Professional Documents
Culture Documents
(dipresentasikan oleh Edi Purwanto) Pada Bab ini kita akan membicarakan tiga dari banyaknya persamaanpersamaan diferensial parsial orde dua yang paling penting yang ada dalam fisika matematika: persamaan kalor/panas, persamaan Laplace, dan persamaan gelombang. Pada bagian 1 kita akan mengingat kembali pernyataan teorema divergensi dan kita memperoleh dua integral identitas yang berguna yang dikenal sebagai Identitas Green. Pada bagian 2, kita memperoleh persamaan konduksi kalor/panas dan menggambarkan berbagai macam masalah nilai batas awal yang dikaitkan dengannya. Pada bagian 3, kita memaparkan fenomena yang berkaitan dengan fisika, dikenal sebagai fenomena keadaan tetap, yang diatur dalam persamaan Laplaces. Pada bagian 4, kita akan memaparkan tentang fenomena fisika untuk satu, dua, dan tiga dimensi persamaan gelombang. Terakhir, pada bagian 5 kita mendefinisikan apa itu masalah well-posed yang dikaitkan dengan persamaan diferensial parsial, dan diberikan contoh yang well-posed dan yang tidak. 1. Teorema Divergensi dan Identitas Green Teorema divergensi adalah salah satu teorema yang paling berguna dalam persamaan diferensial parsial. Teorema Divergence ini biasanya dipelajari di Kalkulus lanjutan. Pada bab ini kita mengingat kembali pernyataan teorema Divergensi dan mencoba untuk mengaplikasikannya. Misalkan merupakan domain yang terbatas di berikut : (a) Pembatas dari terdiri dari sejumlah permukaan mulus yang dengan kondisi sebagai
berhingga. (ingat lagi bahwa permukaan mulus adalah permukaan ketinggian dari fungsi di dengan gradien yang taknol.)
(b) Sebarang garis lurus yang sejajar ke sebarang sumbu-sumbu koordinat memotong di sejumlah titik-titik yang berhingga atau mempunyai seluruh
interval yang bersamaan dengan . Misalkan merupakan vektor normal satuan terhadap (lihat gambar 1.1). Misalkan
Gambar 1.1
) sedemikian dan ,
merupakan medan vektor yang terdefinisi pada penutup dari sehingga setiap komponen-komponen fungsi dan andaikan bahwa integral dari berada di
adalah konvergen.
dan
teorema divergensi
. Integran pada sebelah kanan dari yang memberi arah dari bagian luar bisa
dituliskan sebagai
Teorema divergensi menyatakan bahwa jika domain memenuhi kondisi-kondisi di atas, maka integral atas adalah sama dengan integral atas batas vektor normal luar terhadap . Kondisi domain dan dari
dari komponen
memenuhi kondisi umum ini disebut normal. Tentunya semua domain yangdipertimbangkan dalam buku ini adalah normal. (dipresentasikan oleh Yuliyanto Nuriana) Dua penerapan dari teorema divergensi dikenal dengan Identitas Green. Kita gunakan notasi biasa dari kalkulus vektor. Jika , maka gradien didefinisikan dengan ( dan divergen gradien didefinisikan dengan )
. Identitas differensial . Andaikan dan konvergen. Maka, pengintegralan dari persamaan (1.9) atas dan integral
Pengaplikasian teorema divergensi untuk integral pertama (dengan medan vektor ) dan penggunaan fakta bahwa akan diperoleh identitas Green pertama Pertukaran dengan adalah turunan langsung , maka
persamaannya akan menghasilkan (1.11) Jika dan konvergen, maka pengintegralan persamaan (1.11) atas teorema divergensi akan menghasilkan identitas Green kedua (1.12) ( ) . dan pengaplikasian dan integral .
Identitas Green ini akan digunakan dalam mempelajari persamaan Laplace (Bab VII). Teorema divergensi dan identitas Green benar untuk medan vektor dan fungsi-fungsi dari sebarang variabel-variabel bebas. Masalah-Masalah 1.1. Periksa identitas diferensial .
( (
) ( ( ) (
)) )
) (
kemudian, ( ( ) )
karena
1.2. Misalkan
berada di
dan di
, dimana
adalah domain
dimana
. Tunjukkan bahwa
di
. [petunjuk:
integral atas
dari fungsi kontinu yang nonnegatif sama dengan nol, maka . dan di , dimana adalah domain berada di
dimana
adalah konstanta.
Tunjukkan bahwa
(dipresentasikan oleh Nurharis Haryanto) 2. Persamaan Konduksi Kalor Pada bagian ini, kita peroleh persamaan diferensial parsial yang harus dipenuhi oleh suatu fungsi yang menggambarkan dengan proses konduksi kalor di sebuah benda. Kita kemudian akan membicarakan tentang kondisi tambahan harus dipenuhi dalam menentukan distribusi suhu pada benda. Misalkan menotasikan bagian dalam benda dan fungsi pada benda pada saat . Kita asumsikan fungsi yang bergantung padaa variabel
dengan fungsi yang bergantung pada variabel . Proses konduksi kalor mengikuti hukum fisika. Misalkan permukaan
mulus di dan
dinotasikan vektor normal pada . Jumlah kalor (energi termal) ke sisi vektor normal pada interval waktu sampai
dinotasikan turunan
di titik
bernilai positif dan disebut konduktivitas . Kita asumsikan konduktivitas termal dan tidak bergantung terhadap vektor normal . Jadi, suatu benda dikatakan isotropik jika
termal pada benda di titik adalah fungsi pada posisi pada permukaan di titik (
konduktivitas energi tidak bergantung terhadap vektor normal . Misalkan daerah bagian dibatasi permukaan tertutup dengan bagian sampai
luar normal . Perubahan jumlah kalor pada daerah bagian diberikan oleh
dari
(dipresentasikan oleh Ayu Indri Astuti) Pada persamaan , adalah kalor jenis dan adalah
kerapatan suatu benda pada titik energi termal, perubahan kalor pada masuk ke melalui batas
. Dengan mengikuti aturan konservasi harus sama dengan jumlah kalor yang sampai , dan jumlah
Sekarang,
dan, karena
Akibatnya, persamaan
menjadi,
atau
adalah kontinu dan karena persamaan dan pada setiap interval [ ], (lihat dalam di dan
atau [ Persamaan ( ) ( ) ( )]
isotropik. Disebut juga Persamaan kalor atau persamaan difusi. Jika benda adalah isotropik homogen, maka membentuk dan adalah konstan dan persamaan
( Persamaan
dapat disederhanakan dengan mengubah skala waktu : atur dan kemudian membuang koefisien utama pada ( ) menggambarkan selama interval waktu yang untuk setiap menjadi
Kita simpulkan bahwa jika suatu fungsi distribusi suhu pada tubuh isotropik homogen ditentukan, maka pada bagian dala tubuh Bagaimana pun persamaan
memilih dari solusi yang takhingga ini, solusi khusus yang menggambarkan distribusi suhu tubuh yang sebenarnya, kondisi tambahan harus dinyatakan dengan jelas. Dari pertimbangan fisika, cukup untuk mengharapkan bahwa spesifikasi dari distribusi suhu pada benda di suatu waktu distribusi suhu pada batas , bersama dengan spesifikasi dari , secara lengkap . Kondisi Yang menentukan distribusi suhu pada saat Fungsi dari . Kondisi yang dikenal sebagai kondisi awal.
yang menentukan distribusi suhu pada batas dikenal sebagai kondisi batas. Fungsi terdefinisi untuk pada batas
. Masalah mencari
10
dikenal sebagai masalah nilai awal batas. Dapat pada dan untuk
ditunjukkan dibawah suatu asumsi tambahan, yaitu masalah ini mempunyai solusi tunggal setiap yang didefinisikan untuk setiap
sebelumnya pada benda untuk setiap Kondisi persamaan dengan kondisi awal
tidak hanya kondisi batas, yang bersama-sama , menentukan sebuah solusi tunggal dari persamaan
kalor. Terlebih dalam menentukan suhu pada batas dari tubuh, seseorang mungkin berharap untuk menentukan kalor fluks yang melalui batas. Ini mengarah kepada kondisi batas
Dimana terhadap
adalah fungsi yang diberikan terdefinisi untuk . Pada kasus batas yang terisolasi,
Kondisi batas lain dapat dispesifikasikan. Pengetahuan tentang suhu pada medium di sekitar benda dan dari kalor fluks melalui batas mengarah kepada kondisi
Fungsi
dan
pada
, dan
Sekarang misalkan kita pertimbangkan lempengan dari ketebalan konstan dengan dua permukaan bidang yang terisolasi. Jika distribusi suhu awal tidak berbeda melalui ketebalan lempengan, maka setiap waktu berikutnya suhu pada lempengan tidak berbeda melalui ketebalannya, dan jika kita memilih sistem koordinat dengan sumbu- tegak lurus dengan lempengan, suhu pada lempengan
11
Akhirnya, mari kita mempertimbangkan silinder batang dengan permukaan silindernya terisolasi dan suhu awal yang konstan di setiap bagian yang bersebrangan. Jika kita memilih sistem koordinat dengan garis tengah pada batang sepanjang sumbu- , maka suhu tidak berbeda atas bagian yang bersebrangan dan hanya akan menjadi fungsi dari dan saja. Persamaan kalor untuk silinder ini
Pada penutupan bab ini, disebutkan bahwa persamaan (2.6) dan (2.8) juga terdapat pada materi difusi dari fluida melalui porous medium dan dipelajari dari proses difusi lain yang memuat cairan dan gas. Masalah-Masalah 2.1. Misalkan fungsi kontinu pada suatu domain di , dari dan
bola yang berpusat pada menjadi bola tersebut.] Solusi (Oleh Kelompok maka
. Pertimbangkan
7):
Andaikan
positif,
yaitu
12
Perhatikan bahwa
13
kemudian ganti
, diperoleh ( )
2.3. Tulis masalah nilai awal batas yang harus diselesaikan untuk mengetahui distribusi suhu sebelumnya pada silinder batang yang panjangnya dengan
permukaan silinder yang terisolasi, diberikan distribusi suhu awal dari batang pada saat . (dipresentasikan oleh Oksendi Vitra S) 3. Persamaan Laplace Persamaan Laplace dan suhu pada bagian ujung batang untuk setiap
Berkembang dari studi tentang kelas besar dari fenomena fisika yang diketahui sebagai fenomena keadaan tetap. Fenomena-fenomena ini dikarakterisasi oleh kenyataan bahwa fenomena-fenomena tersebut tidak bergantung pada variabel waktu . Mari kita pertimbangkan kasus fungsi distribusi suhu dalam keadaan tetap yang homogen dan isotropik. Karena fungsi variabel waktu , tidak bergantung pada
dan persamaan konduksi kalor menjadi persamaan adalah notasi untuk bagian dalam benda, fungsi temperatur pasti memenuhi persamaan (3.1) pada setiap titik
Persamaan (3.1) memiliki banyak solusi tak terbatas. Untuk menentukan solusi khusus yang mendeskripsikan distribusi temperatur yang sebenarnya pada benda, kondisi tambahan harus dispesifikkan. Kenyataan ini sangat kontras dengan persamaan kalor (2.8) yang mendeskripsikan fenomena yang bergantung pada waktu, tidak ada kondisi awal yang dibutuhkan untuk menspesifikkan 14
persamaan (3.1). Formula yang tidak bergantung pada waktu pada kondisi terbatas (2.10), (2.11) dan (2.12) adalah
Masalah mencari solusi dari Persamaan Laplace (3.1) yang memenuhi salah satu dari kondisi batas (3.2), (3.3), atau (3.4) disebut Masalah Nilai Batas. Lebih spesifiknya, masalah masalah mencari solusi dari (3.1) yang memenuhi kondisi batas (3.2) dikenal sebagai Masalah Dirichlet. Masalah untuk menyelesaikan subjek (3.1) terhadap kondisi batas (3.3) dikenal sebagai Masalah Neumann. Terakhir, masalah untuk menyelesaikan subjek (3.1) terhadap kondisi batas (3.4) dikenal sebagai Masalah Campuran atau Masalah Nilai Batas Ketiga. Masalah-masalah ini akan lebih lanjut dipelajari pada Chapter VII. Dalam kasus sebuah lempengan dengan ketebalan yang konstan, temperatur keadaan tetap u adalah fungsi dengan hanya dua variabel dan memenuhi Persamaan Laplace Dua Dimensi.
2u 2u 2 0 2 x y
...(3.5)
Persamaan Laplace dua dimensi mengatur bentuk dari sebuah selaput lentur seperti contoh selaput drum. Selaput tersebut merupakan selaput yang tahan akan segala jenis perentangan atau penarikan ke segala arah tanpa mengubah bentuk aslinya . Misalkan selaput lentur tersebut menempati daerah pada bidang (x,y) yang dibatasi oleh kurva mulus C, dan menyatakan interior
dari daerah tersebut. Sumbu u ortogonal ke bidang (x,y) (lihat Gambar 3.1). Misalkan batas kurva mulus C diparametrikkan oleh persamaan
15
x x(s),
y y(s);
s I.
~
Misalkan setiap titik di batas selaput dipindahkan sepanjang garis tegak lurus bidang (x,y) dan batas tersebut terikat di sepanjang kurva . C ~ Kurva C memproyeksikan bidang (x,y) atas kurva C dan diberi persamaan
x x(s),
oleh persamaan berbentuk
y y(s),
u (s);
s I.
u u ( x, y );
Sekarang kita membuat asumsi: (a)
~ ( x, y ) .
Pada saat kita memindahkan selaput dari bidang (x,y) ke bentuk akhirnya yaitu u = u(x, y), setiap titik di selaput bergerak hanya pada sepanjang garis yang paralel ke sumbu u.
(b)
Selaput bentuknya hanya berubah sedikit, oleh karena itu nilai turunan
u x dan u y adalah kecil.
Dari kedua asumsi (a) dan (b) dapat ditunjukkan bahwa fungsi u(x, y) haruslah memenuhi Persamaan Laplace Dua Dimensi (3.5). Jadi, untuk menentukan bentuk akhir dari selaput tersebut kita harus menyelesaikan Masalah Dirichlet.
2u 2u 0; x 2 y 2
(x, y)
u(x, y) ( x, y);
(x, y) C
16
y
( x( s), y( s),0)
Gambar 3.1 Persamaan Laplace juga muncul dalam pembelajaran medan gaya yang dapat diturunkan dari sebuah potensial. Sebagai contoh misalakan F adalah medan gaya yang disebabkan dari distribusi muatan listrik di ruangan. F(x, y, z) adalah vektor gaya yang bertindak sebagai sebuah unit muatan yang ditempatkan di titik (x, y, z). Dapat ditunjukkan bahwa F dapat diturunkan dari sebuah fungsi potensial u; sebagai contoh, terdapat fungsi u sebagai berikut F = - grad u. Potensial u memenuhi Persamaan Laplace di setiap titik di ruangan yang bebas dari muatan listrik. Medan gaya gravitasi oleh karena distribusi massa di ruangan tersebut juga dapat diturunkan dari sebuah potensial dan fungsi potensial itu sendiri memenuhi Persamaan Laplace di setiap titik di ruangan yang bebas dari massa.
17