Professional Documents
Culture Documents
Bentuk penelitian
Menurut tujuannya
Penelitian eksploratif Penelitian pengembangan Penelitian verifikatif
Menurut penerapannya
Penelitian dasar Penelitian terapan
Menurut sifatnya
Penelitian korelasional Penelitian komparatif
DESAIN PENELITIAN
PENELITIAN OBSERVASIONAL
Bersifat menyajikan suatu gambaran suatu keadaan Tidak membutuhkan kelompok pembanding Tidak mencari penyebab suatu masalah Tidak membutuhkan hipotesis
Sensus/survey
Merupakan suatu metode penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. Metode survey tidak terdapat intervensi.
Studi kasus
Pada studi kasus, unit yang menjadi kelompok kasus dianalisa secara mendalam baik dari segi faktor risiko, reaksi dari unit kasus terhadap suatu perlakuan atau kejadian lain yang berkaitan dengan kasus tsb.
Ciri-ciri studi kasus : Penelitian kasus adalah penelitian yang mendalam mengenai kasus yang hasilnya nanti merupakan gambaran lengkap dan terorganisir mengenai kasus yang dibahas. Penelitian kasus dapat digunakan sebagai perintis bagi penelitian lanjutan. Cenderung meneliti unit yang kecil.
Kelemahan studi kasus : Tidak memungkinkan adanya generalisasi. Hasilnya kurang objektif.
Cross sectional
Variabel sebab diukur dan dikumpulkan secara stimultan, satu kali waktu dalam waktu yang bersamaan. Langkah-langkah pada studi cross sectional 1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis 2. Mengidentifikasi variabel penelitian 3. Menetapkan subjek penelitian 4. Melakukan pengukuran faktor risiko dan efek 5. Melakukan analisis
2.
3.
Relatif mudah, murah dan hasilnya cepat didapat Tidak khawatir akan terjadi drop out pada sample. Dapat dimasukkan kedalam tahapan pertama suatu penelitian kohort dan eksperimental
2. 3.
4.
5.
Sulit menetapkan mana yang merupakan sebab atau akibat karena pengambilan data risiko dan efek dilakukan pada saat bersamaan Memungkinkan terjadinya salah interpretasi hasil Tidak bisa menggambarkan perjalanan suatu penyakit Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang terjadi Memungkinkan terjadinya bias dalam penelitian
Case control
Merupakan suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana variabel bebas/faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retropektif.
3.
4. 5.
Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol Dapat digunakan untuk meneliti kasus penyakit yang jarang. Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus Hasil penelitian lebih tajam krn adanya pengendalian faktor risiko Tidak memerlukan waktu lama dibandingkan cohort
2.
3.
Terdapat risiko bias karena subjek penelitian harus mengingat kembali faktor risiko yang lalu. Sulit memilih kontrol yang benar-benar sesuai dengan kelompok kasus. Tidak dapat memberikan incidens rate.
Cohort
Paling baik dalam mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan efek. Dalam penelitian ini, paparan (exposure) diidentifikasi terlebih dahulu kemudian kita ikuti kedepan secara prospektif untuk mengetahui efeknya. Terdapat 2 kelompok yaitu kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar.
4.
5.
6.
Identifikasi faktor risiko (paparan) dan efek Menetapkan subjek penelitian Memilih subjek dengan paparan (+). Memilih subjek dengan paparan (-) sebagai kelompok kontrol Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang telah ditentukan Analisis
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Pendahuluan
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul akibat suatu perlakuan tertentu. Ciri utama dalam penelitian eksperimen adalah adanya intervensi pada sampel. Pada umumnya penelitian eksperimen hanya menggunakan jumlah sampel yang kecil.
Karakteristik : Tidak terdapat kelompok kontrol Tidak dilakukan pengamatan sebelum dilakukan intervensi Membutuhkan waktu yang relatif cepat Hasil observasi bersifat deskriptif
Karakteristik :
Memiliki kelompok kontrol Tidak dilakukan observasi pertama (pretest) Kelompok eksperimen diberikan intervensi kemudian dilakukan observasi kedua (posttest) Sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan intervensi namun tetap dilakukan pengamatan kedua (posttest)
Terdapat kelompok kontrol Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol samasama mendapat perlakuan. Pretest dan posttest dilakukan lebih dari satu kali.
Cocok dugunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau pelatihan Memiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Pengelompokan anggota sample tidak dilakukan secara acak.