Professional Documents
Culture Documents
SMK ……………………………
TAHUN 2006 - 2010
Disusun oleh:
SMK ………………
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI
PROPINSI DKI JAKARTA
2005
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
B. Permasalahan
Berisi rumusan masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah dengan
memperhatikan kondisi eksisting yang ada, rumusan masalah menggunakan kalimat
Tanya?
C. Tujuan
Berisi tujuan diselenggarakannya penyusunan rencana strategis sekolah.
BAB II
PROFIL SEKOLAH
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah :
NSS :
Alamat Sekolah :
Telp.
E-mail
SK Pendirian (nomenklatur baru) :
B. Bidang/Program Keahlian:
C. Identitas Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah:
NIP :
Nomor SK Pengangkatan :
Tanggal :
TMT :
D. Data Siswa
Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
No. Program Keahlian Jumlah Jumlah Jumlah
Kelas Siswa Kelas Siswa Kelas Siswa Kelas Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah
E. Data Tenaga Kependidikan
Jenjang Pendidikan
No. Kelompok Guru > S1 S1 D3/D4 <D3 Jumlah
1. Produktif
2. Adaptif
3. Normatif
4. BP/BK
Jumlah
1. Tanah Bersertifikat
2. Bangunan
1. Ruang Teori
2. Ruang Lab. Fisika
3. Ruang Lab. Matematika
4. Studio Gambar
5. Bengkel Konstruksi Bangunan
6. Bengkel Konstruksi Kayu
7. Bengkel Mesin Perkakas
8. Bengkel Mekanik Otomotif
9. Bengkel Listrik
10. Bengkel Elektronika
11. Ruang Perpustakaan
12. Ruang Lab. Bahasa
13. Ruang Komputer
14. Ruang Serbaguna
15. Ruang Kepala Sekolah
16. Ruang Wakil Kepala Sekolah
17. Ruang Guru
18. Ruang Tata Usaha
19. Ruang reproduksi
20. Ruang KM/WC Guru
21. Ruang Tamu
22. Ruang Pantri/Saji
23. Ruang BP/BK
24. Ruang UKS
25. Ruang OSIS
26. Ruang Koperasi
27. Ruang Kantin
28. Ruang Ibadah
29. Ruang Media Pendidikan
30. Ruang Gudang
31. Ruang KM/WC Siswa
32. Ruang Ganti Pakaian
33. Ruang Bangsal Kendaraan
34. Menara Pompa Air
35. Ruang Diesel
36. Gardu Jaga
37. Rumah Penjaga
4. Taman
5. Jalan
6. Parkir Kendaraan
BAB III
KAJIAN TERHADAP PROGRAM KERJA SEKOLAH
A. Core Business
B. Core Competencies
Kompetensi Profesional Kompetensi Sosial Kompetensi Individual
Sesuai program keahlian
yang diselenggarakan
C. Mandat
Setiap organisasi senantiasa berhadap dengan mandat formal dan mandat informal.
Mandat formal adalah mandat yang harus dilakukan oleh suatu organisasi yang
datang dari organisasi di atasnya, pada umumnya mandat formal ini tertuang dalam
surat-surat keputusan atau peraturan-peraturan. Mandat informal adalah mandat yang
datang dari stakeholder baik eksternal maupun internal yang tidak tertuang dalam
peraturan-peraturan namun berbentuk norma-norma. Mandat menegaskan apa yang
harus dilakukan oleh organisasi berdasarkan tuntutan-tuntutan dari stakeholder
eksternal, yang selanjutnya sebagai landasan bagi organisasi dalam menyusun
misinya.
Mandat formal:
Mandat ini datang dari pemerintah (Departemen Pendidikan Nasional, Dinas
Pendidikan Menengah dan Tinggi Propinsi DKI Jakarta) yang tertuang baik dalam
undang-undang sistem pendidikan nasional, peraturan pemerintah maupun
keputusan menteri, serta keputusan-keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Menengah dan Tinggi. Mandatnya berbunyi:
Sekolah menengah kejuruan memperoleh mandat dari pemerintah untuk
melaksanakan pendidikan dalam rangka menghasilkan tamatan menjadi tenaga
kerja tingkat menengah untuk bekerja pada suatu bidang keahlian tertentu,
mengisi kebutuhan tenaga kerja pembangunan pada masa sekarang dan masa yang
akan datang, mampu berwirausaha dan berkompetisi pada pasar kerja nasional,
regional dan internasional.
Dsb.
Mandat informal:
Dari dunia usaha/industri:
Berisi Harapan Kalangan industri terhadap sekolah
Mandat dari masyarakat:
Berisi harapan masyarakat (para orang tua siswa) terhadap sekolah.
Masyarakat sekitar:
Berisi harapan masyarakat sekitar terhadap sekolah ,
Masyarakat sekolah:
Berisi harapan masyarakat internal sekolah
D. Analisa Stakeholder
Berisi pihak-pihak yang berpengaruh terhadap beroperasinya sekolah, misal:
1. Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional dengan leading sector
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan;
2. Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Propinsi DKI Jakarta dengan leading
sektor Subdinas Pendidikan SMK;
3. Suku Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Jakarta Utara;
4. dsb.
F. Misi
Berisi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan visi di atas,
misal:
5. Pengembangkan pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada masyarakat
sekolah;
6. Pembinaan budaya unggul dan kompetisi pada masyarakat sekolah;
7. Penerapan manajemen berbasis sekolah
8. Penanaman budaya professional pada masyarakat sekolah
9. Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Berstandar Nasional dan
Internasional;
10. dst.
G. Nilai-nilai
Berisi nilai-nilai yang dipelihara dan dijunjung tinggi oleh masyarakat sekolah
misal,
Profesionalitas;
Komitmen tinggi;
Kemandirian(kewirausahaan)
Berdaya kompetisi regional dan global;
Dsb.
H. Tujuan Sekolah
11. Jangka Panjang
Berisi tujuan jangka panjang sekolah ( 5 tahun ke depan)
12. Jangka Pendek
Berisi serangkaian tujuan jangka pendek yang diwujudkan dalam tahunan, misal:
a. Membentuk pokja/tim kecil, sebagai pionir dalam mengimplementasikan
budaya professional;
b. Menjaring calon siswa yang berkualitas;
c. Menganalisis dan mensinkronkan kurikulum dengan tuntutan standar
kompetensi nasional dan internasional;
d. Meningkatkan kompetensi guru produktif dan adaptif melalui sertifikasi
kompetensi;
e. Dsb.
BAB IV
ANALISIS
Kelemahan Ancaman
B. Matriks Penentuan Peringkat Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Vertical Blank
Hirisontal Cross
Total
Peringkat
Vertical Blank
Horizontal cross
Total
Vertical Blank
Horizontal Cross
Total
Vertical Blank
Horizontal Cross
Total
Kekuatan:
-Kepala Sekolah 0.20 5 1.00 1
-Pembelajaran Berbasis Kompetensi 0.10 4 0.40 2
-Komitmen Guru 0.15 4 0.60 3
-Manajemen Berbasis Se kolah 0.10 3 0.30 4
-Pendidikan Sistem Ganda 0.05 3 0.15 5
Kelemahan
-Kompetensi Guru 0.15 -3 -0.45 1
-Hasil Ujian Nasional 0.06 -2 -0.12 2
-Peralatan Praktek 0.10 -3 -0.30 3
-Semangat Belajar 0.05 -4 -0.20 4
-Operasional APBD 0.04 -3 -0.12 5
Sub total 0.40 -1.19
Total IFAS 1.00 1.26
Peluang:
-Kerjasama D Usaha/D Industri 0.20 5 1.00 1
-Perkembangan Teknologi 0.10 4 0.40 2
-Kepercayaan Masyarakat 0.15 4 0.60 3
-Otonomi Daerah 0.10 3 0.30 4
-Block Grand APBN 0.05 3 0.15 5
PELUANG
AGRESIF
TURN AROUND
( 1.16 , 1.10)
KELEMAHAN KEKUATAN
DEFENSIF DIVERSIFIKASI
ANCAMAN
Kesimpulan:
S2 – O2:
Isu Strategis:
Bagaimana SMK …….. Jakarta mengembangkan pembelajaran berbasis
kompetensi untuk materi produktif agar senantiasa relevan dengan perkembangan
teknologi yang ada?
Strategi:
Melaksanakan/meningaktkan kerjasama dengan dunia usaha/industri sebagai
institusi pasangan dalam penyusunan program dan pengendalian pembelajaran.
S4 – O3:
Isu Strategis:
Bagaimana SMK ……….. Jakarta dengan manajemen berbasis sekolah mampu
meningkatkan kepercayaan masyarakat sehingga menyekolahkan anaknya ke
SMK ……… Jakarta?
Strategi:
Menyediakaan program-program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan lapangan kerja.
2. Area Mobilization
W1 – O1:
Isu Strategis:
Bagaimana SMK ……….Jakarta mengatasi kelemahan rendahnya kompetensi guru
melalui kerjasama dengan dunia usaha/industri?
Strategi:
Menyelenggarakan program diklat peningkatan kompetensi guru kerjasama dengan dunia
usaha/industri melalui program magang,
W3 – O4:
Isu Strategis:
Bagaimana SMK ………. Jakarta mengatasi kekurangan peralatan praktek dengan
memanfaatkan peluang kebijakan otonomi daerah?
Strategi:
Mengajukan proposal pengadaan peralatan praktek kepada Dinas Dikmenti
Propinsi DKI Jakarta mengacu kepada tuntutan standar kebutuhan kurikulum.
W4 – O2:
Isu Strategis:
Bagaimana SMK ……… Jakarta mengatasi rendahnya semangat belajar para siswa
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada?
Strategi:
Mengembangkan materi-materi pembelajaran yang dikemas dalam bentuk CD,
agar pembelajaran lebih menarik.
3. Area Investment/Divestment
S1 – T1:
Isu Strategis:
Bagaimana SMK ……..Jakarta dengan kemampuan kepala sekolah mengantisipasi
lesunya dunia usaha/industri saat sekarang ini?
Strategi:
Meningkatkan efektivitas pembelajaran praktek di sekolah dan mengembangkan unit
produksi sekolah.
S3 – T3:
Isu Strategis:
Bagaimana SMK ……….. Jakarta dengan komitmen guru yang dimiliki mengantisipasi
diselenggarakannya program keterampilan pada SMU?
Strategi:
Membangun kesadaran kepada para guru kemungkinan terjadinya kompetisi antara
tamatan SMK dengan tamatan SMU program keterampilan dalam mencari pekerjaan,
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan komitmen bagi para guru untuk memberikan
materi pembelajaran yang sebaik-baiknya.
S4 – T2:
Isu Strategis:
Bagaiamana SMK …………. Jakarta mengembangkan manajemen berbasis sekolah
untuk mengantisipasi menurunnya kemampuan masyarakat dalam membiayai
pendidikan?
Strategi:
Memberdayakan komite sekolah untuk melakukan penggalian dana dari sumber lain yang
halal, disamping memaksimalkan beroperasinya unit produksi sekolah.
W1 – T1:
Isu Strategis:
Bagaimana SMK ……… Jakarta menanggulangi rendahnya kompetensi guru dan
mengantisipasi kelesuan dunia usaha?
Strategi:
Hal perlu dilakukan adalah mengembangkan musyawarah guru mata pelajaran inter dan
antar sekolah, serta mengembangkan unit produksi sekolah sebagai wahana peningkatan
kompetensi guru.
W2 – T5
Isu Strategis:
Bagaimana SMK ………. Jakarta menanggulangi hasil ujian nasional yang rendah
dengan tidak mengabaikan kompetitor sejenis?
Strategi:
Meningkatkan proses pembelajaran dengan menambah jumlah jam tatap muka dan
memberikan latihan-latihan soal secara efektif.
W5 – T2
Isu Strategis:
Bagaimana SMK ………. Jakarta menanggulangi rendahnya dukungan dana operasional
yang bersumber dari APBD dan menghadapi menurunnya kemampuan masyarakat?
Strategis:
Membuat analisis kebutuhan operasional pendidikan secara rasional, selanjutnya diajukan
kepada Dinas Dikmenti Propinsi DKI Jakarta, disamping melakukan penggalian sumber
lain pengembangan unit produksi sekolah.
5. Isu Strategi
A. Kesimpulan
Melalui perencanaan strategis kita dapat mengetahui hal-hal penting yang
sesungguhnya dihadapi oleh suatu organisasi seperti pada sekolah menengah
kejuruan, dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan internal, peluang dan ancaman
eksternal serta dengan mempertimbangkan mandat, misi dan nilai-nilai yang ada kita
dapat merumuskan isu-isu strategis.
Selanjutnya dari isu-isu strategis yang ada kita menyusun formula strategi untuk
menanggulangi isu-isu tersebut, dan dari formula strategi inilah kita jabarkan ke
dalam program-program strategis dengan mempertimbangkan skala prioritas berdasar
sumber daya yang kita punya.
Keberhasilan dari suatu perencanaan strategis tidak berhenti pada tataran konsep
di atas kertas, akan tetapi diperlukan komitmen bersama dari para stakeholder dan
pelaksana agar sasaran dan tujuan organisasi dapat tercapai.
Perencanaan strategis tidak menggantikan program kerja yang bersifat reguler
karena memiliki dasar pijakan yang berbeda. Perencanaan strategis lebih fokus
terhadap masalah-masalah yang strategis yang dihadapi organisasi, sedang program
kerja baik jangka panjang atau tahunan merupakan wujud pelaksanaan dari tugas
pokok dan fungsi organisasi, kurang mempertimbangkan faktor-faktor kritis yang
dihadapi organisasi.
B. Saran-saran
Demi terealisasinya rencana strategis secara implementatif di sekolah seyogyanya
melibatkan segenap komponen stakeholder, sehingga komitmen yang sudah dibangun
dalam proses perencanaan, dapat tetap dipelihara atas dasar tanggung jawab bersama
sampai pada pelaksanaan program-program yang disusun.
--SHR--