You are on page 1of 76

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN
SEMESTER II TAHUN ANGGARAN (TA) 2005

ATAS
PENDAPATAN DAN BIAYA
(AUDIT DENGAN TUJUAN TERTENTU)
TAHUN BUKU 2004 DAN 2005

PADA
PERUSAHAAN DAERAH PASAR JAYA

DI

JAKARTA

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA IV


PERWAKILAN III BPK-RI DI JAKARTA

Nomor : …………………..
Tanggal : …………………..
DAFTAR ISI

Hal
Kesimpulan

I. Gambaran Umum
1. Tujuan Pemeriksaan ……………………………………………………. 1
2. Sasasan Pemeriksaan …………………………………………………… 1
3. Metode Pemeriksaan …………………………………………………..... 1
4. Jangka Waktu Pemeriksaan ……………………………………………... 2
5. Obyek Pemeriksaan ………………………………………....................... 2
6. Cakupan Pemeriksaan Dan Total Penyimpangan Yang Ditemukan ......... 7

II. Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern


1. Struktur Organisasi................................................................................... 9
2. Sumber Daya Aparatur............................................................................. 10
3. Tata Laksana............................................................................................. 11
a. Kebijakan 11
............................................................................................. 12
b. Kerjasama Dengan Pihak Ketiga .........................................................
c. Pembayaran Dan Pengeluaran Beban Operasional/Lain-lain 13
Perusahaan.......................................................................................... 13
d. Pengawasan ..................................................................................... ... 14
e. Pencatatan ...........................................................................................

III. Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut 15

IV. Temuan Pemeriksaan


1. Pencatatan Akuntansi Atas Pendapatan BPP Ditangguhkan Dari
Kerjasama Penggunaan Tempat Untuk Pemasangan Dan Penempatan
Antena Tower Dan Shelter Di Pasar Glodok Unit Area 7 Tahun 2004
Sebesar Rp24.841.920,00 Dan Tahun 2005 Sebesar Rp23.291.310,00
(Sampai September 2005) Tidak Tepat .................................................... 16
2. Pembayaran Sewa Kontrak Dari PT Prolita Sarana Harja Sebesar
Rp60.000.000,00 Dilaksanakan Terlambat ............................................... 18

i
3. Penerapan Persentase Tarif Biaya Pengelolaan Pasar (BPP) Belum
Sesuai Dengan Ketentuan Yang Telah Ditetapkan Sehingga
Mengakibatkan Kurangnya Penerimaan BPP Untuk Tahun 2004 Senilai
Rp51.629.246,80 Dan Tahun 2005 Senilai Rp95.957.528,08................... 19
4. Prosedur Kenaikan Gaji Dan Tunjangan Direksi PD Pasar Jaya Tidak
Sesuai Ketentuan ....................................................................................... 21
5. PD Pasar Jaya Kurang Menyetorkan Pembagian Laba BUMD Ke
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sebesar Rp2.582.441.451,50 ............... 23
6. Pemberian Tunjangan Kegiatan Kerja Tidak Sesuai Ketentuan Sebesar
Rp55.727.737,50 ....................................................................................... 24
7. PD Pasar Jaya Kurang Menyetor Retribusi Kebersihan Lingkungan
Sebesar Rp1.677.142.500,00 .................................................................... 26
8. Pembangunan Tempat Penampungan Sementara Eks Pedagang Pasar
Melawai Senilai Rp3.516.988.293,82 Tidak Sesuai Ketentuan ................ 29
9. Kerjasama Pembangunan Perubahan Tampak Muka Pasar Jatinegara
Merugikan PD Pasar Jaya Sebesar 31
Rp3.603.797.474,99............................
10. PT Inter Wahana Nuansa Kurang Menyetorkan Kewajiban Sebesar
Rp8.469.825.000,00 Kepada PD Pasar Jaya Dalam Kerjasama
Pembangunan Peremajaan Dan Penataan Pasar Santa Dan Belum
Dikenakan Denda Sebesar Rp477.984.126,73 (Per tanggal 28 Oktober 35
2005)..........................................................................................................
11. PT Reka Tiga Er Belum Menyetorkan Pembagian Keuntungan Atas
Kerjasama Penataan Lahan Parkir Perumnas Klender Sebesar
Rp77.000.000,00 Termasuk Pajak Dan Belum Membayarkan Denda 40
Atas Keterlambatan Pembayaran Kewajiban Sebesar Rp6.255.062,38 ....
12. Kerjasama Pembangunan Dan Pengembangan Pasar Pluit Merugikan
PD Pasar Jaya Sebesar Rp1.536.549.956,00 Dan Tidak Ada Kejelasan 43
Kepemilikan Atas Asset Senilai Rp2.432.171.028,14 ..............................
13. PT Mutiara Permata Indah Kurang Menyetorkan Fee Pemasaran Atas
Kerjasama Pelaksanaan Pekerjaan Pengembangan Pasar Cipulir 49

ii
Wilayah Jakarta Selatan Sebesar Rp279.701.238,00
...............................................
14. Kerjasama Pembangunan Dan Pengembangan Pasar Cibubur Merugikan
PD Pasar Jaya Sebesar Rp3.844.200.000,00, Denda Keterlambatan
Yang Belum Dipungut Sebesar Rp2.296.922.104,62, PPN Belum 51
Dikenakan Atas Biaya Proyek Sebesar Rp4.588.635.270,00 Serta
Ketidakjelasan Status Kepemilikan Aset Senilai Rp36.213.160.513,00
...........................
15. PT Priamanaya Djan International Kurang Menyetorkan Kewajiban
Sebesar Rp70.000.000.000,00 Kepada PD Pasar Jaya Dalam Kerjasama 55
Pembangunan Atas Pasar Tanah Abang, Ketidakjelasan Status
Kepemilikan Asset Senilai Rp777.184.000.000,00 Dan Perhitungan
Biaya Non Fisik Belum Dikenakan PPN Sebesar 60
Rp16.474.099.082,59...
16. PT Mutiara Permata Indah Belum Menyetorkan Pembagian Keuntungan
Atas Kerjasama Pelaksanaan Pekerjaan Pengembangan Pasar Cipulir 64
Wilayah Jakarta Selatan Sebesar Rp8.841.100.836,14 .............................
17. Pekerjaan Tambah Kurang Pada Pekerjaan Pembangunan Pasar Induk
Kramatjati Oleh PT Tritunggal Sentra Sejahtera Tidak Didukung
Dengan Berita Acara Kesepakatan Dengan Pihak PD Pasar Jaya
.............

Lampiran-lampiran

iii
KESIMPULAN

Berdasarkan ketentuan Pasal 23 E Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-Undang No.5 Tahun 1973, dan Undang-Undang
No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah melakukan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu atas Pendapatan dan Biaya Tahun Buku (TB) 2004
dan TB 2005 pada Perusahaan Daerah Pasar Jaya di Jakarta.

Pemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan


(SAP) Tahun 1995 dan Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) BPK-RI Tahun 2002.

Tujuan pemeriksaan adalah untuk menguji dan menilai, apakah informasi


keuangan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, entitas yang
diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan keuangan tertentu,
dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dari entitas tersebut baik terhadap laporan keuangan
maupun terhadap pengamanan atas kekayaan telah dirancang dan dilaksanakan secara
memadai untuk mencapai tujuan pengendalian.

Sasaran pemeriksaan atas Pendapatan dan Biaya diarahkan pada pengurusan


dan pertanggungjawaban keuangan perusahaan, pengelolaan pendapatan dan piutang,
pengelolaan biaya operasional dan hutang jangka pendek, pembelian
barang/pemborongan pekerjaan/investasi dan hutang jangka panjang, pemenuhan
kewajiban kepada Negara/Daerah, serta kerjasama dengan pihak ketiga dengan luas
cakupan pemeriksaan TB 2004 sebesar Rp931.518.776.659,56 atau 83,52% dari Realisasi
Anggaran sebesar Rp1.115.282.687.310,00 dan TB 2005 sebesar Rp833.805.429.255,86
atau 85,17 % dari Realisasi Anggaran (s.d. Juni) sebesar Rp979.026.599.054,13.

Tanpa mengurangi keberhasilan yang dicapai, dari hasil pemeriksaan dapat


disimpulkan bahwa pada TB 2004 dan TB 2005 ditemukan penyimpangan terhadap azas
ketaatan senilai Rp946.207.685.249,67 atau 53,60% dari Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Biaya yang diperiksa sebesar Rp1.765.324.205.915,42 yaitu:
1. Penyimpangan TB 2004 atas pendapatan sebesar Rp76.471.166,80 dari realisasi
anggaran pendapatan yang diperiksa sebesar Rp809.662.206.475,56 merupakan
temuan kekurangan penerimaan sebesar Rp51.629.246,80 dan temuan administratif
sebesar Rp24.841.920,00 dan atas biaya sebesar Rp1.402.621.187,50 dari realisasi
anggaran biaya yang diperiksa sebesar Rp121.856.570.184,00 merupakan temuan yang
berindikasi kerugian sebesar Rp51.355.237,50 dan temuan administratif sebesar
Rp1.351.265.950,00.

2. Penyimpangan TB 2005 atas pendapatan sebesar Rp935.174.814.150,05 dari realisasi


anggaran pendapatan yang diperiksa sebesar Rp772.661.955.236,53 merupakan
temuan yang berindikasi kerugian sebesar Rp78.208.022.686,00, kekurangan
penerimaan sebesar Rp41.114.168.612,91 dan temuan administratif sebesar
Rp815.852.622.851,14 dan atas biaya sebesar Rp9.553.778.745,32 dari realisasi
anggaran biaya yang diperiksa sebesar Rp61.143.474.019,33 merupakan temuan
berindikasi kerugian sebesar Rp4.372.500,00, dan temuan administratif sebesar
Rp9.549.406.245,32.

Penyimpangan tersebut di atas pada dasarnya terjadi karena pelaksanaan SPI


yang kurang efektif, khususnya mengenai prosedur kerja dan ketaatan pada azas yang
tidak sepenuhnya dilaksanakan baik oleh para Pelaksana maupun oleh Penanggung Jawab
kegiatan Pengelolaan Pendapatan dan Biaya.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, BPK-RI menyarankan agar kelemahan-


kelemahan yang ada diatasi, kekurangan penerimaan dan kelebihan pembayaran yang
merugikan segera ditagih dan disetorkan ke PD Pasar Jaya, para Pelaksana dan
Penanggung Jawab kegiatan Pengelolaan Pendapatan dan Biaya yang lalai melaksanakan
tugas dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA
Kepala Perwakilan III BPK-RI
di Jakarta

Hadi Priyanto
NIP. 240000961
Hasil Pemeriksaan
I. Gambaran Umum
1. Tujuan Pemeriksaan
Untuk menguji dan menilai apakah :
a. Informasi keuangan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan
b. Entitas yang diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap
peraturan keuangan tertentu
c. Sistem pengendalian intern dari entitas tersebut baik terhadap laporan
keuangan maupun terhadap pengamanan atas kekayaan telah dirancang dan
dilaksanakan secara memadai untuk mencapai tujuan pengendalian.

2. Sasaran Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka sasaran pemeriksaan
diarahkan pada :
a. Pengurusan dan pertanggungjawaban keuangan perusahaan
b. Pengelolaan pendapatan dan piutang
c. Pengelolaan biaya operasional dan hutang jangka pendek
d. Pembelian barang/pemborongan pekerjaan/investasi dan hutang jangka
panjang
e. Pemenuhan kewajiban kepada Negara/Daerah
f. Kerjasama dengan pihak ketiga

3. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan pada PD Pasar Jaya akan memberikan suatu penilaian terhadap
pelaksanaan Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Sistem
Pengendalian intern, serta akurasi penyajian informasi keuangan dengan
melakukan pengujian secara uji petik (sampling). Pengujian dilakukan
berdasarkan hasil uji materialitas dan pengujian dengan pendekatan resiko
melalui suatu proses pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan konfirmasi
dengan pihak-pihak terkait atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan pendapatan,
pengendalian biaya, kerjasama dengan pihak ketiga dan aktivitas pendukung
lainnya.

1
4. Jangka Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas Kepala Perwakilan III
BPK-RI No. 62/ST/XIV.3-XIV.3.2/10/2005 tanggal 10 Oktober 2005 selama 25
hari kalender terhitung mulai tanggal 11 Oktober 2005 sampai dengan tanggal 24
November 2005.

5. Obyek Pemeriksaan
a. Uraian Singkat Mengenai Obyek Yang Diperiksa
1) Pendirian PD Pasar Jaya
PD Pasar Jaya didirikan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDKI
No.16.3/3/2/15/1966 Tahun 1966 tanggal 24 Desember 1966 dan
disahkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dengan Surat Keputusan
(SK) No. EKBANG 818/13-305 Tahun 1967. Bentuk dan status
Perusahaan ini ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) No.7 Tahun
1982 yang mendapat pengesahan Mendagri dengan SK No.511-231-181
tanggal 19 April 1983. Perda tersebut diundangkan dalam Lembaran
Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.34 Tahun 1983 seri D No.33 tanggal
12 Juli 1983, yang kemudian diubah dengan Perda No.7 Tahun 1992
tanggal 21 Juli 1992 yang tercantum dalam Lembaran Daerah No.4 Tahun
1993. Terakhir diubah dengan Perda No.12 Tahun 1999 tanggal 31
Desember 1999 yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi DKI
Jakarta No.35 Tahun 1999 tanggal 31 Desember 1999 .
2) Tujuan dan Kegiatan PD Pasar Jaya
Maksud dan tujuan didirikannya PD Pasar Jaya adalah untuk melakukan
pengurusan pasar dalam rangka pengembangan perekonomian daerah
serta menunjang anggaran daerah dan pertumbuhan perekonomian
nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, tugas pokok PD Pasar Jaya
adalah melaksanakan pelayanan umum dalam bidang perpasaran,
membina pedagang pasar, ikut membantu menciptakan stabilitas harga
dan kelancaran distribusi barang dan jasa di pasar.
Jumlah tempat usaha pada masing-masing area pelaksana adalah sebagai
berikut:

2
Jumlah Mutasi
Awal Jumlah Akhir
No. Area
Tahun Tambah Kurang Tahun 2004
2004
1 2 3 4 5 6
1 Area 01 Tanah Abang 8.168 - - 8.168
2 Area 02 Senen Blok III 8.293 - - 8.293
3 Area 03 Pramuka 5.869 6 136 5.739
4 Area 04 Palmerah 3.528 - - 3.528
5 Area 05 Rawabadak 3.751 - - 3.751
6 Area 06 Koja 3.820 - 110 3.710
7 Area 07 Glodok 7.326 120 1 7.445
8 Area 08 Cengkareng 3.808 50 - 3.858
9 Area 09 HWI 3.461 - 1 3.460
10 Area 10 Jembatan Merah 2.737 189 1 2.925
11 Area 11 Grogol 5.442 39 - 5.481
12 Area 12 Cipulir 4.984 12 - 4.996
13 Area 13 Mayestik 5.374 - - 5.374
14 Area 14 Minggu 4.559 1 - 4.560
15 Area 15 Rumput 4.395 8 - 4.403
16 Area 16 Kramatjati 4.311 - - 4.311
17 Area 17 Sunan Giri 4.347 1 3 4.345
18 Area 18 Jatinegara 5.414 - - 5.414
19 Area 19 Perumnas Klender 4.929 - 251 4.678
20 Area 20 Induk Kramatjati 3.879 - 15 3.684
JUMLAH 98.395 426 518 98.303

Jumlah tempat usaha awal Tahun 2004 adalah sebanyak 98.395. Selama
Tahun 2004 terjadi penambahan sebanyak 426 tempat usaha (0,43%) dan
pengurangan sebanyak 518 tempat usaha (0,53%). Sehingga jumlah akhir
Tahun 2004 adalah sebanyak 98.303 tempat usaha.
Jumlah tempat usaha awal Tahun 2005 adalah sebanyak 98.303. Selama
Tahun 2005 terjadi penambahan sebanyak 62 tempat usaha (0,06%) dan
pengurangan sebanyak 415 tempat usaha (0,42%).
Sehingga jumlah sampai Triwulan II Tahun 2005 adalah sebanyak 97.950
tempat usaha dengan rincian sebagai berikut:

3
Jumlah Mutasi Jumlah
No. Area Awal Tahun Akhir (s.d
Tambah Kurang
2005 Juni 2005)
1 2 3 4 5 6
1 Area 01 Tanah Abang 8.168 - - 8.168
2 Area 02 Senen Blok III 8.293 - - 8.293
3 Area 03 Pramuka 5.739 - - 5.739
4 Area 04 Palmerah 3.528 - - 3.528
5 Area 05 Rawabadak 3.751 - - 3.751
6 Area 06 Koja 3.710 - 415 3.295
7 Area 07 Glodok 7.445 2 - 7.447
8 Area 08 Cengkareng 3.858 - - 3.858
9 Area 09 HWI 3.460 - - 3.460
10 Area 10 Jembatan Merah 2.925 - - 2.925
11 Area 11 Grogol 5.481 - - 5.481
12 Area 12 Cipulir 4.996 29 - 5.025
13 Area 13 Mayestik 5.374 - - 5.374
14 Area 14 Minggu 4.560 - - 4.560
15 Area 15 Rumput 4.403 2 - 4.405
16 Area 16 Kramatjati 4.311 - - 4.311
17 Area 17 Sunan Giri 4.345 19 - 4.364
18 Area 18 Jatinegara 5.414 10 - 5.424
19 Area 19 Perumnas Klender 4.678 - - 4.678
20 Area 20 Induk Kramatjati 3.684 - - 3.864
JUMLAH 98.303 62 415 97.950

3) Total Aset, Laba (Rugi) dan Opini Auditor Independen


Laporan keuangan PD Pasar Jaya untuk dua Tahun terakhir adalah
sebagai berikut:
(dalam rupiah)
Laba (Rugi) Pendapat
Tahun KAP Total Aset
sebelum Pajak Auditor
2003 Doli, Bambang & Sudarmadji 739.133.840.654 20.404.103.672 WTP
2004 Doli, Bambang & Sudarmadji 749.947.320.832 34.169.986.389 WTP

4) Perkembangan Aktiva dan Passiva (Kewajiban dan Ekuitas) PD


Pasar Jaya
Perkembangan aktiva dan passiva PD Pasar Jaya untuk tiga Tahun
terakhir adalah sebagai berikut:

4
(dalam juta rupiah)
Tahun 2005
Tahun
Uraian Tahun 2004 (s.d Juni Kenaikan(Penurunan) % Naik (Turun)
2003
2005)
1 2 3 4 5 6 7 8
3-2 4-3 5:2 6:3
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas 68.672,20 98.161,15 109.361,41 29.488,95 11.200,26 0,43 0,11
Piutang Usaha 94.448,49 84.545,59 20.333,59 (9.902,90) (64.212,00) (0,10) (0,76)
Piutang Lain-lain 823,72 958,29 416,87 134,57 (541,42) 0,16 (0,56)
Biaya Dibayar Dimuka 1.840,32 1.590,58 8.950,62 (249,74) 7.360,04 (0,14) 4,63
Pajak Dibayar Dimuka - 10,56 18.441,55 10,56 18.431,00 - 1745,58
Pendapatan Yang Masih Harus Diterima 18,70 - - (18,70) - (1,00) -
Jumlah Aktiva Lancar 165.803,42 185.266,17 157.504,04 19.462,74 (27.762,13) 0,12 (0,15)

Aktiva Tidak Lancar


Penyertaan 1.600,00 5.200,00 8.349,99 3.600,00 3.149,99 2,25 0,61
Aktiva Tetap 547.677,89 539.038,46 538.135,43 (8.639,43) (903,03) (0,02) (0,002)
Aktiva Pajak Tangguhan 1.163,59 1.626,56 - 462,97 (1.626,56) 0,40 (1,00)
Aktiva Lain-lain 22.888,94 18.816,14 76.988,75 (4.072,80) 58.172,62 (0,18) 3,09

JUMLAH AKTIVA 739.133,84 749.947,32 780.978,21 10.813,48 31.030,89 0,01 0,04

Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa jumlah aktiva dan passiva
PD Pasar Jaya pada Tahun 2004 meningkat dari Tahun 2003 sebesar
Rp10.813.480.178,00 atau 1,46%. Begitu juga pada Tahun 2005 sampai
dengan Bulan Juni terjadi peningkatan aktiva dan passiva sebesar
Rp31.030.889.713,04 atau 4,14%.

5) Perkembangan Hasil Usaha


Perkembangan hasil usaha PD Pasar Jaya untuk tiga Tahun terakhir
adalah sebagai berikut:
(dalam juta rupiah)
Realisasi Laba (Rugi) Tahun 2004 Tahun 2005
Uraian Realisasi
Tahun 2003 Tahun Realisasi
% RKAP (Rp) % RKAP (Rp) s.d Juni %
(Rp) 2004 (Rp) (Rp)
(Rp)
Pendapatan 157.340,81 189.335,22 120,33 326.070,01 189.335,22 58,07 233.491,67 115.136,04 49,31
Beban Operasional 143.543,72 160.017,97 111,48 141.560,40 131.493,49 92,89 158.401,76 77.244,62 48,76
Laba Operasional 13.797,09 29.317,26 212,49 184.509,61 57.841,74 31,35 75.089,91 37.891,43 50,46
Pendapatan Lain-lain 20.886,25 10.417,45 49,88 11.822,99 6.721,97 56,86 16.810,52 3.415,49 20,32
Beban Lain-lain (14.279,23) (5.564,72) 38,97 (159.005,96) (80.355,83) 50,54 (32.830,52) (2.252,24) 6,86
Laba Sebelum Pajak 20.404,10 34.169,99 167,47 37.326,64 (15.792,12) 42,31 59.069,91 39.054,68 66,12

Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa realisasi laba sebelum


pajak PD Pasar Jaya Tahun 2004 dan 2005 (s.d Juni) mengalami
penurunan dari anggarannya masing-masing sebesar 42,31% dan 66,12%.

5
b. Perkembangan Rasio Keuangan dan Kinerja PD Pasar Jaya
1) Rasio Keuangan
Keterangan TB 2004 TB 2005 (s.d Juni)
A. Keuangan
1. Umum
- Return on Assets (ROA) 3,57 % 6,25 %
- Return on Equity (ROE) 8,67 % 9,71 %
- Return on Investment (ROI) 5,95 % 7,26 %
2. Keuangan
Profit Margin 16,58 % 32,94 %
3. Kemampuan / kondisi
- Current Ratio 311,93 % 415,78 %
- Quick Ratio 228,39 % 288,69 %
- Working Capital to Sales 411,94 % 676,34 %
- Solvabilias 212,57 % 229,96 %
- Debt to Equity Ratio 96,54 % 84,42 %
4. Utilitas Investasi
- Day’s of Account Receivables 9 hari 10 hari
(Piutang IBPP)
- Day’s of Account Receivables 180 hari 175 hari
(Piutang IPbP)

B. Operasional
- Kenaikan Biaya Produksi 83,42 % 67,06 %
- Tingkat Pengisian Tempat Usaha 98,77 % 98,77 %

c. Ratio Sumber Daya Manusia


- T.U. Tersedia / Jumlah Pegawai 47,47 TU 48,39 TU
- T.U. Produktif / Jumlah Pegawai 43,98 TU 44,89 TU
- Pendapatan / Jumlah Pegawai 88.652.488,56 56.885.396,49
- Pendapatan / Biaya Pegawai 3,09 4,49

2) Kinerja Perusahaan
Perkembangan kinerja perusahaan jika dilihat berdasarkan Indikator
Utama (Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas) dan Indikator Tambahan
(Profit Margin, Ratio Operasi dan Produktivitas Tenaga Kerja) adalah
sebagai berikut:

a) Tahun 2004
Kriteria Penilaian Satuan Unit Bobot Target Realisasi Nilai Nilai Bobot
(1) (2) (3) (4=3/2) (5=1x4)
Indikator Utama 70 %
1. Rentabilitas % 52,5 % 9,00 % 8,67 % 96,34 50,58
2. Likuiditas % 8,75 % 624,22 % 311,93 % 49,97 4,37
3. Solvabilitas % 8,75 % 181,90 % 212,57 % 116,86 10,23

6
Indikator Tambahan 30 %
1. Profit Margin % 10 18,18 % 16,58 % 91,19 9,12
2. Ratio Operasi % 10 81,82 % 83,42 % 101,96 10,20
3.Produktivitas Tenaga Kerja % 10 81.018.274,18 88.652.488,56 109,42 10,94
JUMLAH 95,43

b) Tahun 2005 (s.d Juni)


Kriteria Penilaian Satuan Bobot Target Realisasi Nilai Nilai Bobot
Unit
(1) (2) (3) (4=3/2) (5=1x4)
Indikator Utama 70 %
1. Rentabilitas % 52,5 10,57 % 9,71 % 91,86 48,22
2. Likuiditas % 8,75 446,34 % 415,78 % 93,15 8,15
3. Solvabilitas % 8,75 181,47 % 229,96 % 126,72 11,09
Indikator Tambahan 30 %
1. Profit Margin % 10 33,20 % 32,94 % 99,22 9,92
2. Ratio Operasi % 10 66,80 % 67,06 % 100,39 10,04
3.Produktivitas Tenaga % 10 57.742.759,39 56.885.396,49 98,52 9,85
Kerja
JUMLAH 97,28

6. Cakupan pemeriksaan
Cakupan Pemeriksaan pada PD Pasar Jaya untuk Tahun 2004 dan Tahun
2005 (s.d. Juni) adalah sebagai berikut:
Audit
Nilai yang
No. Perkiraaan Realisasi (Rp) Coverage Ratio
Diperiksa (Rp)
(%)
Tahun 2004
I Penerimaan
a. Pendapatan Operasional
- Iuran Pengelolaan Pasar 74.748.521.495,00 50.462.726.861,00 67,51
- Pemeliharaan Pasar & Prasarana 58.698.106.525,00 25.375.930.317,47 43,23
- Kerjasama dengan Pihak III 47.777.668.150,00 47.777.668.150,00 100
- Perijinan & Administrasi 8.110.925.926,00 2.611.506.344,06 32,19
Jumlah 189.335.222.096,00 126.227.831.672,53 66,67
b. Pendapatan Lain-lain 10.417.454.337,00 8.481.786.054,23 81,42
Jumlah penerimaan 199.752.676.433,00 134.709.617.726,76 67,44
II Pengeluaran
a. Beban Operasional 160.017.966.910,00 116.423.639.062,00 72,76
b. Lain-lain 5.564.723.134,00 5.432.931.122,00 97,63

7
Jumlah pengeluaran 165.582.690.044,00 121.856.570.184,00 73,59

Tahun 2005 (s.d Juni)


I Penerimaan
a. Pendapatan Operasional
- Iuran Pengelolaan Pasar 53.699.420.800,28 24.417.126.637,00 45,47
- Pemeliharaan Pasar & Prasarana 32.149.767.832,13 13.811.846.583,70 42,96
- Kerjasama dengan Pihak III 23.602.791.689,43 23.602.791.689,43 100
- Perijinan & Administrasi 5.684.062.168,32 4.832.666.559,94 85,02
Jumlah 115.136.042.490,16 66.664.431.470,07 57,90
b. Pendapatan Lain-lain 3.415.494.009,56 3.117.134.275,92 91,26
Jumlah penerimaan 118.551.536.499,72 69.781.565.745,99 58,86
II Pengeluaran
a. Beban Operasional 77.244.616.723,66 59.030.700.542,62 72,80
b. Lain-lain 2.252.235.285,71 2.112.773.476,71 93,81
Jumlah pengeluaran 79.496.852.009,37 61.143.474.019,33 76,91

Dari cakupan pemeriksaan Tahun 2004 dan 2005 (s.d Juni) untuk Pendapatan
sebesar Rp204.491,18 juta atau 64,24% dari realisasi anggaran sebesar
Rp318.304,21 juta ditemukan penyimpangan sebesar Rp123.286,15 juta atau
91,52%. Sedangkan cakupan pemeriksaan Tahun 2004 dan 2005 (s.d Juni) untuk
Biaya sebesar Rp183.000,04 juta atau 74,67% dari realisasi anggaran sebesar
Rp245.079,54 juta ditemukan penyimpangan sebesar Rp1.335,36 juta atau 0,73%.
Rekapitulasi hasil pemeriksaan atas Pendapatan dan Biaya PD Pasar Jaya
Tahun 2004 dan Tahun 2005 (s.d. Juni) dimuat dalam daftar pada halaman
berikut ini.

8
DAFTAR REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DALAM SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2005

BUMD : Perusahaan Daerah Pasar Jaya


Tahun Anggaran : 2005

RINCIAN TEMUAN
Total Nilai Temuan Yang
Ketertiban dan Ketaatan (2K)
Nama Obrik/Sasaran Nilai yang Ditemukan Pada Saat
NO. Jumlah Anggaran Jumlah Realisasi % Cakrik Jumlah 2K
Diperiksa Pemeriksaan Indikasi Kerugian Kekurangan Penerimaan Administrasi
Jenis Entitas Jml Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

PENDAPATAN DAN ASSET 13 2,119,120.71 1,849,229.75 1,582,324.17 85.57% 21 940,292.78 59.42% 5 78,208.02 4.94% 10 41,165.81 2.60% 6 820,918.94 51.88% 21 940,292.78 59.42%
PENDAPATAN 588,195.18 318,304.22 204,491.19
TB 2004 337,892.99 199,752.68 134,709.62
TB 2005 (s.d Juni) 250,302.19 118,551.54 69,781.57
ASSET 1,530,925.53 1,530,925.53 1,377,832.98
TB 2004 749,947.32 749,947.32 674,952.59
TB 2005 780,978.21 780,978.21 702,880.39

Penyimpangan Terhadap Azas Ketaatan

Pencatatan Akuntansi Atas Pendapatan BPP Ditangguhkan


Dari Kerjasama Penggunaan Tempat Untuk Pemasangan
Dan Penempatan Antena Tower Dan Shelter Di Pasar
a. 1 1 48.13 1 48.13 1 48.13
Glodok Unit Area 7 Tahun 2004 Sebesar Rp24.841.920,00
Dan Tahun 2005 Sebesar Rp23.291.310,00 (Sampai
September 2005) Tidak Tepat
Pembayaran Sewa Kontrak Dari PT Prolita Sarana Harja
b. 1 1 60.00 1 60.00 1 60.00
Sebesar Rp60.000.000,00 Dilaksanakan Terlambat
Penetapan Persentase Tarif Biaya Pengelolaan Pasar
(BPP) Belum Sesuai Dengan Ketentuan Yang Telah
c. Ditetapkan Sehingga Mengakibatkan Kurangnya 1 1 147.59 1 147.59 1 147.49
Penerimaan BPP Untuk Tahun 2004 Senilai
Rp51.629.246,80 Dan Tahun 2005 Senilai Rp95.957.528,08
Pembangunan Tempat Penampungan Sementara Eks
d. Pedagang Melawai Senilai Rp3.516.988.293,82 Tidak 1 1 3,516.99 1 3,516.98 1 3,516.98
Sesuai Ketentuan
Kerjasama Pembangunan Pasar Jatinegara Merugikan PD
e. 1 2 3,603.80 1 2,827.27 1 776.53 2 3,603.80
Pasar Jaya Sebesar Rp3.603.797.474,99
PT Inter Wahana Nuansa Kurang Menyetorkan Kewajiban
Sebesar Rp8.469.825.000,00 Kepada PD Pasar Jaya
f. Dalam Kerjasama Pembangunan Peremajaan Dan 1 1 8,947.81 1 8,947.81 1 8,947.81
Penataan Pasar Santa Dan Belum Dikenakan Denda
Sebesar Rp477.984.126,73 (per tanggal 28 Oktober 2005)
PT Reka Tiga Er Belum Menyetorkan Pembagian
Keuntungan Atas Kerja Sama Penataan Lahan Parkir
g. Perumnas Klender dan Belum Membayarkan Denda Atas 1 1 83.26 1 83.26 1 83.26
Keterlambatan Pembayaran Kewajiban Sebesar
Rp77.000.000,00 Dan Rp6.255.062,38
Kerja Sama Pembangunan Dan Pembangunan Pasar Pluit
Merugikan PD Pasar Jaya Sebesar Rp1.536.549.956,00
h. 1 2 3,968.72 1 1,536.55 1 2,432.17 2 3,968.72
Dan Tidak Ada Kejelasan Kepemilikan Atas Asset Senilai
Rp2.432.171.028,14
PT Mutiara Permata Indah Kurang Menyetorkan Fee
Pemasaran Atas Kerjasama Pelaksanaan Pekerjaan
i. 1 1 279.70 1 279.70 1 279.70
Pengembangan Pasar Cipulir Wilayah Jakarta Selatan
Sebesar Rp279.701.238,00
Kerja Sama Pembangunan Dan Pengembangan Pasar
Cibubur Merugikan PD Pasar Jaya Sebesar
Rp3.844.200.000,00, Denda Keterlambatan Yang Belum
j. Dipungut Sebesar Rp2.296.922.104,62, PPN Belum 1 5 46,942.92 2 3,844.20 2 6,885.56 1 36,213.16 5 46,942.92
Dikenakan Atas Biaya Proyek Sebesar Rp4.588.635.270,00
Serta Ketidakjelasan Status Kepemilikan Aset Senilai
Rp36.213.160.513,00
PT Priamanaya Djan International Kurang Menyetorkan
Kewajiban Sebesar Rp70.000.000.000,00 Kepada PD Pasar
Jaya Dalam Kerja Sama Pembangunan Atas Pasar Tanah
k. 1 3 865,182.60 1 70,000.00 1 16,474.10 1 778,708.50 3 865,182.60
Abang, Ketidakjelasan Status Kepemilikan Asset Senilai
Rp777.184.000.000,00 Dan Perhitungan Biaya Non Fisik

Belum Dikenakan PPN Sebesar Rp16.474.099.082,59


PT Mutiara Permata Indah Belum Menyetorkan Pembagian
Keuntungan Atas Kerja Sama Pelaksanaan Pekerjaan
l. 1 1 7,511.26 1 7,511.26 1 7,511.26
Pengembangan Pasar Cipulir Wilayah Jakarta Selatan
Sebesar Rp7.511.264.456,14
Adanya Kelemahan Klausul Dalam Perjanjian Kerjasama
Pekerjaan Pembangunan Pasar Induk Kramatjati Dan
m. Belum Adanya Berita Acara Tambah Kurang Atas 1 1 - 1 - 1 -
Pekerjaan Tambah Kurang Pada Pekerjaan Pembangunan
Pasar Induk Kramatjati Oleh PT Tritunggal Sentra Sejahtera

BIAYA 4 491,798.64 245,079.54 183,000.04 74.67% 4 5,914.91 3.23% 1 55.73 0.03% - - - 3 5,859.18 3.20% 4 5,914.91 3.23%
TB 2004 300,566.36 165,582.69 121,856.57
TB 2005 (s.d. 30 Juni 2005) 191,232.28 79,496.85 61,143.47

Penyimpangan Terhadap Azas Ketaatan

Prosedur Kenaikan Gaji dan Tunjangan Direksi PD Pasar


a. 1 1 1,599.60 1 1,599.60 1 1,599.60
Jaya Tidak Sesuai Ketentuan
Pemberian Tunjangan Kegiatan Kerja Tidak Sesuai
b. 1 1 55.73 1 55.73 1 55.73
Ketentuan Sebesar Rp55.727.737,50
PD Pasar Jaya Kurang Menyetorkan Pembagian Laba
c. BUMD Ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sebesar 1 1 2,582.44 1 2,582.44 1 2,582.44
Rp2.582.441.451,50
PD Pasar Jaya Kurang Menyetor Retribusi Kebersihan
d. 1 1 1,677.14 1 1,677.14 1 1,677.14
Lingkungan Sebesar Rp1.677.142.500,00

Jumlah 17 2,610,919.35 2,094,309.29 1,765,324.21 84.29% 25 946,207.69 53.60% 6 78,263.75 4.43% 10 41,165.81 2.33% 9 826,778.12 46.83% 25 946,207.69 53.60%

8
II. Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern (SPI)
Hasil pengujian SPI atas penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan dan
atas kegiatan pengelolaan pendapatan dan pengendalian biaya Tahun 2004 dan
Tahun 2005 pada PD Pasar Jaya adalah sebagai berikut :

1. Struktur Organisasi
Dalam rangka mewujudkan sasaran dan tujuan organisasi tersebut, berdasarkan
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No 70 Tahun 2005 tanggal 8 Juni 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja PD Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta, PD Pasar
Jaya memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Badan Pengawas, Direksi, Unsur
Staf dan Unsur Pelaksana.
a. Badan Pengawas
Badan Pengawas mempunyai tugas mengawasi kegiatan operasional PD Pasar
Jaya, memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur terhadap pengangkatan dan
pemberhentian direksi, memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur terhadap
program kerja yang dianjurkan oleh Direksi, memberikan pendapat dan saran kepada
Gubernur terhadap laporan keuangan perusahaan, dan memberikan pendapat dan
saran atas laporan kinerja PD Pasar Jaya.
Badan Pengawas paling banyak tiga orang dengan susunan keanggotaan terdiri atas
Ketua, Sekretaris dan Anggota. Badan Pengawas bertanggung jawab kepada
Gubernur.
b. Dewan Direksi
Direksi terdiri dari Direktur Utama, Direktur Administrasi, Direktur Operasi,
Direktur Perencanaan dan Hukum. Sampai saat ini, PD Pasar Jaya hanya memiliki
Direktur Utama, Direktur Administrasi, dan Direktur Operasi.
Direktur Utama mempunyai tugas diantaranya memimpin dan mengendalikan
semua kegiatan PD Pasar Jaya, menyampaikan Rencana Kerja Lima Tahunan dan
RKAP Tahunan kepada Badan Pengawas, mengurus dan mengelola kekayaan PD
Pasar Jaya, menetapkan kebijakan perusahaan (corporate strategy) dan
mengkoordinasikan pelaksanaan secara konsisten, mewakili PD Pasar Jaya baik di
dalam maupun di luar pengadilan.
Direktur Administrasi mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan
kegiatan penyusunan RKAP, penggalian sumber pendanaan perusahaan serta
pengendalian pengelolaan keuangan, kekayaan perusahaan, pembinaan pegawai, dan

9
kegiatan administrasi umum dan kehumasan, serta melaksanakan tugas-tugas lainnya
yang diberikan Direktur Utama.
Direktur Operasi mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan, perawatan pasar,
kegiatan promosi, pemasaran dan perizinan tempat usaha, pembinaan pedagang,
pengembangan usaha, pengelolaan kawasan pasar, dan fasilitas pasar dan prasarana
lainnya serta melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan Direktur Utama.

2. Sumber Daya Aparatur


Sampai dengan bulan Juni 2005, PD Pasar Jaya memiliki pegawai sebanyak
2.024 orang, atau mengalami penurunan pegawai sebanyak 47 orang dari jumlah
pegawai PD Pasar Jaya per 31 Desember 2004 sebanyak 2.071 orang. Sedangkan
selama Tahun 2004, jumlah pegawai mengalami penurunan sebanyak 149 orang dari
jumlah pegawai pada Tahun 2003 sebanyak 2.220 orang.
Berdasarkan hasil penilaian, Direksi telah memiliki kompetensi dan keahlian
yang memadai dalam merumuskan kebijakan atas pengelolaan dan operasional pada
PD Pasar Jaya, mengendalikan dan melakukan pengawasan atas kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan. Terdapat beberapa hal yang kurang diperhatikan oleh Direksi,
salah satunya adalah Direksi kurang mentaati peraturan yang berlaku bagi PD Pasar
Jaya (Temuan Pemeriksaan No.4 dan No.9).
Selanjutnya dalam pelaksanaan pengelolaan PD Pasar Jaya, Direksi dibantu oleh
Unsur Staf yang terdiri dari satu Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan delapan divisi.
Selain itu Direksi dibantu oleh Unsur Pelaksana yang terdiri dari Unit Area dan Unit
Perparkiran.
Berdasarkan kompetensi dan keahlian menunjukkan bahwa kompetensi dan
keahlian yang diperlukan untuk menduduki suatu jabatan tertentu kurang
diperhatikan oleh pihak manajemen PD Pasar Jaya. Dari pemeriksaan secara garis
besar dapat disimpulkan bahwa kurangnya koordinasi antar divisi. Selain itu
diketahui juga peranan Manajer Divisi Hukum kurang cermat dan kurang mentaati
peraturan yang berlaku (dapat dilihat pada Temuan Pemeriksaan No.2 dan No.10),
Manajer dan Asisten Manajer Divisi Keuangan kurang optimal dalam melaksanakan
tugasnya (Temuan Pemeriksaan No.2 dan No.7), Asisten Manajer Administrasi Area
kurang cermat dalam mencatat transaksi keuangan (Temuan Pemeriksaan No.1).

10
3. Tata Laksana
Kegiatan pengelolaan seluruh aktivatas perusahaan (tata laksana) adalah suatu
kegiatan untuk meyakinkan bahwa kebijakan dan prosedur yang ditetapkan telah
sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dan untuk meyakinkan bahwa kebijakan
dan prosedur tersebut telah dilaksanakan oleh manajemen dengan sebaik-baiknya.
Hal-hal yang terpenting dalam kegiatan tata laksana adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan
PD Pasar Jaya setiap Tahun membuat Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) yang disahkan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pengelolaan pendapatan dan biaya.
Penyusunan RKAP diusulkan oleh masing-masing area/unit kerja dengan
dikoordinir oleh Divisi Keuangan sebelum Tahun buku yang bersangkutan. RKAP
disusun berdasarkan asumsi dan hasil evaluasi atas pelaksanaan RKAP Tahun buku
sebelumnya, perkembangan ekonomi, kebijakan-kebijakan pemerintah dan daerah.
Setelah dilakukan pembahasan antara Direksi, para Manajer dan Badan Pengawas,
RKAP perusahaan kemudian diusulkan Direksi kepada Gubernur melalui Badan
Pengawas untuk mendapatkan pengesahan. Direksi melaksanakan RKAP yang sudah
disahkan tersebut dengan melakukan evaluasi dan penyesuaian setiap triwulan.
Untuk Tahun 2004, Gubernur Provinsi DKI Jakarta telah menerbitkan Surat
Keputusan No.4214/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang RKAP PD Pasar Jaya
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2004. Untuk Tahun 2005, Gubernur Provinsi DKI
Jakarta telah menerbitkan Surat Keputusan No.2840/2004 tanggal 31 Desember 2004
tentang RKAP PD Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta Tahun 2005.
Dalam setiap RKAP yang diterbitkan, PD Pasar Jaya menetapkan beberapa hal
yang dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan operasional PD Pasar
Jaya, yaitu diantaranya sebagai berikut:
1) Rencana Kerja
Rencana kerja untuk PD Pasar Jaya Tahun 2004 yang terdiri atas :
a) Alat Produksi dan Utilitasnya yang meliputi memprogramkan lahan untuk
dijadikan lahan pembuangan akhir sampah; melakukan privatisasi perparkiran;
perawatan dan perbaikan bangunan yang rusak; optimalisasi penerimaan
MCK dengan penetapan O.E sesuai hasil survey; dan penataan pedagang kaki
lima dengan diberlakukannya tarif baru.

11
b) Program di Bidang Tenaga Kerja yang meliputi adanya perubahan struktur
organisasi serta kebijakan pemberian tunjangan perusahaan dan tunjangan
jabatan maupun uang makan/transport; pemberian dana pensiun baik yang
habis masa tugasnya ataupun pensiun maupun mengundurkan diri atas
permintaan sendiri; dan memberikan peningkatan tunjangan kesejahteraan
dan kesehatan bagi pegawai dan keluarganya.
c) Program Pemasaran, yaitu melakukan kegiatan pameran pembangunan,
pemasangan umbul-umbul, iklan media elektronik, sponsor dan pentas
lainnya.
Rencana kerja untuk PD Pasar Jaya Tahun 2005 yang terdiri atas :
a) Organisasi, yaitu memprioritaskan perubahan Badan Hukum dari PD menjadi
PT agar lebih luwes dalam pengelolaan pasar, akan segera diusulkan kepada
Gubernur Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Pengawas.
b) Manajemen, yaitu mengembangkan sistem informasi manajemen untuk
memberikan kemudahan pengambilan keputusan serta meningkatkan
manajemen pengelolaan.
c) Perencanaan dan Pengembangan yang menitikberatkan tindak lanjut dan
program Tahun 2005 untuk mengantisipasi pengelolaan perusahaan di masa
mendatang dalam menghadapi tantangan.
d) Sumber Daya Manusia yang menitikberatkan pemberdayaan pegawai secara
efektif dan efisien melalui Penyusunan Standar Kebutuhan Pegawai, Pensiun
Dini, Pendidikan dan Pelatihan, serta penambahan pegawai baru.
2) Rencana Anggaran
Rencana anggaran meliputi proyeksi Laba (Rugi), Proyeksi Neraca, Proyeksi
Investasi, dan Proyeksi Arus Kas yang dijadikan pedoman dalam melakukan
pengelolaan keuangan PD Pasar Jaya untuk Tahun berikutnya. Dalam
pelaksanaannya, masih terdapat pengendalian yang kurang memadai atas
penyerahan hak kepemilikan dan ketidakjelasan status kepemilikan atas aset yang
dibangun oleh pihak ketiga.

b. Kerjasama dengan Pihak Ketiga


Prosedur pelaksanaan kerjasama pada umumnya diawali dengan kesepakatan
bersama dalam bentuk Memorandum Of Understanding/MOU yang kemudian
dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama. Kelemahan pelaksanaan kerjasama

12
dengan prosedur tersebut adalah tidak adanya rekanan pembanding, baik dalam hal
penawaran harga maupun kualitas pekerjaan. Persyaratan administrasi sesuai yang
diminta dalam SK Gubernur No.39/2002 maupun SK Direksi No.420/2003 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Kerjasama PD Pasar Jaya dengan Pihak Ketiga dilengkapi
hanya sebagai formalitas belaka. Misalnya Surat Keterangan Bank yang menyatakan
kemampuan rekanan dalam mendanai pekerjaan baru ada setelah perjanjian
disepakati. Akibatnya, banyak rekanan yang melakukan wan prestasi terhadap
perjanjian kerjasama yang telah disepakati karena tidak mampu mendanai pekerjaan
dan tidak melunasi kewajiban pembayaran kompensasi penggunaan lahan kepada PD
Pasar Jaya (Temuan Pemeriksaan No.9, 10, 11, 12,13, 14,15,16). Dalam
pembangunan TPS eks Melawai, PD Pasar Jaya memberikan pekerjaan kepada
kontraktor tanpa didasari Surat Perintah Kerja, sehingga kerjasama pemborongan
pekerjaan tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak ada batasan biaya
yang mengikat diantara pihak-pihak yang bersepakat. Pekerjaan tambah kurang juga
tidak dituangkan dalam bentuk addendum yang disetujui kedua belah pihak, akan
tetapi dilaksanakan tambah kurang pekerjaan terlebih dulu baru kemudian
diformalkan dalam bentuk Berita Acara.

c. Pembayaran dan Pengeluaran Beban Operasional/Lain-lain Perusahaan


Prosedur Pembayaran dan pengeluaran beban operasional dan pengeluaran lain-
lain PD Pasar Jaya sebagian besar berdasarkan surat keputusan Direksi. Untuk hal-
hal tertentu, Direksi tidak mengeluarkan surat keputusan yang dapat dijadikan dasar
dalam penetapan besarnya pengeluaran dan bentuk pertanggungjawaban pengeluaran
biaya tersebut belum diatur.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap aspek Sistem Pengendalian Intern,
prosedur pembayaran dan pengeluaran beban operasional dan pengeluaran lain-lain
tersebut belum memadai karena terdapat pengeluaran yang tidak sesuai dengan surat
keputusan direksi seperti diungkap dalam Temuan Pemeriksaan No.6. Pemeriksaan
lain menunjukkan pula adanya kesalahan prosedur dalam menetapkan kenaikan gaji
seperti yang tercantum pada Temuan Pemeriksaan No.4.

d. Pengawasan
Untuk memenuhi kebutuhan pengendalian manajemen yang lebih baik,
berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.70 Tahun 2005 tanggal 8

13
Juni 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja PD Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta,
dibentuk suatu Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang dipimpin oleh seorang Kepala
yang langsung bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugas pokok SPI adalah
sebagai berikut :
1) Memantau dan menjaga agar kegiatan perusahaan tidak menyimpang dari
ketentuan yang berlaku;
2) Melaksanakan kegiatan pengawasan operasional keuangan, usaha, pembangunan,
kepegawaian, perencanaan, teknologi informasi, hukum dan keamanan ketertiban,
umum dan kehumasan;
3) Menyusun dan mengembangkan pedoman pengawasan;
4) Menyusun Program Kerja Kegiatan Pengawasan Tahunan (PKPT);
5) Menyusun dan menyampaikan laporan hasil pengawasan;
6) Mengkoordinasikan pengawasan eksternal;
7) Memberikan saran dan masukan hasil temuan pengawasan kepada Dirut.
Berdasarkan temuan-temuan pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa kinerja SPI
belum optimal dalam melakukan kegiatan pengawasan.

e. Pencatatan
Dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan, PD Pasar Jaya menggunakan
Modul Akuntansi yang disusun oleh Drs. Hans dan Rekan. Modul akuntansi tersebut
belum dimutakhirkan sesuai dengan kondisi perusahaan yang sekarang.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat kesalahan pencatatan transaksi
keuangan seperti yang tercantum dalam Temuan Pemeriksaan No.1.

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas berbagai aspek dalam penyusunan dan


penyajian laporan keuangan dan terhadap kegiatan pengelolaan pendapatan dan biaya
PD Pasar Jaya, aspek-aspek pengendalian dalam kerangka Sistem Pengendalian
Intern telah dirancang secara memadai, akan tetapi dilaksanakan kurang efektif
khususnya mengenai prosedur kerja, pembukuan, penyusunan dan penyajian
informasi keuangan serta pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan. Kelemahan-
kelemahan SPI tersebut turut andil dalam terjadinya berbagai penyimpangan seperti
diungkap dalam Temuan-temuan Pemeriksaan lainnya. Kelemahan-kelemahan
tersebut dapat dilihat dalam Bab IV Temuan Pemeriksaan.

14
III. Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut

PD Pasar Jaya telah diperiksa oleh BPK-RI terakhir pada Tahun 2003 dengan
18 temuan dan 33 saran. Dari 33 saran tersebut, 24 saran telah ditindaklanjuti oleh
PD Pasar Jaya, dan sembilan saran sudah ditindaklanjuti tapi belum sesuai dengan
saran BPK-RI. Hasil konfirmasi kepada Kepala SPI PD Pasar Jaya menyatakan
bahwa sudah ada perkembangan penyelesaian tindak lanjut atas temuan BPK-RI
tersebut, akan tetapi belum disampaikan kepada BPK-RI secara resmi.
Berdasarkan hasil Pemantauan Tindak lanjut atas hasil pemeriksaan BPK-RI
Tahun 2003, terdapat sembilan tindak lanjut yang belum sesuai dengan rekomendasi
BPK-RI, dengan rincian temuan sebagai berikut:
− Pemungutan denda atas keterlambatan pembayaran kewajiban oleh pelaksana
pengembang sebesar Rp4.687.774.061,47
− Pemungutan PPN atas penyerahan fisik bangunan hasil kerjasama dan PPN atas
tempat usaha masing-masing sebesar Rp16.417.811.404,25 dan
Rp6.148.231.845,76
− Kekurangan penerimaan dari bagian keuntungan dari PT DMN sebesar
Rp855.352.679,06
− Kelebihan pembayaran kepada PT ATT untuk pekerjaan struktur pembangunan
Blok D yang tidak sesuai RAB sebesar Rp105.510.705,84
− Iuran Pembangunan Pasar (IPbP) pembuatan counter lantai satu Pasar Pluit
sebesar Rp105.600.000,00
− Kewajiban pembayaran retribusi pelayanan persampahan belum dipenuhi sebesar
Rp1.030.816.450,00.
− Pengenaan denda atas keterlambatan penyerahan Pembangunan Optimalisasi
Penambahan Bangunan Blok B dan D Pasar Tanah Abang dan Pembangunan
Peremajaan Pasar Pluit belum diterima sebesar Rp343.619.904,60 dan
Rp406.741.938,92.

BPK-RI tidak memperoleh data hasil pengawasan oleh Divisi Satuan


Pengawasan Intern PD Pasar Jaya, sehingga tidak diketahui permasalahan yang
diungkapkan berikut tindak lanjutnya

15
IV. Temuan Pemeriksaan

Penyimpangan yang ditemukan pada saat pemeriksaan adalah sebesar


Rp944.365.288.450,29 atau 45,09% dari Realisasi Anggaran Pendapatan dan Biaya
dan Aktiva yang diperiksa pada TB 2004 dan TB 2005 (s.d Juni 2005) sebesar
Rp2.094.309.286.364,13 adalah penyimpangan terhadap azas ketaatan, dengan
uraian temuan sebagai berikut :
1. Pencatatan Akuntansi Atas Pendapatan BPP Ditangguhkan Dari Kerjasama
Penggunaan Tempat Untuk Pemasangan Dan Penempatan Antena Tower Dan
Shelter Di Pasar Glodok Unit Area 7 Tahun 2004 Sebesar Rp24.841.920,00 Dan
Tahun 2005 Sebesar Rp23.291.310,00 (Sampai September 2005) Tidak Tepat

PD Pasar Jaya pada Tahun 2004 melaksanakan Perjanjian Kerjasama dengan


PT Solu Sindo Kreasi Pratama tentang Perjanjian Penggunaan Tempat Untuk
Pemasangan Dan Penempatan Antena Tower Dan Shelter Di Pasar Glodok Unit Area
7. Kerjasama tersebut dituangkan dalam suatu Perjanjian Kerjasama (PKS)
No.189/1.824.552.1 tanggal 31 Agustus 2004. Biaya Pemakaian Tempat disepakati
sebesar Rp154.219.000,00 dengan cara pembayaran dimuka untuk masa pemakaian
tempat selama 5 Tahun (15 Agustus 2004–14 Agustus 2009), dengan rincian sebagai
berikut (berdasarkan Perjanjian Kerjasama):
Sewa Kontrak Tempat untuk Antenna Rp 43.200.000,00
Sewa Kontrak Tempat untuk Shelter Rp 28.800.000,00
PPN 10% atas Sewa Kontrak Rp 7.200.000,00
BPP Shelter dan Antenna Rp 52.290.000,00
PPN 10% dari BPP Rp 5.229.000,00
Pengawasan Teknis Rp 7.500.000,00
Bantuan Alat Kebersihan Rp 10.000.000,00
Dari data di atas diketahui bahwa Pendapatan BPP Yang Diterima Dimuka adalah
sewa kontrak tempat untuk antenna, sewa kontrak tempat untuk shelter dan BPP
shelter dan antenna senilai Rp124.290.000,00 (Rp43.200.000,00 + Rp28.800.000,00
+ Rp52.290.000,00) untuk 5 Tahun (60 bulan). Jadi pendapatan yang diterima tiap
bulan adalah Rp2.071.500,00 (Rp124.290.000,00 : 60).

Berdasarkan hasil perhitungan BPK-RI atas data-data yang tercantum dalam


perjanjian kerjasama diketahui bahwa Pendapatan BPP Yang Ditangguhkan untuk
Tahun 2004 adalah sebesar Rp116.004.000,00 (Rp124.290.000,00 - (4 bulan x

16
Rp2.071.500,00)). Sedangkan menurut Laporan Keuangan Triwulan IV Tahun 2004,
Pendapatan BPP Yang Ditangguhkan adalah sebesar Rp91.162.080,00 sehingga
terdapat selisih sebesar Rp24.841.920,00 (Rp116.004.000,00 – Rp91.162.080,00).
Untuk Tahun 2005 Pendapatan BPP Yang Ditangguhkan adalah sebesar
Rp97.360.500,00 (Rp116.004.000,00 – (9 bulan x Rp2.071.500,00)). Sedangkan
menurut Laporan Keuangan Triwulan III Tahun 2005 Pendapatan BPP Yang
Ditangguhkan adalah sebesar Rp74.069.190,00 sehingga terdapat selisih sebesar
Rp23.291.310,00 (Rp97.360.500,00 – Rp74.069.190,00).

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK) 30 Bab II No. 4.2 yang menyatakan bahwa pembayaran sewa
guna usaha/lease payment selama Tahun berjalan yang diperoleh dari
penyewagunausaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa. Pendapatan sewa
harus diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewaguna
usaha, meskipun pembayaran sewaguna usaha mungkin dilakukan dengan jumlah
yang tidak sama setiap periode.

Atas kesalahan pengakuan Pendapatan BPP Yang Ditangguhkan tersebut,


Area 07 Glodok belum melakukan koreksi sehingga mengakibatkan pencatatan atas
akun Pendapatan BPP Yang Ditangguhkan di Laporan Keuangan Tahun 2004 tidak
mencerminkan Pendapatan BPP Yang Ditangguhkan yang sesungguhnya,
disebabkan oleh kurangnya pemahaman petugas administrasi Area 07 Glodok atas
ketentuan yang berlaku.

Atas permasalahan tersebut PD Pasar Jaya menyatakan bahwa pencatatan atas


pengakuan pendapatan BPP atas penempatan dan pemasangan antena Tower dan
Shelter di Pasar Glodok lebih besar karena masa pengakuan pendapatan tersebut
dihitung lebih lama. Untuk TB 2005 telah dilakukan koreksi pencatatan.

BPK-RI menyarankan Direksi PD Pasar Jaya agar memberikan teguran


tertulis kepada Asisten Manajer Administrasi Area 07 Glodok supaya lebih cermat
dalam mencatat transaksi akuntansi perusahaan dan melakukan koreksi Laporan
Keuangan TB 2004 sebesar Rp24.841.920,00 sehingga kesalahan saldo pendapatan

17
BPP yang ditangguhkan tersebut tidak berpengaruh ke Tahun-Tahun berikutnya serta
lebih aktif dalam melakukan koordinasi dengan kantor pusat dalam hal penerapan
metode akuntansi yang ada.

2. Pembayaran Sewa Kontrak Dari PT Prolita Sarana Harja Sebesar


Rp60.000.000,00 Dilaksanakan Terlambat

PD Pasar Jaya pada Tahun 2005 menyewakan eks kantor cabang PD Pasar
Jaya berupa gedung berlantai 2 (dua) dengan luas tanah 731 m2 yang beralamat di
Jalan Alaydrus No.36 Area 11 Grogol, wilayah Jakarta Pusat kepada PT Prolita
Sarana Harja untuk jangka waktu 2 (dua) Tahun senilai Rp60.000.000,00. Perjanjian
antara PD Pasar Jaya dengan PT Prolita Sarana Harja tersebut dituangkan dalam
Perjanjian Sewa Kontrak No.62/1.824.552.5 tanggal 18 Maret 2005.
Berdasarkan pemeriksaan atas buku kas PD Pasar Jaya pada tanggal 24
Oktober 2005 diketahui bahwa penerimaan dari PT Prolita Sarana Harja sampai
dengan tanggal tersebut di atas ternyata belum ada. Selain itu, di dalam perjanjian
sewa kontrak tersebut tidak diatur mengenai suatu sanksi/denda jika salah satu pihak
melakukan wanprestasi.
Atas permasalahan tersebut, PT Prolita Sarana Harja telah memenuhi
kewajibannya pada tanggal 27 Oktober 2005 sebesar Rp69.300.000,00, dengan
rincian kewajiban pokok sebesar Rp60.000.000,00, PPN 10% sebesar
Rp6.000.000,00 dan denda 5% sebesar Rp3.300.000,00 sesuai kuitansi
No.0146/PDPSJ/X-2005 tanggal 27 Oktober 2005.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Pasal 5 ayat (1) perjanjian sewa kontrak yang menyatakan bahwa Pihak Kedua
(PT Prolita Sarana Harja) harus membayar biaya sewa kontrak kepada Pihak
Pertama (PD Pasar Jaya) untuk jangka waktu 2 (dua) Tahun sebesar
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) tunai belum termasuk PPN 10% yang
harus disetorkan ke Asisten Manajer (Assman) Divisi Kas & Pajak Kantor Pusat
PD Pasar Jaya pada saat penandatanganan perjanjian.
b. Keppres No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah pada bagian kesebelas, paragraf pertama, Pasal 29 ayat
(1) butir h yang menyatakan bahwa kontrak sekurang-kurangnya memuat

18
ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi
kewajibannya.

3. Penerapan Persentase Tarif Biaya Pengelolaan Pasar (BPP) Belum Sesuai


Dengan Ketentuan Yang Telah Ditetapkan Mengakibatkan Kurangnya
Penerimaan BPP Untuk Tahun 2004 Senilai Rp51.629.246,80 Dan Tahun 2005
Senilai Rp95.957.528,08

PD Pasar Jaya sebagai suatu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang
melakukan pengurusan pasar dan fasilitas perpasaran lainnya, memperoleh beberapa
jenis pendapatan, yang salah satunya adalah Pendapatan Iuran Pengelolaan Pasar
yang terdiri atas Pendapatan Iuran Pengelolaan Pasar Bulanan, Pendapatan Iuran
Pengelolaan Pasar Harian, Pendapatan Perpanjangan Hak Pakai, dan Pendapatan
Sewa Kontrak. Untuk Tahun 2004, PD Pasar Jaya telah merealisasikan Pendapatan
Iuran Pengelolan Pasar Bulanan sebesar Rp46.868.057.985,97 dan pada Tahun 2005
(sampai dengan Juni) sebesar Rp30.645.863.505,09.
Penetapan tarif BPP ini telah diatur dalam Keputusan Gubernur Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.939/2004 tanggal 21 April 2004 tentang
Penyesuaian Tarif Pengelolaan Pasar Di Pasar-Pasar Perusahaan Daerah Pasar Jaya
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang ditindaklanjuti dengan Keputusan
Direksi Perusahaan Daerah Pasar Jaya No.232/2004 tanggal 9 Agustus 2004 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penerapan Tarif Pengelolaan Pasar Di Pasar-Pasar PD Pasar
Jaya. Penerapan tarif berdasarkan kedua ketentuan di atas mulai diberlakukan
terhitung sejak tanggal 1 Juni 2004.
Hasil uji petik atas dokumen-dokumen yang terkait dengan pendapatan Iuran
Pengelolaan Pasar, salah satu dokumen Daftar Penulisan Pengelolaan Pasar Bulanan
yang antara lain berisikan data nama-nama pedagang, nomor tempat berjualan, luas
tempat dagangan, macam dagangan, tarif dan besarnya persentase yang dikenakan,
diketahui bahwa masih terdapat beberapa pasar di PD Pasar Jaya yang menerapkan
persentase tarif BPP dibawah ketentuan yang telah ditetapkan, dengan jumlah
kekurangan penetapan sebesar Rp147.586.774,88, terdiri dari Tahun 2004 sebesar
Rp51.629.246,80 dan Tahun 2005 sebesar Rp95.957.528,08 (Rincian lihat lampiran
1).

19
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Keputusan Direksi Perusahaan
Daerah Pasar Jaya No. 232/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Tarif
Pengelolaan Pasar di Pasar-Pasar PD Pasar Jaya Lampiran III dan Lampiran XII
yang antara lain menetapkan sebagai berikut:

Penerapan Tahun Berikutnya


Potensi Kenaikan
No Pasar 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pasar /Thn (%)
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Cempaka Putih C 10% 50 % 60 % 70 % 80 % 90% 100 % -
2 Pramuka/Burung/Matraman B 8% 60 % 68 % 76 % 84 % 92% 100 % -
3 Palmeriam C 7% 65 % 72 % 79 % 86 % 93% 100 % -
4 Cikini Ampiun C 6% 70 % 76 % 82 % 88 % 94% 100 % -
5 Hias Rias C 6% 70 % 76 % 82 % 88 % 94% 100 % -
6 Cipulir A 15% 40 % 55 % 70 % 85 % 100 % - -

Masalah ini mengakibatkan berkurangnya penerimaan PD Pasar Jaya dari


Pendapatan Iuran Pengelolaan Pasar Bulanan untuk Tahun 2004 sebesar
Rp51.629.246,80 dan Tahun 2005 sebesar Rp95.957.528,08 (Rincian Terlampir),
yang disebabkan oleh PD Pasar Jaya dhi. pihak-pihak yang terkait dengan penagihan
Pendapatan Iuran Pengelolaan Pasar Bulanan kurang tegas dalam menerapkan
besarnya persentase tarif Iuran Pengelolan Pasar Bulanan yang telah ditetapkan.

Atas permasalahan tersebut PD Pasar Jaya menyatakan bahwa SK Gubernur


baru terbit tanggal 21 April 2004 sehingga membutuhkan waktu untuk sosialisasi
kepada para pedagang dan dari sosialisasi tersebut disepakati bahwa penyesuaian
tarif BPP mulai diterapkan secara bertahap mulai Bulan Juni 2004

BPK-RI menyarankan Direksi PD Pasar Jaya agar memberikan teguran


tertulis kepada Manajer masing-masing area supaya lebih optimal dalam melakukan
pengawasan di areanya dan kepada Supervisor masing-masing Pasar untuk
melakukan penagihan Iuran Pengelolaan Pasar Bulanan secara lebih intensif sesuai
ketentuan yang berlaku.

20
4. Prosedur Kenaikan Gaji Dan Tunjangan Direksi PD Pasar Jaya Tidak Sesuai
Ketentuan

Pada Tahun 2004, gaji dan tunjangan Direksi PD Pasar Jaya mencapai
Rp958.893.600,00 atau mengalami kenaikan sebesar Rp799.625.950,00 (502,06%)
dibandingkan Tahun 2003 sebesar Rp159.267.650,00. Sementara pada Tahun 2005
(s.d. 31 Oktober 2005) gaji dan tunjangan mencapai sebesar Rp799.974.000,00 atau
mengalami kenaikan sebesar Rp (0,04%) dibandingkan Tahun 2004.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa surat usulan kenaikan gaji dan
tunjangan Direksi dari Ketua Badan Pengawas kepada Sekretaris Daerah Provinsi
DKI Jakarta tanggal 8 Maret 2004, Surat Sekretaris Daerah atas nama Gubernur
Provinsi DKI Jakarta kepada Ketua Badan Pengawas PD Pasar Jaya
No.1727/087.415 tanggal 28 Juni 2004 tentang Persetujuan Kenaikan Gaji Dan
Tunjangan Direksi PD Pasar Jaya, dan Surat Permohonan Persetujuan Kenaikan Gaji
Dan Tunjangan Direksi dari Direktur Utama PD Pasar Jaya ke Gubernur Provinsi
DKI Jakarta No.77/087.41 tanggal 11 Januari 2005, menunjukkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Kenaikan gaji dan tunjangan Direksi diusulkan oleh Badan Pengawas dengan
surat usulan Nomor 023/BP-PJ/III/2004 tanggal 8 Maret 2004.
b. Sebagai dasar perbandingan atas besarnya gaji dan tunjangan yang diusulkan
Badan Pengawas (seperti yang dicantumkan pada surat Badan Pengawas tersebut)
adalah gaji dan tunjangan Direktur Utama PT Mitra Pratama Sejati.
c. Kenaikan gaji dan tunjangan Direksi PD Pasar Jaya didasarkan pada Surat
Persetujuan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta atas nama Gubernur
No.1727/087.415 tanggal 28 Juni 2004.
d. Gaji dan tunjangan Direksi PD Pasar Jaya yang disetujui Sekretaris Daerah
Provinsi DKI Jakarta meliputi gaji, tunjangan perusahaan, tunjangan jabatan,
transport/bensin, bantuan pulsa dan tunjangan khusus dengan besaran nilai yang
bervariasi diantara Direksi dengan ketentuan maksimal Direktur Utama sebesar
Rp30 juta, Direktur Administrasi dan Direktur Operasional sebesar Rp27 juta.
e. Sampai dengan saat pemeriksaan, tanggal 16 November 2005, surat
Keputusan/Ketetapan dari Gubernur belum ada.
f. Surat Persetujuan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta tertanggal 28 Juni
2004 tersebut berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 2004 dengan alasan kenaikan

21
gaji dan tunjangan Direksi tersebut sudah dianggarkan dalam RKAP. Atas
keterangan tersebut Tim pemeriksa tidak dapat memperoleh penjelasan lebih
lanjut, baik dari Divisi Sumber Daya Manusia (SDM), Divisi Perencanaan
maupun dari Divisi Keuangan.
g. Berdasarkan data gaji dan tunjangan Direksi dari Divisi SDM menunjukkan
bahwa gaji dan tunjangan Direktur Utama adalah sebesar Rp28.695.000,00 (95%
dari persetujuan), Direktur Administrasi sebesar Rp25.627.750,00 (94,92% dari
persetujuan) dan Direktur Operasional sebesar Rp25.585.050,00 (94,76% dari
persetujuan). Hasil konfirmasi kepada Manajer Divisi SDM menyatakan bahwa
penerapan gaji dan tunjangan Direksi tersebut didasarkan pada kemampuan PD
Pasar Jaya.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah No.12 Tahun 1999
Pasal 19 Ayat (2) tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya yang menyatakan bahwa
Besarnya gaji dan tunjangan Direksi PD Pasar Jaya ditetapkan oleh Gubernur atas
usul Direksi melalui Badan Pengawas.

Ketidaksesuaian tersebut mengakibatkan kenaikan gaji dan tunjangan Direksi


sebesar Rp1.599.599.950,00 (Tahun 2004 sebesar Rp799.625.950,00 dan Tahun
2005 sebesar Rp799.974.000,00) tidak sah, yang disebabkan oleh Badan Pengawas
yang menilai ketidaklayakan antara gaji/tunjangan dengan tanggung jawab Direksi
dan besarnya gaji/tunjangan Direksi tersebut berkaitan juga dengan besarnya
honorarium Badan Pengawas (40% dari gaji/tunjangan Direksi).

Atas permasalahan tersebut PD Pasar Jaya menyatakan bahwa gaji dan


tunjangan Direksi PD Pasar Jaya masih di bawah standar dibandingkan Direksi
BUMD / PT milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sehingga Badan Pengawas
menganggap bahwa dengan besarnya tugas dan tanggung jawab yang ada, kenaikan
gaji dan tunjangan tersebut masih dalam standar yang normal, juga dibandingkan
laba PD Pasar Jaya yang setiap Tahun makin meningkat.

BPK-RI menyarankan Gubernur Provinsi DKI Jakarta agar memberikan


teguran tertulis kepada Badan Pengawas dan Direksi PD Pasar Jaya atas pelaksanaan
kenaikan gaji yang tidak sesuai ketentuan yang berlaku dan supaya segera

22
mengajukan permohonan persetujuan Gubernur untuk kenaikan gaji dan tunjangan
Direksi sesuai ketentuan yang berlaku.

5. PD Pasar Jaya Kurang Menyetorkan Pembagian Laba BUMD Kepada


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sebesar Rp2.582.441.451,50

PD Pasar Jaya sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkewajiban menyumbangkan kontribusinya
kepada Anggaran Daerah Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan yang sudah
ditetapkan.
Berdasarkan Laporan Rugi Laba untuk Tahun yang berakhir tanggal 31
Desember 2004 yang dikeluarkan KAP Doli-Bambang-Sudarmadji tanggal 29 April
2005, diketahui bahwa laba bersih yang diperoleh PD Pasar Jaya adalah sebesar
Rp24.922.648.703,00. Dari laba bersih tersebut maka 50% untuk Anggaran Daerah
adalah sebesar Rp12.461.324.351,50 ( 50% x Rp24.922.648.703,00).
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Surat Tanda Setoran (STS),
diketahui bahwa PD Pasar Jaya sudah menyetorkan sebanyak Rp9.878.882.900,00.
Rincian STS sebagai bukti pembayaran ke Kas Daerah adalah sebagai berikut :
Bilyet Giro
Tgl Setor No. STS Nilai (Rp)
Nomor Tanggal
24-Mar-05 01/III/PJ/2005 939541 23-Mar-05 2.357.000.000,00
22-Jul-05 02/VII/PJ/2005 048776 21-Jul-05 2.357.000.000,00
19-Aug-05 03/VIII/PJ/2005 104672 16-Aug-05 2.582.441.450,00
22-Jul-05 02/XI/PJ/2005 048787 11-Nov-05 2.582.441.450,00
Jumlah 9.878.882.900,00

Dari uraian di atas diketahui bahwa PD Pasar Jaya kurang menyetorkan


pembagian laba kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar
Rp2.582.441.451,50 (Rp12.461.324.351,50 – Rp9.878.882.900,00).

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta
No.12 Tahun 1999 tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya Bab XII tentang Penetapan
Penggunaan Laba Pasal 42 yang menyatakan Penggunaan Laba bersih PD Pasar Jaya
setelah dikurangi penyusutan dan pengurangan lainnya yang wajar ditetapkan salah
satunya 50% untuk anggaran daerah.

23
Ketidaksesuaian tersebut mengakibatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
kurang menerima pendapatan dari Pembagian Laba dari PD Pasar Jaya sebesar
Rp2.582.441.451,50.

Ketidaksesuaian tersebut disebabkan adanya pertimbangan untuk menjaga


likuiditas keuangan PD Pasar Jaya sehingga Setoran PAD dilakukan secara
mengangsur. Divisi Keuangan mengajukan jadwal pembayaran (dengan mengacu
pada besarnya setoran PAD yang sudah dihitung) kepada Direktur Administrasi.
Setelah mendapat persetujuan dari Direktur Administrasi, maka baru dilakukan
penyetoran ke Kas Daerah.

Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya menyatakan akan segera


melunasi kekurangan setoran pembagian laba sebelum lewat Tahun 2005.

BPK-RI menyarankan Gubernur Provinsi DKI Jakarta agar memerintahkan


Badan Pengawas memberikan teguran tertulis kepada Direksi PD Pasar Jaya supaya
di masa yang akan datang dalam memenuhi kewajibannya kepada Daerah dilakukan
secara tepat waktu dan segera menyetorkan kekurangan setoran PAD TB 2004
sebesar Rp2.582.441.451,50 ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti setor ke BPK-
RI.

6. Pemberian Tunjangan Kegiatan Kerja Tidak Sesuai Ketentuan Sebesar


Rp55.727.737,50

PD Pasar Jaya dalam Tahun 2004 mengeluarkan Biaya Perjalanan Dinas


Dalam Kota sebesar Rp1.139.596.460,00 diantaranya terdapat Tunjangan Kegiatan
Kerja (TKK). Sedangkan pada Tahun 2005, oleh Divisi Keuangan TKK
dimasukkan sebagai Uang Makan dan Transport Pegawai. Tunjangan Kegiatan
Kerja tersebut dikeluarkan dengan maksud sebagai uang lelah dalam pelaksanaan
kegiatan operasional yang diberikan menurut tingkatan jabatan. Dasar ketentuan dari
Tunjangan Kegiatan Kerja berupa persetujuan dari Direktur Administrasi dan
Keuangan atas Nota Dinas dari Kepala Bagian Akuntansi No.1208/073.521 tanggal
10 Desember 1998.

24
Berdasarkan wawancara dengan pejabat terkait, uang Tunjangan Kegiatan
Kerja (TKK) diberikan satu kali untuk satu kegiatan dan TKK berbeda dengan Biaya
Perjalanan Dinas. Perbedaan antara TKK dengan Biaya Perjalanan Dinas adalah
TKK menunjuk suatu kegiatan tanpa melihat berapa lama kegiatan tersebut
dilakukan, sedangkan di dalam Biaya Perjalanan Dinas disebutkan tempat yang
dituju dan besarnya tergantung berapa hari kegiatan tersebut dilakukan.
Hasil pemeriksaan terhadap bukti-bukti pengeluaran berupa SPMU beserta
lampirannya, diketahui bahwa terdapat pengeluaran untuk TKK yang melebihi
ketentuan yang sudah disetujui oleh Direksi sebesar Rp55.727.737,50, terdiri dari
Rp51.355.237,50 untuk Tahun 2004 dan Rp4.372.500,00 untuk Tahun 2005 (Rincian
di lampiran 2).

Hal tersebut tidak sesuai dengan Nota Dinas dari Kepala Bagian Akuntansi
No.1208/073.521 tanggal 10 Desember 1998 yang sudah disetujui oleh Direksi yang
menyatakan bahwa acuan/standar besarnya TKK maksimal yaitu :
Direktur Utama Rp250.000,00
Direksi PD Pasar Jaya Rp225.000,00
Ka Satuan Pengawasan Intern Rp200.000,00
Ka Bidang Rp175.000,00
Ka Sub Bidang/Pengawas Rp150.000,00
Staf Rp125.000,00

Ketidaksesuaian tersebut merugikan PD Pasar Jaya sebesar Rp55.727.737,50,


yang disebabkan oleh Divisi Keuangan dan Divisi-divisi lain dalam mengajukan
Tunjangan Kegiatan Kerja belum konsisten menerapkan ketentuan yang sudah
berlaku.
Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya menyatakan bahwa di masa
yang akan datang akan melakukan evaluasi ketentuan yang ada dan disesuaikan
dengan kondisi yang ada.

BPK-RI menyarankan Badan Pengawas agar memerintahkan Direksi PD


Pasar Jaya memberikan teguran tertulis kepada para Manajer Divisi supaya di masa
yang akan datang menerapkan ketentuan yang berlaku untuk Tunjangan Kegiatan
Kerja secara konsisten dan menyetorkan kembali kelebihan pembayaran Tunjangan

25
Kegiatan Kerja sebesar Rp55.727.737,50 dengan menyampaikan bukti setoran
tersebut kepada BPK-RI.

7. PD Pasar Jaya Kurang Menyetor Retribusi Kebersihan Lingkungan Sebesar


Rp1.677.142.500,00

Sampai dengan Bulan Juli 2005, pengelolaan sampah di seluruh pasar milik
Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya dilakukan oleh Unit Angkutan. Kegiatan Unit
Angkutan adalah melakukan pengumpulan sampah-sampah dari pasar-pasar
kemudian mengangkut dan membuangnya di TPA Bantar Gebang.
Berdasarkan Keputusan Direksi PD Pasar Jaya No.246/2005 tanggal 30
Agustus 2005 tentang Likuidasi Unit Usaha Angkutan PD Pasar Jaya, maka Unit
Angkutan tidak lagi mengelola sampah, selanjutnya berdasarkan Keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2043/2004 tanggal 3 September 2004 tentang
Pengalihan Pengangkutan Sampah Pasar dari PD Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta
Kepada Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, maka pengelolaan sampah dialihkan
ke Dinas Kebersihan.
Hasil pemeriksaan BPK-RI terakhir pada Tahun 2003 atas Pelaksanaan
Kegiatan PD Pasar Jaya Tahun 2002 dan 2003 mengungkapkan bahwa PD Pasar
Jaya tidak memenuhi kewajiban membayar retribusi pelayanan persampahan sesuai
dengan ketentuan sebesar Rp1.030.816.450,00. Atas hasil pemeriksaan itu, sampai
saat ini Pihak PD Pasar Jaya belum melakukan tindak lanjut.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Laporan Hasil Operasi Angkutan
Sampah Pasar Tahun 2004 dari Unit Angkutan diketahui bahwa jumlah sampah yang
diangkut dari Bulan Januari s.d. Desember 2004, adalah sebanyak 353.516 m3.
Sedangkan jumlah sampah yang diangkut Bulan Januari s.d. Juli 2005 adalah
sebanyak 225.100,50 m3. Pemeriksaan terhadap bukti pengeluaran berupa SPMU
Tahun 2004 dari Divisi Keuangan menunjukkan bahwa jumlah pembayaran retribusi
LPA yang telah dilakukan adalah sebesar Rp1.215.940.000,00 atau untuk volume
pembuangan sampah sebanyak 243.188 m3. Dengan demikian terdapat selisih
kurang pembayaran sebanyak 110.328 m3 (353.516 m3 – 243.188 m3) sampah atau
senilai Rp551.640.000,00.
Pada Tahun 2005, jumlah sampah yang diangkut untuk periode Bulan Januari
s.d. Juli Tahun 2005 adalah sebesar 225.100,50 m3. Atas pengangkutan sampah

26
tersebut, pihak PD Pasar Jaya belum melakukan pembayaran retribusi LPA senilai
Rp1.125.502.500,00.
Dengan demikian jumlah keseluruhan retribusi kebersihan lingkungan yang
belum disetor PD Pasar Jaya untuk Tahun 2004 dan 2005 (s.d. Juli 2005) adalah
sebesar Rp1.677.142.500,00, dengan rincian sebesar Rp551.640.000,00 untuk Tahun
2004 dan sebesar Rp1.125.502.500,00 untuk Tahun 2005. Rinciannya dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:

3
SPMU Volume Pembuangan Sampah (m ) Tarif
No.
Bulan yang Hasil Retribusi Jumlah (Rp)
Bukti Nomor Tanggal selisih
disetor operasi (Rp)
Tahun 2004
Januari 147/B/R 0.350/073.526.4 18-02-2004 19.741,00 28.623,00 8.882,00 5.000,00 44.410.000,00
Februari 29/B/R 0.562/073.526.4 26-03-2004 18.180,00 26.193,00 8.013,00 5.000,00 40.065.000,00
Maret 21/B/R 0.836/073.526.4 07-05-2004 19.750,00 29.154,00 9.404,00 5.000,00 47.020.000,00
April 97/B/R 0.921/073.526.4 17-05-2004 19.134,00 28.510,00 9.376,00 5.000,00 46.880.000,00
Mei 146/B/R 1.111/073.526.4 15-06-2004 19.767,00 30.062,00 10.295,00 5.000,00 51.475.000,00
Juni 52/B/R 1.344/073.526.4 21-07-2004 19.223,00 29.702,00 10.479,00 5.000,00 52.395.000,00
Juli 135/B/R 1.585/073.526.4 19-08-2004 19.897,00 31.424,00 11.527,00 5.000,00 57.635.000,00
Agustus 10/B/R 1.823/073.526.4 23-09-2004 19.868,00 30.437,00 10.569,00 5.000,00 52.845.000,00
September 143/B/R 2.031/073.526.4 18-10-2004 19.197,00 30.268,00 11.071,00 5.000,00 55.355.000,00
Oktober 187/B/R 2.645/073.526.4 28-12-2004 19.868,00 30.438,00 10.570,00 5.000,00 52.850.000,00
Nopember 188/B/R 2.644/073.526.4 28-12-2004 19.868,00 27.576,00 7.708,00 5.000,00 38.540.000,00
Desember 194/B/R 0.655/073.526.4 23-03-2005 28.695,00 31.129,00 2.434,00 5.000,00 12.170.000,00
Jumlah 243.188,00 353.516,00 110.328,00 551.640.000,00
Tahun 2005
Januari - 30.620,50 30.620,50 5.000,00 153.102.500,00
Februari - 28.996,50 28.996,50 5.000,00 144.982.500,00
Maret - 31.128,50 31.128,50 5.000,00 155.642.500,00
April - 34.050,00 34.050,00 5.000,00 170.250.000,00
Mei - 35.555,00 35.555,00 5.000,00 177.775.000,00
Juni - 33.257,00 33.257,00 5.000,00 166.285.000,00
Juli - 31.493,00 31.493,00 5.000,00 157.465.000,00
Jumlah 225.100,50 225.100,50 1.125.502.500,00

JUMLAH KESELURUHAN 1.677.142.500,00

Hasil konfirmasi dengan pejabat terkait, diketahui bahwa pada Tahun 2004,
PD Pasar Jaya tidak melakukan pemeriksaan ulang (cross check) antara data dari
Dinas Kebersihan dengan Laporan Hasil Operasi Angkutan Sampah dari Unit
Angkutan PD Pasar Jaya. Sedangkan untuk Tahun 2005, karena adanya pengalihan
pengangkutan sampah dari PD Pasar Jaya ke Dinas Kebersihan sehingga terjadi
stagnasi, dan pihak Dinas Kebersihan pun sampai saat ini belum memberikan laporan
mengenai sampah yang sudah diangkut ke TPA Bantar Gebang.

27
Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 117 Tahun 2000 tanggal 17
Oktober 2000 tentang Petunjuk Teknis Pemungutan Retribusi Kebersihan
Lingkungan Di Provinsi DKI Jakarta, yaitu :
- Pasal 2 ayat (1) tentang Jenis pelayanan kebersihan lingkungan butir (f) yang
menyatakan penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah (LPA)
- Pasal 2 ayat (2) yang menyatakan bahwa pelayanan kebersihan lingkungan
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diantaranya butir f, dipungut
retribusi dengan menggunakan sarana pemungutan berupa SKRD, SKRD
Jabatan, SKRD Tambahan.
- Pasal 7 yang menyatakan bahwa Wajib Retribusi harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Gubernur dhi. Kepala Dinas
Kebersihan/Suku Dinas Kebersihan untuk mendapatkan jasa pelayanan
kebersihan lingkungan. Berdasarkan permohonan jasa pelayanan tersebut
maka dilakukan penghitungan besarnya retribusi kebersihan lingkungan yang
terutang menurut tarif yang berlaku. Jatuh tempo pembayaran Retribusi
Kebersihan lingkungan yang terurang adalah 30 hari terhitung sejak tanggal
diterbitkannya SKRD.
b. Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1999 tentang Retribusi Daerah Pasal 110 butir f
yang menyatakan bahwa tarif retribusi untuk penyediaan lokasi
pembuangan/pemusnahan akhir sampah yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
adalah sebesar Rp5.000,00/m3.

Ketidaksesuaian tersebut mengakibatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta


kurang menerima pendapatan dari Retribusi Kebersihan Lingkungan sebesar
Rp1.677.142.500,00, yang disebabkan oleh Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI
Jakarta kurang cermat dalam menetapkan besarnya SKRD dan Manajer Divisi
Keuangan PD Pasar Jaya lalai dalam menerapkan ketentuan yang berlaku tentang
jangka waktu pembayaran.

Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya menyatakan kewajiban PD


Pasar Jaya tersebut akan dikompensasikan setelah Dinas Kebersihan Provinsi DKI
Jakarta mengembalikan seluruh biaya yang sudah dikeluarkan PD Pasar Jaya selama

28
selang waktu sebelum pengalihan pengelolaan kebersihan dari PD Pasar Jaya kepada
Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.

BPK-RI menyarankan Gubernur Provinsi DKI Jakarta agar memberikan


teguran tertulis kepada:
a. Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta supaya lebih cermat dalam
menetapkan besarnya SKRD dan menerbitkan SKRD Tambahan bagi PD Pasar
Jaya atas kekurangan penetapan Retribusi Kebersihan Lingkungan Tahun 2004
sebesar Rp551.640.000,00,
b. Direksi PD Pasar Jaya supaya menyetorkan kekurangan Retribusi Kebersihan
Lingkungan Tahun 2004 dan 2005 sebesar RP1.677.142.500,00 dan
menyampaikan bukti setornya ke BPK-RI serta menegur secara tertulis Manajer
Divisi Keuangan supaya di masa yang akan datang melaksanakan kewajiban
secara tepat waktu sesuai ketentuan.

8. Pembangunan Tempat Penampungan Sementara Eks Pedagang Pasar Melawai


Senilai Rp3.516.988.293,82 Tidak Sesuai Ketentuan

Pada Bulan Oktober 2005, PD Pasar Jaya membangun Tempat Penampungan


Sementara (TPS) sebanyak 1.078 kios/los/tempat usaha sebagai upaya menampung
para pedagang eks Pasar Melawai yang terbakar pada bulan Agustus 2005. Rencana
Anggaran Biaya yang diajukan Divisi Teknik untuk pembangunan TPS tersebut
adalah sebesar Rp3.516.988.293,82.
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 28 Oktober 2005 yang
dilakukan oleh auditor didampingi Staf SPI, Manager Operasional Area 13 dan
Kepala Pasar Melawai menunjukkan keadaan sebagai berikut:
a. Pembangunan dilakukan tanpa didasarkan pada Surat Perintah Kerja (SPK), yang
di dalamnya antara lain mencantumkan uraian pekerjaan, jangka waktu
pelaksanaan dan biaya/nilai pekerjaan. Hasil konfirmasi ke Divisi Teknik
menyatakan SPK baru dalam proses penyusunan. Pembangunan dilakukan karena
kondisi darurat perlunya penampungan bagi pedagang eks Pasar Melawai yang
terbakar sebelum puasa dan Hari Raya Idul Fitri.

29
b. Pembangunan TPS tersebut dilakukan oleh tiga developer tanpa disertai
pembagian wilayah yang dibangun. Rincian pembangunan oleh developer dengan
area yang dibangun adalah sebagai berikut:
- Developer Hutauruk membangun Blok F-G
- Developer H.Agus membangun Blok B
- Developer Taufik membangun Blok A, C, D dan E
c. Sampai dengan saat pemeriksaan, tanggal 28 Oktober 2005, ketiga developer
belum mengajukan penawaran harga dan belum ditentukan harga yang paling
rendah.
d. Pedagang mulai menempati TPS sejak sekitar awal Oktober 2005
e. Tempat Penampungan Sementara (TPS) tidak hanya diperuntukkan bagi
pedagang eks Pasar Melawai yang terbakar. Tempat usaha yang telah dibangun
belum seluruhnya dioperasionalkan. Hasil konfirmasi di lapangan menunjukkan
bahwa sebagian tempat usaha yang dibangun di blok E dan F juga direncanakan
diperuntukan bagi Pedagang Pasar Melawai di bangunan Aldiron dan Bowling
Center yang telah habis masa hak pakainya.
f. Kualitas pembangunan tempat usaha beragam antara developer yang satu dengan
yang lain. Hasil wawancara dengan Kepala Pasar Melawai menyatakan bahwa
hasil pembangunan developer Hutauruk kualitasnya lebih bagus dibanding
developer yang lain.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003
Pasal 31 Ayat (5) tentang Pengadaan Barang dan Jasa yang antara lain menyatakan
Untuk pengadaan dengan nilai di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),
bentuk kontrak berupa kontrak pengadaan barang/jasa (KPBJ) dengan jaminan
pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak kepada pengguna barang/jasa

Ketidaksesuaian tersebut mengakibatkan Perikatan antara PD Pasar Jaya


dengan ketiga developer tidak mempunyai kepastian hukum dan harga yang
dibayarkan tidak dapat diyakini sebagai harga terendah, yang disebabkan oleh faktor
ekstern berupa desakan dari pedagang eks Pasar Melawai yang terbakar untuk segera
menempati tempat usaha penampungan dan perintah lisan dari Gubernur Provinsi
DKI Jakarta sedangkan PD Pasar Jaya menanggapi kebutuhan tersebut dengan
mengesampingkan ketentuan yang berlaku bagi PD Pasar Jaya selaku BUMD.

30
Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya menyatakan bahwa
pelaksanaan tersebut semata-mata karena force majeur yang memerlukan
penanganan secara cepat. Berdasarkan Berita Acara Kesepakatan Harga antara PD
Pasar Jaya dengan pelaksana yang ditunjuk tanggal 21 Nopember 2005 ditetapkan
bahwa nilai pekerjaan yang disepakati adalah sebesar Rp. 2.773.720.261,66 (Dua
Milyar Rupiah).

BPK-RI menyarankan Gubernur Provinsi DKI Jakarta agar memerintahkan


Badan Pengawas memberikan teguran tertulis kepada Direksi PD Pasar Jaya supaya
memperhatikan ketentuan yang berlaku bagi PD Pasar Jaya dalam melaksanakan
kegiatannya dengan mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) kepada pelaksana
pekerjaan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran sebesar Rp2.773.720.261,66
untuk pembangunan TPS eks Pedagang Pasar Melawai sebagai harga paling efisien
dan pemanfaatannya sesuai dengan yang direncanakan.

9. Kerjasama Pembangunan Pasar Jatinegara Merugikan PD Pasar Jaya Sebesar


Rp3.603.797.474,99

PD Pasar Jaya pada Tahun 2004 melakukan perikatan kerja sama dengan
rekanan bernama Sudirman dalam rangka Pembangunan Perubahan Tampak Muka
Pasar Jatinegara. Kerjasama tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama No.69/-
1.824.541 tanggal 8 April 2004 senilai Rp12.315.055.000,00, terdiri dari Biaya Fisik
sebesar Rp11.033.375.000,00 dan Biaya Non Fisik sebesar Rp1.281.680.000,00.
Dengan Addendum No.203/-1.824.541 ditetapkan bahwa Biaya Fisik bertambah
sebesar Rp2.586.866.961,44 dan Biaya Non Fisik bertambah Rp109.683.159,16
sehingga keseluruhan Biaya Proyek bertambah sebesar Rp2.696.550.120,00
(pembulatan) menjadi sebesar Rp15.011.605.120,00.
Jangka waktu pelaksanaan pembangunan adalah 208 hari (s.d. 2 Nopember
2004) dan jangka waktu pemeliharaan 90 hari kalender (s.d. 31 Januari 2005).
Jangka waktu pemasaran 10 bulan sejak tanggal perjanjian (s.d. 8 Pebruari 2005).
Pembangunan dan Perubahan Tampak Muka Pasar Jatinegara telah dinyatakan
selesai dilaksanakan dengan Berita Acara Serah Terima I No.234/1.712.6 tanggal 1

31
Nopember 2004 dan Berita Acara Serah Terima II No.41/1.712.0 tanggal 16 Pebruari
2005.
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama tersebut dapat diuraikan hak dan kewajiban
kedua belah pihak sebagai berikut:
Hak dan kewajiban PD Pasar Jaya, yaitu:
a. PD Pasar Jaya berhak atas kompensasi penyediaan lahan dan bangunan hasil
pengembangan beserta fasilitas dan fasilitas umum dalam keadaan layak pakai.
b. PD Pasar Jaya berkewajiban:
− Memberikan ijin kepada rekanan untuk melakukan pengembangan
− Memberikan ijin kepada rekanan untuk menempatkan peralatan dan material
untuk pelaksanaan di lapangan
− Membantu rekanan untuk menjaga keamanan selama pelaksanaan pekerjaan.
Hak dan kewajiban rekanan (Sudirman), yaitu:
a. Sudirman (rekanan) berhak:
- Melakukan pembangunan sesuai perjanjian kerjasama tersebut.
- Melakukan pemasaran atas seluruh tempat usaha/kios selama 10 bulan sejak
tanggal perjanjian (s.d. Pebruari 2005)
- Menerima pembayaran atas harga jual tempat usaha/kios langsung dari
pembeli
- Setelah masa pemasaran/masa kerjasama berakhir, rekanan diperlakukan
sebagai pemakai tempat atas tempat usaha yang belum terjual.
b. Rekanan berkewajiban:
- Membantu PD Pasar Jaya mengurus segala perijinan yang diperlukan dengan
sepenuhnya menanggung biayanya.
- Menjaga keamanan dan kebersihan di sekitar lokasi proyek
- Menjamin keamanan an keselamatan pekerja
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Perjanjian Kerjasama, Buku Harian Kas
dan Bank, Laporan Pemantauan Pembayaran oleh Rekanan dari Divisi Kas dan
Pajak serta hasil konfirmasi dengan Manajer Divisi Hukum menunjukkan bahwa:

a. Perjanjian kerjasama tidak dibuat dengan akte notaris.


b. Penetapan Sudirman sebagai rekanan tidak disertai dan didukung dengan
curriculum vitae sebagai seorang developer sehingga tidak dapat dilakukan
penilaian atas kualifikasinya selaku developer.

32
c. Prosedur Penunjukan dan penetapan Sudirman sebagai rekanan tidak melalui
prosedur yang seharusnya. Dalam lampiran kontrak/perjanjian kerjasama tidak
disertakan dokumen-dokumen berupa proposal/studi kelayakan yang dibuat oleh
rekanan. Kerjasama tersebut juga tidak melalui tahap kesepakatan bersama/MOU
terlebih dahulu.
d. Tidak ada garansi bank (Bank Guarantee), yang ada hanya surat keterangan bank
tentang kemampuan secara finansial. Akan tetapi surat keterangan bank tersebut
baru dibuat tanggal 16 April 2004 sedangkan Perjanjian Kerjasama dibuat
tanggal 8 April 2004.
e. Sebagai perseorangan yang melakukan perikatan bisnis, Sudirman tidak
menyertakan daftar kekayaan sebagai bukti bahwa Sudirman mempunyai
jaminan atas pembangunan yang dilakukan.
f. Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 22 Nopember 2005, Tim Pemeriksa baru
menerima IMB dengan No.05979/IMB/2004 tanggal 28 Juni 2004, akan tetapi
Tim Pemeriksa belum memperoleh ijin prinsip pembangunan dari
Gubernur/Badan Pengawas atas pembangunan Pasar Jatinegara.
g. PD Pasar Jaya hanya bisa melakukan komunikasi dengan Sudirman melalui surat
(dengan alamat yang tertera dalam Kartu Tanda Penduduk) dan Handphone
(karena Sudirman tidak menyertakan nomor telepon permanen).
h. Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 22 Nopember 2005, diketahui bahwa
Sudirman baru melunasi kewajibannya sebesar Rp3.382.935.448,00 dari
keseluruhan sebesar Rp6.210.208.178,00. Dengan demikian Sudirman masih
mempunyai tunggakan kewajiban sebesar Rp2.827.272.730,00, yang merupakan
kewajiban kompensasi penggunaan lahan.
i. Sampai dengan berakhirnya jangka waktu pemasaran oleh Sudirman, tanggal 8
Pebruari 2005, Sudirman tidak memberikan laporan hasil pemasaran tempat
usaha dan masih menunggak Biaya Pengelolaan Pasar (BPP) selama 3 bulan
(September s.d. Nopember @ Rp54.622.721,00) sebesar Rp163.868.163,00 per
tanggal 22 Nopember 2005.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Keputusan Direksi No.420/2003 tanggal 13 Nopember 2003 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Kerjasama Perusahaan Daerah Pasar Jaya Dengan Pihak Ketiga:

33
- Pasal 6 Ayat 1 Huruf b yang menyatakan apabila pihak ketiga berupa
perorangan, maka rekanan tersebut harus memiliki bonafiditas dan
kredibilitas berbentuk Bank Guarantee dan minimal 40% dari nilai proyek.
- Pasal 8 yang antara lain menyatakan prosedur kerjasama didahului dengan
penyampaian proposal dari rekanan kepada PD Pasar Jaya dan kemudian
dibahas serta dituangkan dalam MOU. Kemudian Badan Pengawas
memberikan ijin prinsip, dilakukan penghitungan biaya proyek baik fisik
maupun non fisik, dan dituangkan dalam suatu perjanjian kerjasama.
b. Perjanjian Kerjasama No.69/-1.824.541 tanggal 8 April 2004 dan Addendum
No.203/1.824.541 tanggal 16 September 2004:
- Pasal 8 butir d yang menyatakan setelah masa pemasaran/masa kerjasama
berakhir masih terdapat tempat usaha yang belum laku terjual, maka rekanan
diperlakukan sebagai pemakai tempat dan diberlakukan ketentuan perpasaran
yang berlaku di PD Pasar Jaya.
- Pasal 17 butir (2) yang menyatakan Pihak kedua/rekanan akan dikenai denda
sebesar 1%o per hari untuk keterlambatan pembayaran kewajiban yang jatuh
tempo dari biaya kompensasi.

Ketidaksesuaian tersebut merugikan PD Pasar Jaya sebesar


Rp3.603.797.474,99, dengan rincian kompensasi penggunaan lahan sebesar
Rp2.827.272.730,00, denda keterlambatan pembayaran sebesar Rp612.656.581,99
dan tunggakan Biaya Pengelolaan Pasar selama tiga bulan (September s.d. Nopember
2005) sebesar Rp163.868.163,00, yang disebabkan oleh:
a. Itikad tidak baik dari rekanan dengan menunda pembayaran kewajibannya.
b. Kelalaian PD Pasar Jaya dalam penetapan Sudirman sebagai rekanan dengan
mengabaikan ketentuan yang berlaku dan kurang tegas dalam menerapkan sanksi
sesuai perjanjian kerjasama yang telah disepakati.

Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya menyatakan bahwa


keterlambatan pembayaran oleh Sudirman karena penjualan kios yang belum
mencapai 100% dan PD Pasar Jaya akan segera melakukan pencatatan di Notaris.

BPK-RI menyarankan Gubernur Provinsi DKI Jakarta agar:

34
a. Memberikan teguran tertulis kepada Direksi PD Pasar Jaya supaya di masa yang
akan datang lebih memperhatikan dan mentaati ketentuan yang berlaku bagi PD
Pasar Jaya dalam memilih rekanan untuk pelaksanaan kerjasama
b. Memerintahkan Direksi PD Pasar Jaya untuk menegur secara tertulis kepada
Sudirman dan memerintahkan Sudirman melaksanakan kewajibannya dengan
menyetorkan ke Kas PD Pasar Jaya sebesar Rp3.603.797.474,99 dan
menyampaikan bukti setor kepada BPK-RI serta tidak menyertakan Sudirman
dalam daftar rekanan untuk pelaksanaan kerjasama di masa yang akan datang.

10. PT Inter Wahana Nuansa Kurang Menyetorkan Kewajiban Sebesar


Rp8.469.825.000,00 Kepada PD Pasar Jaya Atas Kerjasama Pembangunan
Peremajaan Dan Penataan Pasar Santa Dan Belum Dikenakan Denda Sebesar
Rp477.984.126,73 (Per tanggal 28 Oktober 2005)

Pembangunan Peremajaan dan Penataan Pasar Santa dilakukan sesuai


Perjanjian Kerjasama yang dilakukan di depan notaris Pinarti Yohanna, SH, M. Hum
No.1.- tanggal 12 Juli 2004 oleh PT Inter Wahana Nuansa senilai
Rp42.102.809.500,00 belum termasuk PPN sebesar 10%. Perjanjian kerjasama
tersebut didasarkan pada MOU No.73/1.824.541 tanggal 12 April 2004. Jangka
waktu pelaksanaan kontrak selama 18 bulan (12 Juli s.d. 9 Oktober 2005) dan jangka
waktu pemeliharaan selama 90 hari kalender (s.d 7 Januari 2006). Jangka waktu
pemasaran yang diperjanjikan adalah 4 Tahun 6 bulan (s.d. 12 Januari 2009).
Sampai dengan saat pemeriksaan, tanggal 28 Oktober 2005, terdapat satu kali
addendum atas perjanjian yang sudah disepakati tentang perubahan jadual
pembayaran kompensasi penggunaan lahan. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
belum pernah dilakukan.
Lingkup pekerjaan sesuai perjanjian adalah Tahap Perencanaan, Perijinan,
Pembangunan Tempat Penampungan Sementara untuk pedagang lama, Tahap
Pembangunan Proyek Pasar Santa, Tahap Pemasaran dan Tahap Serah Terima
Bangunan Pasar Santa. Berdasarkan perjanjian tersebut PD Pasar Jaya memperoleh
hak dan kewajiban sebagai berikut:
Hak PD Pasar Jaya, yaitu :
a. Memperoleh bangunan baru beserta fasilitasnya.

35
b. Memperoleh kompensasi penggunaan lahan sebesar Rp8.500.000.000,00 (belum
termasuk PPN 10%)
c. Memperoleh Biaya Pengawasan Proyek sebesar Rp655.860.000,00 (belum
termasuk PPN dan PPh).
d. Memperoleh Biaya Pengendalian Teknis sebesar Rp196.758.000,00 (belum
termasuk PPN dan PPh).
e. Bersama-sama PT Inter Wahana Nuansa menyusun konsep dasar pembangunan
Proyek Pasar Santa (meliputi aspek skematik desain perencanaan, jenis bangunan,
konsep penataan ruang luar dan pengembangan lingkungan).

Kewajiban PD Pasar Jaya, yaitu :


a. Menyediakan lahan untuk pembangunan dan pengelolaan Proyek Pasar Santa
beserta fasilitasnya.
b. Membantu pihak kedua dalam penyelesaian proses perijinan.
c. Menjamin bahwa tanah Pasar Santa adalah sah dan tidak dalam sengketa.
d. Membebaskan PT Inter Wahana Nuansa dari tuntutan pihak manapun berkait
dengan pemanfaatan tanah Pasar selama masa perjanjian.
e. Memindahkan pedagang lama ke TPS yang telah disediakan rekanan.
f. Mengeluarkan SIPT Tahunan, SHPTU dan perjanjian pemakaian tempat usaha.
g. Melakukan sosialisasi kepada pedagang.
h. Membantu para pedagang memperoleh fasilitas kredit dari bank yang diajukan
rekanan.
Sedangkan PT Wahana Inter Nuansa memperoleh hak berupa wewenang
untuk membangun dan menunjuk pelaksana pembangunan proyek, melakukan
pemasaran tempat usaha dan menerima pembayaran dari hasil penjualan tempat
usaha tersebut. Kewajiban yang harus dilakukan PT Wahana Inter Nuansa adalah
mengasuransikan bangunan Pasar Santa selama masa pembangunan dan pemasaran
tempat usaha, membangun Tempat Penampungan Sementara untuk para pedagang
lama dan membayar biaya-biaya kompensasi penggunaan lahan, biaya pengawasan
proyek dan biaya pengendalian teknis.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa MOU, Perjanjian Kerjasama, Mutasi
Harian Bank dan Kas dari Sub Divisi Akuntansi dan Laporan Pemantauan atas
kewajiban-kewajiban pembayaran dari rekanan dari Sub Divisi Kas dan Pajak serta
hasil pemeriksaan fisik di lapangan yang dilakukan auditor didampingi SPI dan

36
Asisten Manajer Operasional Area 13 pada tanggal 28 Oktober 2005 menunjukkan
bahwa:
a. Dokumen pendukung perjanjian kerjasama belum menyertakan referensi bank
yang menyatakan kemampuan finansial dari rekanan untuk membangun
Bangunan Pasar Santa.
b. Sampai dengan saat pemeriksaan, tanggal 28 Oktober 2005, auditor belum
memperoleh polis asuransi bangunan Pasar Santa. Menurut keterangan Divisi
Umum dan Divisi Hukum (keterangan lisan Manajer Divisi Umum, Staf Divisi
Umum dan Staf Divisi Hukum tanggal 10 Nopember 2005) PD Pasar Jaya tidak
pernah menerima/mengetahui polis asuransi pembangunan Pasar Santa.
c. Addendum Perubahan Pembayaran Kompensasi Lahan Jadual No.25/-1.824.541
tanggal 3 Februari 2005 didasarkan pada Surat PT Inter Wahana Nuansa
No.022/SK/IWN/XI/2004 tanggal 26 Nopember 2004 yang menyatakan alasan
permohonan perubahan jadual adalah karena adanya perubahan/restrukturisasi
kepemilikan serta perubahan atas design bangunan. Dengan demikian
permohonan perubahan jadual baru dilakukan setelah PT Inter Wahana Nuansa
terlambat membayar kewajiban sebesar Rp3.432.793.000,00 diluar PPN dan PPh
(2 kali angsuran Kompensasi Lahan sebesar Rp3.400.000.000,00 dan 5% dari
Biaya Pengawasan Proyek sebesar Rp32.793.000,00).
d. Sampai dengan tanggal 28 Oktober 2005, PT Wahana Inter Nuansa baru dua kali
melakukan kewajiban membayar biaya-biaya yang disyaratkan dalam perjanjian
kerjasama yaitu Kompensasi Penggunaan Lahan sebesar Rp850.000.000,00 pada
tanggal 30 Desember 2004 dan tambahan Biaya Kompensasi Penggunaan Lahan
sebesar Rp148.041.667,00 serta angsuran I Biaya Pengawasan Proyek sebesar
Rp32.793.000,00 pada tanggal 25 Oktober 2005.
e. Atas keterlambatan pembayaran oleh PT Inter Wahana Nuansa, PD Pasar Jaya
telah mengirimkan surat peringatan/teguran sebanyak dua kali, yaitu:
- Surat Dirut PD Pasar Jaya No.100/1.713 tanggal 12 Januari 2005
- Surat Dirut PD Pasar Jaya No.1772/073 tanggal 16 Juni 2005
f. Pembangunan di lapangan dilakukan oleh PT Hutama Karya dan baru mencapai
tahap pengerukan dan penanaman tiang pancang.
g. Klausul perjanjian kerjasama tidak mencantumkan sanksi atas keterlambatan
pembayaran kewajiban.

37
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 Pasal 29 Ayat (1) huruf h tentang
Pengadaan Barang Dan Jasa yang menyatakan bahwa kontrak setidak-tidaknya
memuat ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak
memenuhi kewajibannya.
b. Perjanjian Kerjasama No.1.- tanggal 12 Juli 2004 yang menyatakan kewajiban
PT Wahana Inter Nuansa untuk membayar:
1) Pasal 7 yang menyatakan bahwa kewajiban berupa kompensasi penggunaan
lahan sebesar Rp8.500.000.000,00 (belum termasuk PPN) secara tunai
dengan rincian:
- Angsuran I Rp1.700.000.000,00 pada tanggal 9 Oktober 2004
- Angsuran II Rp1.700.000.000,00 pada tanggal 9 Nopember 2004
- Angsuran III Rp2.975.000.000,00 pada tanggal 9 Mei 2005
- Angsuran IV Rp2.125.000.000,00 pada tanggal 9 Desember 2005
yang diubah berdasarkan Addendum No.25/-1.824.541 tanggal 3 Pebruari
2005 Pasal 2 dengan rincian:
- Sebesar Rp850.000.000,00 pada tanggal 30 Desember 2004
- Sebesar Rp2.550.000.000,00 secara angsuran:
Angsuran I sebesar Rp850.000.000,00 pada tanggal 23 Mei 2005
Angsuran II sebesar Rp850.000.000,00 pada tanggal 23 Juni 2005
Angsuran III sebesar Rp850.000.000,00 pada tanggal 23 Juli 2005
- Sebesar Rp5.100.000.000,00 secara angsuran:
Angsuran I sebesar Rp1.020.000.000,00 pada tanggal 23 Agustus 2005
Angsuran II sebesar Rp1.020.000.000,00 pada tanggal 23 September
2005
Angsuran III sebesar Rp1.020.000.000,00 pada tanggal 23 Oktober 2005
Angsuran IV sebesar Rp1.020.000.000,00 pada tanggal 23 Nopember
2005
Angsuran V sebesar Rp1.020.000.000,00 pada tanggal 23 Desember 2005
- Dan dikenai tambahan kompensasi lahan sebesar Rp148.041.667,00 pada
tanggal 30 April 2005
2) Pasal 12 yang menyatakan bahwa kewajiban berupa Biaya Pengawasan
Proyek sebesar Rp655.860.000,00 (belum termasuk PPN) secara tunai yaitu

38
angsuran I sebesar 5% (Rp32.793.000,00) pada saat penandatanganan
perjanjian dan 95% lainnya dibayar sesuai progress pekerjaan di lapangan.
3) Pasal 13 yang menyatakan bahwa kewajiban berupa Biaya Pengendalian
Teknis sebesar Rp196.758.000,00 (belum termasuk PPN dan PPh) dibayar
secara pro rata selama masa konstruksi.

Masalah ini mengakibatkan kerugian bagi PD Pasar Jaya sebesar


Rp8.947.809.126,73 (Kompensasi Penggunaan Lahan sebesar Rp7.650.000.000,00,
Biaya Pengawasan Proyek sebesar Rp623.067.000,00, Biaya Pengendalian Teknis
sebesar Rp196.758.000,00 dan denda sebesar Rp477.984.126,73) atas kerjasama
Pembangunan, Peremajaan dan Penataan Pasar Santa dengan PT Inter Wahana
Nuansa.

Hal ini disebabkan oleh PD Pasar Jaya lalai dalam mencantumkan klausul
sanksi/denda keterlambatan pembayaran dalam perjanjian kerjasama, dan kurang
selektif dalam memilih rekanan termasuk dalam menilai kemampuan finansial
rekanan serta kurang tegas dalam menerapkan sanksi.

Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya menyatakan bahwa


sanksi/denda telah dicantumkan bagi penyelesaian pembangunan saja.

BPK-RI menyarankan Gubernur Provinsi DKI Jakarta agar memerintahkan:


a. Badan Pengawas menegur secara tertulis Direksi PD Pasar Jaya supaya di masa
yang akan datang mentaati ketentuan yang berlaku bagi PD Pasar Jaya dalam
melaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga,
b. Direksi PD Pasar Jaya menegur secara tertulis Manajer Divisi Hukum supaya di
masa yang akan datang lebih cermat dalam mencantumkan klausul perjanjian
sesuai ketentuan yang berlaku bagi PD Pasar Jaya,
c. Direksi PD Pasar Jaya menegur secara tertulis dan memerintahkan PT Inter
Wahana Nuansa untuk segera menyetorkan kewajibannya (termasuk denda)
sebesar Rp8.947.809.126,73 serta menyampaikan bukti setornya ke BPK-RI dan
tidak menyertakan PT Inter Wahana Nuansa dalam daftar rekanan untuk
pelaksanaan kerjasama di masa yang akan datang.

39
11. PT Reka Tiga Er Belum Menyetorkan Pembagian Keuntungan Atas Kerjasama
Penataan Lahan Parkir Perumnas Klender Sebesar Rp77.000.000,00 Termasuk
Pajak Dan Belum Membayarkan Denda Atas Keterlambatan Pembayaran
Kewajiban Sebesar Rp6.255.062,38

Dalam rangka pembangunan dan pengembangan pasar-pasar di lingkungan


usaha PD Pasar Jaya, telah dilakukan kerja sama dengan PT Reka Tiga Er melalui
Perjanjian No.32/-1.824.541 tanggal 16 Februari 2005 tentang Perjanjian Kerjasama
Pekerjaan Penataan Lahan Parkir Pasar Perumnas Klender Unit Area 19 Wilayah
Jakarta Timur, dengan biaya sebesar Rp1.478.735.249,18 (belum termasuk PPN)
yang terdiri dari Biaya Fisik sebesar Rp1.250.285.000,00 dan Biaya Non Fisik
sebesar Rp228.450.249,18 yang ditanggung sepenuhnya oleh PT Reka Tiga Er.
Jangka waktu pelaksanaan kerja sama 18 bulan, mulai tanggal 16 Februari 2005 s.d.
15 Agustus 2006. Dan masa pemeliharaan 90 hari, mulai tanggal 15 Juni 2005 s.d.
13 Agustus 2005.
Lingkup pekerjaan sesuai perjanjian meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan
sipil dan finishing kios, pekerjaan mekanikal dan elektrikal, pekerjaan luar dan
pekerjaan pemasaran. Berdasarkan perjanjian tersebut PD Pasar Jaya dan PT Reka
Tiga Er memperoleh hak dan kewajiban sebagai berikut:
Hak dan kewajiban PD Pasar Jaya, yaitu:
a. PD Pasar Jaya berhak atas kompensasi penggunaan lahan sebesar
Rp350.000.000,00 belum termasuk pajak.
b. PD Pasar Jaya berhak atas Biaya Pengawasan Proyek sebesar Rp39.745.887,32
belum termasuk pajak.
c. PD Pasar Jaya berhak atas Biaya Pengendalian Proyek sebesar Rp26.451.573,28.
d. PD Pasar Jaya berkewajiban menerbitkan Perjanjian Pemakaian Tempat Usaha
serta menerbitkan SIPTU dan Sertifikat Hak Pemakaian Tempat Usaha.
Hak dan kewajiban PT Reka Tiga Er, yaitu:
a. PT Reka Tiga Er berhak memasarkan tempat usaha hasil penataan lahan parkir
selama 18 bulan sejak perjanjian ditandatangani.
b. PT Reka Tiga Er berhak mengelola lahan parkir baik selama masa pemasaran
maupun setelah selesai masa pemasaran.

40
c. PT Reka Tiga Er berkewajiban membayar Kompensasi Penggunaan Lahan
sebesar Rp350.000.000,00, Biaya Pengawasan Proyek sebesar Rp39.745.887,32
dan Biaya Pengendalian Proyek sebesar Rp26.451.573,28. Kompensasi
Penggunaan Lahan dibayarkan secara angsuran sebagai berikut:
Jumlah Tanggal
Jenis Kewajiban Angsuran Nilai (Rp) PPN (Rp)
Angsuran (Rp) Bayar
Kompensasi Penggunaan Lahan I 70.000.000,00 7.000.000,00 77.000.000,00 16-02-2005
II 70.000.000,00 7.000.000,00 77.000.000,00 15-04-2005
III 70.000.000,00 7.000.000,00 77.000.000,00 01-07-2005
IV 70.000.000,00 7.000.000,00 77.000.000,00 15-09-2005
V 70.000.000,00 7.000.000,00 77.000.000,00 15-12-2005
Biaya Pengawasan Proyek I 17.245.887,32 1.724.588,73 18.970.476,00 16-02-2005
II 7.500.000,00 750.000,00 8.250.000,00 01-03-2005
III 7.500.000,00 750.000,00 8.250.000,00 01-04-2005
IV 7.500.000,00 750.000,00 8.250.000,00 02-05-2005
Biaya Pengendalian Proyek I 11.451.573,28 1.145.157,32 12.596.730,61 16-02-2005
II 5.000.000,00 500.000,00 5.500.000,00 01-03-2005
III 5.000.000,00 500.000,00 5.500.000,00 01-04-2005
IV 5.000.000,00 500.000,00 5.500.000,00 02-05-2005
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa PT Reka Tiga Er kurang membayar
Kompensasi Penggunaan Lahan sebesar Rp70.000.000,00 (belum termasuk PPN).
Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa pembayaran kewajiban
Kompensasi Penggunaan Lahan, Biaya Pengawasan Proyek, dan Biaya Pengendalian
Proyek mengalami keterlambatan akan tetapi belum seluruhnya dikenakan denda,
sebagaimana terlihat di bawah ini :

Lama
Tanggal Tanggal
No. Jenis Kewajiban Nilai (Rp) Tertunggak
Jatuh Tempo Bayar
(hari)
1 Kompensasi Peng. Lahan (Pokok) 70.000.000,00 16-02-2005 17-02-2005 1
Kompensasi Peng. Lahan (PPN) 7.000.000,00 16-02-2005 12-07-2005 146
Kompensasi Peng. Lahan 77.000.000,00 15-04-2005 12-07-2005 88
Kompensasi Peng. Lahan 77.000.000,00 01-07-2005 10-10-2005 101
Kompensasi Peng. Lahan 77.000.000,00 15-09-2005 24-11-2005 70
2 Biaya Pengawasan Proyek (Pokok) 17.245.887,32 16-02-2005 17-02-2005 1
Biaya Pengawasan Proyek (PPN) 1.724.588,73 16-02-2005 12-07-2005 146
Biaya Pengawasan Proyek 8.250.000,00 01-03-2005 12-07-2005 133
Biaya Pengawasan Proyek 8.250.000,00 01-04-2005 10-10-2005 192
Biaya Pengawasan Proyek 8.250.000,00 02-05-2005 10-10-2005 161
3 Biaya Pengendalian Proyek (Pokok) 11.451.573,28 16-02-2005 17-02-2005 1
Biaya Pengendalian Proyek 1.145.157,33 16-02-2005 12-07-2005 146
Biaya Pengendalian Proyek 5.500.000,00 01-03-2005 12-07-2005 133
Biaya Pengendalian Proyek 5.500.000,00 01-04-2005 10-10-2005 192
Biaya Pengendalian Proyek 5.500.000,00 02-05-2005 10-10-2005 161

Atas keterlambatan tersebut telah dilakukan satu kali teguran atau penagihan pada
tanggal 12 Mei 2005 untuk kewajiban yang seharusnya dibayarkan pada tanggal 1
Maret 2005. Selanjutnya dari denda tersebut terdapat denda yang belum dibayarkan

41
sehubungan kesalahan perhitungan denda untuk pembayaran tanggal 12 Juli 2005
kurang dikenakan sebesar Rp865.062,00 dengan rincian sebagai berikut :
Perhitungan denda (Rincian di lampiran 3) Rp10.144.430,38
Denda yang dibayarkan tanggal 12 Juli 2005 Rp 9.279.368,00
Selisih Rp 865.062,38
Diketahui pula bahwa angsuran IV Kompensasi Penggunaan Lahan yang
jatuh tempo tanggal 15 September 2005 belum diterima. Atas keterlambatan tersebut
dikenakan denda sebesar 1%o per hari untuk 70 hari keterlambatan sebesar
Rp5.390.000,00 (Rincian dalam lampiran 2).

Hal tersebut tidak sesuai dengan :


a. Perjanjian Kerjasama No.32/-1.824.541 tentang Pekerjaan Penataan Lahan Parkir
Pasar Perumnas Klender Unit Area 19 Wilayah Jakarta Timur Pasal 7 mengenai
skedul pembayaran kewajiban Kompensasi Penggunaan Lahan, Pasal 8 mengenai
Biaya Pengawasan Proyek, dan Pasal 9 mengenai dan Biaya pengendalian Proyek,
b. Keputusan Direksi PD Pasar Jaya No.420/2003 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Kerjasama Perusahaan Daerah Pasar Jaya dengan Pihak Ketiga :
1) Pasal 2 yang menyatakan dasar kerjasama adalah untuk memenuhi
kepentingan kedua belah pihak dengan mengadakan ikatan, yaitu :
a) Untuk kepastian hukum dan rasa aman mematuhi ketentuan tertulis yang
telah disetujui bersama,
b) Memberikan manfaat dan keuntungan yang proporsional dan wajar bagi
kedua belah pihak.
2) Pasal 4 butir (6) yang menyatakan bahwa tujuan kerjasama adalah saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak.
3) Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.39 Tahun
2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Kerjasama Perusahaan Daerah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan Pihak Ketiga, Pasal 4 yang
menyatakan bahwa tujuan kerjasama adalah untuk mengembangkan usaha
yang sudah ada atau sedang berjalan atau membentuk usaha baru dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, menggerakkan
perekonomian Daerah, dan meningkatkan keuntungan sebagai sumber
Pendapatan Asli Daerah, sesuai dengan tugas pokok Perusahaan Daerah.

42
Hal tersebut mengakibatkan PD Pasar Jaya dirugikan sebesar
Rp76.255.062,38 (dengan rincian Kompensasi Penggunaan Lahan sebesar
Rp70.000.000,00 belum termasuk pajak dan denda yang kurang terima sebesar
Rp6.255.062,38) dan Negara dirugikan dari PPN sebesar Rp7.000.000,00 yang
belum diterima.

Hal tersebut disebabkan Sub Divisi Kas & Pajak tidak teliti melakukan
perhitungan atas pengenaan denda dan kurang aktif melakukan penagihan atas
pembayaran kewajiban dari para developer.

Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya telah memberikan


peringatan kepada rekanan, sedangkan keterlambatan pembayaran disebabkan selang
waktu pencairan bilyet giro.

BPK-RI menyarankan Badan Pengawas agar memerintahkan Direksi PD


Pasar Jaya menegur secara tertulis kepada:
a. Asisten Manajer Sub Divisi Kas dan Pajak agar di masa yang akan datang lebih
cermat dalam penghitungan denda dan lebih aktif dalam melakukan penagihan,
b. PT Reka Tiga Er atas keterlambatan pembayaran tersebut dan segera
menyetorkan kewajibannya sebesar Rp76.255.062,38 dan PPN sebesar
Rp7.000.000,00 serta menyampaikan bukti setor ke BPK-RI dan tidak
menyertakan PT Reka Tiga Er dalam daftar rekanan untuk pelaksanaan
kerjasama di masa yang akan datang.

12. Kerjasama Pembangunan Dan Pengembangan Pasar Pluit Merugikan PD


Pasar Jaya Sebesar Rp1.536.549.956,00 Dan Tidak Ada Kejelasan Kepemilikan
Atas Asset Senilai Rp2.432.171.028,14

PD Pasar Jaya pada Tahun 2002 melakukan perikatan kerjasama yang


dilegalisasi oleh Notaris Teddy Anwar, SH No.6754 A/L/U/2002 tanggal 17 Mei
2002 dengan rekanan bernama PT Gita Duta Arsitama (GDA) dalam rangka
Pembangunan Dan Pengembangan Pasar Pluit Wilayah Jakarta Utara. Kerjasama
tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama No.137/-1.824.541 tanggal 17 Mei
2002 senilai Rp18.568.095.575,17, terdiri dari Biaya Fisik sebesar

43
Rp13.248.875.450,74, Biaya Non Fisik sebesar Rp3.900.896.579,36, Biaya
Penyambungan PLN sebesar Rp86.436.000,00, Biaya Penyambungan PDAM
Rp7.000.000,00 dan PPN 10% (atau sebesar Rp1.324.887.545,07). Jangka waktu
pelaksanaan pembangunan adalah 15 bulan (28 Pebruari 2002 s.d. 28 Mei 2003) dan
jangka waktu pemeliharaan tiga bulan (28 Mei 2003 dan 28 Agustus 2003). Masa
pemasaran 18 bulan (28 Mei 2003 s.d. 28 Nopember 2004) dan masa hak pakai
tempat usaha berlaku 20 Tahun terhitung sejak serah terima bangunan.
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama tersebut dapat diuraikan hak dan
kewajiban kedua belah pihak sebagai berikut:
Hak dan kewajiban PD Pasar Jaya, yaitu:
a. PD Pasar Jaya berhak atas hasil peremajaan pembangunan Pasar Pluit.
b. PD Pasar Jaya berkewajiban:
- Memberikan ijin kepada developer untuk membangun dan melaksanakan
pekerjaan pembangunan peremajaan Pasar Pluit
- Memberikan ijin kepada developer untuk memasuki lokasi pasar untuk
melaksanakan serta menempatkan peralatan dan material untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan
- Membantu developer mengurus segala perijinan
- Menjaga keamanan dan kelancaran lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan
- Bertanggungjawab atas pengurusan dan pelaksanaan
penempatan/pemindahan pedagang ke tempat penampungan sementara (TPS),
dan memindahkan kembali dari TPS ke bangunan permanen, melaksanakan
sosialisasi proyek dan program pemindahan pedagang, pengundian dan
pembongkaran bangunan lama.
Hak dan kewajiban rekanan (PT GDA), yaitu:
a. PT GDA memperoleh hak untuk melakukan pemasaran tempat usaha dan
menerima serta memiliki seluruh hasil pemasaran
b. Kewajiban PT GDA:
- Membayar pembagian keuntungan dan goodwill sebesar Rp1.796.905.322,65.
- Membayar biaya pengawasan proyek sebesar Rp222.421.479,67
- Membayar biaya pengendalian teknis sebesar Rp315.491.460,53
- Membayar biaya kompensasi pensertifikatan tanah sebesar Rp49.305.000,00
- Membayar penggantian biaya pengelolaan pasar sebesar Rp72.000.000,00

44
- Membayar biaya peralatan kebersihan dan kantor berupa biaya pengadaan
peralatan kontainer sampah sebesar Rp10.000.000,00 dan biaya pengadaan
peralatan kantor sebesar Rp10.000.000,00
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Perjanjian Kerjasama, Buku Harian
Kas dan Bank, Laporan Pemantauan Pembayaran oleh Rekanan dari Divisi Kas dan
Pajak serta hasil konfirmasi lewat telepon dengan Manajer Divisi Hukum tanggal 21
Nopember 2005 menunjukkan bahwa:
a. Penunjukan dan penetapan PT GDA sebagai rekanan tidak melalui prosedur yang
seharusnya. Dalam kontrak/perjanjian kerjasama tidak disertakan dokumen-
dokumen berupa surat penetapan pemenang lelang atau penunjukan langsung PT
GDA. Kerjasama tersebut juga tidak melalui tahap kesepakatan bersama
(Memorandum of Understanding/MOU) terlebih dahulu. Tim pemeriksa tidak
dapat melakukan konfirmasi lebih jauh atas prosedur penunjukan PT GDA
sebagai rekanan karena tidak ada personal pada Divisi Hukum PD Pasar Jaya
yang mengetahui prosedur pemilihan PT GDA sebagai developer Pembangunan
dan Peremajaan Pasar Pluit (Konfirmasi telah dilakukan kepada Manajer Divisi
Hukum).
b. Sebagai perusahaan yang melakukan perikatan bisnis, PT GDA tidak
menyertakan daftar kekayaan sebagai bukti bahwa PT GDA mempunyai jaminan
atas pembangunan yang dilakukan dan tidak ada surat keterangan dari Bank yang
menyatakan PT GDA mampu secara finansial atas pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
c. Tidak ada klausul sanksi/denda atas keterlambatan penyerahan hasil pekerjaan
dan atas pembayaran kewajiban-kewajiban oleh Pihak Kedua (PT GDA).
d. PT GDA dan PD Pasar Jaya telah sepakat melakukan serah terima atas hasil
pembangunan dan peremajaan Pasar Pluit berdasarkan Berita Acara (BA) Serah
Terima Pertama No.112/1.712.6 tanggal 6 Mei 2003. Berdasarkan BA Serah
Terima tersebut PT GDA masih bertanggung jawab atas pemeliharaan selama 90
hari terhitung sejak tanggal 1 Maret 2003 dan bertanggung jawab atas jaminan
konstruksi bangunan selama lima Tahun sejak tanggal 1 Maret 2003.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas BA Serah Terima tersebut menunjukkan
bahwa hasil pekerjaan yang diserahterimakan adalah lantai 1 dan lantai 2 dari
keseluruhan 5 (lima) lantai menurut Rencana Anggaran Biaya (RAB).

45
e. Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 21 Nopember 2005, diketahui bahwa PT
GDA baru melunasi kewajibannya sebesar Rp939.573.306,85 dari keseluruhan
kewajiban sebesar Rp2.476.123.262,85. Dengan demikian terdapat tunggakan
kewajiban sebesar Rp1.536.549.956,00. Rincian pembayaran kewajiban oleh PT
GDA adalah:
No. Tanggal Nilai (Rp) Keterangan
1. 16/07/2002 89.845.266,00 Pembagian keuntungan
2. 17/01/2002 284.510.009,00 Pembagian keuntungan
3. 16/07/2002 22.421.480,00 Biaya Pengawasan
4. 19/08/2002 40.000.000,00 Biaya Pengawasan
5. 17/10/2002 40.000.000,00 Biaya Pengawasan
6. 17/12/2002 40.000.000,00 Biaya Pengawasan
7. 17/01/2003 40.000.000,00 Biaya Pengawasan
8. 16/07/2002 15.491.461,00 Biaya Pengendalian Teknik
9. 19/08/2002 60.000.000,00 Biaya Pengendalian Teknik
10. 17/10/2002 60.000.000,00 Biaya Pengendalian Teknik
11. 17/12/2002 60.000.000,00 Biaya Pengendalian Teknik
12. 17/01/2003 60.000.000,00 Biaya Pengendalian Teknik
13. 17/12/2002 24.652.500,00 Biaya Sertifikat
14. 17/01/2003 24.652.500,00 Biaya Sertifikat
15. 16/07/2002 2.000.000,00 Biaya Pengelolaan Pasar
16. 19/08/2002 14.000.000,00 Biaya Pengelolaan Pasar
17. 17/10/2002 14.000.000,00 Biaya Pengelolaan Pasar
18. 17/12/2002 14.000.000,00 Biaya Pengelolaan Pasar
19. 17/01/2003 14.000.000,00 Biaya Pengelolaan Pasar
20. 17/01/2003 10.000.000,00 Biaya Pengadaan
21. 17/01/2003 10.000.000,00 Biaya Pengadaan
Jumlah 939.573.216,00

f. Sampai dengan berakhirnya jangka waktu pemasaran oleh PT GDA, tanggal 28


Nopember 2004, PT GDA tidak memberikan laporan hasil pemasaran tempat
usaha kepada PD Pasar Jaya.
g. Hasil pemeriksaan fisik Auditor didampingi Staf SPI (Satuan Pengawasan
Internal) PD Pasar Jaya dan Supervisor Pasar Pluit tanggal 17 Nopember 2005
menunjukkan bahwa:
1) Sekeliling dinding Lantai 4 telah retak dan permukaan lahan parkir dekat
pintu masuk sebelah barat serta gardu listrik dan ruang genset turun + 10 cm
dari permukaan tanah.
2) Pekerjaan lantai 3, 4 dan lantai atap senilai Rp2.432.171.028,14 tidak dapat
dipertanggungjawabkan karena sampai dengan berakhirnya jangka waktu
pelaksanaan pembangunan belum dilakukan serah terima dan terdapat
beberapa item pekerjaan yang belum selesai dikerjakan, dengan rincian:

46
No. Lantai Jenis Pekerjaan Uraian Pekerjaan Nilai (Rp)
1 Lantai 4 Pekerjaan struktur 1 bh tangga type V 17.895.467,74
2 Lantai Atap Pekerjaan struktur 2 bh tangga type V 29.431.445,33
3 Musholla & R. Pengelola 54.017.433,37
4 Ruang mesin 8.046.705,30
5 Atap R. Musholla 18.465.654,24
6 Atap R. Mesin Lift 10.266.531,00
7 Konsol lantai atap 49.208.896,44
8 Atap selasar 6.610.758,72
9 Lantai 4 Pekerjaan Arsitektur Pek Atap Overstek 32.376.670,00
10 Pekerjaan Arsitektur Pek Plafond 24.000.490,00
11 Lantai Atap Pekerjaan Arsitektur Pek dinding&plesteran 46.905.502,00
12 Pek kusen pintu/jendela 66.485220,00
13 Pek atap 195.337.740,00
14 Pek lantai 36.046.274,00
15 Pek Plafond 48.236.760,00
16 Pek Pengecatan 14.574.480,00
17 Pek sanitair legkap 125.000,00
18 Halaman Pek Sarana Luar Grill tutup saluran dr plat besi strip 14.040.000,00
19 keseluruhan Pekerjaan mekanikal Pek exhaustfan&AC 132.825.000,00
Test&commisioning 2.000.000,00
20 keseluruhan Pek sistem elevator & Pek Pengadaan & Pemasangan Elevator 1.550.000.000,00
escalator Test & cmmissioning 3.000.000,00
21 keseluruhan Telepon system Pek instalasi,fixtures dan armatures 72.275.000,00
Jumlah 2.432.171.028,14

3) Terdapat pekerjaan sarana luar yang berbeda dengan RAB akan tetapi belum
dilakukan addendum atau BA tambah kurang pekerjaan, yaitu pekerjaan
jalan/ halaman parkir (aspal hotmix) senilai Rp198.522.720,00 yang diganti
dengan paving blok.
4) Terdapat penambahan pekerjaan sesuai disposisi Manajer Divisi Hukum
tetapi tidak diperoleh bukti tambahan mengenai pekerjaan tambahan tersebut.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 Pasal 29 Ayat (1) huruf h tentang
Pengadaan Barang Dan Jasa yang menyatakan bahwa kontrak setidak-tidaknya
memuat ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak
memenuhi kewajibannya.
b. Perjanjian Kerjasama No.137/1.824.541 tanggal 17 Mei 2002 tentang
Pembangunan Peremajaan Pasar Pluit Wilayah Jakarta Utara:
- Pasal 1 Ayat (2) dan (3) yang menyatakan Pihak Kedua melaksanakan
kerjasama pembangunan Peremajaan Pasar Pluit sesuai dengan gambar dan
RAB yang telah disetujui oleh kedua belah pihak dan setiap terjadi perubahan

47
atas rencana, perubahan gambar dan rencana kerja harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama
- Pasal 15 Ayat (1) yang menyatakan Pihak Kedua (rekanan) harus
menyerahkan kepada Pihak Pertama hasil Peremajaan Pembangunan Pasar
Pluit dalam rangka serah terima paling lambat tanggal 28 Mei 2003.

Masalah tersebut mengakibatkan:


a. PD Pasar Jaya mengalami kerugian sebesar Rp1.536.549.956,00 (atas kewajiban
yang belum dibayarkan).
b. Tidak ada kejelasan status kepemilikan atas aset lantai 3, 4 dan lantai atap senilai
Rp2.432.171.028,14 karena perjanjian kerjasama sudah berakhir tapi belum
selesai dan belum dilakukan serah terima pekerjaan

Hal tersebut disebabkan:


a. PD Pasar Jaya lalai dalam menerapkan prosedur pemilihan rekanan dan lalai
dalam mencantumkan klausul sanksi/denda sehingga tidak dapat melakukan
tindakan hukum apapun kepada rekanan yang melakukan wan prestasi.
b. Adanya itikad tidak baik dari rekanan untuk tidak melaksanakan kewajiban
sesuai klausul kerjasama yang telah dilakukan.

Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya merencanakan akan


melakukan pembatalan pada akhir 2005.

BPK-RI menyarankan Gubernur agar memerintahkan Badan Pengawas


menegur secara tertulis:
a. Direksi PD Pasar Jaya supaya di masa yang akan datang mentaati ketentuan
dalam prosedur pemilihan rekanan dan agar menegur secara tertulis Manajer
Divisi Hukum agar di masa yang akan datang lebih cermat dalam mencantumkan
klausul perjanjian sesuai ketentuan yang berlaku bagi PD Pasar Jaya.
b. Direksi PD Pasar Jaya supaya menegur secara tertulis PT Gita Duta Arsitama
atas keterlambatan pembayaran kewajibannya dan memerintahkan agar segera
menyetorkan kewajibannya sebesar Rp1.536.549.956,00 dan segera membuat
addenddum atas perjanjian yang ada dengan mencantumkan klausul sanksi/denda

48
mengenai penyelesaian pembangunan Pasar Pluit Lantai 3,4 dan Lantai Atap
berikut serah terima bangunan tersebut.

13. PT Mutiara Permata Indah Kurang Menyetorkan Fee Pemasaran Atas


Kerjasama Pelaksanaan Pekerjaan Pengembangan Pasar Cipulir Wilayah
Jakarta Selatan Sebesar Rp279.701.238,00

Dalam rangka pembangunan dan pengembangan pasar-pasar di lingkungan


usaha PD Pasar Jaya, telah dilakukan kerja sama dengan PT Mutiara Permata Indah
melalui Perjanjian No.192/-1.824.541 tanggal 3 Juli 2003 tentang Perjanjian
Pekerjaan Pengembangan Pasar Cipulir Wilayah Jakarta Selatan yang kemudian
direvisi kembali dengan Addendum Perjanjian No.16/-1.824.541 tanggal 21 Januari
2004.
Di dalam Addendum Perjanjian dijelaskan bahwa di samping mendapatkan
pembagian keuntungan, Pihak Pertama dan Pihak Kedua mendapat fee pemasaran
masing-masing sebesar 1,25% dari total penjualan seluruh tempat usaha.
Perhitungan fee pemasaran sampai dengan Juli 2005 adalah sebagai berikut:

Nilai Penjualan Prosentase Pembagian


No. Periode
/Pemasaran (Rp) (%) Keuntungan (Rp)
1 04 Februari s.d. 30 April 2004 20.857.262.825,00 1,25 260.715.785,00
2 01 Mei s.d. 31 Juli 2004 3.972.337.600,00 1,25 49.654.220,00
3 01 Agustus s.d. 31 Oktober 2004 2.629.124.050,00 1,25 32.864.051,00
4 01 November 2004 s.d. 31 Januari 2005 2.639.546.500,00 1,25 32.994.331,00
5 01 Februari s.d. 30 April 2005 271.814.950,00 1,25 3.397.687,00
6 01 Mei s.d. 31 Juli 2005 315.395.250,00 1,25 3.942.441,00
Total Fee Pemasaran 383.568.515,00

Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 17 November 2005, PD Pasar Jaya telah


menerima fee pemasaran dari PT Mutiara Permata Indah sebesar Rp103.867.277,00
dengan rincian sebagai berikut:

Tanggal STSU Pembayaran Nilai (Rp)


25 Agustus 2004 Fee Pemasaran Tahap I 37.010.722,00
29 September 2004 Kekurangan Fee Pemasaran 2.362.387,00
23 November 2004 Fee Pemasaran Tahap II 27.501.836,00
28 Juli 2005 Fee Pemasaran Tahap III dan IV 36.992.332,00
Total fee pemasaran yang diterima 103.867.277,00

49
Dari data di atas maka diketahui bahwa jumlah fee pemasaran yang masih belum
diterima PD Pasar Jaya s.d. Juli 2005 adalah sebesar Rp279.701.238,00
(Rp383.568.515,00 - Rp103.867.277,00).
Berdasarkan konfirmasi diperoleh keterangan bahwa Sub Divisi Kas & Pajak
tidak dapat melakukan penagihan kepada PT Mutiara Permata Indah karena tidak
mempunyai dasar penagihan. Perhitungan dan hasil perhitungan dari pembagian
keuntungan hanya dilaporkan oleh SPI (Satuan Pengawas Intern) kepada para
Direktur.

Hal tersebut tidak sesuai dengan :


a. Addendum Perjanjian No.16/-1.824.541 Pasal 3 (1) tentang Addendum
Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Pasar Cipulir Area 12
Wilayah Jakarta Selatan, tentang Pembagian Keuntungan yang menyatakan
bahwa atas pelaksanaan perjanjian kerjasama ini Pihak Pertama dan Pihak Kedua
telah sepakat bahwa Pembagian Keuntungan Pembangunan dan Pengembangan
Pasar Cipulir akan dihitung secara proporsional dan akan ditinjau setiap 3 (tiga)
bulan sekali.
b. Keputusan Direksi PD Pasar Jaya No.420/2003 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Kerjasama Perusahaan Daerah Pasar Jaya dengan Pihak Ketiga :
1) Pasal 2 yang menyatakan bahwa dasar kerjasama adalah untuk memenuhi
kepentingan kedua belah pihak dengan mengadakan ikatan, yaitu :
- Untuk kepastian hukum dan rasa aman mematuhi ketentuan tertulis yang
telah disetujui bersama,
- Memberikan manfaat dan keuntungan yang proporsional dan wajar bagi
kedua belah pihak.
2) Pasal 3 yang menyatakan bahwa maksud dan tujuan kerjasama adalah untuk
meningkatkan profitabilitas, efisiensi, produktifitas dan efektivitas PD Pasar
Jaya dalam upaya menjalankan dan mengembangkan usaha.
3) Butir 6 Pasal 4 yang menyatakan bahwa tujuan kerjasama adalah saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak.
c. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.39 Tahun 2002
tentang Ketentuan Pelaksanaan Kerjasama Perusahaan Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dengan Pihak Ketiga, Pasal 4 yang menyatakan bahwa
tujuan kerjasama adalah untuk mengembangkan usaha yang sudah ada atau

50
sedang berjalan atau membentuk usaha baru dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, menggerakkan perekonomian daerah, dan
meningkatkan keuntungan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah, sesuai
dengan tugas pokok Perusahaan Daerah.

Hal tersebut mengakibatkan PD Pasar Jaya dirugikan sebesar


Rp279.701.238,00 yang disebabkan oleh:
a. Tidak adanya koordinasi antar Divisi.
b. Kelalaian Pihak Direksi tidak memberikan perintah kepada Sub Divisi Kas &
Pajak untuk menagih Setoran Pembagian Keuntungan kepada Pihak Developer.

Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya menyatakan fee pemasaran


tersebut bukan merupakan keuntungan kerjasama tapi berdasarkan nilai penjualan
tempat usaha, penagihan sesuai hasil evaluasi setiap 3 bulan sekali.
BPK-RI menyarankan Gubernur Provinsi DKI Jakarta agar memerintahkan
Badan Pengawas supaya:
a. Menegur secara tertulis Direksi PD Pasar Jaya atas lemahnya kordinasi antar
Divisi dalam PD Pasar Jaya dhi Divisi Hukum dan Divisi Keuangan
b. Memerintahkan Direksi PD Pasar Jaya agar menegur secara tertulis PT Mutiara
Permata Indah atas keterlambatannya memenuhi kewajibannya dan
memerintahkan PT MPI untuk segera menyetorkan kewajiban sebesar
Rp279.701.238,00,
c. Memerintahkan Direksi PD Pasar Jaya agar menegur secara tertulis Manajer
Divisi Keuangan dan Asisten Manajer Divisi Kas Dan Pajak supaya melakukan
pengendalian dan penagihan secara lebih aktif.

14. Kerjasama Pembangunan Dan Pengembangan Pasar Cibubur Merugikan PD


Pasar Jaya Sebesar Rp3.844.200.000,00, Denda Keterlambatan Yang Belum
Dipungut Sebesar Rp2.296.922.104,62, PPN Belum Dikenakan Atas Biaya
Proyek Sebesar Rp4.588.635.270,00 Serta Ketidakjelasan Status Kepemilikan
Aset Senilai Rp36.213.160.513,00

PD Pasar Jaya pada Tahun 2004 melakukan perikatan kerjasama yang


dilegalisasi oleh Notaris Ny.Heidi Ratnawati Porwayla, SH No.10/L/2004 tanggal 7

51
Oktober 2004 dengan rekanan bernama PT Deva Adhines dalam rangka
Pembangunan Dan Pengembangan Pasar Cibubur Unit Area 16 Wilayah Jakarta
Timur. Kerjasama tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama No.223/-
1.824.541 tanggal 7 Oktober 2004 senilai Rp45.886.352.700,00, terdiri dari biaya
fisik sebesar Rp36.213.160.513,00 dan biaya non fisik sebesar Rp9.673.192.186,00.
Jangka waktu pelaksanaan pembangunan adalah 12 bulan (s.d. 5 Oktober 2005) dan
jangka waktu pemeliharaan 90 hari (s.d. 3 Januari 2006). Masa pemasaran 48 bulan
terhitung sejak pembangunan proyek dan masa hak pakai tempat usaha berlaku 20
Tahun terhitung sejak serah terima bangunan.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Perjanjian Kerjasama, Buku Harian
Kas dan Bank, Laporan Pemantauan Pembayaran oleh rekanan dari Divisi Kas dan
Pajak serta hasil konfirmasi kepada pihak-pihak terkait menunjukkan bahwa:
a. Klausul perjanjian kerjasama pada Pasal 2 menyatakan bahwa Biaya Proyek
sebesar Rp45.886.352.700,00 tanpa mengenakan PPN 10% atau sebesar
Rp4.588.635.270,00.
b. Sebagai perusahaan yang melakukan perikatan bisnis, PT Deva Adhines tidak
menyertakan daftar kekayaan sebagai bukti bahwa PT Deva Adhines mempunyai
jaminan atas pembangunan yang dilakukan dan tidak ada surat keterangan dari
Bank yang menyatakan PT Deva Adhines mampu secara finansial atas pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
c. Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 22 Nopember 2005, diketahui bahwa PT
Deva Adhines baru melunasi kewajibannya sebesar Rp1.240.700.000,00 dari
keseluruhan kewajiban sebesar Rp7.531.634.000,00. Hasil analisa lebih lanjut
menunjukkan adanya kewajiban yang jatuh tempo tetapi belum dilunasi berupa
kompensasi penggunaan lahan sebesar Rp3.844.200.000,00 (per 22 Nopember
2005). Rincian pembayaran kewajiban oleh PT Deva Adhines adalah:

No. Tanggal Nilai (Rp) Keterangan


1. 03/01/2005 640.700.000,00 Pembagian keuntungan
2. 08/10/2004 160.000.000,00 Biaya Pengawasan
3. 21/10/2004 160.000.000,00 Biaya Pengawasan
4. 25/10/2004 160.000.000,00 Biaya Pengawasan
5. 08/10/2004 40.000.000,00 Biaya Pengendalian teknis
6. 21/10/2004 40.000.000,00 Biaya Pengendalian teknis
7. 25/10/2004 40.000.000,00 Biaya Pengendalian teknis
Jumlah 1.240.700.000,00

52
d. Atas keterlambatan pembayaran kewajiban dan penyelesaian pembangunan, PT
Deva Adhines dikenakan denda sebesar Rp2.296.922.104,62 (dengan rincian
denda sebesar Rp558.690.400,00 untuk keterlambatan pembayaran kompensasi
penggunaan lahan dan sebesar Rp1.738.231.704,62 untuk keterlambatan
penyelesaian pembangunan). Rincian perhitungan denda atas keterlambatan
pembayaran kewajiban dan keterlambatan pelaksanaan pembangunan adalah
sebagai berikut:

Tanggal Keterlambatan Nilai Pembayaran


Tanggal Pemeriksaan Nilai Denda (Rp)
Seharusnya (hari) (Rp)

Rincian keterlambatan pembayaran kewajiban


22/11/2005 22/03/2005 245 1.281.400.000,00 313.943.000,00
22/11/2005 22/06/2005 153 1.281.400.000,00 196.054.200,00
22/11/2005 21/10/2005 32 1.281.400.000,00 41.004.800,00
03/01/2005 22/12/2004 12 640.700.000,00 7.688.400,00
Jumlah denda pembayaran yang terlambat 558.690.400,00

Rincian keterlambatan pembayaran kewajiban


22/11/2005 05/10/2005 48 36.213.160.513,00 1.738.231.704,62
Jumlah denda pelaksanaan pembangunan yang terlambat 1.738.231.704,62

e. Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 22 Nopember 2005, belum dilakukan


addendum atas perjanjian yang dilakukan. Keterangan ini diperoleh berdasarkan
konfirmasi dari Divisi Hukum dan Manajer Area 16.
f. Hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 11 Nopember 2005 menunjukkan
pembangunan belum selesai dilaksanakan. Berdasarkan Progress Report dari
Konsultan Pengawas (PT Santika Consulindo) pembangunan mencapai 61,521%.
Atas keterlambatan pelaksanaan pembangunan tersebut belum dikenakan denda
keterlambatan.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Undang-Undang No.18 Tahun 2000 Pasal 1 Angka 5,6, dan 7 yang menyatakan
bahwa jasa pada setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan/perbuatan
hukum yang menyebabkan suatu barang/fasilitas/kemudahan/hak
tersedia/dipakai/termasuk jasa yang dilakukan dikenakan sebagai obyek PPN.
b. SK Direksi No.420/2003 tanggal 13 Nopember 2003 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Kerjasama Perusahaan Daerah Pasar Jaya Dengan Pihak Ketiga

53
Pasal 6 Ayat 1 Huruf a yang menyatakan pihak ketiga harus memiliki bonafiditas
dan kredibilitas berbentuk bank guarantee dan minimal 40% dari nilai proyek.
c. Perjanjian Kerjasama No.223/1.824.541 tanggal 7 Oktober 2004 tentang
Pembangunan Dan Pengembangan Pasar Cibubur Area 16 Wilayah Jakarta
Timur:
1) Pasal 4 yang menyatakan Pihak Kedua berkewajiban membayar
kompensasi penggunaan lahan sebesar Rp6.407.000.000,00 belum termasuk
PPN secara angsuran :
- Angsuran I sebesar Rp640.700.000,00 pada tanggal 22 Desember 2004
- Angsuran II sebesar Rp1.281.400.000,00 pada tanggal 22 Maret 2005
- Angsuran III sebesar Rp1.281.400.000,00 pada tanggal 22 Juni 2005
- Angsuran IV sebesar Rp1.281.400.000,00 pada tanggal 21 Oktober
2005
2) Pasal 15 Ayat (1) yang menyatakan Pihak Kedua (rekanan) harus
menyerahkan kepada Pihak Pertama hasil Pembangunan dan
Pengembangan Bangunan Pasar Cibubur dalam rangka serah terima paling
lambat tanggal 5 Oktober 2005.
3) Pasal 17 Ayat (1) dan (2) yang menyatakan bahwa rekanan akan dikenai
denda sebesar 1%o per hari terhadap setiap hari keterlambatan laporan
penyelesaian pekerjaan dari nilai fisik proyek dan 1%o per hari terhadap
setiap hari untuk keterlambatan pembayaran kewajiban yang jatuh tempo.

Masalah ini mengakibatkan:


a. Kerugian Negara dan tidak diterimanya PPN sebesar Rp4.588.635.270,00
b. PD Pasar Jaya mengalami kerugian sebesar Rp3.844.200.000,00 (atas kewajiban
yang belum dibayarkan) dan kekurangan penerimaan dari denda keterlambatan
yang belum dipungut sebesar Rp2.296.922.104,62.
c. Tidak ada kejelasan status kepemilikan atas aset senilai Rp36.213.160.513,00
karena perjanjian kerjasama sudah berakhir tapi belum selesai dan belum
dilakukan serah terima pekerjaan.

Hal tersebut disebabkan oleh:


a. Kurangnya pemahaman kedua belah pihak yang melakukan perjanjian terhadap
peraturan perpajakan.

54
b. PD Pasar Jaya lalai dalam menerapkan prosedur pemilihan rekanan dan kurang
tegas dalam menerapkan klausul sanksi/denda kepada rekanan.

Atas permasalahan tersebut menyatakan telah memberikan peringatan dan


akan minta bukti setor pembayaran kewajiban dan PPN dari PT Deva Adhines.

BPK-RI menyarankan Gubernur Provinsi DKI Jakarta agar memerintahkan


Badan Pengawas supaya menegur secara tertulis Direksi PD Pasar Jaya dan
memerintahkan Direksi PD Pasar Jaya untuk:
a. Menegur secara tertulis Manajer Divisi Hukum supaya di masa yang akan datang
lebih cermat dalam mencantumkan klausul perjanjian sesuai ketentuan yang
berlaku bagi PD Pasar Jaya.
b. Menegur secara tertulis PT Deva Adhines atas keterlambatannya memenuhi
kewajibannya dan supaya segera menyetorkan kewajibannya sebesar
Rp3.844.200.000,00, denda keterlambatan sebesar Rp2.296.922.104,62 dan PPN
sebesar Rp4.588.635.270,00 serta menyampaikan bukti setornya ke BPK-RI dan
tidak mengikutsertakan PT Deva Adhines dalam daftar rekanan untuk
pelaksanaan kerjasama di masa yang akan datang.

15. PT Priamanaya Djan International Kurang Menyetorkan Kewajiban Sebesar


Rp70.000.000.000,00 Kepada PD Pasar Jaya Atas Kerjasama Pembangunan
Pasar Tanah Abang, Ketidakjelasan Status Kepemilikan Asset Senilai
Rp777.184.000.000,00 Dan Perhitungan Biaya Non Fisik Belum Dikenakan
Denda Sebesar Rp 16.474.099.082,59

PD Pasar Jaya pada Tahun 2003 melakukan perikatan kerja sama di depan
Notaris Yualita Widyadhari, SH dengan PT Priamanaya Djan International dalam
rangka Pembangunan Pasar Tanah Abang Blok A, Sebagian Blok C dan Blok E Serta
Jembatan Antara Blok A dan Blok D Beserta Seluruh Fasilitas Penunjang
(Mekanikal Dan Elektrikal) Dan Fasilitas Umum Berikut Prasarana, Sarana Serta
Utilitas Lainnya. Kerjasama tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama. No.1.-
tanggal 20 Oktober 2003 senilai Rp777.184.000.000,00 terdiri dari Biaya Fisik
sebesar Rp556.766.882.475,60, PPN 10% atas Biaya Fisik atau sebesar
Rp55.676.688.247,56 dan Biaya Non Fisik sebesar Rp164.740.990.825,92.

55
Perjanjian kerjasama tersebut didasarkan pada kesepakatan bersama/Memorandum
Of Understanding (MOU) No.264/1.824.541 tanggal 24 September 2003. Jangka
waktu pelaksanaan pembangunan adalah 18 bulan sejak diperolehnya semua ijin
secara lengkap dan dilakukannya pemancangan tiang pertama pembangunan atau
selambat-lambatnya 15 Desember 2003 dan jangka waktu pemeliharaan 90 hari
kalender. Masa pemasaran berhak dilakukan PT Priamanaya selama dilaksanakannya
pembangunan dan selama masa pengelolaan. Jangka waktu pengelolaan dan
pemeliharaan bangunan selama 5 (lima) Tahun terhitung sejak dimulainya
pembangunan.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Perjanjian Kerjasama, Buku Harian
Kas dan Bank, Laporan Pemantauan Pembayaran oleh rekanan dari Divisi Kas dan
Pajak serta hasil konfirmasi kepada Manajer Divisi Hukum tanggal 21 Oktober 2005
menunjukkan bahwa:
a. Perhitungan PPN sebesar 10% hanya dikenakan terhadap perhitungan Biaya Fisik,
sementara Biaya Non Fisik sebesar Rp164.740.990.825,92 belum dikenakan PPN
10%. Atas pengenaan PPN tersebut, belum diperoleh bukti pembayarannya oleh
PT Priamanaya.
b. Klausul perjanjian kerjasama pada Pasal 4 Ayat 4.1 menyatakan bahwa
pembayaran kompensasi penyediaan tanah dilakukan secara bertahap:
− Tahap pertama sebesar Rp30.000.000.000,00 pada saat penandatanganan
perjanjian dan sebesar Rp30.000.000.000,00 dengan cara penyetoran ke
rekening penampung.
− Tahap kedua sebesar Rp60.000.000.000,00 akan dibayar pada saat
penandatanganan Berita Acara Serah Terima Pertama bangunan.
Kompensasi penyediaan tanah sebesar Rp30.000.000.000,00 yang seharusnya
dibayarkan pada saat penandatanganan perjanjian (20 Oktober 2003) baru
dibayarkan tanggal 23 Nopember 2003 (berdasarkan mutasi transaksi harian
Bank Mandiri). Serah Terima Pertama bangunan juga belum dilakukan sampai
dengan batas akhir pelaksanaan (Bulan Juni 2005).
c. Klausul perjanjian kerjasama pada Pasal 11 Angka 11.3 menyatakan bahwa
pengalihan hak pengelolaan dan penyerahan hak kepemilikan akan dilakukan
dengan persyaratan sekurang-kurangnya 95% dari tempat usaha/kios telah
terjual/terpasarkan. Apabila tempat usaha/kios yang terjual belum mencapai 95%
maka PD Pasar Jaya sepakat memperpanjang masa pengelolaan masing-masing

56
untuk jangka waktu satu Tahun s.d. penjualan mencapai 95%, dengan ketentuan
rekanan mengajukan permohonan tertulis kepada PD Pasar Jaya sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa pengelolaan.
Klausul tersebut dapat diartikan bahwa hak pengelolaan dan hak kepemilikan
baru akan diserahkan kembali kepada PD Pasar Jaya apabila penjualan tempat
usaha telah mencapai 95%. Berdasarkan konfirmasi lisan kepada Asisten
Manajer Administrasi Area 1 menyatakan bahwa sampai dengan pemeriksaan,
tanggal 23 Nopember 2005, Area 1 belum pernah menerima laporan
pemasaran/laporan hasil penjualan tempat usaha/kios dari PT Priamanaya.
d. Klausul perjanjian kerjasama pada Pasal 12 Angka 12.1 menyatakan bahwa PD
Pasar Jaya akan menunjuk Konsultan Pengawas untuk melakukan pengawasan
pelaksanaan proyek, dengan biaya didasarkan pada pembayaran nilai aktual (riil)
yang dibayarkan oleh PT Priamanaya. Hasil analisa lebih lanjut menunjukkan
bahwa tidak ada pasal lain yang mengatur tata cara pembayaran Konsultan
Pengawas.
e. Tidak ada klausul sanksi/denda atas keterlambatan penyerahan hasil pekerjaan
dan atas pembayaran kewajiban-kewajiban oleh Pihak Kedua (PT Priamanaya).
f. Sampai dengan 21 Oktober 2005 belum dilakukan Addenddum atas Perjanjian
Kerjasama sebelumnya, yang ada baru berupa surat persetujuan Direksi dan
sampai dengan pemeriksaan, tanggal 22 Nopember 2005, tim pemeriksa belum
pernah menerima Addenddum.
g. Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 22 Nopember 2005, belum dilakukan Serah
Terima atas hasil pembangunan, sementara berdasarkan perjanjian pelaksanaan
pembangunan selambat-lambatnya berakhir Bulan Juni 2005 (18 Bulan sejak
pemancangan tiang pertama pembangunan).
h. Hasil pemeriksaan fisik di lapangan, tanggal 15 Nopember 2005, menunjukkan
bahwa pembangunan belum selesai dan masih terdapat pekerjaan di lantai 12 A.
Sedangkan berdasarkan laporan bulanan Konsultan Pengawas PT Ciriajasa CM
Bulan September 2005 diketahui pekerjaan mencapai 100% untuk pekerjaan
pondasi dan D-wall, 100% untuk pekerjaan struktur, 95,054% untuk pekerjaan
arsitektur dan 94,07% untuk pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal (M/E).
i. Sampai dengan tanggal 22 Nopember 2005, PT Priamanaya baru menyelesaikan
kewajibannya sebesar Rp80.000.000.000,00 dari keseluruhan kewajiban berupa

57
kompensasi penyediaan tanah sebesar Rp150.000.000.000,00 belum termasuk
PPN, dengan rincian pembayaran sebagai berikut:
− Tanggal 23 Oktober 2003 sebesar Rp30.000.000.000,00 berdasarkan bukti
berupa mutasi transaksi dari Bank Mandiri, tanpa disertai bilyet giro.
Transaksi yang dilakukan adalah overbooking.
− Tanggal 5 Januari 2004 sebesar Rp30.000.000.000,00 dengan bukti bilyet
giro nomor AA724584 tanggal jatuh tempo 27 Nopember 2003 yang dicatat
oleh Sub Divisi Akuntansi sebagai pemindahbukuan atas pencairan bilyet
giro tersebut.
− Tanggal 21 Oktober 2005 sebesar Rp10.000.000.000,00 dengan bukti bilyet
giro nomor BH 325955.
− Tanggal 11 November 2005 sebesar Rp10.000.000.000,00 dengan bukti
bilyet giro nomor BH 328510.
i. Klausul perjanjian kerjasama pada Pasal 26 menyatakan PT Priamanaya tidak
dapat mengalihkan sebagian atau seluruh kerjasama yang tertuang dalam
perjanjian kerjasama kepada pihak ketiga manapun tanpa persetujuan tertulis dari
PD Pasar Jaya. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan bahwa
pembangunan dilaksanakan oleh beberapa kontraktor dan bahkan untuk
pekerjaan elevator dilakukan oleh PT Superhelindo Jaya, sub kontraktor dari PT
Jaya Kencana. Atas pengalihan tersebut, PD Pasar Jaya belum pernah membuat
persetujuan tertulis karena tidak pernah ada permohonan persetujuan dari PT
Priamanaya.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Undang-Undang No.18 Tahun 2000 Pasal 1 Angka 5,6, dan 7 yang menyatakan
bahwa jasa pada setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan/perbuatan
hukum yang menyebabkan suatu barang/fasilitas/kemudahan/hak
tersedia/dipakai/termasuk jasa yang dilakukan dikenakan sebagai obyek PPN.
b. Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 Pasal 29 Ayat (1) Huruf h tentang
Pengadaan Barang Dan Jasa yang menyatakan antara lain bahwa kontrak
setidak-tidaknya memuat ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal
para pihak tidak memenuhi kewajibannya.

58
c. Perjanjian Kerjasama No.1 tanggal 20 Oktober 2003 tentang Pembangunan Pasar
Tanah Abang Blok A:
− Pasal 4 yang menyatakan bahwa PT Priamanaya berkewajiban membayar
kompensasi penyediaan tanah sebesar Rp150.000.000.000,00, tahap
kedua/terakhir dilakukan pada saat Serah Terima pembangunan.
− Pasal 11 Angka 11.1 Ayat (1) yang menyatakan bahwa pembangunan proyek
akan diselesaikan dalam 18 bulan terhitung sejak diperolehnya ijin dan
dilakukannya pemancangan tiang pertama pembangunan atau selambat-
lambatnya 15 Desember 2003.
− Pasal 26 yang menyatakan bahwa PT Priamanaya tidak dapat mengalihkan
sebagian atau seluruh kerjasama yang tertuang dalam perjanjian kepada pihak
ketiga manapun tanpa persetujuan tertulis dari PD Pasar Jaya.

Masalah ini mengakibatkan:


a. Negara dirugikan dari PPN atas Biaya Non Fisik sebesar Rp16.474.099.082,59
yang tidak diterima oleh Kas Negara.
b. PD Pasar Jaya belum menerima dan tidak dapat memanfaatkan dana sebesar
Rp70.000.000.000,00 oleh PT Priamanaya.
c. PD Pasar Jaya tidak dapat melakukan pengendalian atas penyerahan hak
kepemilikan dan tidak ada kejelasan status kepemilikan atas aset senilai
Rp777.184.000.000,00 tersebut.
d. Atas pengalihan pekerjaan dari PT Priamanaya kepada Kontraktor-kontraktor
lain, PD Pasar Jaya tidak dapat melakukan pengendalian atas kualitas bangunan
e. PD Pasar Jaya harus mengeluarkan dana sebesar Rp1.524.500.000,00 kepada
konsultan pengawas, yaitu PT Ciriajasa CM (sesuai perjanjian kerjasama jasa
konstruksi pengawasan pembangunan Blok A antara PD Pasar Jaya dengan PT
Ciriajasa No.270/1.824.541 tanggal 2 Oktober 2003.

Hal tersebut terjadi karena:


a. Kurangnya pemahaman para pihak yang bersepakat atas peraturan perpajakan.
b. PT Priamanaya tidak paham atas kewajiban-kewajiban yang tercantum dalam
klausul perjanjian kerjasama khususnya mengenai penyampaian laporan tentang
persentase penjualan tempat usaha/kios.

59
c. Serah Terima pembangunan Blok A yang mundur tanpa batasan waktu yang pasti
dan sampai melebihi jangka waktu dalam kontrak.
d. PD Pasar Jaya lalai dalam mencantumkan klausul sanksi/denda dalam perjanjian.

Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya menyatakan bahwa akan


melakukan pembahasan dengan konsulenhukum atas pekerjaan non fisik yang belum
dikenakan PPN dan akan meminta laporan hasil pemasaran kepada PT Priamanaya
dalam rangka pemantauan dan pengendalian atas status pengelolaan Pasar Tanah
Abang Blok A.

BPK-RI menyarankan Gubernur Provinsi DKI Jakarta agar memerintahkan


Badan Pengawas menegur secara tertulis Direksi PD Pasar supaya:
a. Lebih tegas dalam melakukan pengendalian atas hak pengelolaan Pasar Tanah
Abang Blok A dan pembangunannya dengan memerintahkan PT Priamanaya
menyetorkan kewajiban pembayaran PPN sebesar Rp16.474.099.082,59 dan
menyampaikan laporan pemasaran tempat usaha setiap bulan dan segera
melakukan serah terima hasil pembangunan kepada PD Pasar Jaya,
b. Segera menyusun perjanjian yang mengatur tata cara pembayaran Konsultan
Pengawas oleh PT Priamanaya sehingga PD Pasar Jaya tidak mengeluarkan dana
sebesar Rp1.524.500.000,00,
c. Menegur secara tertulis Manajer Divisi Hukum supaya lebih cermat dalam
menyusun klausul perjanjian sesuai ketentuan yang berlaku.

16. PT Mutiara Permata Indah Belum Menyetorkan Pembagian Keuntungan Atas


Kerjasama Pelaksanaan Pekerjaan Pengembangan Pasar Cipulir Wilayah
Jakarta Selatan Sebesar Rp8.841.100.836,14

Dalam rangka pembangunan dan pengembangan pasar-pasar di lingkungan


usaha PD Pasar Jaya, telah dilakukan kerja sama dengan PT Mutiara Permata Indah
(PT MPI) melalui Perjanjian No.192/-1.824.541 tanggal 3 Juli 2003 tentang
Perjanjian Pekerjaan Pengembangan Pasar Cipulir Wilayah Jakarta Selatan yang
kemudian direvisi kembali dengan Addendum Perjanjian No.16/-1.824.541 tanggal
21 Januari 2004. Biaya pelaksanaan pekerjaan ditetapkan sebesar
Rp40.915.350.988,23 belum termasuk PPN yang terdiri dari Biaya Fisik sebesar

60
Rp34.707.100.056,09, Biaya Non Fisik sebesar Rp6.085.995.942,14, dan Biaya
Penyambungan PLN sebesar Rp122.225.000,00, yang ditanggung sepenuhnya oleh
PT MPI.
Jangka waktu pelaksanaan kerja sama terdiri dari:

− Masa persiapan 3 bulan, mulai tanggal 1 Juli 2003 s.d. 1 Oktober 2003;
− Masa pelaksanaan 36 bulan, mulai tanggal 2 Oktober 2003 s.d. tanggal 2
Oktober 2006;
− Masa pemasaran, yang telah disesuaikan dengan Addendum Perjanjian No.16/-
1.824.541, 60 bulan, mulai tanggal 2 Oktober 2003 s.d. 2 Oktober 2008.

Atas kerja sama ini, Pihak PT MPI mempunyai beberapa kewajiban kepada
PD Pasar Jaya antara lain:
− Pembagian keuntungan proporsional sesuai dengan pemasaran tiap triwulan,
− Pembagian fee pemasaran,
− Biaya pengawasan,
− Biaya pengendalian teknis,
− Penggantian Biaya Pengelolaan Pasar.
Untuk pembagian keuntungan dan fee pemasaran, Satuan Pengawasan Intern (SPI)
PD Pasar Jaya secara periodik melakukan perhitungan berdasarkan Laporan
Pemasaran dari pihak PT MPI. Addendum atas perjanjian mengatur tentang
kesepakatan bersama atas besarnya fee pemasaran, akan tetapi addenddum tersebut
tidak meniadakan kewajiban PT MPI dalam pembagian keuntungan kepada PD Pasar
Jaya.
Selama periode berjalan, Pihak PT MPI secara rutin membayarkan setoran
fee pemasaran pada Pihak PD Pasar Jaya. Namun belum sekali pun membayar
setoran untuk pembagian keuntungan. Berdasarkan Laporan SPI No.45/1.91 tanggal
24 Februari 2005 tentang Laporan Analisa Pembagian Keuntungan PD Pasar Jaya
Atas Kerja Sama Pembangunan/Peremajaan Pasar Cipulir, Pihak PT MPI sampai
dengan Triwulan IV Tahun 2004 mempunyai tunggakan kewajiban untuk membayar
pembagian keuntungan kepada PD Pasar Jaya sebesar Rp2.394.099.178,00. Laporan
ini tembusannya disampaikan kepada para Direktur PD Pasar Jaya.

61
Dari hasil perhitungan pembagian keuntungan secara proporsional dari hasil
pemasaran, pembagian keuntungan yang menjadi hak PD Pasar Jaya sampai dengan
Juli 2005 adalah sebesar Rp8.841.100.836,14:
Prosentase Pembagian
Periode Nilai Penjualan
(%) Keuntungan
04 Februari s.d. 30 April 2004 Rp20.857.262.825,00 72,03 40 Rp6.009.394.565,14
01 Mei s.d. 31 Juli 2004 Rp 3.972.337.600,00 72,03 40 Rp1.144.509.909,31
01 Agustus s.d. 31 Oktober 2004 Rp 2.629.124.050,00 72,03 40 Rp 757.503.221,29
01 November 2004 s.d. 31 Januari 2005 Rp 2.639.546.500,00 72,03 40 Rp 760.506.137,58
01 Februari s.d. 30 April 2005 Rp 271.814.950,00 72,03 40 Rp 78.315.323,39
01 Mei s.d. 31 Juli 2005 Rp 315.395.250,00 72,03 40 Rp 90.871.679,43
Total Rp30.685.481.175,00 Rp8.841.100.836,14

Sampai saat ini PD Pasar Jaya belum pernah menerima pembagian


keuntungan dari PT MPI, dengan demikian jumlah pembagian keuntungan yang
masih belum diterima adalah:
Jumlah Total Keuntungan s.d. Juli 2005 Rp8.841.100.836,14
Jumlah Pembagian Keuntungan yang sudah diterima Rp 0
Jumlah yang masih belum diterima Rp8.841.100.836,14
Sub Divisi Kas & Pajak bertanggung jawab untuk menegur atau menagih
Pihak Developer jika terlambat melakukan pembayaran dari semua kewajiban yang
timbul dari kerja sama dengan Pihak Ketiga. Namun dalam hal ini, Sub Divisi Kas &
Pajak tidak dapat melakukan penagihan kepada PT MPI karena tidak mempunyai
dasar penagihan. Perhitungan dan hasil perhitungan dari pembagian keuntungan
hanya dilaporkan oleh SPI kepada para Direktur.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


a. Pasal 3 (1) Addendum Perjanjian No.16/-1.824.541 tentang Addendum
Perjanjian No.192/-1.824.541 tanggal 3 Juli 2003 tentang Perjanjian Kerja Sama
Pembangunan dan Pengembangan Pasar Cipulir Area 12 Wilayah Jakarta Selatan,
tentang Pembagian Keuntungan yang menyatakan bahwa atas pelaksanaan
perjanjian kerja sama ini Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat bahwa
Pembagian Keuntungan Pembangunan dan Pengembangan Pasar Cipulir akan
dihitung secara proporsional dan akan ditinjau setiap 3 (tiga) bulan sekali.
b. Keputusan Direksi PD Pasar Jaya No.420/2003 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Kerjasama Perusahaan Daerah Pasar Jaya dengan Pihak Ketiga:

62
− Pasal 2 yang menyatakan bahwa dasar kerja sama adalah untuk memenuhi
kepentingan kedua belah pihak dengan mengadakan ikatan, yaitu :
1) Untuk kepastian hukum dan rasa aman mematuhi ketentuan tertulis yang
telah disetujui bersama,
2) Memberikan manfaat dan keuntungan yang proporsional dan wajar bagi
kedua belah pihak.
− Pasal 3 yang menyatakan bahwa maksud dan tujuan kerja sama adalah untuk
meningkatkan profitabilitas, efisiensi, produktivitas dan efektivitas PD Pasar
Jaya dalam upaya menjalankan dan mengembangkan usaha.
− Pasal 4 butir (6) yang menyatakan bahwa tujuan kerja sama adalah saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak.
c. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.39 Tahun 2002
tentang Ketentuan Pelaksanaan Kerjasama Perusahaan Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dengan Pihak Ketiga Pasal 4 yang menyatakan bahwa
tujuan kerjasama adalah untuk mengembangkan usaha yang sudah ada atau
sedang berjalan atau membentuk usaha baru dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, menggerakkan perekonomian daerah, dan
meningkatkan keuntungan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah, sesuai
dengan tugas pokok Perusahaan Daerah.

Hal tersebut mengakibatkan PD Pasar Jaya dirugikan sebesar


Rp8.841.100.836,14 atas pembagian keuntungan yang belum disetor oleh PT MPI,
yang terjadi karena kelalaian Direksi PD Pasar Jaya tidak memberikan perintah
kepada Sub Divisi Kas & Pajak untuk menagih setoran Pembagian Keuntungan
kepada Pihak Developer.

Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya menyatakan bahwa PT MPI


sudah menyetorkan sebesar Rp1.329.836.380,00 dari keseluruhan pembagian
keuntungan sebesar Rp4.991.332.277,97 yang keseluruhannya akan diperoleh pada
Bulan Desember 2005.

Atas tanggapan PD Pasar Jaya yang menyatakan bahwa PT MPI sudah


menyetorkan sebesar Rp1.329.836.380,00 dari keseluruhan pembagian keuntungan
sebesar Rp4.991.332.277,97, sampai dengan tanggal 24 November 2005 BPK-RI

63
belum memperoleh hitungan pembagian keuntungan tersebut dan belum menerima
bukti pembayaran sebesar Rp1.329.836.380,00.

BPK-RI menyarankan Gubernur Provinsi DKI Jakarta agar memerintahkan


Badan Pengawas memberikan teguran tertulis kepada Direksi PD Pasar Jaya atas
kelalaiannya dan diperintahkan supaya menyampaikan bukti setoran PT MPI sebesar
Rp1.329.836.380,00 kepada BPK-RI serta diinstruksikan untuk menegur secara
tertulis kepada:
a. PT MPI supaya segera memenuhi kewajibannya dengan menyetorkan pembagian
keuntungan sebesar Rp7.511.264.456,14 (Rp8.841.100.836,14 –
Rp1.329.836.380,00) dan menyampaikan bukti setornya kepada BPK-RI.
b. Manajer Divisi Keuangan dan Asisten Manajer Divisi Kas dan Pajak supaya di
masa yang akan datang lebih tegas dan cermat dalam melakukan pengendalian
dan penagihan kepada rekanan.

17. Pekerjaan Tambah Kurang Pada Pekerjaan Pembangunan Pasar Induk


Kramatjati Oleh PT Tritunggal Sentra Sejahtera Tidak Didukung Dengan
Berita Acara Kesepakatan Dengan Pihak PD Pasar Jaya

Dalam rangka pembangunan dan pengembangan pasar-pasar di lingkungan


usaha PD Pasar Jaya, telah dilakukan kerjasama dengan PT Tritunggal Sentra
Sejahtera melalui Perjanjian No.033/-1.824.541 tanggal 31 Januari 2002 tentang
Perjanjian Kerjasama Pekerjaan Pembangunan Pasar Induk Kramatjati Wilayah
Jakarta Timur yang kemudian direvisi kembali dengan Addendum Perjanjian No.43/-
1.824.541 tanggal 5 Februari 2003. Biaya pelaksanaan pekerjaan ditetapkan sebesar
Rp284.789.946.516,36 sudah termasuk PPN yang terdiri dari Biaya Fisik sebesar
Rp167.818.758.390,30, Biaya Non Fisik sebesar Rp100.189.312.287,03, dan Biaya
PPN 10% dari Biaya Fisik sebesar Rp16.781.875.839,03, yang ditanggung
sepenuhnya oleh PT Tritunggal Sentra Sejahtera.
Jangka waktu pelaksanaan kerja sama terbagi menjadi masa persiapan 3
bulan, mulai tanggal 1 Februari s.d. 30 April 2002, dan masa pelaksanaan 36 bulan,
mulai tanggal 1 Mei 2002 s.d. 30 April 2005. Berdasarkan Addendum Perjanjian
waktu pelaksanaan kerjasama berubah menjadi masa persiapan 3 bulan, mulai

64
tanggal 5 Februari s.d. 30 April 2003, dan masa pelaksanaan 36 bulan, mulai tanggal
1 Mei 2003 s.d. 30 April 2006.

Atas kerja sama ini, Pihak PT Tritunggal Sentra Sejahtera mempunyai


beberapa kewajiban kepada PD Pasar Jaya antara lain pembagian keuntungan, biaya
studi penelitian, biaya pengawasan, biaya pengendalian teknis, biaya kompensasi
pensertifikatan tanah, kompensasi atas penggunaan lahan (biaya pengelolaan pasar),
dan biaya materai dan legalisasi notaris pedagang. Sebelum dilakukan Addendum
Perjanjian, PT Tritunggal Sentra Sejahtera telah melakukan pembayaran kewajiban
dengan rincian sebagai berikut:
No. Kewajiban Tanggal Bayar Jumlah (Rp)
1. Pembagian Keuntungan 6 Februari 2002 663.756.990,54
2. Biaya Pengawasan 6 Februari 2002 279.900.936,42
3. Biaya Pengendalian Teknik 6 Februari 2002 397.022.604,86
4. Kompensasi atas Penggunaan Lahan 6 Februari 2002 128.000.000,00
5. Biaya Studi Penelitian 1 Juli 2002 50.000.000,00

Semua pembayaran kewajiban tersebut dikembalikan dan disusun skedul baru


pembayaran kewajiban menurut Addendum Perjanjian sebagai berikut:

Jumlah Netto
No. Jenis Kewajiban Angsuran Nilai (Rp) PPN (Rp) PPh Ps 23 (Rp) Tgl Bayar
(Rp)
- Pembagian Keuntungan Pembayaran 1 780.890.577,11 0 117.133.586,57 663.756.990,54 05-02-2003
Untuk Angsuran 1 s.d. Angsuran 30 dibayarkan tiap bulan tiap tanggal 10 dari bulan Okt 2003 420.486.837,88
s.d Maret 2006 sebesar
- Biaya Studi Penelitian Angsuran I 48.780.487,80 4.878.048,78 3.658.536,59 50.000.000,00 05-02-2003
Angsuran II 43.791.574,28 4.379.157,43 3.284.368,07 44.886.363,64 01-12-2003
Angsuran III 43.791.574,28 4.379.157,43 3.284.368,07 44.886.363,64 01-05-2004
- Biaya Pengawasan Pembayaran I 264.057.487,19 26.405.748,72 10.562.299,49 279.900.936,42 05-02-2003
Untuk Angsuran 1 s.d. Angsuran 30 dibayarkan tiap bulan tiap tanggal 10 dari bulan Okt 2003 76.112.807,09
s.d Maret 2006 sebesar
- Biaya Pengendalian Pembayaran I 374.549.627,23 37.454.962,72 14.981.985,09 397.022.604,86 05-02-2003
Teknik
Untuk Angsuran 1 s.d. Angsuran 30 dibayarkan tiap bulan tiap tanggal 10 dari bulan Okt 2003 107.961.432,60
s.d Maret 2006 sebesar
- Kompensasi Pembayaran I 136.170.212,77 5.446.808,51 13.617.021,28 128.000.000,00 05-02-2003
Penggunaan Lahan
Untuk Angsuran 1 s.d. Angsuran 30 dibayarkan tiap bulan tiap tanggal 10 dari bulan Okt 2003 35.840.000,00
s.d Maret 2006 sebesar
Dari pemeriksaan diketahui bahwa pembayaran kewajiban sering
mengalami keterlambatan, sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Lama
No. Jenis Kewajiban Nilai (Rp) Jatuh Tempo Dibayarkan
Tertunggak
1. Angsuran IV 640.401.076,00 10-01-2004 12-01-2004 2 hari
2. Angsuran V 640.401.076,00 10-02-2004 10-02-2004 0 hari
3. Angsuran VI (tidak ada STSU) 10-03-2004 hari
4. Angsuran VII 640.401.076,00 10-04-2004 12-04-2004 2 hari
5. Angsuran VIII 640.401.076,00 10-05-2004 13-05-2004 3 hari
6. Angsuran IX 640.401.076,00 10-06-2004 10-06-2004 0 hari
7. Angsuran X 640.401.076,00 10-07-2004 14-07-2004 4 hari
8. Angsuran XI 794.151.076,00 10-08-2004 16-08-2004 6 hari
9. Angsuran XII 642.688.736,00 10-09-2004 10-09-2004 0 hari

65
10. Angsuran XIII 642.688.736,00 10-10-2004 12-10-2004 2 hari
11. Angsuran XIV 528.448.269,00 10-11-2004 12-11-2004 2 hari
114.240.467,00 10-11-2004 23-11-2004 13 hari
12. Angsuran XV 642.688.736,00 10-12-2004 13-12-2004 3 hari
13. Angsuran XVI 642.688.736,00 10-01-2005 11-01-2005 1 hari
14. Angsuran XVII 642.688.736,00 10-02-2005 11-02-2005 1 hari
15. Angsuran XVIII 642.688.736,00 10-03-2005 10-03-2005 0 hari
16. Angsuran XIX 642.688.736,00 10-04-2005 12-04-2005 2 hari
17. Angsuran XX 642.688.736,00 10-05-2005 11-05-2005 1 hari
18. Angsuran XXI 642.688.736,00 10-06-2005 10-06-2005 0 hari
19. Angsuran XXII 642.688.736,00 10-07-2005 12-07-2005 2 hari
20. Angsuran XXIII 642.688.736,00 10-08-2005 10-18-2005 0 hari
21. Angsruan XXIV 642.688.736,00 10-09-2005 14-09-2005 4 hari
22. Angsruan XXV 642.688.736,00 10-10-2005 10-10-2005 0 hari
23. Angsuran XXVI 642.688.736,00 10-11-2005 10-11-2005 0 hari

Atas keterlambatan tersebut tidak diatur ketentuan mengenai sanksi/denda jika


terdapat keterlambatan pembayaran kewajiban.
Hasil cek fisik menunjukkan adanya pekerjaan tambah kurang yang belum
disepakati bersama dan belum dituangkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah
Kurang antara lain:
a. Terdapat penurunan tinggi kolom, dari 9 meter ke 6 meter, dan dari 6 meter ke 5
meter,
b. Terdapat penambahan jumlah tangga 9 menjadi tiap gang,
c. Terdapat penambahan turbin untuk papan ventilasi,
d. Belum adanya papan kios,
e. Perubahan rubber bumper yang diganti cas stopper,
f. Hand railing sudah tidak ada di tempat,
g. Bangunan A3 sudah ditempati, tapi Berita Acara Serah Terima belum ada (Berita
Acara peninjauan bersama untuk serah terima dilakukan tanggal 29 Agustus 2005,
diproses oleh Divisi Teknik),
h. Hasil penghitungan fire extinguisher di gudang:
1) Merk Apron Type AP-25P, APK dengan serbuk kimia kering, sebanyak 75
buah,
2) Merk Apron Type AP-60P, APK dengan serbuk kimia kering, sebanyak 29
buah,
Jumlah total fire extinguisher 104 buah,
i. Terdapat tambahan bangunan baru, yang digunakan sebagai Ruang Direksi
Developer, dibangun bulan Maret 2005.

66
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Direksi PD Pasar Jaya No.420/2003 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Kerjasama Perusahaan Daerah Pasar Jaya dengan Pihak Ketiga:
− Pasal 2 yang menyatakan bahwa dasar kerjasama adalah untuk memenuhi
kepentingan kedua belah pihak dengan mengadakan ikatan, yaitu:
1) Untuk kepastian hukum dan rasa aman mematuhi ketentuan tertulis yang
telah disetujui bersama,
2) Memberikan manfaat dan keuntungan yang proporsional dan wajar bagi
kedua belah pihak.
− Pasal 3 yang menyatakan maksud dan tujuan kerjasama adalah untuk
meningkatkan profitabilitas, efisiensi, produktifitas dan efektivitas PD Pasar
Jaya dalam upaya menjalankan dan mengembangkan usaha.
− Pasal 4 Ayat 6 yang menyatakan bahwa tujuan kerjasama adalah saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak.
b. Keputusan Direksi Perusahaan Daerah Pasar Jaya No.420 Tahun 2003 tanggal 28
Februari 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Kerjasama Perusahaan Daerah
Pasar Jaya dengan Pihak Ketiga, Pasal 8 Ayat 5 tentang Prosedur Kerjasama
yang menyatakan bahwa atas dasar persetujuan Badan Pengawas Perusahaan
Daerah Pasar Jaya disusun perjanjian kerjasama yang memuat antara lain :
1) Bentuk kerjasama
2) Obyek kerjasama
3) Hak dan kewajiban serta resiko dari pihak ketiga
4) Jangka waktu kerjasama
5) Force majeur
6) Sanksi dan denda
7) Pembatalan Perjanjian
8) Penyesalan perselisihan
9) Kompensasi kerjasama
10) Addendum Perjanjian
11) Beban pajak dan bea materai
12) Dan lain-lain yang dianggap perlu
13) Penutup.
c. Pasal 17 Addendum Perjanjian No.43/-1.824.541 tanggal 5 Februari 2005:

67
− ayat 1 yang menyatakan bahwa Pihak Kedua harus melaksanakan pekerjaan
tambah kurang sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 Perjanjian No.033/-
1.824.541 tanggal 31 Januari 2002,
− ayat 2 yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pekerjaan tambah
kurang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal adalah pekerjaan di luar
RAB, gambar, dan spesifikasi yang telah disepakati.

Hal tersebut mengakibatkan:


a. Kecenderungan pihak Developer, dalam hal ini PT Tritunggal Sentra Sejahtera,
untuk menunda pembayaran kewajiban,
b. Melaksanakan pekerjaan tambah kurang tidak sesuai dengan prosedur.

Hal tersebut disebabkan:


a. Kelalaian Divisi Hukum dalam menyusun Surat Perjanjian Kerjasama
b. Kurangnya pemahaman mengenai klausul-klausul dalam Perjanjian dan
Addendum Perjanjian oleh kedua belah pihak.

Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya menyatakan bahwa PT


Tritunggal Sentra Sejahtera telah menjamin dengan menyerahkan Bilyet Giro di
muka sesuai dengan tanggal jatuh tempo dalam Perjanjian.

Atas tanggapan PD Pasar Jaya yang menyatakan bahwa PT Tritunggal Sentra


Sejahtera telah menjamin dengan menyerahkan Bilyet Giro di muka sesuai dengan
tanggal jatuh tempo dalam Perjanjian, sampai dengan tanggal 24 November 2005
BPK-RI belum diperlihatkan Bilyet Giro dimaksud.

BPK-RI menyarankan Gubernur Provinsi DKI Jakarta agar memerintahkan


Badan Pengawas menegur secara tertulis Direksi PD Pasar Jaya atas kelalaiannya
dalam mengendalikan pelaksanaan pembangunan dan supaya menegur secara tertulis
dan tegas:
a. Manajer Divisi Hukum supaya di masa yang akan datang lebih cermat dalam
mencantumkan klausul perjanjian sesuai ketentuan yang berlaku bagi PD Pasar
Jaya, antara lain mengenai keharusan mencantumkan sanksi/denda pembayaran
dan penyelesaian pembangunan.

68
b. Manajer Divisi Keuangan dan Asisten Manajer Sub Divisi Kas dan Pajak supaya
lebih tegas dan cermat dalam melakukan pengendalian dan penagihan kepada
rekanan yang sudah jatuh tempo.
c. Manajer Teknik yang kurang aktif memantau pekerjaan tambah kurang yang
dilakukan rekanan pelaksana.

69

You might also like