan periksa kembali celah platina tersebut. Celah Platina 0.4 - 0,5 mm 0,05 mm. - Ignition Coil - Kabel busi Tujuh prosedure untuk dilaksanakan dalam menentukan diagnose terhadap trouble yang terjadi pada sistem kelistrikan ottomotif untuk negatif ground. Pengukuran yang tepat diperlihatkan pada gainbar dengan mempergunakan alat volt meter untuk salah satu upaya dalam menentukan satu keputusan.
11

Hasil pengukuran

1. Lepaskan kabel secondary Ignition Coil dari tutup distributor, setelah itu hubungkan dengan jamper kabel keground. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 12. Jamper kabel secondary ignition coil 2. Hubungkan lead positif dari voltmeter terhadap terainal positif batere bukan kabel diterminalnya, hubungkan lead negatif terhadap ground. 3. Putarkan motor perhatikan volt meter, apabila tegangan yang diperlihatkan 10 Volt atau lebib besar, tegaogan batere cukup memadai. Sedangkan apabila tegangan batere mendekati 9,5 Volt, periksa arus yang mengalir pada motor starter selanjutnya beban batere dan kapasitasnya. Setelah itu periksa tahanan ground secara berurutan, perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 13. 4. Hubungkan lead positif Volt meter terhadap ground dan lead negatif ke batere terminal negatif, bukam terhadap kabel diterminalnya.

12

5. Putarkan motor pehatikan volt meter voltage drop yang terjadi 0,2 volt atau lebih kecil. Jika tegangan diatas 0,2 perhatikan tahanan tinggi hubungan ground, bersihkan dan kencangkan hubungan kabel massa batere atau ganti kabel massa.

STEPS 4 & 5 CRANKIN GROUND VOLTAGE DROP = 0.2 VOLT ATAU KURANG

Gambar 14. Hasil pengukuran charging ground voltage drop = . Volt 6. Hentakan motor dengan runci kontak motor starter, sampai kontak point menutup, putar ignition switch ke on. 7. Hubungkan kabel lead positif volt meter terhadap terminal posilf Ignition Coil dan kabel lead negatif keground. 8. Hasil pengukuran volt meter diperoleh sekitar setengah dari tegangan batere 5-7 volt. Apabila nilai yang didapat lebih kecil hal ini mengisyaratkan primary circuit tahanannya tnggi. 9. Hentakan motor dengan kunci kontak motor starter sampai kontak point membuka, hubungkan kabel lead positif volt meter terhadap terminal positif Ignition Coil dan kabel lead negatif terhadap ground dan catat hasil pengukuran yang diperoleh. Besaran tegangan yang didapat 12 volt sama dengan tegangan batere yang dipakai apabila tegangan yang diperoleh dibawah nilai tadi berarti tahanan yang terjadi lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan terjadi hubungan ground diantara batere dan Ignition coil.

STEPS 6-9 VOLTAGE = 5.7 VOLTS POINTS CLOSED, VOLTAGE = 12 VOLTS. POINTS OPEN

Gambar 15. Hasil pengukuran tegangan primary = . Volt 10. Jika tegangan yang didapat dari langkah 8 dan 9 tidak baik periksa hubungan rangkaian primary resistor dan ignition coil.

13

11. Memeriksa hubungan rangkaian tahanan primary, hubungkan lead positif Volt Meter ke terminal batere positif awas bukan terhadap klem kabel. Sedangkan lead negatif terhadap terminal positif ignition coil. 12. Putarkan motor perhatikan volt meter penurunan tegangan yang terjadi sekitar 0,5 volt atau lebih kecil. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar, periksa tahanan rangkaian by pass hubungan dari batere sampai ignition switch dan coil.
IGNIT10N RUN DISTRIBUTOR

STEPS 11 8. 12 CRANKING BYPASS VOLTAGE DROP = 0.5 VOLT OR LESS

Gambar 16. Hasil pengukuran tegangan primary = . Volt 13. Selanjutnya periksa rangkaian by pass tahanan primary deng an cara menghubungkan lead positif volt meter dengan terminal negatif ignition coil dan lead negitip ke ground. Selanjutnya putarkan motor perhatikan volt meter, hasil pengukuran yang terjadi 0,5 volt selanjutnya laagkah seperti yang dilakukaa so3.

STEP 13 COIL VOLTAGE IS WITHIN 0.5 VOLT OF BATTERY

Gambar 17 Hasil pengukuran tegangan primary = . Volt . 14. Mengukur voltage drop breaker point melintang dengan cara menghubungkan lead positif terhadap terminal negatif coil atau terminal primary distributor, hubungkan lead negatif volt meter terhadap ground.
14

15. Hentakan motor dengan kunci kontak motor starter sampai kontak point menutup perhatikan besaran angka pada volt meter. Voltage Drop yang terjadi 0,2 volt atau lebih kecil mendekati yang ideal 0,1 volt, jika didapat nilai yang lebih besar periksa kontak point darl kemungkinan cacat terbakar atau lekukan, hubungan ground buruk dan konektor rangkaian primary kendor.

STEPS 14 & 15 BREAKER POINT VOLTAGE DROP = 0.2 VOLT OR LESS

Gambar 18. Hasil pengukuran voltage drop = . Volt 16. Mengukur voltage drop breaker point tahanan melintang dengan motor dihidupkan hubungkan kembali kabel coil secondary terhadap termial tengah terminal tutup distributor. Hubungkan lead positif volt meter tcrhadap terminal positif batere serta lead negatif pada terminal positif ignition Coil. 17. Hidupkan motor, setel putaran pada 1500 rpm perhatikan hasil peagukuran volt meter, voltage drop yang terjadi berkisar antara 1,5 Volt sampai 5,5 volt tergantung pada kondisi kendaraan. Apabila hasil yang didapat lebih besar dari tingkatan yang ditetapkan, periksa tahanan rangkaian dari kemungkinan short circuit.

STEPS 16 & 17 RUNNING VOLTAGE DROP ACROSS RESISTOR IS TO 1.5 VOLTS

Gambar 19. Hasil pengukuran voltage drop = . Volt Kesimpulan dari pengukuran :
15

Perhatian : Apabila setelah dilakukan test nyala kabel tegangan tinggi rangkaian sekunder Ignition Coil,ternyata nyala yang terjadi lemah, lakukan tahapan pemeriksaan tutup distributor, rotor dan kabel busi dengan, urutan kerja seperti berikut : BAGIAN I: MEMERIKSA TUTUP DISTRIBUTOR 1. Melepaskan tutup distributor dari distributor, tutup diikat dengan kelem pegas, pegas dilepaskan dengan mempergunakan sebuah obeng, tusuk ujung pegas dengan obeng tersebut. Hindari penekanan pada bagian tutup distributor atau pegas untuk menghindari kerusakan retak atau patah. 2. Memeriksa bagian dalam tutup distributor dari berkas kerak, retak bagian insert terminal terbuat dari arang carbon retak pada tutup serta terbakar, usang tejadi karat aluminium atau lekukan pada teraminal sisi. Jika menemukan beberapa keadaan tersebut pasang tutup distributor yang baru.
BROKEN TOWER HAIRLINE CRACK BADLY WORN ROTOR CONTACT

BURNED TERMINAL

CARBON TRACKS

Replace the distributor cap if it has any of these defects Gambar 20. 3. Memeriksa pegas carbon insert terminal tutup distributor dengan telunjuk, perhatikan kebebasan pergerakannya. Apabila batang carbon melekat atau terlalu usang, retak, pasang tutup yang baru. 4. Membersihkan permukaan tutup distributor, jika tutup tersebut kotor atau berminyak. Bagian dalam dibersihkan dengan kain bersih yang dibilas pelarut pembersih kemudian keringkan dengan udara kompressor. Periksa kerak karbon atau hangus kerusakan, berasikan tutup karet, insert terminal, pakai sikat pembesih kabel tegangan tinggi apabila ditemukan kerusakan berat atau sebagian seharusnya pasang tutup distributor yang baru.
16

5. Menguatkan hubungan terminal sisi dengan kabel tegangan melalui sentuhan tangan terthadap karet terminal yaag dipasang, pada tutup distributor. Diharapkan setiap kabel dan terminal berhubungan rapat dan rapih terpasang dengan baik dalam tower tutup distributor sesuai urutan pengapian.

Gambar 21a.

21b

6. Memeriksa kembali keimungkinan adanya kabel lepas didalam tonjolannya, betulkan kabel yang lepas saat itu juga. Apabila karet dan kabelselalu lepas atau terlihat jelek karena terjadi karat kecil bersihkan dengan sikat pembersih kabel distributor, jika menemukan kerusakan besar, retak luka bakar dan bekas bercak campuran, ganti tutup distributor dengan tutup yaag baru. Kesimpulan dari pemeriksaan tutup distributor : .. .

B Gambar 22. Karet Pengikat Kabel


17

Carbon Path

Crack
Eroded Tower

Inspection of Distributor cap Tower

Carbon Path Cleaning and inspection of outside of distributor cap

Cleaning and inspection of inside of distributor cap

Replacing distributor cap

Rotor tip corroded

Insufficient Rotor - Contact Spring tension

Rotor inspection Burned or eroded insert terminal

Cleaning ignition coil

Blowing out inside of distributor cap and inspection of insert terminals

Cleaning tower insert

Inspection of carbon rotor button

Gambar 23. 7. Apabila keputusan untuk mengganti tutup distributor harus dilakukan, tempatkan tutup yang lama berdampingan dengan tutup yang baru dalam posisi yang relatif sama bagian demi bagian .Pindahkan kabel satu persatu dari tutup yang lama dan tempatkan pada tutup yang baru pada tonjolan yang sama. Tekan tiap kabel kebagian bawah tonjola, kemudian karet perapat pembukus kabel yang mengeliling tonjolan rapihkan satu persatu. BAGIAN KEDUA : MEMBERIKSA ROTOR DISTRIBUTOR 1. Menbuka rotor distributor dari dudukanya dengan cara menarik keatas, pada model rotor yang lain ada juga yang diikat dengan dua buah sekrup lepaskan pengikatnya. 2. Meimeriksa rotor dari keretakandan hangus pada logam ujung penghantar, rasakan tegangan pegas rotor pada ujung karbon. Apabila ditemukan beberapa kerusakan yang dapat mengganggu funggi rotor pasang rotor yang baru.

18

Rotor
Align the inner lug with the notch or flat spot in the shaft and press the rotor into place

liner lug

Gambar 24. 3. Meimbersihkan rotor dengan larutan air pencuci, apabila rotor jenis resistor bersihkan rotor dengan lap kain yang dibilas dengan larutan pembersih. Setelah itu keringkan mempergunakan udara kompresor, periksa rotor dari kemungkinan patah, retak, kerak karbon dan terbakar. 4. Memasang rotor pada poros distributor menurut posisi dudukannya dengan cara menekan, pada model rotor yang lain- diikat dengan dua sekrup sebelum mengencangkan sekrup perhatikan tanda pemasangan.

BAGIAN KETIGA : MEMBERIKSA KABEL BUSI 1. Memeriksa hubungas kabel busi dengan tonjolan tower terminal pada tutup distributor dan hubungan rangkaian kabel ignition coil dengan terminal secunder, semua kabel harus terpasang dengan baik pada terminalnya. 2. Memeriksa karet pembungkus tower tonjolan pada tutup distributor tonjolan Ignition Coil dan kabel tegangan tinggi busi, semua karet dan kabel harus menempel rapat dengan dudukannya, karet pembungkus tidak boleh kasar, rapuh atau retak sebab kerusakan karet pembung kus akan menyebabkah air masuk kebagian terminal lihat gambar 8. 3. Membersihkan kabel-kabel busi dengan kain bersih yang dibilas dalam air pelarut setelah itu lap kering, periksa tahanan kabel-kabel busi, apabila menemukan kerusakan ganti dengan yang baru.

If resistance is high when measured through the cap, test just the cable to isolate the problem.

Gambar 25.
19

4. Memeriksa kabel-kabel tegangan tinggi dari kerusakan pengisolasian dengan mempergunakan alat oscilloscope, ikuti petunjuk penggunaan alat tersebut. Apabila terjadi kerusakan bocor atau retak, terlihat bunga api loncat dari daerah yang difcdeteksi oleh alat pemeriksa.Beberapa kabel yang mengalami kerusakan sebaiknya diganti. Kesimpulan dari pemeriksaan tutup distributor : .. 5. Memasang kabel busi dan karet pembungkus pada masing-masing dudukankan kabel, pada kendaraan yang dilengkapi catalytic converter, dianjurkan jangan membiarkan kabel busi dilepas lebih lama dari keperluan untuk pengetesan perkiraan tidak lebih dari 10 menit.Pemasangan yang benar pada kabel busi diperlukan untuk mencegah peyalaan silang. Terjadi ledakan dasyat.

BAGIAN KEEMPAT : PEMASANGAN KONTAK POINT DAN KONDENSOR BARU Perhatian : Lembar kerja bagian keempat, memuat materi perkuliahan pemasangan kontak point dan kondensor. pada distributor tanpa melepas distributor dari blok motor. A. Melepas platina dan kondensor dari rumah diatributor 1. 2. Melepas kabel tegangan tinggi dari busi dan ignition coil, untuk menghindari cacat tarik dari ujung karet pelindung terminalnya. Melepas tutup rumah distributor dengan melepaskan pemegang tutup distributor, lihat gambar no. 3. 4. Melepaskan rotor dari dudukan poros distributor, lihat ganbar no Melepaskan pelindung frekuensi radio dari distributor jika menggunakannya, setelah itu lepaskan sambungan kabel kondensor dari dudukan lengan platina, lihat gambar no.
20

5. Melepaskan pelat pengikat platina dari dudukannya dengan melepaskan sekrup pengikatnya, setelah itu melepaskan pengikat jepitan kondeasor lalu angkat platina sambil melepas lengan klem dan kondensor, lihat gambar no 6. Membersihkah kontak platina dari minyak dan kotoran yang menempel dengan kain lap bersih. Apabila kedua titik kontak tidak sejajar, luruskan, gunakan alat pelurus apabila memingkinkan lihat gambar no
Baut Terminal 1 Mur Dibuka 4 Kabel Dilepas

3 Kendorkan Mur Penbgunci 2 Lepaskan Kabel koil pengapian (warna Hitam)

Gambar 26. Prosedur melepaskan platina dan kondensor

B. Memasang kontak platina dan kondensor yang baru 1. Memasang kontak platina dan kondensor yang baru hindari minyak pelumas pada tempat persentuhannya dengan membersihkan terlebih dahulu pakai kain lap pembersih. 2. Gunakanlah tang kecil dalam usaha memasang pelat kontak platina, sehingga sekrup penahan kontak platina dapat dipasang tepat masuk kedalam alur, jangan lupa pelat ring plastik penyekat massa. 3. Memasang kabel ignition coil pada baut terminal, hubungkan kabel platina kebaut termainal pasang lengan kondensor pada bagian luar rumah distributor, sisipkan cincin pelat dan cincin pengunci lalu kencangkan mur pengunci. C. Menyetel Celah blok karet lengan kontak platina 1. Putar puli poros engkol dengan tangan, perguanakan kunci ring sampai nok sejajar dengan blok karet.

21

Slot untuk Obeng

Plat Platina

Celah blok karet (0,45 mm)

Skrup Penahan

Gambar 27. Prosedur penyetelan celah block karet

2. Masukkan alat ukur feeler gauge, yang telah disiapkan deagan ketebalan tertentu sesuai buku spesivikasi, sisipkan diantara blok karet dan nok masukan obeng ke slot pada plat lengan kontak platina, lakukan penyetelan dengan memutarkan pelat platina sampai kedua titik kontak berada pada posisi akan terbuka. 3. 1akukan pengencangan terakhir terhadap kedua sekrup pada penanan kontak platina, lalu periksa sekali lagi besarnya celah. REFERENSI Apabila alat ukur feeler gauge dimasukan diantara dua titik kontak, dalaim usaha penyetelan celah platina, maka oli minyak pelumas yang melumuri alat ukur akan menempel pada titik kontak, hal ini akan menyebabkan tempat persentuhan kontak platina terbakar sebelum waktunya, oleh karcna itu pergunakanlah celah blok karet untuk menyetel celah platina.

BAGIAN KELIMA : MELEPAS DAN MELEPAS KEMBALI DISTRIBUTOR Kompetensi meliputi pengetahuan dan pemahaman dari seluruh sistem, mentalitas kerja yang tinggi dapat mendukung pengetahuan dan keterampilan sehingga menjadi kekuatan yang memungkinkan teknisi menjadi tangguh dan
22

professional, perhatikanlah unit atau sistem yang sedang anda kerjakan sebelum melepaskan berilah tanda pekerjaan untuk menghasilkan kwalitas dan kecepatan yang diharapkan.

A. Tahapan pertama: melepas rumah distributor dari blok silinder. 1. Melepaskan pipa karet slang vakum advance diapragma. 2. Melepaskan kabel tegangan tinggi yang menghubungkan terminal secunder Ignition Coil dengan distributor cup. 3. Melepaskan kabel terminal negatif Ignition Coil dengan dudukan lengan contact point, perhatikan kedudukan ring plastic penyekat massa. 4. Membuka distributor cup, pisahkan dari rumah distributor lalu simpan diatas troley selanjutnya lepaskan busi silinder no 1. 5. Memutarkan poros engkol sesuai arah putaran motor sampai pada posisi top silinder no1, sambil menutup lubang, dudukan dengan jari tangan sampai tekanan udara kompresi terasa menekan keluar, yakinkankedua push rod dalam keadaan bebas. 6. Memberi tanda pada blok silinder sesuai arah rotor, untuk memungkinkan ketika pemasangan kembali distributor posisi rotor pada arah yang sama. 7. Melepaskan baut klem dudukan penjepit rumah distributor, setelah itu lepaskan rumah distributor dengan menarik keatas sambil digerak-gerakan memutar.

Gambar 28. Pemberian tanda

23

B. Tahapan kedua: memasang kembali distributor. Perhatikan tanda-tanda pemasangan yang diberikan pada saat melepas rumah distributor memasang distributor dengaa alat dan equipment yang tepat sesuai standard waktu yang ditetapkan, merupakan suatu penguasaan skill yang harus dilatih untuk dikuasai oleh seorang teknisi ottototif sesuai standar kompetensi. 1. Memeriksa paking o yang terdapat pada rumah poros distributor,tempatkan rumah distributor pada blok silinder dengan posisi yang tepat. Catatan: Posisi yang tepat dari rotor mengarah pada tower teminal sisi untuk kabel tegangan tinggi busi silinder dari tutup distributor, torak pada kondisi top dan kedua push rod dalam keadaan bebas tidak menekan. 2. Memeriksa prinsip kerja mekanisme kontak point denga memutarkan rumah distributor sampai kontak point dapat beroperasi membuka dan menutup, setel celah gap titik kontak dengan memakai thickness gauge sesuai spesifikasi. 3. Memasang kembali rumah distributor, yakinkan silinder no1 dalam kondisi top kedua push rod dalam keadaan bebas. Masukan poros rumah distributor ditekan kebawah sambil di'gerakan memutar, setelah itu periksa arah rotor pada posisi arah yang sama ketika rumah distributor dilepaskan.

Locating Lug and Notch Clip

Titik Pertemuan (Lubang Oli)

Ujung Poros pompa

Body pompa Depan

Gambar 29. Pemasangan distributor


24

4. Memasang tutup distributor pada posisi yang tepat, yakinkan ujung rotor dapat menyentuh tower terminal untuk kabel tegangan tinggi busi silinder no 1, pasang kedua pegas pengunci clip cup distributor.
Kabel Tegangan tinggi

Locating Lug and Notch

Elektroda rottor

Tutup distributor

Distributor

Gambar 30. Prosedur pemasangan tutup distributor 5. Menghubungkan kabel terminal primary negatip ignition coil, dengan lengan rumah. distributor, dudukan lengan kontak point awas ingat kedudukan ring pelastik penyekat massa. 6. Menghubungkan kabel terminal secondary Ignition Coil dengan tower terminal tengah tutup distributor. 7. Memeriksa pipa karet selang vacum, pasang ujung satu dengan vacuum advance diapragma ujung yang satunya dengan idle port karburator. 8. Memasang klem penjepit dudukan rumah distributor, ikat longgar dengan baut. untuk dikeraskan setelah dilakukan penyetelan. Baut hanya dikencangkan dengan jari sebab harus dilakukan penyetelan saat pengapian. 9. Memeriksa kembali hasil perakitan dari kermungkinan adanya komponen yang belun terpasang atau masih longgar. 10. Menghidupkan motor dengan memutarkan kunci kontak keposisi On, stel ignition timing, dwell angle dan periksa selang vakum apakah ketika pembukaan pedal gas diperbesar terjadi pengajuan pengapian. 11. Apabila motor tidak dapat dihidupkan, periksa kembali posisi kabel busi pada tutup distributor, jika ada reaksi kegagalan periksa kembali pemasangan distributor berdasarkan procedure penempatan.

25

Putar rotor 10

Flens

Blok silinder

Masukan diatas 30 mm

Pertahankan agar distributo parallel dengan blok silinder

Rotor harus menghadap busi no 2

Tidak boleh ada jarak antara Flens dengan Blok silinder

Gambar 31. Prosedur pemasangan distributor Catalan : Jika ada reaksi kegagalan terladi ledakan dibagian muffler, sebagai isyarat pemasangan kabel busi tidak sesuai firing order. Apabila terjadi jilatan api pada karburator lakukan, penyetelan katup. BAGIAN KELIMA PENGAPIAN Langkah Kerja : 1. Hidupkan motor sampai suhu kerja dari motor dapat dicapai. 2. Hentikan motor dengan memutar kunci kontak pada posisi off, lalu pasangkan alat ukur tachometer dan timing light: a. Hubungkan kabel timing light ke terminal batere lead positif dan negatip, atu lagi klem kabel tegangan tinggi busi silinder no 1
26

PEMERIKSAAN

DAN

PENYETELAN

WAKTU

b. Hubungkan kabel penerima tachometer ke terminal positif ignition coil dan massa. c. Tanyakan pada instruktur mengenai cara-cara penggunan timing light atau tachometer mungkin berbeda tergantung merk pabrik. 3. Hidupkan motor lakukan putaran ldling, jika tachometer menunjukkan rpm yang berbeda dari rpm spesicvikasi, lakukanlah penyetelan dengan memutarkan sekrup penyetel kecepatan idling pada karburator. a. Jika Idling terlalu tinggi mekanisme advancer akan bekerja berarti penyetelan waktu saat pengapian tidak dapat dilakukan. b. Sekrup penyetelan idling pada karburator berbeda beda menurut merk kendaraan, oleh karena itu tanyakan kepada instruktur apabila akan melakukan penyetelan. c. AC sebaiknya dimatikan sewaktu melakukan penyetelan putaran idling. 4. Memeriksa waktu saat pengapian menggunakan timing light. a. Sorot tanda waktu pengapian menggunakan timing light untuk melihat tanda alur pada pulli poros engkol, dengan tanda diblok motor. Untuk kendaraan tertentu tanda waktu pengapian ditempatkan pada flywheel kalau belum mengetahui tanya instruktur.

untuk silinder no 1

Gambar 32. Pengukuran waktu pengapian

b. Apabila tanda pembacaan kotor sehingga sulit dilakukan matikan motor. Tanda waktu pengapian dibeersihkan dengan kain untuk pembacaan yang lebih jelas goresan kapur tulispada tanda tersebut.

27

c. Jika alur pada puli poros engkol tidak tepat pada masing-masing tanda yang tersedia tidak sesuai spesivikasi. Kendurkan baut klem distributor sehingga dapat digeser memutar dengan mudah. d. Sambil timing ligth menyoroti tanda saat pengapian, putar rumah distributor sedikit demi sedikit dalam usaha meluruskan alur pada puli poros engkol dengan tanda waktu pengapian spesivikasi. Catatan: Jangan menyetel saat pengapian dengan memutarkan alat pemilih Oktan e. Kencangkan dengan baik baut klem dudukan distributor periksa kembali saat pengapian. f. Lakukan test dwell angle dengan alat ukur dwell meter apabila besaran dwell lebih besar darl sepesivikasi perkecil ukuran celah blok karet. Tetapi sebaiknya jika besaran dwell lebih kecil dari spesivikasi, perbesar ukuran celah blok karet.

Tempatkan blok karet diantara puncak-puncak nok dengan jalan memutar puli poros engkol

Gambar 33. Dwell angel g. Oleskan pada Cam lobe dengan gemuk stempet apabila terlalu banyak berhamberhamburan keplatina menyebabkan keausan yang lebih cepat, jumlah yang cocok asal mengenai blok karet saja. h. Lakukan test, jalan untak memastikan hasil pekerjaan troubel shooting.

28

BAGAIAN KEENAM : SISTEM BAHAN BAKAR A. POMPA BAHAN BAKAR Gamb 6-1

1. Pompa bahan bakar 2. Gasket 3. Isolator

Gamb 6-2

PEMERIKSANAAN KEKEDAPAN UDARA

Perhatian: Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap pompa bahan bakar, lakukan hal-hal berikut:
Kembali Inlet Outlet Katup Isap Membran Lubang Angin Perapat Oli Katup tekan

1. Alirkan sedikit bahan bakar pada pompa untuk mengetahui bahwa perapat katup terpasang dengan baik (parapat katup yang kering mungkin tidak merapat dengan senpurna). 2. Tanpa menutup pipa, gerakan tuas pompa dan perhatikan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menggerakan pompa dan besarnya gerak bebas lengan. Tenaga ini harus sama dengan tenaga yang dipergunakan dalam melakukan pemeriksaan

Lengan

29

Gamb 6-3 1. Periksa katup hisap. Tutup pipa tekan dengan jari dan periksa bahwa gerak bebas atau gerakan lengan tuas bertambah besar dan bahwa lengan tuas bergerak dengan bebas (gerakan
Bebas

bebas tanpa tenaga penghalang).

Gamb 6-4.

2. Periksa katup tekan.


Tutupkan pipa hisap dengan jari dan periksa bahwa lengan terkunci (tidak bekerja dengan tenaga yang sama dengan tenaga waktu pemeriksaan terdahulu di atas).
Terkunci

Catatan : Jangan sekali-kali menggunakan tenaga yang lebih besar pada (hal dari waktu ini tenaga yang

digunakan pendahuluan.

pemeriksaan berlaku untuk

pemeriksaan pada langkah 3 dan 4).


Gamb 6-5

3. Periksa memberan.
Tutup pipa hisap dan pipa tekan kemudian periksa bahwa lengan pompa terkunci. Catalan Jika ketiga pemeriksaan ini tidak sesuai spesifikasi, perapat body dan bak
Terkunci

atas berarti rusak.

Gamb 6-6

4. Periksa perapat oli.


Tutup lubang angin dengan jari dan periksa bahwa lengan pompa terkunci.

Terkunci

30

SIRKUIT KARBURATOR
Gamb 6-7

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Power piston Slow jet Katup solenoid Breaker c uk Nozel utama primer Katup c uk Jet pompe Nozel utama sekunder Pemberat (disc harge weight) Plunyer pompa Katup termostart Katup jarum

13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.

Pelampung Power valve (katup tenaga) Jet utama primer Power jet (jet penambah tenaga) Sekrup peny etel campuran idle Sumbat Slow port Idle port Katup trotel primer Katup trotel s sk under Katup putaran tinggi Jet utama sekunder

Corong udara

1. Bongkar corong udara (Air Horn) menurut urutan seperti tampak pada gambar.
Gamb. 6.8

1.Slang & katup temostart 2.Sekrup lengan pompa 3.Penghubung pompa

4.Penghubung idle tinggi 5.Corong udara (air horn)

GUNAKAN SST (09560 -11011) UNTUK SERVIS KARBURATOR

31

3. Bongkar komponen berikut menurut urutan seperti tampak pada gambar. Gamb 6-9

8. Pelampung & pen pivot pelampung 9. Katup Jarum 10.Plunyer pompa 11.Power piston & pegas

12. Sekrup katup 13. Katup cuk 14. Poros katup cuk 15. Pegas pembebas katup cuk

Gamb 6-10 Buka dudukan katup jarum dengan SST (09860-110111)

Gamb 6-11 Untuk membuka katup cuk, pahatlah ujung sekrup penyetel. Catalan Ini hanya dilakukan apabila perlu

menggantikan katup cuk atau porosnya.

32

BODY Bongkar komponen berikut menurut urutan aeperti pada gambar Gamb 6-12

1. Pemberat & bola baja pompa akselerasi 2. Pegas penahan pompa & bola baja 3. Slow jet 4. Katup power & Power jet 5. Jet utama Primer

6. Jet utama sekunder 7. Venturi kecil Primer 8. Venturi Kecil Sekunder 9. Tutup Katup termostart 10.Katup Selenoid

Gamb 6-13
Baliklah karburator dan keluarkan beban pemberat pompa A dan bola baja B

- PerhatianHati-hati agar bola baja tidak hilang.

33

Gamb 6-14 Dengan menggunakan penjepit, keluarkan penahan bola A dari baglan bawah silinder pompa. Balikkan karburator dan keluarkan bola baja B.

Gamb 6-15 Buka slow jet menggunakan SST (09860- 11011)

Gamb 5-16 Buka katup power mengunakan SST (09860-11011)

Gamb 6-17 Buka jet-jet utama primer dan sekunder dan gasket

34

Flens
Bongkar komponen berikut menurut urutan seperti tampak pada gambar. Gamb. 6-18

1. Sekrup penyetel campuran idle 2. Baut 3. Baut saluran vakum

Gamb. 6 19 Buka sekrup penyetel campuran idle dengan menggunakan obeng

Gamb 6-20 Buka dua baut dengan menggunakan SST (09860-11011)

35

Gamb 6-21 PEMERIKSAAN Perhatian: 1. Sebelum komponen-kornponen diperiksa, bersihkan terlebih dahulu dengan bensin. Dengan menggunakan udara tekan, tiupkan semua kotoran dan benda lain dari jet dan komponen lainnya dan dari aliran bahan bakar serta celah-celah pada body. 2. Jangan sekali-kali membersihkan jet dan permukaan bagian lain menggunakan kawat atau mata bor Karena ini dapat menyebabkan bertambah lebamya lubang serta penggunaan bahan bakar yang lebih boros. Gamb 6-22 Periksa komponen berikut; kalau ada yang rusak harus diganti.

Gamb 6-23 Komponen Corong Udara (Air Horn) 1. Perhatikan bahwa power piston bergerak dengan lembut. 2. Periksa komponen corong udara

kemungkinan retak, cacat dan aus pada lubang poros cuk.

Gamb 6-24 Periksa pelampung dan pen pivot

kemungkinan aus atau pecah.

36

Gamb 6-25 4. Saringan: berkarat, pecah. 5. Permukaan katup jarum. 6. Dudukan katup jarum. 7. Power piston : tergores, aus berlebihan pegas power piston patah atau bengkok.

Gamb 6-26 Katup cuk : berubah bentuk. Poros cuk aus bengkok atau terpasang dengan sempuma pada rumahnya.

Gamb 6-27 Komponen-komponen Body 1. Body: retak, tergores permukaan

dudukan, ulir rusak atau tersumbat.

Gamb 6-28 Venturi : cacat atau tenumbat.

37

Gamb 6-29 3. Jet: Tempat persinggungan cacat, ulir cacat atau tersumbat atau celah untuk obeng rusak. 4. Katup power: membuka dan menutup tidak sempurna, tempat persinggungan dan ulir cacat atau tersumbat. Gamb 6-30 5. Pompa akseterasi Pegas penahan pornpa: berubah bentuk, berkarat. Check Ball pompa: cacat, berkarat plunyer pompa: aus pada bagian yang

bersinggungan, kulit berubah bentuk atau rusak. Gamb 6-31 Componen-komponen Flens 1. Flens: retak, tempat persinggungan dan ulir cacat atau aus pada bantalan poros trotel.

Gamb 6-32 Katup trotel : katup aus atau berubah bentuk, aus, bengkok, terpuntir atau gerakan yang salah di bagian dalam poros rumah.

38

Gamb 6-33 3. Sekrup penyetel campuran idle: Ujung bagian yang tirus atau ulir yang cacat.

Gamb 6-34 Pengatur Posisi Trotel & Breaker Cuk Hubungkan slang pada memberan lalu hisap. Memberan harus bergerak. Jika tidak, harus diganti.

Gamb 6-35 Katup Solenoid. Periksa kerja katup solenoid. Hubungkan kawat dengan terminal positif baterai dan body dihubungkan dengan masa. Katup jarum harus tertarik.

MERAKIT FLENS Rakit komponen berikut menurut urutan seperti pada gambar. Gamb 6-36

1. Baut Baut Saluran vakum 3. Sekrup penyetel campuran idle

39

Gamb 6-37 Rakit baut saluran vakum pada posisi seperti pada gambar. Catalan: Pakailah gasket yang baru.

Gamb 6-38 Kencangkan baut mengggunakan SST (09860-11011]

Body
Rakit komponen berikut menurut urutan seperti berikut
Gamb 6-39

1. Jet utama primer 2. Jet utama sekunder 3. Power valve & power jet 4. Slow jet 5. Venturi kecil primer

6. Venturi kecil sekunder 7. Pegas penahan pompa & bola baja 8. pemberat & bola baja 9. Tutup Katup termostart 10. Katup selenoid

40

Gamb 6-40 Pasang jet utama dengan gasket yang baru. Jet primer - kuningan Jet sekunder Chrom

Gamb 6-41 Pasang komponen berikut seperti diperlihatkan oleh gambar. Slow jet Power valve (Katup tenaga)

Gamb 6-42 Pasang bola inlet pompa, bola outlet pompa dan pemberat (discharge weight) - Catalan Ada 2 ukuran bola: Bola besar : untuk outlet pompa Bola kecil : untuk inlet pompa

Gamb 6-43 Tutup pemberat (discharge weight) dengan ibu jari lalu masukkan sedikit bahan bakar kedalam ruang pelampung. Tekan pompa akselerasi lalu periksa apakah ada bahan bakar yang menyembur dan nozel.

41

Corong udara (Air Horn) Rakitlah komponen berikut menurut udara seperti tampak pada gambar.
Gamb 6-44

1. Pegas pembebas katup cuk 2. Poros katup cuk 3. Katup cuk 4. Sekrup cuk 5. Power piston & pegas 6. Katup jarum 7. Pelampung & pen pivot pelampung

8. Plunyer pompa 9. Corong udara 10.Tuas penghubung idle tinggi 11. Tuas penghubung pompa 12. Sekrup pengatur lengan pompa 13. Slang & katup termostart

42

Gamb 6-45 Pasang katup cuk kemudian kelinglah ujung sekrupnya.

Gamb 6-46 Pasang power piston dan pegas

Gamb 6-47 Pasang dudukan kaTup, katup jarum, pegas dan pen pendorong secara berurutan.

Gamb 6-48 Ste! posisi pelampung 1. Usahakan agar pelampung menggantung dengan beratnya sendiri. 2. Periksa celah antara ujung pelampung dan corong udara menggunakan SST (0924000014) Celah dalam posisi terangkat: Serie 2K, 3K-C & '3K Serie 4K, 5K 6,0 mm 7,5 mm

43

Gamb 6-49
A

- Catalan Pengukuran ini dilakukan tanpa ada gasket pada body corong udara (air horn). 3. Stel celah dengan membengkokkan

pelampng di bagian A seperti pada gambar.

Gamb 6-50 Stel posisi rendah dan pelampung. 1. Angkat pelampung dan periksa celah antara plunyer katup jarum dan ujung pelampung dengan SST (09240 - 00020] Celah dalam posisi rendah: Serie 2K, 3K Serie 4K & 5K Gamb 6-51 0,9 mm 0,6 mm

2. Stel cetah dengan membengkokkan bagian B dari pelampung seperti pada gambar.

Gamb 6-52 Rakit body dan corong udara dengan gasket yang baru. Perhatian: 1. Hati-hati jangan merusak kulit plunyer Pompa. 2. Rakit corong udara dengan jet pompa terpasang dengan tepat.

44

Gamb 6-53 PENYETELAN Gunakan SST [09240 00014] dan

[0924000020] untuk penyetelan.

Gamb 6-54 1. Pembukaan katup trotel primer. (1) Buka penuh katup trotel primer (2) Periksa sudut pembukaan katup trotel primer. Sudut pembukaan: 90

Gamb 6-55 (3) Penyetelan dilakukan dengan

membengkokkan stoper tuas trotel.

Gamb 6-56 2. Pembukaan katup trotel sekunder. (1) Buka sepenuhnya katup trotel sekunder. (2) Periksa sudut pembukaan katup trotel sekunder. Sudut pembukaan: 90

45

Gamb 6-57 (3) Penyetelan dilakukan dengan

membengkokkan link 1 poros trotel.

Gamb 6-58 3. Idle tinggi (1) Tutup sepenuhnya katup cuk dengan memutar tuas poros cuk.

Gamb 6-59 (2) Pada saat ini, periksa sudut pembukaan katup trotel primer dengan SST. (0924000014) Sudut idle tinggi: 26

Gamb 6-60 (3) Stel dengan membengkokkan sekrup senyetel A dari idle tinggi. Perhatian: Masih harus terdapat celah setelah

penyetelan. Pastikan bahwa, masih terdapat sisa celah setelah penyetalan.

46

Gamb 6-61 4. Sekrup penyetel campuran idle (1). Kencangkan sekrup penyetel campuran idle hingga posisi tertutup kembali penuh, dengan

kemudian

kendorkan

obeng atau SST (MEE) SST [09243 - 00020] Kira-kira = 3 putaran - Perhatian Hati-hati jangan mengencangkan sekrup terlalu kuat, hal ini merusak ujung sekrup. Gamb 6-62 (2) Pasangkan tutup pembatas pada sekrup penyetel campuran idle. (Hanya Swedia)

Gamb 6-63 5. Pompa akselerasi. Stel langkah pompa dengan

membengkokkan bagian A seperti pada gambar. Langkah (stroke) pompa gas: 2K.4K&5K 3K-C & 3K-H - Catatan Setelah penyetelan, jangan lupa memeriksa tuas apakah bekerja dengan halus. Gamb 6-64 Choke breaker (1) Tutup penuh katup cuk-nya. (2) Berikan vakum pada choke breaker dan periksa celah katup cuk. Celah choke breaker: 2.22 - 2,32 mm (0,0874-0,0913 in.) 4,85mm 3,25 mm

47

Gamb 6-65 (3) Setel-lah dengan membengkokan link penghubung A

48

MEMO

49

You might also like