You are on page 1of 6

DESAIN DAN IMPLEMENTASI DC TO DC CONVERTER DENGAN METODE SWITCHED CAPACITOR CIRCUIT (DESIGN AND IMPLEMENTATION DC TO DC CONVERTER USING SWITCHED

CAPACITOR) Zainul M. Pulungan1, M. Sarwoko, ST., MT.2, Ekki Kurniawan, ST.,MT.3 Fakultas Elektro dan Telekomunikasi, Institut Teknologi Telkom Bandung ABSTRAK Seiring dengan kemajuan zaman dalam bidang elektronika, berbagai macam perangkat elektronika diciptakan dengan bermacam macam model dan kegunaan untuk membantu manusia dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Dari berbagai ragam barang atau peralatan elektronik yang kita jumpai saat ini, akan kita dapati bahwa hampir semua bagiannya dijalankan oleh sumber tenaga satu arah (DC) seperti pengatur kecepatan motor DC, mobil listrik, Baterai charger, peralatan elektronika, regulator untuk beterai pada pembangkit, robot, dan industri kimia. Penyediaan sumber tenaga DC tersebut memiliki besar tegangan input yang berbeda-beda. Untuk mengubah besar tegangan input tersebut dapat memanfaatkan beberapa komponen seperti induktor yang dapat menyimpan muatan dalam bentuk medan magnet dan kapasitor yang dapat menyimpan muatan dalam bentuk medan listrik. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah DC to DC Converter yang memiliki tegangan input 12 volt. Untuk menaikkan (stepup) atau menurunkan (stepdown) tegangan output digunakan 2 buah kapasitor menggunakan metode switching karena dapat mengubah susunan kapasitor dari seri ke pararel atau pararel ke seri dan dapat menghemat energi selama pemakaian. Mosfet digunakan sebagai saklar (switching) yang dikendalikan oleh NE555 sebagai astabil multivibrator dengan frekuensi switching 32,5 KHz. Dari pengujian dan analisis yang telah dilakukan, tegangan output yang dihasilkan dari masing-masing perangkat adalah sebesar 6 V dan 24 volt. Hasil tersebut sesuai dengan penggunaan 2 buah kapasitor secara switching. Dengan menganalisis rangkaian tersebut, untuk menaikkan (stepup) atau menurunkan (stepdown) tegangan output DC Converter bergantung pada jumlah dan tegangan breakdown kapasitor. . Kata kunci : DC to DC Converter, Switched capasitor circuit, stepup, stepdown ABSTRACT Along with the development of civilization in the fields of electronics, a wide range of electronic devices are created with a wide - range of models and usability to help humans in solving existing problems. Of the various kinds of goods or electronic devices that we encounter today, will we find that almost all its parts are run by one-way power source as DC motor speed control, electric cars, battery chargers, electronic equipment, battery charge regulator for the generator, robots, and industrial chemicals. Provision of a DC power source has a large input voltage varies. To change the input voltage is large can take advantage of several components such as inductors that can store charge in a magnetic field and capacitors that can store charge in the form of an electric field. In this final project designed a DC to DC Converter with input voltage of 12 volts. To stepup or stepdown voltage output capacitors used 2 pieces with to engineer the circuit switching method because it can change the order of the capacitor of the series to parallel or parallel to the series and can save energy long usage. MOSFETs used as switches (switching) which is controlled by an astable multivibrator with NE555 as 32.5 KHz switching frequency. Of testing and analysis has been performed, the resulting output voltage of each device is 6 V and 24 volts. These results are in accordance with the use of 2 pieces of capacitors in switching. By analyzing the circuit, to stepup or stepdown DC Converter output voltage depends on the amount and breakdown voltage of the capacitor. Keywords: DC to DC Converter, Switched capacitor circuit, stepup, stepdown BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman dalam bidang elektronika, berbagai macam perangkat elektronika diciptakan dengan bermacam macam model dan kegunaan untuk membantu manusia dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Dari berbagai ragam barang atau peralatan elektronik yang kita jumpai saat ini, akan kita dapati bahwa hampir semua bagiannya dijalankan oleh sumber tenaga satu arah (DC) seperti pengatur kecepatan motor DC, mobil listrik, Baterai charger, peralatan elektronika, regulator untuk beterai pada pembangkit, robot, dan industri kimia. Penyediaan sumber tenaga DC tersebut memiliki besar tegangan input yang berbeda-beda. Untuk mengubah besar tegangan input tersebut dapat memanfaatkan beberapa

komponen seperti induktor yang dapat menyimpan muatan dalam bentuk medan magnet dan kapasitor yang dapat menyimpan muatan dalam bentuk medan listrik. Kedua komponen tersebut memiliki sifat yang berbeda jika dialiri sumber searah, yaitu induktor akan mengalami short circuit, sedangkan kapasitor akan mengalami open circuit. Sifat dari kapasitor tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pengubahan daya yaitu penaikan tegangan dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi dari tegangan masukan (stepup) dan penurunan tegangan dimana tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan masukan (stepdown). Rangkaian tersebut dapat menggunakan metode switching karena dapat mengubah susunan kapasitor dari seri ke pararel atau pararel ke seri dan dapat menghemat energi selama pemakaian. Untuk mendapatkan suatu alat yang dapat menaikkan (stepup) atau menurunkan (stepdown) tegangan tersebut maka dalam tugas akhir ini akan dirancang dan direalisasikan sebuah sistem DC to DC Converter dengan metode switched capasitor circuit. 1.2 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah a. Merancang DC to DC Converter dengan metode switched capasitor circuit. b. Merealisasikan DC to DC Converter dengan metode switched capasitor circuit. c. Menguji dan menganalisis DC to DC Converter dengan metode switched capasitor circuit yang telah direalisasikan. 1.3 Perumusan Masalah Perumusan masalah yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah: a. Bagaimana menentukan rangkaian DC to DC Converter dengan metode switched capasitor circuit yang akan diirealisasikan. b. Bagaimana merancang dan merealisasikan DC to DC Converter dengan metode switched capasitor circuit. c. Bagaimana menganalisis DC to DC Converter dengan metode switched capasitor circuit yang telah direalisasikan. 1.4 Batasan Masalah Batasanbatasan masalah yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah: a. Rangkaian DC to DC Converter hanya menggunakan metode switched capasitor circuit. b. Sinyal Pembangkit Pulsa (Astabil multivibrator) menggunakan hanya IC NE555 dengan frekuensi switching maksimal 32,5 KHz. c. Tugas akhir ini masih dalam proses penelitian sehingga beban yang digunakan hanya berupa resistor.

Input tegangan berasal dari power supply dengan besar 12 volt. e. Alat hanya mampu untuk menaikkan (stepup) atau menurunkan (stepdown) tegangan sebesar 2 kali tegangan input karena keterbatasan jumlah dan tegangan breakdown dari kapasitor. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini meliputi: 1. Studi literatur 2. Melakukan diskusi ilmiah 3. Perancangan rangkaian dengan pengukuran objek secara cermat dan simulasi menggunakan multisim 11. 4. Integrasi semua sistem dan melakukan pengujian berupa mencakup analisis rangkaian,. 5. Penyusunan laporan dan kesimpulan. BAB II DASAR TEORI 2.1 DC to DC Converter [3] DC to DC Converter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah suatu tegangan searah ke tegangan searah yang lain dengan nilainya dapat ditingkatkan atau diturunkan. Menurut Dr. F. L. Luo and Dr. H.Ye DC converter terdiri dari 6 generasi yang memiliki banyak topologi rangkaian dan teori, diantaranya: - Klasik converter, yaitu buck converter, boost converter, buck boost converter - Multi kuadran converter, yaitu converter kelas A, B, C, D, dan E - Switched komponen converter, yaitu switched capacitor converter dan switch induktor converter - Soft switched converter, yaitu Resonant-switch converters, Load-resonant converters, Resonant-DC-link converters, High-frequencylink integral-half-cycle converters - Synchronous rectifier converter, digunakan untuk pengembangan teknologi computing - multiple energy-storage elements resonant converter

d.

Gambar 2.1 Blok konversi DC ke DC Cara pengolahan daya memiliki 2 tipe pengolahan yaitu linier dan peralihan (switching). Tipe linier memiliki tingkat ripple dan noise sangat kecil pada output, tetapi memiliki ukuran yang cukup besar. Namun untuk aplikasi dimana fleksibilitas, dimensi fisik dan efisiensi tinggi sangat berperan digunakan tipe switching. Komponen yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak lain adalah switch (solid state

electronic switch) seperti misalnya Thyristor, MOSFET, IGBT, dan GTO. Switched komponen converter dibedakan berdasarkan cara dalam mentransfer energi terdiri dari 2 topologi yaitu induktif konverter dan kapasitor konverter 2.2 Metode Switched Capasitor DC-DC Converter [2] Switched Capacitor DC-DC Converter (charge pumps) adalah Suatu metode pengubah daya menggunakan switch dan transfer energi pengisian dan pengosongan kapasitor. Energi disimpan dalam bentuk medan listrik. Tegangan yang dihasilkan bisa mencapai beberapa kali lebih besar dan lebih kecil tergantung dari jenisnya dan pengaturan lebar pulsa pemicu. Cara kerja switched capacitor circuit adalah menggunakan sistem pensaklaran. Keuntungan dari penggunaan Switch Capacitor adalah daya yang hilang sedikit, interferensi elektromagnetik sangat kecil, ukuran kecil, sederhana dan biaya pembuatan cukup murah. 2.3 Duty cycle [5] Duty cycle adalah perbandingan antara pulsa on dan off terhadap periode dengan besar amplitudo dan frekuensi pulsa adalah tetap. duty cycle yang berubah-ubah ini menentukan besarnya keluaran tegangan yang dihasilkan. Duty cycle dari PWM dapat dinyatakan sebagai berikut: duty cycle = x 100% (2.1) 2.4 Pembangkit Sinyal Pulsa (astabil multivibrator)[1] Astabil multivibrator adalah rangkaian yang menghasilkan bentuk gelombang periodik yang spesifik, misalnya gelombang kotak, segitiga, gigi gergaji, atau sinusoidal. Astabil multivibrator berfungsi sebagai pemicu/trigger transistor bekerja sesuai dengan besarnya duty cycle yang diinginkan. NE555 digunakan sebagai astabil multivibrator. NE555 memiliki kemampuan supply tegangan sebesar 5-15 volt. BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada tugas akhir ini perancangan sistem diuraikan menjadi dua bagian yaitu perancangan dan realisasi DC Converter dengan metode pensaklaran Mosfet enhancemant mode kanal N dan P. 3.1 Switched kapasitor dengan mosfet kanal N 3.1.1 Perancangan umum

tegangan Searah. Adapun catuan yang dimasukkan yaitu 12 volt. Catuan tersebut akan masuk ke dalam rangkaian DC to DC Converter yang telah didesain. 3.1.2 Rangkaian Pembangkit sinyal Pulsa (Astabil multivibrator)

Gambar 3.2 Rangkaian Astabil Multivibrator Vcc diberikan sebesar 12 volt. Pada kaki nomor 5 diberikan kapasitor sebesar 10 nF agar tidak terjadi loncatan muatan. Jika diinginkan frekuensi sampling astabil multivibrator sebesar 32.5 KHz, Duty cycle sebesar 50 % . 3.1.3 Rangkaian Pembalik sinyal Pulsa (inverting astabil multivibrator)

Gambar 3.3 Rangkaian inverting astabil multivibrator Cara kerja rangkaian inverting astabil multivibrator tersebut adalah dengan memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar. 3.1.4 Penurunan Tegangan (Stepdown)

Gambar 3.4 Stepdown converter kanal N Pada Gambar 3.4 di atas ini merupakan rangkaian akhir Stepdown Converter yang akan dibuat terdiri dari 2 dioda, 2 MOSFET dan 2 capasitor. Stepdown Converter merupakan rangkaian yang menghasilkan nilai tegangan output lebih kecil dari tegangan input. MOSFET yang digunakan adalah jenis IRLZ44N yang mempunyai nilai tegangan drain source sebesar 55 volt dan arus drain source maksimum sebesar arus 47 A.

Gambar 3.1 Blok diagram Switched kapasitor mosfet kanal N Pada model sistem DC to DC Converter diatas catuan yang diberikan berupa catuan yang berasal dari

3.2 Switched kapasitor dengan mosfet kanal P 3.2.1 Perancangan umum

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisis pada hasil perancangan hardware yang telah dibuat. Untuk tahap-tahap pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

Gambar 3.5 Blok diagram Switched kapasitor mosfet kanal P Pada model sistem DC to DC Converter diatas diberikan catuan yang berasal dari tegangan Searah. Adapun catuan yang dimasukkan yaitu 12 volt. Catuan tersebut akan masuk ke dalam rangkaian DC to DC Converter yang telah didesain. 3.2.2 PenaikanTegangan (Stepup)

sinyal tegangan input, astabil multivibrator dan inverting 2. Stepdown converter dengan mosfet kanal N 3. stepup converter dengan mosfet kanal P 4. Stepdown converter dengan mosfet kanal P 4.1 Pengujian Sinyal 4.1.1 Sinyal tegangan input Pada pengujian sistem secara keseluruhan digunakan tegangan input searah sebesar 12 volt yang berasal dari sumber catuan. Berikut ini adalah gambar sinyal tegangan input yang berasal dari sumber catuan.

1.

Gambar 3.6 stepup converter mosfet kanal P Pada Gambar 3.6 di atas ini merupakan rangkaian akhir Stepup converter yang akan dibuat terdiri dari 4 dioda, 3 MOSFET dan 3 capasitor. MOSFET yang digunakan adalah jenis IRF9530N yang mempunyai nilai tegangan drain source sebesar -100 volt dan arus drain source maksimum sebesar arus -12 A. 4 dioda 1N4007 yang berlawanan digunakan untuk membagi arus balik. Dioda memiliki spesifikasi tegangan 1000 volt dan arus 1 ampere. 3.2.3 Penurunan Tegangan (Stepdown)

Gambar 4.1 Sinyal tegangan input searah 12 volt . 4.1.2 Sinyal Astabil multivibrator NE555 mendapatkan input tegangan sebesar 12 volt yang berasal dari sumber catuan. Output yang dihasilkan berupa sinyal pulsa persegi on atau off dengan besar duty cycle adalah 50 %. Besarnya tegangan output yang dihasilkan oleh NE555 diperoleh dengan mengatur duty cycle pada RA, RB, dan C.

Gambar 4.2 Sinyal NE555 frekuensi 3,2 KHz Dari analisis, penulis memilih menggunakan frekuensi sebesar 32,5 KHz karena dibandingkan dengan frekuensi lain dapat bekerja lebih optimal yaitu pengisian kapasitor berlangsung cepat dan ripple yang dihasilkan tidak terlalu besar. Output dari NE555 tersebut dijadikan sebagai input gate untuk men-drive mosfet.Pada pengujian sistem ini secara keseluruhan besarmya duty cycle maksimal yang dihasilkan dibatasi sampai 50 %. Hal ini dilakukan agar menjaga ketahanan MOSFET

Gambar 3.7 Stepdown converter mosfet kanal P Pada Gambar 3.19 di atas ini merupakan rangkaian akhir Stepdown Converter yang akan dibuat terdiri dari 4 dioda, 1 MOSFET dan 3 kapasitor.

4.1.3 Sinyal Inverting Astabil Multivibrator Dari tabel diatas dapat dilihat besarnya perubahan tegangan output yang dihasilkan berdasarkan dari besarnya beban yang diberikan, nilai tegangan output berbanding lurus dengan besarnya hambatan yang diberikan. 4.3 Stepup converter dengan mosfet kanal P Pada pengukuran ini digunakan multimeter untuk mengetahui besarnya tegangan output yang dihasilkan oleh rangkaian stepup converter. Tegangan output tersebut ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.3 Tegangan output stepup No Waktu (detik) Tegangan output (volt) 1. 20 22.670 2. 40 22.616 3. 60 22.570 4. 90 22.502 5. 120 22.437 Rata-rata 22.56 4.4 Stepdown converter dengan mosfet kanal P Pada pengukuran ini digunakan multimeter untuk mengetahui besarnya tegangan output yang dihasilkan oleh rangkaian stepdown converter. Tegangan output tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.4 Tegangan output stepdown No Waktu (detik) Tegangan output (volt) 1. 20 5.099 2. 40 5.100 3. 60 5.098 4. 90 5.063 5. 120 5.103 Rata-rata 5.093 4.5 Analisis secara Keseluruhan Penggunaan mosfet sebagai switching dan inverting lebih optimal jika dibandingkan dengan menggunakan BJT karena pada mosfet delay dan ripple yang dihasilkan lebih kecil. Tegangan input catuan searah yang digunakan adalah sebesar 12 volt. Frekuensi yang digunakan untuk pen-switching-an adalah 32,5 KHz dengan dutycycle sebesar 50 %. Besarnya perubahan tegangan output yang dihasilkan berdasarkan dari besarnya beban yang diberikan untuk men-supply arus, nilai tegangan output berbanding lurus dengan besarnya hambatan yang diberikan, semakin besar hambatan yang diberikan maka tegangan yang akan dihasilkan akan semakin besar, sebaliknya semakin kecil hambatan yang diberikan maka tegangan yang dihasilkan akan semakin kecil. Pada converter mosfet kanal P proses penswitching-an belum maksimal diakibatkan pembangkit sinyal astabil multivibrator yang kurang mampu mendrive mosfet.

Gambar 4.3 Sinyal inverting transistor Duty cycle 50 % Dari pengujian diatas, penulis menganalisis sinyal inverting yang dihasilkan transistor BJT tersebut dapat membuat proses pensaklaran tidak optimal dan tegangan keluaran memiliki ripple yang tinggi. Penggunaan mosfet sebagai sinyal output inverting lebih optimal karena ripple dan delay sangat kecil. 4.2 Stepdown Converter dengan mosfet kanal N 4.2.1 Pengujian tegangan tanpa beban Pada pengukuran ini digunakan multimeter untuk mengetahui besarnya tegangan output yang dihasilkan oleh rangkaian stepdown converter. Tegangan output tersebut ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Tegangan output tanpa beban No. Waktu (detik) Tegangan output (volt) 1. 20 4.847 2. 40 4.847 3. 60 4.847 4. 90 4.848 5 120 4.848 Rata-rata 4.847 4.2.2 Perhitungan tegangan dengan beban Tabel 4.2 Tegangan output dengan beban No Wakt R = R = 1 R = R = . u 100 K 10 100 (detik (volt) K K ) (volt (volt) (volt ) ) 1. 20 4.39 4.795 4.844 4.85 6 0 2. 40 4.39 4.805 4.843 4.85 9 1 3. 60 4.40 4.813 4.842 4.85 0 0 4. 90 4.40 4.822 4.842 4.85 0 0 5. 120 4.40 4.821 4.840 4.84 1 9 Rata- 4.39 4.811 4.842 4.85 rata 9 2 2 0

R = 1 M (volt)

4.872 4.872 4.871 4.869 4.868 4.870 4

Besarnya tegangan output dari rangkaian stepup dan Stepdown converter sebesar beberapa kali bergantung pada jumlah kapasitor atau induktor yang digunakan pada rangkaian dengan syarat memperhatikan kapasitansi, tegangan breakdown, dan frekuensi switching. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan, implementasi dan uji coba sistem rangkaian DC to DC Converter dengan metode Switched capacitor circuit yang telah direalisasikan, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, antara lain: 1. Frekuensi sampling astabil multivibrator adalah sebesar 32,5 KHz dengan dutycyle sebesar 50 % karena apabila melebihi duty cycle 50% MOSFET akan cepat rusak karena berada pada waktu on yang lebih lama Tegangan ouput ratarata stepdown kanal N tanpa beban adalah 4.847 volt. Besarnya tegangan ouput yang dihasilkan berdasarkan dari besarnya beban yang diberikan untuk men-supply arus. 2. tegangan output stepup kanal P adalah sebesar 22.56, sedangkan tegangan output stepdown kanal P adalah 5.093 volt. 3. Tegangan ouput stepdown kanal N secara teoritis adalah 5.178 volt, Tegangan ouput stepup kanal P secara teoritis adalah 21.808 volt, dan Tegangan ouput stepdown kanal P secara teoritis adalah 4.904 volt. 4. Kapasitor dapat digunakan untuk menaikkan (stepup) atau menurunkan (stepdown) tegangan output DC Converter bergantung pada jumlah dan tegangan breakdown kapasitor. 5.2 Saran 1. Untuk mengatasi tegangan output yang berbeda antara perhitungan dan pengujian perlu diperhatikan dalam hal pemilihan kualitas komponen yang ada seperti RDS pada mosfet. Pada penggunaan komponen NE555 yang digunakan sebagai Pembangkit sinyal astabil multivirator sebaiknya menggunakan komponen yang memiliki tingkat kerusakan kecil, error rangkaian kecil, dan kemampuan menghasilkan frekuensi sampling dengan ripple dan spike yang sangat kecil. Untuk penelitian selanjutnya, pada converter dapat menggunakan rangkaian transmission gate dari dua buah mosfet kanal N dan P sehingga tegangan yang hilang pada rangkaian tidak terlalu besar.

[1] [2] [3] [4]

DAFTAR PUSTAKA Fairchild semiconductor. 2011.LM555 single Timer. USA : San Jose. www.Fairchildsemi.com Hart, Daniel W. 2011.Power Electronics. New York: McGraw-Hill Luo, Fang Ling.Hong Ye.dkk.2005. Digital Power Electronics and Aplications. England: Elsevier Wahyu, Setyawan. 2011. Desain Dan Implementasi Penyesuai Level Tegangan Sel Surya Pada Sistem Hybrid Power Dc Bandung: Tugas Akhir IT Telkom. Hamdiyah, Siti. 2011. Perancangan dan Implementasi DC to DC Converter tanpa beban Kapasitas 200 volt 10 ampere dengan Metode Pulse Width Modulation. Bandung : IT Telkom. Hasya, Mohammad Ilman. 2011. Perancangan dan Implementasi DC to DC Converter sebagai penggerak motor dengan Kapasitas 200 volt 9 ampere dengan Metode boost Converter. Bandung: IT Telkom. http://id. elektro Indonesia/Sekilas Tentang Pengubahan Daya DC-DC Tipe Peralihan, diakses tanggal 17 September 2011, 17.00 Ramdhani, Mohamad, 2008, Diktat perkuliahan elektronika : Bandung. IT Telkom.

[5]

[6]

[7]

[8]

2.

3.

You might also like