Professional Documents
Culture Documents
REPUBLIK INDONESIA
HASIL PEMERIKSAAN
SEMESTER II TAHUN ANGGARAN (TA) 2005
ATAS
PENDAPATAN DAN BIAYA
(AUDIT DENGAN TUJUAN TERTENTU)
TAHUN BUKU 2004 DAN 2005
PADA
PERUSAHAAN DAERAH PASAR JAYA
DI
JAKARTA
Nomor : …………………..
Tanggal : …………………..
DAFTAR ISI
Hal
Kesimpulan
I. Gambaran Umum
1. Tujuan Pemeriksaan ……………………………………………………. 1
2. Sasasan Pemeriksaan …………………………………………………… 1
3. Metode Pemeriksaan …………………………………………………..... 1
4. Jangka Waktu Pemeriksaan ……………………………………………... 2
5. Obyek Pemeriksaan ………………………………………....................... 2
6. Cakupan Pemeriksaan Dan Total Penyimpangan Yang Ditemukan ......... 7
i
3. Penerapan Persentase Tarif Biaya Pengelolaan Pasar (BPP) Belum
Sesuai Dengan Ketentuan Yang Telah Ditetapkan Sehingga
Mengakibatkan Kurangnya Penerimaan BPP Untuk Tahun 2004 Senilai
Rp51.629.246,80 Dan Tahun 2005 Senilai Rp95.957.528,08................... 19
4. Prosedur Kenaikan Gaji Dan Tunjangan Direksi PD Pasar Jaya Tidak
Sesuai Ketentuan ....................................................................................... 21
5. PD Pasar Jaya Kurang Menyetorkan Pembagian Laba BUMD Ke
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sebesar Rp2.582.441.451,50 ............... 23
6. Pemberian Tunjangan Kegiatan Kerja Tidak Sesuai Ketentuan Sebesar
Rp55.727.737,50 ....................................................................................... 24
7. PD Pasar Jaya Kurang Menyetor Retribusi Kebersihan Lingkungan
Sebesar Rp1.677.142.500,00 .................................................................... 26
8. Pembangunan Tempat Penampungan Sementara Eks Pedagang Pasar
Melawai Senilai Rp3.516.988.293,82 Tidak Sesuai Ketentuan ................ 29
9. Kerjasama Pembangunan Perubahan Tampak Muka Pasar Jatinegara
Merugikan PD Pasar Jaya Sebesar 31
Rp3.603.797.474,99............................
10. PT Inter Wahana Nuansa Kurang Menyetorkan Kewajiban Sebesar
Rp8.469.825.000,00 Kepada PD Pasar Jaya Dalam Kerjasama
Pembangunan Peremajaan Dan Penataan Pasar Santa Dan Belum
Dikenakan Denda Sebesar Rp477.984.126,73 (Per tanggal 28 Oktober 35
2005)..........................................................................................................
11. PT Reka Tiga Er Belum Menyetorkan Pembagian Keuntungan Atas
Kerjasama Penataan Lahan Parkir Perumnas Klender Sebesar
Rp77.000.000,00 Termasuk Pajak Dan Belum Membayarkan Denda 40
Atas Keterlambatan Pembayaran Kewajiban Sebesar Rp6.255.062,38 ....
12. Kerjasama Pembangunan Dan Pengembangan Pasar Pluit Merugikan
PD Pasar Jaya Sebesar Rp1.536.549.956,00 Dan Tidak Ada Kejelasan 43
Kepemilikan Atas Asset Senilai Rp2.432.171.028,14 ..............................
13. PT Mutiara Permata Indah Kurang Menyetorkan Fee Pemasaran Atas
Kerjasama Pelaksanaan Pekerjaan Pengembangan Pasar Cipulir 49
ii
Wilayah Jakarta Selatan Sebesar Rp279.701.238,00
...............................................
14. Kerjasama Pembangunan Dan Pengembangan Pasar Cibubur Merugikan
PD Pasar Jaya Sebesar Rp3.844.200.000,00, Denda Keterlambatan
Yang Belum Dipungut Sebesar Rp2.296.922.104,62, PPN Belum 51
Dikenakan Atas Biaya Proyek Sebesar Rp4.588.635.270,00 Serta
Ketidakjelasan Status Kepemilikan Aset Senilai Rp36.213.160.513,00
...........................
15. PT Priamanaya Djan International Kurang Menyetorkan Kewajiban
Sebesar Rp70.000.000.000,00 Kepada PD Pasar Jaya Dalam Kerjasama 55
Pembangunan Atas Pasar Tanah Abang, Ketidakjelasan Status
Kepemilikan Asset Senilai Rp777.184.000.000,00 Dan Perhitungan
Biaya Non Fisik Belum Dikenakan PPN Sebesar 60
Rp16.474.099.082,59...
16. PT Mutiara Permata Indah Belum Menyetorkan Pembagian Keuntungan
Atas Kerjasama Pelaksanaan Pekerjaan Pengembangan Pasar Cipulir 64
Wilayah Jakarta Selatan Sebesar Rp8.841.100.836,14 .............................
17. Pekerjaan Tambah Kurang Pada Pekerjaan Pembangunan Pasar Induk
Kramatjati Oleh PT Tritunggal Sentra Sejahtera Tidak Didukung
Dengan Berita Acara Kesepakatan Dengan Pihak PD Pasar Jaya
.............
Lampiran-lampiran
iii
KESIMPULAN
Hadi Priyanto
NIP. 240000961
Hasil Pemeriksaan
I. Gambaran Umum
1. Tujuan Pemeriksaan
Untuk menguji dan menilai apakah :
a. Informasi keuangan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan
b. Entitas yang diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap
peraturan keuangan tertentu
c. Sistem pengendalian intern dari entitas tersebut baik terhadap laporan
keuangan maupun terhadap pengamanan atas kekayaan telah dirancang dan
dilaksanakan secara memadai untuk mencapai tujuan pengendalian.
2. Sasaran Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka sasaran pemeriksaan
diarahkan pada :
a. Pengurusan dan pertanggungjawaban keuangan perusahaan
b. Pengelolaan pendapatan dan piutang
c. Pengelolaan biaya operasional dan hutang jangka pendek
d. Pembelian barang/pemborongan pekerjaan/investasi dan hutang jangka
panjang
e. Pemenuhan kewajiban kepada Negara/Daerah
f. Kerjasama dengan pihak ketiga
3. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan pada PD Pasar Jaya akan memberikan suatu penilaian terhadap
pelaksanaan Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Sistem
Pengendalian intern, serta akurasi penyajian informasi keuangan dengan
melakukan pengujian secara uji petik (sampling). Pengujian dilakukan
berdasarkan hasil uji materialitas dan pengujian dengan pendekatan resiko
melalui suatu proses pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan konfirmasi
dengan pihak-pihak terkait atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan pendapatan,
pengendalian biaya, kerjasama dengan pihak ketiga dan aktivitas pendukung
lainnya.
1
4. Jangka Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas Kepala Perwakilan III
BPK-RI No. 62/ST/XIV.3-XIV.3.2/10/2005 tanggal 10 Oktober 2005 selama 25
hari kalender terhitung mulai tanggal 11 Oktober 2005 sampai dengan tanggal 24
November 2005.
5. Obyek Pemeriksaan
a. Uraian Singkat Mengenai Obyek Yang Diperiksa
1) Pendirian PD Pasar Jaya
PD Pasar Jaya didirikan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDKI
No.16.3/3/2/15/1966 Tahun 1966 tanggal 24 Desember 1966 dan
disahkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dengan Surat Keputusan
(SK) No. EKBANG 818/13-305 Tahun 1967. Bentuk dan status
Perusahaan ini ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) No.7 Tahun
1982 yang mendapat pengesahan Mendagri dengan SK No.511-231-181
tanggal 19 April 1983. Perda tersebut diundangkan dalam Lembaran
Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.34 Tahun 1983 seri D No.33 tanggal
12 Juli 1983, yang kemudian diubah dengan Perda No.7 Tahun 1992
tanggal 21 Juli 1992 yang tercantum dalam Lembaran Daerah No.4 Tahun
1993. Terakhir diubah dengan Perda No.12 Tahun 1999 tanggal 31
Desember 1999 yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi DKI
Jakarta No.35 Tahun 1999 tanggal 31 Desember 1999 .
2) Tujuan dan Kegiatan PD Pasar Jaya
Maksud dan tujuan didirikannya PD Pasar Jaya adalah untuk melakukan
pengurusan pasar dalam rangka pengembangan perekonomian daerah
serta menunjang anggaran daerah dan pertumbuhan perekonomian
nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, tugas pokok PD Pasar Jaya
adalah melaksanakan pelayanan umum dalam bidang perpasaran,
membina pedagang pasar, ikut membantu menciptakan stabilitas harga
dan kelancaran distribusi barang dan jasa di pasar.
Jumlah tempat usaha pada masing-masing area pelaksana adalah sebagai
berikut:
2
Jumlah Mutasi
Awal Jumlah Akhir
No. Area
Tahun Tambah Kurang Tahun 2004
2004
1 2 3 4 5 6
1 Area 01 Tanah Abang 8.168 - - 8.168
2 Area 02 Senen Blok III 8.293 - - 8.293
3 Area 03 Pramuka 5.869 6 136 5.739
4 Area 04 Palmerah 3.528 - - 3.528
5 Area 05 Rawabadak 3.751 - - 3.751
6 Area 06 Koja 3.820 - 110 3.710
7 Area 07 Glodok 7.326 120 1 7.445
8 Area 08 Cengkareng 3.808 50 - 3.858
9 Area 09 HWI 3.461 - 1 3.460
10 Area 10 Jembatan Merah 2.737 189 1 2.925
11 Area 11 Grogol 5.442 39 - 5.481
12 Area 12 Cipulir 4.984 12 - 4.996
13 Area 13 Mayestik 5.374 - - 5.374
14 Area 14 Minggu 4.559 1 - 4.560
15 Area 15 Rumput 4.395 8 - 4.403
16 Area 16 Kramatjati 4.311 - - 4.311
17 Area 17 Sunan Giri 4.347 1 3 4.345
18 Area 18 Jatinegara 5.414 - - 5.414
19 Area 19 Perumnas Klender 4.929 - 251 4.678
20 Area 20 Induk Kramatjati 3.879 - 15 3.684
JUMLAH 98.395 426 518 98.303
Jumlah tempat usaha awal Tahun 2004 adalah sebanyak 98.395. Selama
Tahun 2004 terjadi penambahan sebanyak 426 tempat usaha (0,43%) dan
pengurangan sebanyak 518 tempat usaha (0,53%). Sehingga jumlah akhir
Tahun 2004 adalah sebanyak 98.303 tempat usaha.
Jumlah tempat usaha awal Tahun 2005 adalah sebanyak 98.303. Selama
Tahun 2005 terjadi penambahan sebanyak 62 tempat usaha (0,06%) dan
pengurangan sebanyak 415 tempat usaha (0,42%).
Sehingga jumlah sampai Triwulan II Tahun 2005 adalah sebanyak 97.950
tempat usaha dengan rincian sebagai berikut:
3
Jumlah Mutasi Jumlah
No. Area Awal Tahun Akhir (s.d
Tambah Kurang
2005 Juni 2005)
1 2 3 4 5 6
1 Area 01 Tanah Abang 8.168 - - 8.168
2 Area 02 Senen Blok III 8.293 - - 8.293
3 Area 03 Pramuka 5.739 - - 5.739
4 Area 04 Palmerah 3.528 - - 3.528
5 Area 05 Rawabadak 3.751 - - 3.751
6 Area 06 Koja 3.710 - 415 3.295
7 Area 07 Glodok 7.445 2 - 7.447
8 Area 08 Cengkareng 3.858 - - 3.858
9 Area 09 HWI 3.460 - - 3.460
10 Area 10 Jembatan Merah 2.925 - - 2.925
11 Area 11 Grogol 5.481 - - 5.481
12 Area 12 Cipulir 4.996 29 - 5.025
13 Area 13 Mayestik 5.374 - - 5.374
14 Area 14 Minggu 4.560 - - 4.560
15 Area 15 Rumput 4.403 2 - 4.405
16 Area 16 Kramatjati 4.311 - - 4.311
17 Area 17 Sunan Giri 4.345 19 - 4.364
18 Area 18 Jatinegara 5.414 10 - 5.424
19 Area 19 Perumnas Klender 4.678 - - 4.678
20 Area 20 Induk Kramatjati 3.684 - - 3.864
JUMLAH 98.303 62 415 97.950
4
(dalam juta rupiah)
Tahun 2005
Tahun
Uraian Tahun 2004 (s.d Juni Kenaikan(Penurunan) % Naik (Turun)
2003
2005)
1 2 3 4 5 6 7 8
3-2 4-3 5:2 6:3
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas 68.672,20 98.161,15 109.361,41 29.488,95 11.200,26 0,43 0,11
Piutang Usaha 94.448,49 84.545,59 20.333,59 (9.902,90) (64.212,00) (0,10) (0,76)
Piutang Lain-lain 823,72 958,29 416,87 134,57 (541,42) 0,16 (0,56)
Biaya Dibayar Dimuka 1.840,32 1.590,58 8.950,62 (249,74) 7.360,04 (0,14) 4,63
Pajak Dibayar Dimuka - 10,56 18.441,55 10,56 18.431,00 - 1745,58
Pendapatan Yang Masih Harus Diterima 18,70 - - (18,70) - (1,00) -
Jumlah Aktiva Lancar 165.803,42 185.266,17 157.504,04 19.462,74 (27.762,13) 0,12 (0,15)
Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa jumlah aktiva dan passiva
PD Pasar Jaya pada Tahun 2004 meningkat dari Tahun 2003 sebesar
Rp10.813.480.178,00 atau 1,46%. Begitu juga pada Tahun 2005 sampai
dengan Bulan Juni terjadi peningkatan aktiva dan passiva sebesar
Rp31.030.889.713,04 atau 4,14%.
5
b. Perkembangan Rasio Keuangan dan Kinerja PD Pasar Jaya
1) Rasio Keuangan
Keterangan TB 2004 TB 2005 (s.d Juni)
A. Keuangan
1. Umum
- Return on Assets (ROA) 3,57 % 6,25 %
- Return on Equity (ROE) 8,67 % 9,71 %
- Return on Investment (ROI) 5,95 % 7,26 %
2. Keuangan
Profit Margin 16,58 % 32,94 %
3. Kemampuan / kondisi
- Current Ratio 311,93 % 415,78 %
- Quick Ratio 228,39 % 288,69 %
- Working Capital to Sales 411,94 % 676,34 %
- Solvabilias 212,57 % 229,96 %
- Debt to Equity Ratio 96,54 % 84,42 %
4. Utilitas Investasi
- Day’s of Account Receivables 9 hari 10 hari
(Piutang IBPP)
- Day’s of Account Receivables 180 hari 175 hari
(Piutang IPbP)
B. Operasional
- Kenaikan Biaya Produksi 83,42 % 67,06 %
- Tingkat Pengisian Tempat Usaha 98,77 % 98,77 %
2) Kinerja Perusahaan
Perkembangan kinerja perusahaan jika dilihat berdasarkan Indikator
Utama (Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas) dan Indikator Tambahan
(Profit Margin, Ratio Operasi dan Produktivitas Tenaga Kerja) adalah
sebagai berikut:
a) Tahun 2004
Kriteria Penilaian Satuan Unit Bobot Target Realisasi Nilai Nilai Bobot
(1) (2) (3) (4=3/2) (5=1x4)
Indikator Utama 70 %
1. Rentabilitas % 52,5 % 9,00 % 8,67 % 96,34 50,58
2. Likuiditas % 8,75 % 624,22 % 311,93 % 49,97 4,37
3. Solvabilitas % 8,75 % 181,90 % 212,57 % 116,86 10,23
6
Indikator Tambahan 30 %
1. Profit Margin % 10 18,18 % 16,58 % 91,19 9,12
2. Ratio Operasi % 10 81,82 % 83,42 % 101,96 10,20
3.Produktivitas Tenaga Kerja % 10 81.018.274,18 88.652.488,56 109,42 10,94
JUMLAH 95,43
6. Cakupan pemeriksaan
Cakupan Pemeriksaan pada PD Pasar Jaya untuk Tahun 2004 dan Tahun
2005 (s.d. Juni) adalah sebagai berikut:
Audit
Nilai yang
No. Perkiraaan Realisasi (Rp) Coverage Ratio
Diperiksa (Rp)
(%)
Tahun 2004
I Penerimaan
a. Pendapatan Operasional
- Iuran Pengelolaan Pasar 74.748.521.495,00 50.462.726.861,00 67,51
- Pemeliharaan Pasar & Prasarana 58.698.106.525,00 25.375.930.317,47 43,23
- Kerjasama dengan Pihak III 47.777.668.150,00 47.777.668.150,00 100
- Perijinan & Administrasi 8.110.925.926,00 2.611.506.344,06 32,19
Jumlah 189.335.222.096,00 126.227.831.672,53 66,67
b. Pendapatan Lain-lain 10.417.454.337,00 8.481.786.054,23 81,42
Jumlah penerimaan 199.752.676.433,00 134.709.617.726,76 67,44
II Pengeluaran
a. Beban Operasional 160.017.966.910,00 116.423.639.062,00 72,76
b. Lain-lain 5.564.723.134,00 5.432.931.122,00 97,63
7
Jumlah pengeluaran 165.582.690.044,00 121.856.570.184,00 73,59
Dari cakupan pemeriksaan Tahun 2004 dan 2005 (s.d Juni) untuk Pendapatan
sebesar Rp204.491,18 juta atau 64,24% dari realisasi anggaran sebesar
Rp318.304,21 juta ditemukan penyimpangan sebesar Rp123.286,15 juta atau
91,52%. Sedangkan cakupan pemeriksaan Tahun 2004 dan 2005 (s.d Juni) untuk
Biaya sebesar Rp183.000,04 juta atau 74,67% dari realisasi anggaran sebesar
Rp245.079,54 juta ditemukan penyimpangan sebesar Rp1.335,36 juta atau 0,73%.
Rekapitulasi hasil pemeriksaan atas Pendapatan dan Biaya PD Pasar Jaya
Tahun 2004 dan Tahun 2005 (s.d. Juni) dimuat dalam daftar pada halaman
berikut ini.
8
DAFTAR REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DALAM SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2005
RINCIAN TEMUAN
Total Nilai Temuan Yang
Ketertiban dan Ketaatan (2K)
Nama Obrik/Sasaran Nilai yang Ditemukan Pada Saat
NO. Jumlah Anggaran Jumlah Realisasi % Cakrik Jumlah 2K
Diperiksa Pemeriksaan Indikasi Kerugian Kekurangan Penerimaan Administrasi
Jenis Entitas Jml Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
PENDAPATAN DAN ASSET 13 2,119,120.71 1,849,229.75 1,582,324.17 85.57% 21 940,292.78 59.42% 5 78,208.02 4.94% 10 41,165.81 2.60% 6 820,918.94 51.88% 21 940,292.78 59.42%
PENDAPATAN 588,195.18 318,304.22 204,491.19
TB 2004 337,892.99 199,752.68 134,709.62
TB 2005 (s.d Juni) 250,302.19 118,551.54 69,781.57
ASSET 1,530,925.53 1,530,925.53 1,377,832.98
TB 2004 749,947.32 749,947.32 674,952.59
TB 2005 780,978.21 780,978.21 702,880.39
BIAYA 4 491,798.64 245,079.54 183,000.04 74.67% 4 5,914.91 3.23% 1 55.73 0.03% - - - 3 5,859.18 3.20% 4 5,914.91 3.23%
TB 2004 300,566.36 165,582.69 121,856.57
TB 2005 (s.d. 30 Juni 2005) 191,232.28 79,496.85 61,143.47
Jumlah 17 2,610,919.35 2,094,309.29 1,765,324.21 84.29% 25 946,207.69 53.60% 6 78,263.75 4.43% 10 41,165.81 2.33% 9 826,778.12 46.83% 25 946,207.69 53.60%
8
II. Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern (SPI)
Hasil pengujian SPI atas penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan dan
atas kegiatan pengelolaan pendapatan dan pengendalian biaya Tahun 2004 dan
Tahun 2005 pada PD Pasar Jaya adalah sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi
Dalam rangka mewujudkan sasaran dan tujuan organisasi tersebut, berdasarkan
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No 70 Tahun 2005 tanggal 8 Juni 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja PD Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta, PD Pasar
Jaya memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Badan Pengawas, Direksi, Unsur
Staf dan Unsur Pelaksana.
a. Badan Pengawas
Badan Pengawas mempunyai tugas mengawasi kegiatan operasional PD Pasar
Jaya, memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur terhadap pengangkatan dan
pemberhentian direksi, memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur terhadap
program kerja yang dianjurkan oleh Direksi, memberikan pendapat dan saran kepada
Gubernur terhadap laporan keuangan perusahaan, dan memberikan pendapat dan
saran atas laporan kinerja PD Pasar Jaya.
Badan Pengawas paling banyak tiga orang dengan susunan keanggotaan terdiri atas
Ketua, Sekretaris dan Anggota. Badan Pengawas bertanggung jawab kepada
Gubernur.
b. Dewan Direksi
Direksi terdiri dari Direktur Utama, Direktur Administrasi, Direktur Operasi,
Direktur Perencanaan dan Hukum. Sampai saat ini, PD Pasar Jaya hanya memiliki
Direktur Utama, Direktur Administrasi, dan Direktur Operasi.
Direktur Utama mempunyai tugas diantaranya memimpin dan mengendalikan
semua kegiatan PD Pasar Jaya, menyampaikan Rencana Kerja Lima Tahunan dan
RKAP Tahunan kepada Badan Pengawas, mengurus dan mengelola kekayaan PD
Pasar Jaya, menetapkan kebijakan perusahaan (corporate strategy) dan
mengkoordinasikan pelaksanaan secara konsisten, mewakili PD Pasar Jaya baik di
dalam maupun di luar pengadilan.
Direktur Administrasi mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan
kegiatan penyusunan RKAP, penggalian sumber pendanaan perusahaan serta
pengendalian pengelolaan keuangan, kekayaan perusahaan, pembinaan pegawai, dan
9
kegiatan administrasi umum dan kehumasan, serta melaksanakan tugas-tugas lainnya
yang diberikan Direktur Utama.
Direktur Operasi mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan, perawatan pasar,
kegiatan promosi, pemasaran dan perizinan tempat usaha, pembinaan pedagang,
pengembangan usaha, pengelolaan kawasan pasar, dan fasilitas pasar dan prasarana
lainnya serta melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan Direktur Utama.
10
3. Tata Laksana
Kegiatan pengelolaan seluruh aktivatas perusahaan (tata laksana) adalah suatu
kegiatan untuk meyakinkan bahwa kebijakan dan prosedur yang ditetapkan telah
sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dan untuk meyakinkan bahwa kebijakan
dan prosedur tersebut telah dilaksanakan oleh manajemen dengan sebaik-baiknya.
Hal-hal yang terpenting dalam kegiatan tata laksana adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan
PD Pasar Jaya setiap Tahun membuat Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) yang disahkan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pengelolaan pendapatan dan biaya.
Penyusunan RKAP diusulkan oleh masing-masing area/unit kerja dengan
dikoordinir oleh Divisi Keuangan sebelum Tahun buku yang bersangkutan. RKAP
disusun berdasarkan asumsi dan hasil evaluasi atas pelaksanaan RKAP Tahun buku
sebelumnya, perkembangan ekonomi, kebijakan-kebijakan pemerintah dan daerah.
Setelah dilakukan pembahasan antara Direksi, para Manajer dan Badan Pengawas,
RKAP perusahaan kemudian diusulkan Direksi kepada Gubernur melalui Badan
Pengawas untuk mendapatkan pengesahan. Direksi melaksanakan RKAP yang sudah
disahkan tersebut dengan melakukan evaluasi dan penyesuaian setiap triwulan.
Untuk Tahun 2004, Gubernur Provinsi DKI Jakarta telah menerbitkan Surat
Keputusan No.4214/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang RKAP PD Pasar Jaya
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2004. Untuk Tahun 2005, Gubernur Provinsi DKI
Jakarta telah menerbitkan Surat Keputusan No.2840/2004 tanggal 31 Desember 2004
tentang RKAP PD Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta Tahun 2005.
Dalam setiap RKAP yang diterbitkan, PD Pasar Jaya menetapkan beberapa hal
yang dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan operasional PD Pasar
Jaya, yaitu diantaranya sebagai berikut:
1) Rencana Kerja
Rencana kerja untuk PD Pasar Jaya Tahun 2004 yang terdiri atas :
a) Alat Produksi dan Utilitasnya yang meliputi memprogramkan lahan untuk
dijadikan lahan pembuangan akhir sampah; melakukan privatisasi perparkiran;
perawatan dan perbaikan bangunan yang rusak; optimalisasi penerimaan
MCK dengan penetapan O.E sesuai hasil survey; dan penataan pedagang kaki
lima dengan diberlakukannya tarif baru.
11
b) Program di Bidang Tenaga Kerja yang meliputi adanya perubahan struktur
organisasi serta kebijakan pemberian tunjangan perusahaan dan tunjangan
jabatan maupun uang makan/transport; pemberian dana pensiun baik yang
habis masa tugasnya ataupun pensiun maupun mengundurkan diri atas
permintaan sendiri; dan memberikan peningkatan tunjangan kesejahteraan
dan kesehatan bagi pegawai dan keluarganya.
c) Program Pemasaran, yaitu melakukan kegiatan pameran pembangunan,
pemasangan umbul-umbul, iklan media elektronik, sponsor dan pentas
lainnya.
Rencana kerja untuk PD Pasar Jaya Tahun 2005 yang terdiri atas :
a) Organisasi, yaitu memprioritaskan perubahan Badan Hukum dari PD menjadi
PT agar lebih luwes dalam pengelolaan pasar, akan segera diusulkan kepada
Gubernur Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Pengawas.
b) Manajemen, yaitu mengembangkan sistem informasi manajemen untuk
memberikan kemudahan pengambilan keputusan serta meningkatkan
manajemen pengelolaan.
c) Perencanaan dan Pengembangan yang menitikberatkan tindak lanjut dan
program Tahun 2005 untuk mengantisipasi pengelolaan perusahaan di masa
mendatang dalam menghadapi tantangan.
d) Sumber Daya Manusia yang menitikberatkan pemberdayaan pegawai secara
efektif dan efisien melalui Penyusunan Standar Kebutuhan Pegawai, Pensiun
Dini, Pendidikan dan Pelatihan, serta penambahan pegawai baru.
2) Rencana Anggaran
Rencana anggaran meliputi proyeksi Laba (Rugi), Proyeksi Neraca, Proyeksi
Investasi, dan Proyeksi Arus Kas yang dijadikan pedoman dalam melakukan
pengelolaan keuangan PD Pasar Jaya untuk Tahun berikutnya. Dalam
pelaksanaannya, masih terdapat pengendalian yang kurang memadai atas
penyerahan hak kepemilikan dan ketidakjelasan status kepemilikan atas aset yang
dibangun oleh pihak ketiga.
12
dengan prosedur tersebut adalah tidak adanya rekanan pembanding, baik dalam hal
penawaran harga maupun kualitas pekerjaan. Persyaratan administrasi sesuai yang
diminta dalam SK Gubernur No.39/2002 maupun SK Direksi No.420/2003 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Kerjasama PD Pasar Jaya dengan Pihak Ketiga dilengkapi
hanya sebagai formalitas belaka. Misalnya Surat Keterangan Bank yang menyatakan
kemampuan rekanan dalam mendanai pekerjaan baru ada setelah perjanjian
disepakati. Akibatnya, banyak rekanan yang melakukan wan prestasi terhadap
perjanjian kerjasama yang telah disepakati karena tidak mampu mendanai pekerjaan
dan tidak melunasi kewajiban pembayaran kompensasi penggunaan lahan kepada PD
Pasar Jaya (Temuan Pemeriksaan No.9, 10, 11, 12,13, 14,15,16). Dalam
pembangunan TPS eks Melawai, PD Pasar Jaya memberikan pekerjaan kepada
kontraktor tanpa didasari Surat Perintah Kerja, sehingga kerjasama pemborongan
pekerjaan tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak ada batasan biaya
yang mengikat diantara pihak-pihak yang bersepakat. Pekerjaan tambah kurang juga
tidak dituangkan dalam bentuk addendum yang disetujui kedua belah pihak, akan
tetapi dilaksanakan tambah kurang pekerjaan terlebih dulu baru kemudian
diformalkan dalam bentuk Berita Acara.
d. Pengawasan
Untuk memenuhi kebutuhan pengendalian manajemen yang lebih baik,
berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.70 Tahun 2005 tanggal 8
13
Juni 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja PD Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta,
dibentuk suatu Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang dipimpin oleh seorang Kepala
yang langsung bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugas pokok SPI adalah
sebagai berikut :
1) Memantau dan menjaga agar kegiatan perusahaan tidak menyimpang dari
ketentuan yang berlaku;
2) Melaksanakan kegiatan pengawasan operasional keuangan, usaha, pembangunan,
kepegawaian, perencanaan, teknologi informasi, hukum dan keamanan ketertiban,
umum dan kehumasan;
3) Menyusun dan mengembangkan pedoman pengawasan;
4) Menyusun Program Kerja Kegiatan Pengawasan Tahunan (PKPT);
5) Menyusun dan menyampaikan laporan hasil pengawasan;
6) Mengkoordinasikan pengawasan eksternal;
7) Memberikan saran dan masukan hasil temuan pengawasan kepada Dirut.
Berdasarkan temuan-temuan pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa kinerja SPI
belum optimal dalam melakukan kegiatan pengawasan.
e. Pencatatan
Dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan, PD Pasar Jaya menggunakan
Modul Akuntansi yang disusun oleh Drs. Hans dan Rekan. Modul akuntansi tersebut
belum dimutakhirkan sesuai dengan kondisi perusahaan yang sekarang.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat kesalahan pencatatan transaksi
keuangan seperti yang tercantum dalam Temuan Pemeriksaan No.1.
14
III. Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut
PD Pasar Jaya telah diperiksa oleh BPK-RI terakhir pada Tahun 2003 dengan
18 temuan dan 33 saran. Dari 33 saran tersebut, 24 saran telah ditindaklanjuti oleh
PD Pasar Jaya, dan sembilan saran sudah ditindaklanjuti tapi belum sesuai dengan
saran BPK-RI. Hasil konfirmasi kepada Kepala SPI PD Pasar Jaya menyatakan
bahwa sudah ada perkembangan penyelesaian tindak lanjut atas temuan BPK-RI
tersebut, akan tetapi belum disampaikan kepada BPK-RI secara resmi.
Berdasarkan hasil Pemantauan Tindak lanjut atas hasil pemeriksaan BPK-RI
Tahun 2003, terdapat sembilan tindak lanjut yang belum sesuai dengan rekomendasi
BPK-RI, dengan rincian temuan sebagai berikut:
− Pemungutan denda atas keterlambatan pembayaran kewajiban oleh pelaksana
pengembang sebesar Rp4.687.774.061,47
− Pemungutan PPN atas penyerahan fisik bangunan hasil kerjasama dan PPN atas
tempat usaha masing-masing sebesar Rp16.417.811.404,25 dan
Rp6.148.231.845,76
− Kekurangan penerimaan dari bagian keuntungan dari PT DMN sebesar
Rp855.352.679,06
− Kelebihan pembayaran kepada PT ATT untuk pekerjaan struktur pembangunan
Blok D yang tidak sesuai RAB sebesar Rp105.510.705,84
− Iuran Pembangunan Pasar (IPbP) pembuatan counter lantai satu Pasar Pluit
sebesar Rp105.600.000,00
− Kewajiban pembayaran retribusi pelayanan persampahan belum dipenuhi sebesar
Rp1.030.816.450,00.
− Pengenaan denda atas keterlambatan penyerahan Pembangunan Optimalisasi
Penambahan Bangunan Blok B dan D Pasar Tanah Abang dan Pembangunan
Peremajaan Pasar Pluit belum diterima sebesar Rp343.619.904,60 dan
Rp406.741.938,92.
15
IV. Temuan Pemeriksaan
16
Rp2.071.500,00)). Sedangkan menurut Laporan Keuangan Triwulan IV Tahun 2004,
Pendapatan BPP Yang Ditangguhkan adalah sebesar Rp91.162.080,00 sehingga
terdapat selisih sebesar Rp24.841.920,00 (Rp116.004.000,00 – Rp91.162.080,00).
Untuk Tahun 2005 Pendapatan BPP Yang Ditangguhkan adalah sebesar
Rp97.360.500,00 (Rp116.004.000,00 – (9 bulan x Rp2.071.500,00)). Sedangkan
menurut Laporan Keuangan Triwulan III Tahun 2005 Pendapatan BPP Yang
Ditangguhkan adalah sebesar Rp74.069.190,00 sehingga terdapat selisih sebesar
Rp23.291.310,00 (Rp97.360.500,00 – Rp74.069.190,00).
17
BPP yang ditangguhkan tersebut tidak berpengaruh ke Tahun-Tahun berikutnya serta
lebih aktif dalam melakukan koordinasi dengan kantor pusat dalam hal penerapan
metode akuntansi yang ada.
PD Pasar Jaya pada Tahun 2005 menyewakan eks kantor cabang PD Pasar
Jaya berupa gedung berlantai 2 (dua) dengan luas tanah 731 m2 yang beralamat di
Jalan Alaydrus No.36 Area 11 Grogol, wilayah Jakarta Pusat kepada PT Prolita
Sarana Harja untuk jangka waktu 2 (dua) Tahun senilai Rp60.000.000,00. Perjanjian
antara PD Pasar Jaya dengan PT Prolita Sarana Harja tersebut dituangkan dalam
Perjanjian Sewa Kontrak No.62/1.824.552.5 tanggal 18 Maret 2005.
Berdasarkan pemeriksaan atas buku kas PD Pasar Jaya pada tanggal 24
Oktober 2005 diketahui bahwa penerimaan dari PT Prolita Sarana Harja sampai
dengan tanggal tersebut di atas ternyata belum ada. Selain itu, di dalam perjanjian
sewa kontrak tersebut tidak diatur mengenai suatu sanksi/denda jika salah satu pihak
melakukan wanprestasi.
Atas permasalahan tersebut, PT Prolita Sarana Harja telah memenuhi
kewajibannya pada tanggal 27 Oktober 2005 sebesar Rp69.300.000,00, dengan
rincian kewajiban pokok sebesar Rp60.000.000,00, PPN 10% sebesar
Rp6.000.000,00 dan denda 5% sebesar Rp3.300.000,00 sesuai kuitansi
No.0146/PDPSJ/X-2005 tanggal 27 Oktober 2005.
18
ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi
kewajibannya.
PD Pasar Jaya sebagai suatu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang
melakukan pengurusan pasar dan fasilitas perpasaran lainnya, memperoleh beberapa
jenis pendapatan, yang salah satunya adalah Pendapatan Iuran Pengelolaan Pasar
yang terdiri atas Pendapatan Iuran Pengelolaan Pasar Bulanan, Pendapatan Iuran
Pengelolaan Pasar Harian, Pendapatan Perpanjangan Hak Pakai, dan Pendapatan
Sewa Kontrak. Untuk Tahun 2004, PD Pasar Jaya telah merealisasikan Pendapatan
Iuran Pengelolan Pasar Bulanan sebesar Rp46.868.057.985,97 dan pada Tahun 2005
(sampai dengan Juni) sebesar Rp30.645.863.505,09.
Penetapan tarif BPP ini telah diatur dalam Keputusan Gubernur Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.939/2004 tanggal 21 April 2004 tentang
Penyesuaian Tarif Pengelolaan Pasar Di Pasar-Pasar Perusahaan Daerah Pasar Jaya
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang ditindaklanjuti dengan Keputusan
Direksi Perusahaan Daerah Pasar Jaya No.232/2004 tanggal 9 Agustus 2004 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penerapan Tarif Pengelolaan Pasar Di Pasar-Pasar PD Pasar
Jaya. Penerapan tarif berdasarkan kedua ketentuan di atas mulai diberlakukan
terhitung sejak tanggal 1 Juni 2004.
Hasil uji petik atas dokumen-dokumen yang terkait dengan pendapatan Iuran
Pengelolaan Pasar, salah satu dokumen Daftar Penulisan Pengelolaan Pasar Bulanan
yang antara lain berisikan data nama-nama pedagang, nomor tempat berjualan, luas
tempat dagangan, macam dagangan, tarif dan besarnya persentase yang dikenakan,
diketahui bahwa masih terdapat beberapa pasar di PD Pasar Jaya yang menerapkan
persentase tarif BPP dibawah ketentuan yang telah ditetapkan, dengan jumlah
kekurangan penetapan sebesar Rp147.586.774,88, terdiri dari Tahun 2004 sebesar
Rp51.629.246,80 dan Tahun 2005 sebesar Rp95.957.528,08 (Rincian lihat lampiran
1).
19
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Keputusan Direksi Perusahaan
Daerah Pasar Jaya No. 232/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Tarif
Pengelolaan Pasar di Pasar-Pasar PD Pasar Jaya Lampiran III dan Lampiran XII
yang antara lain menetapkan sebagai berikut:
20
4. Prosedur Kenaikan Gaji Dan Tunjangan Direksi PD Pasar Jaya Tidak Sesuai
Ketentuan
Pada Tahun 2004, gaji dan tunjangan Direksi PD Pasar Jaya mencapai
Rp958.893.600,00 atau mengalami kenaikan sebesar Rp799.625.950,00 (502,06%)
dibandingkan Tahun 2003 sebesar Rp159.267.650,00. Sementara pada Tahun 2005
(s.d. 31 Oktober 2005) gaji dan tunjangan mencapai sebesar Rp799.974.000,00 atau
mengalami kenaikan sebesar Rp (0,04%) dibandingkan Tahun 2004.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa surat usulan kenaikan gaji dan
tunjangan Direksi dari Ketua Badan Pengawas kepada Sekretaris Daerah Provinsi
DKI Jakarta tanggal 8 Maret 2004, Surat Sekretaris Daerah atas nama Gubernur
Provinsi DKI Jakarta kepada Ketua Badan Pengawas PD Pasar Jaya
No.1727/087.415 tanggal 28 Juni 2004 tentang Persetujuan Kenaikan Gaji Dan
Tunjangan Direksi PD Pasar Jaya, dan Surat Permohonan Persetujuan Kenaikan Gaji
Dan Tunjangan Direksi dari Direktur Utama PD Pasar Jaya ke Gubernur Provinsi
DKI Jakarta No.77/087.41 tanggal 11 Januari 2005, menunjukkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Kenaikan gaji dan tunjangan Direksi diusulkan oleh Badan Pengawas dengan
surat usulan Nomor 023/BP-PJ/III/2004 tanggal 8 Maret 2004.
b. Sebagai dasar perbandingan atas besarnya gaji dan tunjangan yang diusulkan
Badan Pengawas (seperti yang dicantumkan pada surat Badan Pengawas tersebut)
adalah gaji dan tunjangan Direktur Utama PT Mitra Pratama Sejati.
c. Kenaikan gaji dan tunjangan Direksi PD Pasar Jaya didasarkan pada Surat
Persetujuan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta atas nama Gubernur
No.1727/087.415 tanggal 28 Juni 2004.
d. Gaji dan tunjangan Direksi PD Pasar Jaya yang disetujui Sekretaris Daerah
Provinsi DKI Jakarta meliputi gaji, tunjangan perusahaan, tunjangan jabatan,
transport/bensin, bantuan pulsa dan tunjangan khusus dengan besaran nilai yang
bervariasi diantara Direksi dengan ketentuan maksimal Direktur Utama sebesar
Rp30 juta, Direktur Administrasi dan Direktur Operasional sebesar Rp27 juta.
e. Sampai dengan saat pemeriksaan, tanggal 16 November 2005, surat
Keputusan/Ketetapan dari Gubernur belum ada.
f. Surat Persetujuan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta tertanggal 28 Juni
2004 tersebut berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 2004 dengan alasan kenaikan
21
gaji dan tunjangan Direksi tersebut sudah dianggarkan dalam RKAP. Atas
keterangan tersebut Tim pemeriksa tidak dapat memperoleh penjelasan lebih
lanjut, baik dari Divisi Sumber Daya Manusia (SDM), Divisi Perencanaan
maupun dari Divisi Keuangan.
g. Berdasarkan data gaji dan tunjangan Direksi dari Divisi SDM menunjukkan
bahwa gaji dan tunjangan Direktur Utama adalah sebesar Rp28.695.000,00 (95%
dari persetujuan), Direktur Administrasi sebesar Rp25.627.750,00 (94,92% dari
persetujuan) dan Direktur Operasional sebesar Rp25.585.050,00 (94,76% dari
persetujuan). Hasil konfirmasi kepada Manajer Divisi SDM menyatakan bahwa
penerapan gaji dan tunjangan Direksi tersebut didasarkan pada kemampuan PD
Pasar Jaya.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah No.12 Tahun 1999
Pasal 19 Ayat (2) tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya yang menyatakan bahwa
Besarnya gaji dan tunjangan Direksi PD Pasar Jaya ditetapkan oleh Gubernur atas
usul Direksi melalui Badan Pengawas.
22
mengajukan permohonan persetujuan Gubernur untuk kenaikan gaji dan tunjangan
Direksi sesuai ketentuan yang berlaku.
PD Pasar Jaya sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkewajiban menyumbangkan kontribusinya
kepada Anggaran Daerah Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan yang sudah
ditetapkan.
Berdasarkan Laporan Rugi Laba untuk Tahun yang berakhir tanggal 31
Desember 2004 yang dikeluarkan KAP Doli-Bambang-Sudarmadji tanggal 29 April
2005, diketahui bahwa laba bersih yang diperoleh PD Pasar Jaya adalah sebesar
Rp24.922.648.703,00. Dari laba bersih tersebut maka 50% untuk Anggaran Daerah
adalah sebesar Rp12.461.324.351,50 ( 50% x Rp24.922.648.703,00).
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Surat Tanda Setoran (STS),
diketahui bahwa PD Pasar Jaya sudah menyetorkan sebanyak Rp9.878.882.900,00.
Rincian STS sebagai bukti pembayaran ke Kas Daerah adalah sebagai berikut :
Bilyet Giro
Tgl Setor No. STS Nilai (Rp)
Nomor Tanggal
24-Mar-05 01/III/PJ/2005 939541 23-Mar-05 2.357.000.000,00
22-Jul-05 02/VII/PJ/2005 048776 21-Jul-05 2.357.000.000,00
19-Aug-05 03/VIII/PJ/2005 104672 16-Aug-05 2.582.441.450,00
22-Jul-05 02/XI/PJ/2005 048787 11-Nov-05 2.582.441.450,00
Jumlah 9.878.882.900,00
Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta
No.12 Tahun 1999 tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya Bab XII tentang Penetapan
Penggunaan Laba Pasal 42 yang menyatakan Penggunaan Laba bersih PD Pasar Jaya
setelah dikurangi penyusutan dan pengurangan lainnya yang wajar ditetapkan salah
satunya 50% untuk anggaran daerah.
23
Ketidaksesuaian tersebut mengakibatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
kurang menerima pendapatan dari Pembagian Laba dari PD Pasar Jaya sebesar
Rp2.582.441.451,50.
24
Berdasarkan wawancara dengan pejabat terkait, uang Tunjangan Kegiatan
Kerja (TKK) diberikan satu kali untuk satu kegiatan dan TKK berbeda dengan Biaya
Perjalanan Dinas. Perbedaan antara TKK dengan Biaya Perjalanan Dinas adalah
TKK menunjuk suatu kegiatan tanpa melihat berapa lama kegiatan tersebut
dilakukan, sedangkan di dalam Biaya Perjalanan Dinas disebutkan tempat yang
dituju dan besarnya tergantung berapa hari kegiatan tersebut dilakukan.
Hasil pemeriksaan terhadap bukti-bukti pengeluaran berupa SPMU beserta
lampirannya, diketahui bahwa terdapat pengeluaran untuk TKK yang melebihi
ketentuan yang sudah disetujui oleh Direksi sebesar Rp55.727.737,50, terdiri dari
Rp51.355.237,50 untuk Tahun 2004 dan Rp4.372.500,00 untuk Tahun 2005 (Rincian
di lampiran 2).
Hal tersebut tidak sesuai dengan Nota Dinas dari Kepala Bagian Akuntansi
No.1208/073.521 tanggal 10 Desember 1998 yang sudah disetujui oleh Direksi yang
menyatakan bahwa acuan/standar besarnya TKK maksimal yaitu :
Direktur Utama Rp250.000,00
Direksi PD Pasar Jaya Rp225.000,00
Ka Satuan Pengawasan Intern Rp200.000,00
Ka Bidang Rp175.000,00
Ka Sub Bidang/Pengawas Rp150.000,00
Staf Rp125.000,00
25
Kegiatan Kerja sebesar Rp55.727.737,50 dengan menyampaikan bukti setoran
tersebut kepada BPK-RI.
Sampai dengan Bulan Juli 2005, pengelolaan sampah di seluruh pasar milik
Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya dilakukan oleh Unit Angkutan. Kegiatan Unit
Angkutan adalah melakukan pengumpulan sampah-sampah dari pasar-pasar
kemudian mengangkut dan membuangnya di TPA Bantar Gebang.
Berdasarkan Keputusan Direksi PD Pasar Jaya No.246/2005 tanggal 30
Agustus 2005 tentang Likuidasi Unit Usaha Angkutan PD Pasar Jaya, maka Unit
Angkutan tidak lagi mengelola sampah, selanjutnya berdasarkan Keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2043/2004 tanggal 3 September 2004 tentang
Pengalihan Pengangkutan Sampah Pasar dari PD Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta
Kepada Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, maka pengelolaan sampah dialihkan
ke Dinas Kebersihan.
Hasil pemeriksaan BPK-RI terakhir pada Tahun 2003 atas Pelaksanaan
Kegiatan PD Pasar Jaya Tahun 2002 dan 2003 mengungkapkan bahwa PD Pasar
Jaya tidak memenuhi kewajiban membayar retribusi pelayanan persampahan sesuai
dengan ketentuan sebesar Rp1.030.816.450,00. Atas hasil pemeriksaan itu, sampai
saat ini Pihak PD Pasar Jaya belum melakukan tindak lanjut.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Laporan Hasil Operasi Angkutan
Sampah Pasar Tahun 2004 dari Unit Angkutan diketahui bahwa jumlah sampah yang
diangkut dari Bulan Januari s.d. Desember 2004, adalah sebanyak 353.516 m3.
Sedangkan jumlah sampah yang diangkut Bulan Januari s.d. Juli 2005 adalah
sebanyak 225.100,50 m3. Pemeriksaan terhadap bukti pengeluaran berupa SPMU
Tahun 2004 dari Divisi Keuangan menunjukkan bahwa jumlah pembayaran retribusi
LPA yang telah dilakukan adalah sebesar Rp1.215.940.000,00 atau untuk volume
pembuangan sampah sebanyak 243.188 m3. Dengan demikian terdapat selisih
kurang pembayaran sebanyak 110.328 m3 (353.516 m3 – 243.188 m3) sampah atau
senilai Rp551.640.000,00.
Pada Tahun 2005, jumlah sampah yang diangkut untuk periode Bulan Januari
s.d. Juli Tahun 2005 adalah sebesar 225.100,50 m3. Atas pengangkutan sampah
26
tersebut, pihak PD Pasar Jaya belum melakukan pembayaran retribusi LPA senilai
Rp1.125.502.500,00.
Dengan demikian jumlah keseluruhan retribusi kebersihan lingkungan yang
belum disetor PD Pasar Jaya untuk Tahun 2004 dan 2005 (s.d. Juli 2005) adalah
sebesar Rp1.677.142.500,00, dengan rincian sebesar Rp551.640.000,00 untuk Tahun
2004 dan sebesar Rp1.125.502.500,00 untuk Tahun 2005. Rinciannya dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:
3
SPMU Volume Pembuangan Sampah (m ) Tarif
No.
Bulan yang Hasil Retribusi Jumlah (Rp)
Bukti Nomor Tanggal selisih
disetor operasi (Rp)
Tahun 2004
Januari 147/B/R 0.350/073.526.4 18-02-2004 19.741,00 28.623,00 8.882,00 5.000,00 44.410.000,00
Februari 29/B/R 0.562/073.526.4 26-03-2004 18.180,00 26.193,00 8.013,00 5.000,00 40.065.000,00
Maret 21/B/R 0.836/073.526.4 07-05-2004 19.750,00 29.154,00 9.404,00 5.000,00 47.020.000,00
April 97/B/R 0.921/073.526.4 17-05-2004 19.134,00 28.510,00 9.376,00 5.000,00 46.880.000,00
Mei 146/B/R 1.111/073.526.4 15-06-2004 19.767,00 30.062,00 10.295,00 5.000,00 51.475.000,00
Juni 52/B/R 1.344/073.526.4 21-07-2004 19.223,00 29.702,00 10.479,00 5.000,00 52.395.000,00
Juli 135/B/R 1.585/073.526.4 19-08-2004 19.897,00 31.424,00 11.527,00 5.000,00 57.635.000,00
Agustus 10/B/R 1.823/073.526.4 23-09-2004 19.868,00 30.437,00 10.569,00 5.000,00 52.845.000,00
September 143/B/R 2.031/073.526.4 18-10-2004 19.197,00 30.268,00 11.071,00 5.000,00 55.355.000,00
Oktober 187/B/R 2.645/073.526.4 28-12-2004 19.868,00 30.438,00 10.570,00 5.000,00 52.850.000,00
Nopember 188/B/R 2.644/073.526.4 28-12-2004 19.868,00 27.576,00 7.708,00 5.000,00 38.540.000,00
Desember 194/B/R 0.655/073.526.4 23-03-2005 28.695,00 31.129,00 2.434,00 5.000,00 12.170.000,00
Jumlah 243.188,00 353.516,00 110.328,00 551.640.000,00
Tahun 2005
Januari - 30.620,50 30.620,50 5.000,00 153.102.500,00
Februari - 28.996,50 28.996,50 5.000,00 144.982.500,00
Maret - 31.128,50 31.128,50 5.000,00 155.642.500,00
April - 34.050,00 34.050,00 5.000,00 170.250.000,00
Mei - 35.555,00 35.555,00 5.000,00 177.775.000,00
Juni - 33.257,00 33.257,00 5.000,00 166.285.000,00
Juli - 31.493,00 31.493,00 5.000,00 157.465.000,00
Jumlah 225.100,50 225.100,50 1.125.502.500,00
Hasil konfirmasi dengan pejabat terkait, diketahui bahwa pada Tahun 2004,
PD Pasar Jaya tidak melakukan pemeriksaan ulang (cross check) antara data dari
Dinas Kebersihan dengan Laporan Hasil Operasi Angkutan Sampah dari Unit
Angkutan PD Pasar Jaya. Sedangkan untuk Tahun 2005, karena adanya pengalihan
pengangkutan sampah dari PD Pasar Jaya ke Dinas Kebersihan sehingga terjadi
stagnasi, dan pihak Dinas Kebersihan pun sampai saat ini belum memberikan laporan
mengenai sampah yang sudah diangkut ke TPA Bantar Gebang.
27
Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 117 Tahun 2000 tanggal 17
Oktober 2000 tentang Petunjuk Teknis Pemungutan Retribusi Kebersihan
Lingkungan Di Provinsi DKI Jakarta, yaitu :
- Pasal 2 ayat (1) tentang Jenis pelayanan kebersihan lingkungan butir (f) yang
menyatakan penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah (LPA)
- Pasal 2 ayat (2) yang menyatakan bahwa pelayanan kebersihan lingkungan
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diantaranya butir f, dipungut
retribusi dengan menggunakan sarana pemungutan berupa SKRD, SKRD
Jabatan, SKRD Tambahan.
- Pasal 7 yang menyatakan bahwa Wajib Retribusi harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Gubernur dhi. Kepala Dinas
Kebersihan/Suku Dinas Kebersihan untuk mendapatkan jasa pelayanan
kebersihan lingkungan. Berdasarkan permohonan jasa pelayanan tersebut
maka dilakukan penghitungan besarnya retribusi kebersihan lingkungan yang
terutang menurut tarif yang berlaku. Jatuh tempo pembayaran Retribusi
Kebersihan lingkungan yang terurang adalah 30 hari terhitung sejak tanggal
diterbitkannya SKRD.
b. Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1999 tentang Retribusi Daerah Pasal 110 butir f
yang menyatakan bahwa tarif retribusi untuk penyediaan lokasi
pembuangan/pemusnahan akhir sampah yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
adalah sebesar Rp5.000,00/m3.
28
selang waktu sebelum pengalihan pengelolaan kebersihan dari PD Pasar Jaya kepada
Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.
29
b. Pembangunan TPS tersebut dilakukan oleh tiga developer tanpa disertai
pembagian wilayah yang dibangun. Rincian pembangunan oleh developer dengan
area yang dibangun adalah sebagai berikut:
- Developer Hutauruk membangun Blok F-G
- Developer H.Agus membangun Blok B
- Developer Taufik membangun Blok A, C, D dan E
c. Sampai dengan saat pemeriksaan, tanggal 28 Oktober 2005, ketiga developer
belum mengajukan penawaran harga dan belum ditentukan harga yang paling
rendah.
d. Pedagang mulai menempati TPS sejak sekitar awal Oktober 2005
e. Tempat Penampungan Sementara (TPS) tidak hanya diperuntukkan bagi
pedagang eks Pasar Melawai yang terbakar. Tempat usaha yang telah dibangun
belum seluruhnya dioperasionalkan. Hasil konfirmasi di lapangan menunjukkan
bahwa sebagian tempat usaha yang dibangun di blok E dan F juga direncanakan
diperuntukan bagi Pedagang Pasar Melawai di bangunan Aldiron dan Bowling
Center yang telah habis masa hak pakainya.
f. Kualitas pembangunan tempat usaha beragam antara developer yang satu dengan
yang lain. Hasil wawancara dengan Kepala Pasar Melawai menyatakan bahwa
hasil pembangunan developer Hutauruk kualitasnya lebih bagus dibanding
developer yang lain.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003
Pasal 31 Ayat (5) tentang Pengadaan Barang dan Jasa yang antara lain menyatakan
Untuk pengadaan dengan nilai di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),
bentuk kontrak berupa kontrak pengadaan barang/jasa (KPBJ) dengan jaminan
pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak kepada pengguna barang/jasa
30
Atas permasalahan tersebut Pihak PD Pasar Jaya menyatakan bahwa
pelaksanaan tersebut semata-mata karena force majeur yang memerlukan
penanganan secara cepat. Berdasarkan Berita Acara Kesepakatan Harga antara PD
Pasar Jaya dengan pelaksana yang ditunjuk tanggal 21 Nopember 2005 ditetapkan
bahwa nilai pekerjaan yang disepakati adalah sebesar Rp. 2.773.720.261,66 (Dua
Milyar Rupiah).
PD Pasar Jaya pada Tahun 2004 melakukan perikatan kerja sama dengan
rekanan bernama Sudirman dalam rangka Pembangunan Perubahan Tampak Muka
Pasar Jatinegara. Kerjasama tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama No.69/-
1.824.541 tanggal 8 April 2004 senilai Rp12.315.055.000,00, terdiri dari Biaya Fisik
sebesar Rp11.033.375.000,00 dan Biaya Non Fisik sebesar Rp1.281.680.000,00.
Dengan Addendum No.203/-1.824.541 ditetapkan bahwa Biaya Fisik bertambah
sebesar Rp2.586.866.961,44 dan Biaya Non Fisik bertambah Rp109.683.159,16
sehingga keseluruhan Biaya Proyek bertambah sebesar Rp2.696.550.120,00
(pembulatan) menjadi sebesar Rp15.011.605.120,00.
Jangka waktu pelaksanaan pembangunan adalah 208 hari (s.d. 2 Nopember
2004) dan jangka waktu pemeliharaan 90 hari kalender (s.d. 31 Januari 2005).
Jangka waktu pemasaran 10 bulan sejak tanggal perjanjian (s.d. 8 Pebruari 2005).
Pembangunan dan Perubahan Tampak Muka Pasar Jatinegara telah dinyatakan
selesai dilaksanakan dengan Berita Acara Serah Terima I No.234/1.712.6 tanggal 1
31
Nopember 2004 dan Berita Acara Serah Terima II No.41/1.712.0 tanggal 16 Pebruari
2005.
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama tersebut dapat diuraikan hak dan kewajiban
kedua belah pihak sebagai berikut:
Hak dan kewajiban PD Pasar Jaya, yaitu:
a. PD Pasar Jaya berhak atas kompensasi penyediaan lahan dan bangunan hasil
pengembangan beserta fasilitas dan fasilitas umum dalam keadaan layak pakai.
b. PD Pasar Jaya berkewajiban:
− Memberikan ijin kepada rekanan untuk melakukan pengembangan
− Memberikan ijin kepada rekanan untuk menempatkan peralatan dan material
untuk pelaksanaan di lapangan
− Membantu rekanan untuk menjaga keamanan selama pelaksanaan pekerjaan.
Hak dan kewajiban rekanan (Sudirman), yaitu:
a. Sudirman (rekanan) berhak:
- Melakukan pembangunan sesuai perjanjian kerjasama tersebut.
- Melakukan pemasaran atas seluruh tempat usaha/kios selama 10 bulan sejak
tanggal perjanjian (s.d. Pebruari 2005)
- Menerima pembayaran atas harga jual tempat usaha/kios langsung dari
pembeli
- Setelah masa pemasaran/masa kerjasama berakhir, rekanan diperlakukan
sebagai pemakai tempat atas tempat usaha yang belum terjual.
b. Rekanan berkewajiban:
- Membantu PD Pasar Jaya mengurus segala perijinan yang diperlukan dengan
sepenuhnya menanggung biayanya.
- Menjaga keamanan dan kebersihan di sekitar lokasi proyek
- Menjamin keamanan an keselamatan pekerja
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Perjanjian Kerjasama, Buku Harian Kas
dan Bank, Laporan Pemantauan Pembayaran oleh Rekanan dari Divisi Kas dan
Pajak serta hasil konfirmasi dengan Manajer Divisi Hukum menunjukkan bahwa:
32
c. Prosedur Penunjukan dan penetapan Sudirman sebagai rekanan tidak melalui
prosedur yang seharusnya. Dalam lampiran kontrak/perjanjian kerjasama tidak
disertakan dokumen-dokumen berupa proposal/studi kelayakan yang dibuat oleh
rekanan. Kerjasama tersebut juga tidak melalui tahap kesepakatan bersama/MOU
terlebih dahulu.
d. Tidak ada garansi bank (Bank Guarantee), yang ada hanya surat keterangan bank
tentang kemampuan secara finansial. Akan tetapi surat keterangan bank tersebut
baru dibuat tanggal 16 April 2004 sedangkan Perjanjian Kerjasama dibuat
tanggal 8 April 2004.
e. Sebagai perseorangan yang melakukan perikatan bisnis, Sudirman tidak
menyertakan daftar kekayaan sebagai bukti bahwa Sudirman mempunyai
jaminan atas pembangunan yang dilakukan.
f. Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 22 Nopember 2005, Tim Pemeriksa baru
menerima IMB dengan No.05979/IMB/2004 tanggal 28 Juni 2004, akan tetapi
Tim Pemeriksa belum memperoleh ijin prinsip pembangunan dari
Gubernur/Badan Pengawas atas pembangunan Pasar Jatinegara.
g. PD Pasar Jaya hanya bisa melakukan komunikasi dengan Sudirman melalui surat
(dengan alamat yang tertera dalam Kartu Tanda Penduduk) dan Handphone
(karena Sudirman tidak menyertakan nomor telepon permanen).
h. Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 22 Nopember 2005, diketahui bahwa
Sudirman baru melunasi kewajibannya sebesar Rp3.382.935.448,00 dari
keseluruhan sebesar Rp6.210.208.178,00. Dengan demikian Sudirman masih
mempunyai tunggakan kewajiban sebesar Rp2.827.272.730,00, yang merupakan
kewajiban kompensasi penggunaan lahan.
i. Sampai dengan berakhirnya jangka waktu pemasaran oleh Sudirman, tanggal 8
Pebruari 2005, Sudirman tidak memberikan laporan hasil pemasaran tempat
usaha dan masih menunggak Biaya Pengelolaan Pasar (BPP) selama 3 bulan
(September s.d. Nopember @ Rp54.622.721,00) sebesar Rp163.868.163,00 per
tanggal 22 Nopember 2005.
33
- Pasal 6 Ayat 1 Huruf b yang menyatakan apabila pihak ketiga berupa
perorangan, maka rekanan tersebut harus memiliki bonafiditas dan
kredibilitas berbentuk Bank Guarantee dan minimal 40% dari nilai proyek.
- Pasal 8 yang antara lain menyatakan prosedur kerjasama didahului dengan
penyampaian proposal dari rekanan kepada PD Pasar Jaya dan kemudian
dibahas serta dituangkan dalam MOU. Kemudian Badan Pengawas
memberikan ijin prinsip, dilakukan penghitungan biaya proyek baik fisik
maupun non fisik, dan dituangkan dalam suatu perjanjian kerjasama.
b. Perjanjian Kerjasama No.69/-1.824.541 tanggal 8 April 2004 dan Addendum
No.203/1.824.541 tanggal 16 September 2004:
- Pasal 8 butir d yang menyatakan setelah masa pemasaran/masa kerjasama
berakhir masih terdapat tempat usaha yang belum laku terjual, maka rekanan
diperlakukan sebagai pemakai tempat dan diberlakukan ketentuan perpasaran
yang berlaku di PD Pasar Jaya.
- Pasal 17 butir (2) yang menyatakan Pihak kedua/rekanan akan dikenai denda
sebesar 1%o per hari untuk keterlambatan pembayaran kewajiban yang jatuh
tempo dari biaya kompensasi.
34
a. Memberikan teguran tertulis kepada Direksi PD Pasar Jaya supaya di masa yang
akan datang lebih memperhatikan dan mentaati ketentuan yang berlaku bagi PD
Pasar Jaya dalam memilih rekanan untuk pelaksanaan kerjasama
b. Memerintahkan Direksi PD Pasar Jaya untuk menegur secara tertulis kepada
Sudirman dan memerintahkan Sudirman melaksanakan kewajibannya dengan
menyetorkan ke Kas PD Pasar Jaya sebesar Rp3.603.797.474,99 dan
menyampaikan bukti setor kepada BPK-RI serta tidak menyertakan Sudirman
dalam daftar rekanan untuk pelaksanaan kerjasama di masa yang akan datang.
35
b. Memperoleh kompensasi penggunaan lahan sebesar Rp8.500.000.000,00 (belum
termasuk PPN 10%)
c. Memperoleh Biaya Pengawasan Proyek sebesar Rp655.860.000,00 (belum
termasuk PPN dan PPh).
d. Memperoleh Biaya Pengendalian Teknis sebesar Rp196.758.000,00 (belum
termasuk PPN dan PPh).
e. Bersama-sama PT Inter Wahana Nuansa menyusun konsep dasar pembangunan
Proyek Pasar Santa (meliputi aspek skematik desain perencanaan, jenis bangunan,
konsep penataan ruang luar dan pengembangan lingkungan).
36
Asisten Manajer Operasional Area 13 pada tanggal 28 Oktober 2005 menunjukkan
bahwa:
a. Dokumen pendukung perjanjian kerjasama belum menyertakan referensi bank
yang menyatakan kemampuan finansial dari rekanan untuk membangun
Bangunan Pasar Santa.
b. Sampai dengan saat pemeriksaan, tanggal 28 Oktober 2005, auditor belum
memperoleh polis asuransi bangunan Pasar Santa. Menurut keterangan Divisi
Umum dan Divisi Hukum (keterangan lisan Manajer Divisi Umum, Staf Divisi
Umum dan Staf Divisi Hukum tanggal 10 Nopember 2005) PD Pasar Jaya tidak
pernah menerima/mengetahui polis asuransi pembangunan Pasar Santa.
c. Addendum Perubahan Pembayaran Kompensasi Lahan Jadual No.25/-1.824.541
tanggal 3 Februari 2005 didasarkan pada Surat PT Inter Wahana Nuansa
No.022/SK/IWN/XI/2004 tanggal 26 Nopember 2004 yang menyatakan alasan
permohonan perubahan jadual adalah karena adanya perubahan/restrukturisasi
kepemilikan serta perubahan atas design bangunan. Dengan demikian
permohonan perubahan jadual baru dilakukan setelah PT Inter Wahana Nuansa
terlambat membayar kewajiban sebesar Rp3.432.793.000,00 diluar PPN dan PPh
(2 kali angsuran Kompensasi Lahan sebesar Rp3.400.000.000,00 dan 5% dari
Biaya Pengawasan Proyek sebesar Rp32.793.000,00).
d. Sampai dengan tanggal 28 Oktober 2005, PT Wahana Inter Nuansa baru dua kali
melakukan kewajiban membayar biaya-biaya yang disyaratkan dalam perjanjian
kerjasama yaitu Kompensasi Penggunaan Lahan sebesar Rp850.000.000,00 pada
tanggal 30 Desember 2004 dan tambahan Biaya Kompensasi Penggunaan Lahan
sebesar Rp148.041.667,00 serta angsuran I Biaya Pengawasan Proyek sebesar
Rp32.793.000,00 pada tanggal 25 Oktober 2005.
e. Atas keterlambatan pembayaran oleh PT Inter Wahana Nuansa, PD Pasar Jaya
telah mengirimkan surat peringatan/teguran sebanyak dua kali, yaitu:
- Surat Dirut PD Pasar Jaya No.100/1.713 tanggal 12 Januari 2005
- Surat Dirut PD Pasar Jaya No.1772/073 tanggal 16 Juni 2005
f. Pembangunan di lapangan dilakukan oleh PT Hutama Karya dan baru mencapai
tahap pengerukan dan penanaman tiang pancang.
g. Klausul perjanjian kerjasama tidak mencantumkan sanksi atas keterlambatan
pembayaran kewajiban.
37
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 Pasal 29 Ayat (1) huruf h tentang
Pengadaan Barang Dan Jasa yang menyatakan bahwa kontrak setidak-tidaknya
memuat ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak
memenuhi kewajibannya.
b. Perjanjian Kerjasama No.1.- tanggal 12 Juli 2004 yang menyatakan kewajiban
PT Wahana Inter Nuansa untuk membayar:
1) Pasal 7 yang menyatakan bahwa kewajiban berupa kompensasi penggunaan
lahan sebesar Rp8.500.000.000,00 (belum termasuk PPN) secara tunai
dengan rincian:
- Angsuran I Rp1.700.000.000,00 pada tanggal 9 Oktober 2004
- Angsuran II Rp1.700.000.000,00 pada tanggal 9 Nopember 2004
- Angsuran III Rp2.975.000.000,00 pada tanggal 9 Mei 2005
- Angsuran IV Rp2.125.000.000,00 pada tanggal 9 Desember 2005
yang diubah berdasarkan Addendum No.25/-1.824.541 tanggal 3 Pebruari
2005 Pasal 2 dengan rincian:
- Sebesar Rp850.000.000,00 pada tanggal 30 Desember 2004
- Sebesar Rp2.550.000.000,00 secara angsuran:
Angsuran I sebesar Rp850.000.000,00 pada tanggal 23 Mei 2005
Angsuran II sebesar Rp850.000.000,00 pada tanggal 23 Juni 2005
Angsuran III sebesar Rp850.000.000,00 pada tanggal 23 Juli 2005
- Sebesar Rp5.100.000.000,00 secara angsuran:
Angsuran I sebesar Rp1.020.000.000,00 pada tanggal 23 Agustus 2005
Angsuran II sebesar Rp1.020.000.000,00 pada tanggal 23 September
2005
Angsuran III sebesar Rp1.020.000.000,00 pada tanggal 23 Oktober 2005
Angsuran IV sebesar Rp1.020.000.000,00 pada tanggal 23 Nopember
2005
Angsuran V sebesar Rp1.020.000.000,00 pada tanggal 23 Desember 2005
- Dan dikenai tambahan kompensasi lahan sebesar Rp148.041.667,00 pada
tanggal 30 April 2005
2) Pasal 12 yang menyatakan bahwa kewajiban berupa Biaya Pengawasan
Proyek sebesar Rp655.860.000,00 (belum termasuk PPN) secara tunai yaitu
38
angsuran I sebesar 5% (Rp32.793.000,00) pada saat penandatanganan
perjanjian dan 95% lainnya dibayar sesuai progress pekerjaan di lapangan.
3) Pasal 13 yang menyatakan bahwa kewajiban berupa Biaya Pengendalian
Teknis sebesar Rp196.758.000,00 (belum termasuk PPN dan PPh) dibayar
secara pro rata selama masa konstruksi.
Hal ini disebabkan oleh PD Pasar Jaya lalai dalam mencantumkan klausul
sanksi/denda keterlambatan pembayaran dalam perjanjian kerjasama, dan kurang
selektif dalam memilih rekanan termasuk dalam menilai kemampuan finansial
rekanan serta kurang tegas dalam menerapkan sanksi.
39
11. PT Reka Tiga Er Belum Menyetorkan Pembagian Keuntungan Atas Kerjasama
Penataan Lahan Parkir Perumnas Klender Sebesar Rp77.000.000,00 Termasuk
Pajak Dan Belum Membayarkan Denda Atas Keterlambatan Pembayaran
Kewajiban Sebesar Rp6.255.062,38
40
c. PT Reka Tiga Er berkewajiban membayar Kompensasi Penggunaan Lahan
sebesar Rp350.000.000,00, Biaya Pengawasan Proyek sebesar Rp39.745.887,32
dan Biaya Pengendalian Proyek sebesar Rp26.451.573,28. Kompensasi
Penggunaan Lahan dibayarkan secara angsuran sebagai berikut:
Jumlah Tanggal
Jenis Kewajiban Angsuran Nilai (Rp) PPN (Rp)
Angsuran (Rp) Bayar
Kompensasi Penggunaan Lahan I 70.000.000,00 7.000.000,00 77.000.000,00 16-02-2005
II 70.000.000,00 7.000.000,00 77.000.000,00 15-04-2005
III 70.000.000,00 7.000.000,00 77.000.000,00 01-07-2005
IV 70.000.000,00 7.000.000,00 77.000.000,00 15-09-2005
V 70.000.000,00 7.000.000,00 77.000.000,00 15-12-2005
Biaya Pengawasan Proyek I 17.245.887,32 1.724.588,73 18.970.476,00 16-02-2005
II 7.500.000,00 750.000,00 8.250.000,00 01-03-2005
III 7.500.000,00 750.000,00 8.250.000,00 01-04-2005
IV 7.500.000,00 750.000,00 8.250.000,00 02-05-2005
Biaya Pengendalian Proyek I 11.451.573,28 1.145.157,32 12.596.730,61 16-02-2005
II 5.000.000,00 500.000,00 5.500.000,00 01-03-2005
III 5.000.000,00 500.000,00 5.500.000,00 01-04-2005
IV 5.000.000,00 500.000,00 5.500.000,00 02-05-2005
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa PT Reka Tiga Er kurang membayar
Kompensasi Penggunaan Lahan sebesar Rp70.000.000,00 (belum termasuk PPN).
Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa pembayaran kewajiban
Kompensasi Penggunaan Lahan, Biaya Pengawasan Proyek, dan Biaya Pengendalian
Proyek mengalami keterlambatan akan tetapi belum seluruhnya dikenakan denda,
sebagaimana terlihat di bawah ini :
Lama
Tanggal Tanggal
No. Jenis Kewajiban Nilai (Rp) Tertunggak
Jatuh Tempo Bayar
(hari)
1 Kompensasi Peng. Lahan (Pokok) 70.000.000,00 16-02-2005 17-02-2005 1
Kompensasi Peng. Lahan (PPN) 7.000.000,00 16-02-2005 12-07-2005 146
Kompensasi Peng. Lahan 77.000.000,00 15-04-2005 12-07-2005 88
Kompensasi Peng. Lahan 77.000.000,00 01-07-2005 10-10-2005 101
Kompensasi Peng. Lahan 77.000.000,00 15-09-2005 24-11-2005 70
2 Biaya Pengawasan Proyek (Pokok) 17.245.887,32 16-02-2005 17-02-2005 1
Biaya Pengawasan Proyek (PPN) 1.724.588,73 16-02-2005 12-07-2005 146
Biaya Pengawasan Proyek 8.250.000,00 01-03-2005 12-07-2005 133
Biaya Pengawasan Proyek 8.250.000,00 01-04-2005 10-10-2005 192
Biaya Pengawasan Proyek 8.250.000,00 02-05-2005 10-10-2005 161
3 Biaya Pengendalian Proyek (Pokok) 11.451.573,28 16-02-2005 17-02-2005 1
Biaya Pengendalian Proyek 1.145.157,33 16-02-2005 12-07-2005 146
Biaya Pengendalian Proyek 5.500.000,00 01-03-2005 12-07-2005 133
Biaya Pengendalian Proyek 5.500.000,00 01-04-2005 10-10-2005 192
Biaya Pengendalian Proyek 5.500.000,00 02-05-2005 10-10-2005 161
Atas keterlambatan tersebut telah dilakukan satu kali teguran atau penagihan pada
tanggal 12 Mei 2005 untuk kewajiban yang seharusnya dibayarkan pada tanggal 1
Maret 2005. Selanjutnya dari denda tersebut terdapat denda yang belum dibayarkan
41
sehubungan kesalahan perhitungan denda untuk pembayaran tanggal 12 Juli 2005
kurang dikenakan sebesar Rp865.062,00 dengan rincian sebagai berikut :
Perhitungan denda (Rincian di lampiran 3) Rp10.144.430,38
Denda yang dibayarkan tanggal 12 Juli 2005 Rp 9.279.368,00
Selisih Rp 865.062,38
Diketahui pula bahwa angsuran IV Kompensasi Penggunaan Lahan yang
jatuh tempo tanggal 15 September 2005 belum diterima. Atas keterlambatan tersebut
dikenakan denda sebesar 1%o per hari untuk 70 hari keterlambatan sebesar
Rp5.390.000,00 (Rincian dalam lampiran 2).
42
Hal tersebut mengakibatkan PD Pasar Jaya dirugikan sebesar
Rp76.255.062,38 (dengan rincian Kompensasi Penggunaan Lahan sebesar
Rp70.000.000,00 belum termasuk pajak dan denda yang kurang terima sebesar
Rp6.255.062,38) dan Negara dirugikan dari PPN sebesar Rp7.000.000,00 yang
belum diterima.
Hal tersebut disebabkan Sub Divisi Kas & Pajak tidak teliti melakukan
perhitungan atas pengenaan denda dan kurang aktif melakukan penagihan atas
pembayaran kewajiban dari para developer.
43
Rp13.248.875.450,74, Biaya Non Fisik sebesar Rp3.900.896.579,36, Biaya
Penyambungan PLN sebesar Rp86.436.000,00, Biaya Penyambungan PDAM
Rp7.000.000,00 dan PPN 10% (atau sebesar Rp1.324.887.545,07). Jangka waktu
pelaksanaan pembangunan adalah 15 bulan (28 Pebruari 2002 s.d. 28 Mei 2003) dan
jangka waktu pemeliharaan tiga bulan (28 Mei 2003 dan 28 Agustus 2003). Masa
pemasaran 18 bulan (28 Mei 2003 s.d. 28 Nopember 2004) dan masa hak pakai
tempat usaha berlaku 20 Tahun terhitung sejak serah terima bangunan.
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama tersebut dapat diuraikan hak dan
kewajiban kedua belah pihak sebagai berikut:
Hak dan kewajiban PD Pasar Jaya, yaitu:
a. PD Pasar Jaya berhak atas hasil peremajaan pembangunan Pasar Pluit.
b. PD Pasar Jaya berkewajiban:
- Memberikan ijin kepada developer untuk membangun dan melaksanakan
pekerjaan pembangunan peremajaan Pasar Pluit
- Memberikan ijin kepada developer untuk memasuki lokasi pasar untuk
melaksanakan serta menempatkan peralatan dan material untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan
- Membantu developer mengurus segala perijinan
- Menjaga keamanan dan kelancaran lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan
- Bertanggungjawab atas pengurusan dan pelaksanaan
penempatan/pemindahan pedagang ke tempat penampungan sementara (TPS),
dan memindahkan kembali dari TPS ke bangunan permanen, melaksanakan
sosialisasi proyek dan program pemindahan pedagang, pengundian dan
pembongkaran bangunan lama.
Hak dan kewajiban rekanan (PT GDA), yaitu:
a. PT GDA memperoleh hak untuk melakukan pemasaran tempat usaha dan
menerima serta memiliki seluruh hasil pemasaran
b. Kewajiban PT GDA:
- Membayar pembagian keuntungan dan goodwill sebesar Rp1.796.905.322,65.
- Membayar biaya pengawasan proyek sebesar Rp222.421.479,67
- Membayar biaya pengendalian teknis sebesar Rp315.491.460,53
- Membayar biaya kompensasi pensertifikatan tanah sebesar Rp49.305.000,00
- Membayar penggantian biaya pengelolaan pasar sebesar Rp72.000.000,00
44
- Membayar biaya peralatan kebersihan dan kantor berupa biaya pengadaan
peralatan kontainer sampah sebesar Rp10.000.000,00 dan biaya pengadaan
peralatan kantor sebesar Rp10.000.000,00
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Perjanjian Kerjasama, Buku Harian
Kas dan Bank, Laporan Pemantauan Pembayaran oleh Rekanan dari Divisi Kas dan
Pajak serta hasil konfirmasi lewat telepon dengan Manajer Divisi Hukum tanggal 21
Nopember 2005 menunjukkan bahwa:
a. Penunjukan dan penetapan PT GDA sebagai rekanan tidak melalui prosedur yang
seharusnya. Dalam kontrak/perjanjian kerjasama tidak disertakan dokumen-
dokumen berupa surat penetapan pemenang lelang atau penunjukan langsung PT
GDA. Kerjasama tersebut juga tidak melalui tahap kesepakatan bersama
(Memorandum of Understanding/MOU) terlebih dahulu. Tim pemeriksa tidak
dapat melakukan konfirmasi lebih jauh atas prosedur penunjukan PT GDA
sebagai rekanan karena tidak ada personal pada Divisi Hukum PD Pasar Jaya
yang mengetahui prosedur pemilihan PT GDA sebagai developer Pembangunan
dan Peremajaan Pasar Pluit (Konfirmasi telah dilakukan kepada Manajer Divisi
Hukum).
b. Sebagai perusahaan yang melakukan perikatan bisnis, PT GDA tidak
menyertakan daftar kekayaan sebagai bukti bahwa PT GDA mempunyai jaminan
atas pembangunan yang dilakukan dan tidak ada surat keterangan dari Bank yang
menyatakan PT GDA mampu secara finansial atas pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
c. Tidak ada klausul sanksi/denda atas keterlambatan penyerahan hasil pekerjaan
dan atas pembayaran kewajiban-kewajiban oleh Pihak Kedua (PT GDA).
d. PT GDA dan PD Pasar Jaya telah sepakat melakukan serah terima atas hasil
pembangunan dan peremajaan Pasar Pluit berdasarkan Berita Acara (BA) Serah
Terima Pertama No.112/1.712.6 tanggal 6 Mei 2003. Berdasarkan BA Serah
Terima tersebut PT GDA masih bertanggung jawab atas pemeliharaan selama 90
hari terhitung sejak tanggal 1 Maret 2003 dan bertanggung jawab atas jaminan
konstruksi bangunan selama lima Tahun sejak tanggal 1 Maret 2003.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas BA Serah Terima tersebut menunjukkan
bahwa hasil pekerjaan yang diserahterimakan adalah lantai 1 dan lantai 2 dari
keseluruhan 5 (lima) lantai menurut Rencana Anggaran Biaya (RAB).
45
e. Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 21 Nopember 2005, diketahui bahwa PT
GDA baru melunasi kewajibannya sebesar Rp939.573.306,85 dari keseluruhan
kewajiban sebesar Rp2.476.123.262,85. Dengan demikian terdapat tunggakan
kewajiban sebesar Rp1.536.549.956,00. Rincian pembayaran kewajiban oleh PT
GDA adalah:
No. Tanggal Nilai (Rp) Keterangan
1. 16/07/2002 89.845.266,00 Pembagian keuntungan
2. 17/01/2002 284.510.009,00 Pembagian keuntungan
3. 16/07/2002 22.421.480,00 Biaya Pengawasan
4. 19/08/2002 40.000.000,00 Biaya Pengawasan
5. 17/10/2002 40.000.000,00 Biaya Pengawasan
6. 17/12/2002 40.000.000,00 Biaya Pengawasan
7. 17/01/2003 40.000.000,00 Biaya Pengawasan
8. 16/07/2002 15.491.461,00 Biaya Pengendalian Teknik
9. 19/08/2002 60.000.000,00 Biaya Pengendalian Teknik
10. 17/10/2002 60.000.000,00 Biaya Pengendalian Teknik
11. 17/12/2002 60.000.000,00 Biaya Pengendalian Teknik
12. 17/01/2003 60.000.000,00 Biaya Pengendalian Teknik
13. 17/12/2002 24.652.500,00 Biaya Sertifikat
14. 17/01/2003 24.652.500,00 Biaya Sertifikat
15. 16/07/2002 2.000.000,00 Biaya Pengelolaan Pasar
16. 19/08/2002 14.000.000,00 Biaya Pengelolaan Pasar
17. 17/10/2002 14.000.000,00 Biaya Pengelolaan Pasar
18. 17/12/2002 14.000.000,00 Biaya Pengelolaan Pasar
19. 17/01/2003 14.000.000,00 Biaya Pengelolaan Pasar
20. 17/01/2003 10.000.000,00 Biaya Pengadaan
21. 17/01/2003 10.000.000,00 Biaya Pengadaan
Jumlah 939.573.216,00
46
No. Lantai Jenis Pekerjaan Uraian Pekerjaan Nilai (Rp)
1 Lantai 4 Pekerjaan struktur 1 bh tangga type V 17.895.467,74
2 Lantai Atap Pekerjaan struktur 2 bh tangga type V 29.431.445,33
3 Musholla & R. Pengelola 54.017.433,37
4 Ruang mesin 8.046.705,30
5 Atap R. Musholla 18.465.654,24
6 Atap R. Mesin Lift 10.266.531,00
7 Konsol lantai atap 49.208.896,44
8 Atap selasar 6.610.758,72
9 Lantai 4 Pekerjaan Arsitektur Pek Atap Overstek 32.376.670,00
10 Pekerjaan Arsitektur Pek Plafond 24.000.490,00
11 Lantai Atap Pekerjaan Arsitektur Pek dinding&plesteran 46.905.502,00
12 Pek kusen pintu/jendela 66.485220,00
13 Pek atap 195.337.740,00
14 Pek lantai 36.046.274,00
15 Pek Plafond 48.236.760,00
16 Pek Pengecatan 14.574.480,00
17 Pek sanitair legkap 125.000,00
18 Halaman Pek Sarana Luar Grill tutup saluran dr plat besi strip 14.040.000,00
19 keseluruhan Pekerjaan mekanikal Pek exhaustfan&AC 132.825.000,00
Test&commisioning 2.000.000,00
20 keseluruhan Pek sistem elevator & Pek Pengadaan & Pemasangan Elevator 1.550.000.000,00
escalator Test & cmmissioning 3.000.000,00
21 keseluruhan Telepon system Pek instalasi,fixtures dan armatures 72.275.000,00
Jumlah 2.432.171.028,14
3) Terdapat pekerjaan sarana luar yang berbeda dengan RAB akan tetapi belum
dilakukan addendum atau BA tambah kurang pekerjaan, yaitu pekerjaan
jalan/ halaman parkir (aspal hotmix) senilai Rp198.522.720,00 yang diganti
dengan paving blok.
4) Terdapat penambahan pekerjaan sesuai disposisi Manajer Divisi Hukum
tetapi tidak diperoleh bukti tambahan mengenai pekerjaan tambahan tersebut.
47
atas rencana, perubahan gambar dan rencana kerja harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama
- Pasal 15 Ayat (1) yang menyatakan Pihak Kedua (rekanan) harus
menyerahkan kepada Pihak Pertama hasil Peremajaan Pembangunan Pasar
Pluit dalam rangka serah terima paling lambat tanggal 28 Mei 2003.
48
mengenai penyelesaian pembangunan Pasar Pluit Lantai 3,4 dan Lantai Atap
berikut serah terima bangunan tersebut.
49
Dari data di atas maka diketahui bahwa jumlah fee pemasaran yang masih belum
diterima PD Pasar Jaya s.d. Juli 2005 adalah sebesar Rp279.701.238,00
(Rp383.568.515,00 - Rp103.867.277,00).
Berdasarkan konfirmasi diperoleh keterangan bahwa Sub Divisi Kas & Pajak
tidak dapat melakukan penagihan kepada PT Mutiara Permata Indah karena tidak
mempunyai dasar penagihan. Perhitungan dan hasil perhitungan dari pembagian
keuntungan hanya dilaporkan oleh SPI (Satuan Pengawas Intern) kepada para
Direktur.
50
sedang berjalan atau membentuk usaha baru dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, menggerakkan perekonomian daerah, dan
meningkatkan keuntungan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah, sesuai
dengan tugas pokok Perusahaan Daerah.
51
Oktober 2004 dengan rekanan bernama PT Deva Adhines dalam rangka
Pembangunan Dan Pengembangan Pasar Cibubur Unit Area 16 Wilayah Jakarta
Timur. Kerjasama tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama No.223/-
1.824.541 tanggal 7 Oktober 2004 senilai Rp45.886.352.700,00, terdiri dari biaya
fisik sebesar Rp36.213.160.513,00 dan biaya non fisik sebesar Rp9.673.192.186,00.
Jangka waktu pelaksanaan pembangunan adalah 12 bulan (s.d. 5 Oktober 2005) dan
jangka waktu pemeliharaan 90 hari (s.d. 3 Januari 2006). Masa pemasaran 48 bulan
terhitung sejak pembangunan proyek dan masa hak pakai tempat usaha berlaku 20
Tahun terhitung sejak serah terima bangunan.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Perjanjian Kerjasama, Buku Harian
Kas dan Bank, Laporan Pemantauan Pembayaran oleh rekanan dari Divisi Kas dan
Pajak serta hasil konfirmasi kepada pihak-pihak terkait menunjukkan bahwa:
a. Klausul perjanjian kerjasama pada Pasal 2 menyatakan bahwa Biaya Proyek
sebesar Rp45.886.352.700,00 tanpa mengenakan PPN 10% atau sebesar
Rp4.588.635.270,00.
b. Sebagai perusahaan yang melakukan perikatan bisnis, PT Deva Adhines tidak
menyertakan daftar kekayaan sebagai bukti bahwa PT Deva Adhines mempunyai
jaminan atas pembangunan yang dilakukan dan tidak ada surat keterangan dari
Bank yang menyatakan PT Deva Adhines mampu secara finansial atas pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
c. Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 22 Nopember 2005, diketahui bahwa PT
Deva Adhines baru melunasi kewajibannya sebesar Rp1.240.700.000,00 dari
keseluruhan kewajiban sebesar Rp7.531.634.000,00. Hasil analisa lebih lanjut
menunjukkan adanya kewajiban yang jatuh tempo tetapi belum dilunasi berupa
kompensasi penggunaan lahan sebesar Rp3.844.200.000,00 (per 22 Nopember
2005). Rincian pembayaran kewajiban oleh PT Deva Adhines adalah:
52
d. Atas keterlambatan pembayaran kewajiban dan penyelesaian pembangunan, PT
Deva Adhines dikenakan denda sebesar Rp2.296.922.104,62 (dengan rincian
denda sebesar Rp558.690.400,00 untuk keterlambatan pembayaran kompensasi
penggunaan lahan dan sebesar Rp1.738.231.704,62 untuk keterlambatan
penyelesaian pembangunan). Rincian perhitungan denda atas keterlambatan
pembayaran kewajiban dan keterlambatan pelaksanaan pembangunan adalah
sebagai berikut:
53
Pasal 6 Ayat 1 Huruf a yang menyatakan pihak ketiga harus memiliki bonafiditas
dan kredibilitas berbentuk bank guarantee dan minimal 40% dari nilai proyek.
c. Perjanjian Kerjasama No.223/1.824.541 tanggal 7 Oktober 2004 tentang
Pembangunan Dan Pengembangan Pasar Cibubur Area 16 Wilayah Jakarta
Timur:
1) Pasal 4 yang menyatakan Pihak Kedua berkewajiban membayar
kompensasi penggunaan lahan sebesar Rp6.407.000.000,00 belum termasuk
PPN secara angsuran :
- Angsuran I sebesar Rp640.700.000,00 pada tanggal 22 Desember 2004
- Angsuran II sebesar Rp1.281.400.000,00 pada tanggal 22 Maret 2005
- Angsuran III sebesar Rp1.281.400.000,00 pada tanggal 22 Juni 2005
- Angsuran IV sebesar Rp1.281.400.000,00 pada tanggal 21 Oktober
2005
2) Pasal 15 Ayat (1) yang menyatakan Pihak Kedua (rekanan) harus
menyerahkan kepada Pihak Pertama hasil Pembangunan dan
Pengembangan Bangunan Pasar Cibubur dalam rangka serah terima paling
lambat tanggal 5 Oktober 2005.
3) Pasal 17 Ayat (1) dan (2) yang menyatakan bahwa rekanan akan dikenai
denda sebesar 1%o per hari terhadap setiap hari keterlambatan laporan
penyelesaian pekerjaan dari nilai fisik proyek dan 1%o per hari terhadap
setiap hari untuk keterlambatan pembayaran kewajiban yang jatuh tempo.
54
b. PD Pasar Jaya lalai dalam menerapkan prosedur pemilihan rekanan dan kurang
tegas dalam menerapkan klausul sanksi/denda kepada rekanan.
PD Pasar Jaya pada Tahun 2003 melakukan perikatan kerja sama di depan
Notaris Yualita Widyadhari, SH dengan PT Priamanaya Djan International dalam
rangka Pembangunan Pasar Tanah Abang Blok A, Sebagian Blok C dan Blok E Serta
Jembatan Antara Blok A dan Blok D Beserta Seluruh Fasilitas Penunjang
(Mekanikal Dan Elektrikal) Dan Fasilitas Umum Berikut Prasarana, Sarana Serta
Utilitas Lainnya. Kerjasama tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama. No.1.-
tanggal 20 Oktober 2003 senilai Rp777.184.000.000,00 terdiri dari Biaya Fisik
sebesar Rp556.766.882.475,60, PPN 10% atas Biaya Fisik atau sebesar
Rp55.676.688.247,56 dan Biaya Non Fisik sebesar Rp164.740.990.825,92.
55
Perjanjian kerjasama tersebut didasarkan pada kesepakatan bersama/Memorandum
Of Understanding (MOU) No.264/1.824.541 tanggal 24 September 2003. Jangka
waktu pelaksanaan pembangunan adalah 18 bulan sejak diperolehnya semua ijin
secara lengkap dan dilakukannya pemancangan tiang pertama pembangunan atau
selambat-lambatnya 15 Desember 2003 dan jangka waktu pemeliharaan 90 hari
kalender. Masa pemasaran berhak dilakukan PT Priamanaya selama dilaksanakannya
pembangunan dan selama masa pengelolaan. Jangka waktu pengelolaan dan
pemeliharaan bangunan selama 5 (lima) Tahun terhitung sejak dimulainya
pembangunan.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Perjanjian Kerjasama, Buku Harian
Kas dan Bank, Laporan Pemantauan Pembayaran oleh rekanan dari Divisi Kas dan
Pajak serta hasil konfirmasi kepada Manajer Divisi Hukum tanggal 21 Oktober 2005
menunjukkan bahwa:
a. Perhitungan PPN sebesar 10% hanya dikenakan terhadap perhitungan Biaya Fisik,
sementara Biaya Non Fisik sebesar Rp164.740.990.825,92 belum dikenakan PPN
10%. Atas pengenaan PPN tersebut, belum diperoleh bukti pembayarannya oleh
PT Priamanaya.
b. Klausul perjanjian kerjasama pada Pasal 4 Ayat 4.1 menyatakan bahwa
pembayaran kompensasi penyediaan tanah dilakukan secara bertahap:
− Tahap pertama sebesar Rp30.000.000.000,00 pada saat penandatanganan
perjanjian dan sebesar Rp30.000.000.000,00 dengan cara penyetoran ke
rekening penampung.
− Tahap kedua sebesar Rp60.000.000.000,00 akan dibayar pada saat
penandatanganan Berita Acara Serah Terima Pertama bangunan.
Kompensasi penyediaan tanah sebesar Rp30.000.000.000,00 yang seharusnya
dibayarkan pada saat penandatanganan perjanjian (20 Oktober 2003) baru
dibayarkan tanggal 23 Nopember 2003 (berdasarkan mutasi transaksi harian
Bank Mandiri). Serah Terima Pertama bangunan juga belum dilakukan sampai
dengan batas akhir pelaksanaan (Bulan Juni 2005).
c. Klausul perjanjian kerjasama pada Pasal 11 Angka 11.3 menyatakan bahwa
pengalihan hak pengelolaan dan penyerahan hak kepemilikan akan dilakukan
dengan persyaratan sekurang-kurangnya 95% dari tempat usaha/kios telah
terjual/terpasarkan. Apabila tempat usaha/kios yang terjual belum mencapai 95%
maka PD Pasar Jaya sepakat memperpanjang masa pengelolaan masing-masing
56
untuk jangka waktu satu Tahun s.d. penjualan mencapai 95%, dengan ketentuan
rekanan mengajukan permohonan tertulis kepada PD Pasar Jaya sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa pengelolaan.
Klausul tersebut dapat diartikan bahwa hak pengelolaan dan hak kepemilikan
baru akan diserahkan kembali kepada PD Pasar Jaya apabila penjualan tempat
usaha telah mencapai 95%. Berdasarkan konfirmasi lisan kepada Asisten
Manajer Administrasi Area 1 menyatakan bahwa sampai dengan pemeriksaan,
tanggal 23 Nopember 2005, Area 1 belum pernah menerima laporan
pemasaran/laporan hasil penjualan tempat usaha/kios dari PT Priamanaya.
d. Klausul perjanjian kerjasama pada Pasal 12 Angka 12.1 menyatakan bahwa PD
Pasar Jaya akan menunjuk Konsultan Pengawas untuk melakukan pengawasan
pelaksanaan proyek, dengan biaya didasarkan pada pembayaran nilai aktual (riil)
yang dibayarkan oleh PT Priamanaya. Hasil analisa lebih lanjut menunjukkan
bahwa tidak ada pasal lain yang mengatur tata cara pembayaran Konsultan
Pengawas.
e. Tidak ada klausul sanksi/denda atas keterlambatan penyerahan hasil pekerjaan
dan atas pembayaran kewajiban-kewajiban oleh Pihak Kedua (PT Priamanaya).
f. Sampai dengan 21 Oktober 2005 belum dilakukan Addenddum atas Perjanjian
Kerjasama sebelumnya, yang ada baru berupa surat persetujuan Direksi dan
sampai dengan pemeriksaan, tanggal 22 Nopember 2005, tim pemeriksa belum
pernah menerima Addenddum.
g. Sampai dengan pemeriksaan, tanggal 22 Nopember 2005, belum dilakukan Serah
Terima atas hasil pembangunan, sementara berdasarkan perjanjian pelaksanaan
pembangunan selambat-lambatnya berakhir Bulan Juni 2005 (18 Bulan sejak
pemancangan tiang pertama pembangunan).
h. Hasil pemeriksaan fisik di lapangan, tanggal 15 Nopember 2005, menunjukkan
bahwa pembangunan belum selesai dan masih terdapat pekerjaan di lantai 12 A.
Sedangkan berdasarkan laporan bulanan Konsultan Pengawas PT Ciriajasa CM
Bulan September 2005 diketahui pekerjaan mencapai 100% untuk pekerjaan
pondasi dan D-wall, 100% untuk pekerjaan struktur, 95,054% untuk pekerjaan
arsitektur dan 94,07% untuk pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal (M/E).
i. Sampai dengan tanggal 22 Nopember 2005, PT Priamanaya baru menyelesaikan
kewajibannya sebesar Rp80.000.000.000,00 dari keseluruhan kewajiban berupa
57
kompensasi penyediaan tanah sebesar Rp150.000.000.000,00 belum termasuk
PPN, dengan rincian pembayaran sebagai berikut:
− Tanggal 23 Oktober 2003 sebesar Rp30.000.000.000,00 berdasarkan bukti
berupa mutasi transaksi dari Bank Mandiri, tanpa disertai bilyet giro.
Transaksi yang dilakukan adalah overbooking.
− Tanggal 5 Januari 2004 sebesar Rp30.000.000.000,00 dengan bukti bilyet
giro nomor AA724584 tanggal jatuh tempo 27 Nopember 2003 yang dicatat
oleh Sub Divisi Akuntansi sebagai pemindahbukuan atas pencairan bilyet
giro tersebut.
− Tanggal 21 Oktober 2005 sebesar Rp10.000.000.000,00 dengan bukti bilyet
giro nomor BH 325955.
− Tanggal 11 November 2005 sebesar Rp10.000.000.000,00 dengan bukti
bilyet giro nomor BH 328510.
i. Klausul perjanjian kerjasama pada Pasal 26 menyatakan PT Priamanaya tidak
dapat mengalihkan sebagian atau seluruh kerjasama yang tertuang dalam
perjanjian kerjasama kepada pihak ketiga manapun tanpa persetujuan tertulis dari
PD Pasar Jaya. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan bahwa
pembangunan dilaksanakan oleh beberapa kontraktor dan bahkan untuk
pekerjaan elevator dilakukan oleh PT Superhelindo Jaya, sub kontraktor dari PT
Jaya Kencana. Atas pengalihan tersebut, PD Pasar Jaya belum pernah membuat
persetujuan tertulis karena tidak pernah ada permohonan persetujuan dari PT
Priamanaya.
58
c. Perjanjian Kerjasama No.1 tanggal 20 Oktober 2003 tentang Pembangunan Pasar
Tanah Abang Blok A:
− Pasal 4 yang menyatakan bahwa PT Priamanaya berkewajiban membayar
kompensasi penyediaan tanah sebesar Rp150.000.000.000,00, tahap
kedua/terakhir dilakukan pada saat Serah Terima pembangunan.
− Pasal 11 Angka 11.1 Ayat (1) yang menyatakan bahwa pembangunan proyek
akan diselesaikan dalam 18 bulan terhitung sejak diperolehnya ijin dan
dilakukannya pemancangan tiang pertama pembangunan atau selambat-
lambatnya 15 Desember 2003.
− Pasal 26 yang menyatakan bahwa PT Priamanaya tidak dapat mengalihkan
sebagian atau seluruh kerjasama yang tertuang dalam perjanjian kepada pihak
ketiga manapun tanpa persetujuan tertulis dari PD Pasar Jaya.
59
c. Serah Terima pembangunan Blok A yang mundur tanpa batasan waktu yang pasti
dan sampai melebihi jangka waktu dalam kontrak.
d. PD Pasar Jaya lalai dalam mencantumkan klausul sanksi/denda dalam perjanjian.
60
Rp34.707.100.056,09, Biaya Non Fisik sebesar Rp6.085.995.942,14, dan Biaya
Penyambungan PLN sebesar Rp122.225.000,00, yang ditanggung sepenuhnya oleh
PT MPI.
Jangka waktu pelaksanaan kerja sama terdiri dari:
− Masa persiapan 3 bulan, mulai tanggal 1 Juli 2003 s.d. 1 Oktober 2003;
− Masa pelaksanaan 36 bulan, mulai tanggal 2 Oktober 2003 s.d. tanggal 2
Oktober 2006;
− Masa pemasaran, yang telah disesuaikan dengan Addendum Perjanjian No.16/-
1.824.541, 60 bulan, mulai tanggal 2 Oktober 2003 s.d. 2 Oktober 2008.
Atas kerja sama ini, Pihak PT MPI mempunyai beberapa kewajiban kepada
PD Pasar Jaya antara lain:
− Pembagian keuntungan proporsional sesuai dengan pemasaran tiap triwulan,
− Pembagian fee pemasaran,
− Biaya pengawasan,
− Biaya pengendalian teknis,
− Penggantian Biaya Pengelolaan Pasar.
Untuk pembagian keuntungan dan fee pemasaran, Satuan Pengawasan Intern (SPI)
PD Pasar Jaya secara periodik melakukan perhitungan berdasarkan Laporan
Pemasaran dari pihak PT MPI. Addendum atas perjanjian mengatur tentang
kesepakatan bersama atas besarnya fee pemasaran, akan tetapi addenddum tersebut
tidak meniadakan kewajiban PT MPI dalam pembagian keuntungan kepada PD Pasar
Jaya.
Selama periode berjalan, Pihak PT MPI secara rutin membayarkan setoran
fee pemasaran pada Pihak PD Pasar Jaya. Namun belum sekali pun membayar
setoran untuk pembagian keuntungan. Berdasarkan Laporan SPI No.45/1.91 tanggal
24 Februari 2005 tentang Laporan Analisa Pembagian Keuntungan PD Pasar Jaya
Atas Kerja Sama Pembangunan/Peremajaan Pasar Cipulir, Pihak PT MPI sampai
dengan Triwulan IV Tahun 2004 mempunyai tunggakan kewajiban untuk membayar
pembagian keuntungan kepada PD Pasar Jaya sebesar Rp2.394.099.178,00. Laporan
ini tembusannya disampaikan kepada para Direktur PD Pasar Jaya.
61
Dari hasil perhitungan pembagian keuntungan secara proporsional dari hasil
pemasaran, pembagian keuntungan yang menjadi hak PD Pasar Jaya sampai dengan
Juli 2005 adalah sebesar Rp8.841.100.836,14:
Prosentase Pembagian
Periode Nilai Penjualan
(%) Keuntungan
04 Februari s.d. 30 April 2004 Rp20.857.262.825,00 72,03 40 Rp6.009.394.565,14
01 Mei s.d. 31 Juli 2004 Rp 3.972.337.600,00 72,03 40 Rp1.144.509.909,31
01 Agustus s.d. 31 Oktober 2004 Rp 2.629.124.050,00 72,03 40 Rp 757.503.221,29
01 November 2004 s.d. 31 Januari 2005 Rp 2.639.546.500,00 72,03 40 Rp 760.506.137,58
01 Februari s.d. 30 April 2005 Rp 271.814.950,00 72,03 40 Rp 78.315.323,39
01 Mei s.d. 31 Juli 2005 Rp 315.395.250,00 72,03 40 Rp 90.871.679,43
Total Rp30.685.481.175,00 Rp8.841.100.836,14
62
− Pasal 2 yang menyatakan bahwa dasar kerja sama adalah untuk memenuhi
kepentingan kedua belah pihak dengan mengadakan ikatan, yaitu :
1) Untuk kepastian hukum dan rasa aman mematuhi ketentuan tertulis yang
telah disetujui bersama,
2) Memberikan manfaat dan keuntungan yang proporsional dan wajar bagi
kedua belah pihak.
− Pasal 3 yang menyatakan bahwa maksud dan tujuan kerja sama adalah untuk
meningkatkan profitabilitas, efisiensi, produktivitas dan efektivitas PD Pasar
Jaya dalam upaya menjalankan dan mengembangkan usaha.
− Pasal 4 butir (6) yang menyatakan bahwa tujuan kerja sama adalah saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak.
c. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.39 Tahun 2002
tentang Ketentuan Pelaksanaan Kerjasama Perusahaan Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dengan Pihak Ketiga Pasal 4 yang menyatakan bahwa
tujuan kerjasama adalah untuk mengembangkan usaha yang sudah ada atau
sedang berjalan atau membentuk usaha baru dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, menggerakkan perekonomian daerah, dan
meningkatkan keuntungan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah, sesuai
dengan tugas pokok Perusahaan Daerah.
63
belum memperoleh hitungan pembagian keuntungan tersebut dan belum menerima
bukti pembayaran sebesar Rp1.329.836.380,00.
64
tanggal 5 Februari s.d. 30 April 2003, dan masa pelaksanaan 36 bulan, mulai tanggal
1 Mei 2003 s.d. 30 April 2006.
Jumlah Netto
No. Jenis Kewajiban Angsuran Nilai (Rp) PPN (Rp) PPh Ps 23 (Rp) Tgl Bayar
(Rp)
- Pembagian Keuntungan Pembayaran 1 780.890.577,11 0 117.133.586,57 663.756.990,54 05-02-2003
Untuk Angsuran 1 s.d. Angsuran 30 dibayarkan tiap bulan tiap tanggal 10 dari bulan Okt 2003 420.486.837,88
s.d Maret 2006 sebesar
- Biaya Studi Penelitian Angsuran I 48.780.487,80 4.878.048,78 3.658.536,59 50.000.000,00 05-02-2003
Angsuran II 43.791.574,28 4.379.157,43 3.284.368,07 44.886.363,64 01-12-2003
Angsuran III 43.791.574,28 4.379.157,43 3.284.368,07 44.886.363,64 01-05-2004
- Biaya Pengawasan Pembayaran I 264.057.487,19 26.405.748,72 10.562.299,49 279.900.936,42 05-02-2003
Untuk Angsuran 1 s.d. Angsuran 30 dibayarkan tiap bulan tiap tanggal 10 dari bulan Okt 2003 76.112.807,09
s.d Maret 2006 sebesar
- Biaya Pengendalian Pembayaran I 374.549.627,23 37.454.962,72 14.981.985,09 397.022.604,86 05-02-2003
Teknik
Untuk Angsuran 1 s.d. Angsuran 30 dibayarkan tiap bulan tiap tanggal 10 dari bulan Okt 2003 107.961.432,60
s.d Maret 2006 sebesar
- Kompensasi Pembayaran I 136.170.212,77 5.446.808,51 13.617.021,28 128.000.000,00 05-02-2003
Penggunaan Lahan
Untuk Angsuran 1 s.d. Angsuran 30 dibayarkan tiap bulan tiap tanggal 10 dari bulan Okt 2003 35.840.000,00
s.d Maret 2006 sebesar
Dari pemeriksaan diketahui bahwa pembayaran kewajiban sering
mengalami keterlambatan, sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Lama
No. Jenis Kewajiban Nilai (Rp) Jatuh Tempo Dibayarkan
Tertunggak
1. Angsuran IV 640.401.076,00 10-01-2004 12-01-2004 2 hari
2. Angsuran V 640.401.076,00 10-02-2004 10-02-2004 0 hari
3. Angsuran VI (tidak ada STSU) 10-03-2004 hari
4. Angsuran VII 640.401.076,00 10-04-2004 12-04-2004 2 hari
5. Angsuran VIII 640.401.076,00 10-05-2004 13-05-2004 3 hari
6. Angsuran IX 640.401.076,00 10-06-2004 10-06-2004 0 hari
7. Angsuran X 640.401.076,00 10-07-2004 14-07-2004 4 hari
8. Angsuran XI 794.151.076,00 10-08-2004 16-08-2004 6 hari
9. Angsuran XII 642.688.736,00 10-09-2004 10-09-2004 0 hari
65
10. Angsuran XIII 642.688.736,00 10-10-2004 12-10-2004 2 hari
11. Angsuran XIV 528.448.269,00 10-11-2004 12-11-2004 2 hari
114.240.467,00 10-11-2004 23-11-2004 13 hari
12. Angsuran XV 642.688.736,00 10-12-2004 13-12-2004 3 hari
13. Angsuran XVI 642.688.736,00 10-01-2005 11-01-2005 1 hari
14. Angsuran XVII 642.688.736,00 10-02-2005 11-02-2005 1 hari
15. Angsuran XVIII 642.688.736,00 10-03-2005 10-03-2005 0 hari
16. Angsuran XIX 642.688.736,00 10-04-2005 12-04-2005 2 hari
17. Angsuran XX 642.688.736,00 10-05-2005 11-05-2005 1 hari
18. Angsuran XXI 642.688.736,00 10-06-2005 10-06-2005 0 hari
19. Angsuran XXII 642.688.736,00 10-07-2005 12-07-2005 2 hari
20. Angsuran XXIII 642.688.736,00 10-08-2005 10-18-2005 0 hari
21. Angsruan XXIV 642.688.736,00 10-09-2005 14-09-2005 4 hari
22. Angsruan XXV 642.688.736,00 10-10-2005 10-10-2005 0 hari
23. Angsuran XXVI 642.688.736,00 10-11-2005 10-11-2005 0 hari
66
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Direksi PD Pasar Jaya No.420/2003 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Kerjasama Perusahaan Daerah Pasar Jaya dengan Pihak Ketiga:
− Pasal 2 yang menyatakan bahwa dasar kerjasama adalah untuk memenuhi
kepentingan kedua belah pihak dengan mengadakan ikatan, yaitu:
1) Untuk kepastian hukum dan rasa aman mematuhi ketentuan tertulis yang
telah disetujui bersama,
2) Memberikan manfaat dan keuntungan yang proporsional dan wajar bagi
kedua belah pihak.
− Pasal 3 yang menyatakan maksud dan tujuan kerjasama adalah untuk
meningkatkan profitabilitas, efisiensi, produktifitas dan efektivitas PD Pasar
Jaya dalam upaya menjalankan dan mengembangkan usaha.
− Pasal 4 Ayat 6 yang menyatakan bahwa tujuan kerjasama adalah saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak.
b. Keputusan Direksi Perusahaan Daerah Pasar Jaya No.420 Tahun 2003 tanggal 28
Februari 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Kerjasama Perusahaan Daerah
Pasar Jaya dengan Pihak Ketiga, Pasal 8 Ayat 5 tentang Prosedur Kerjasama
yang menyatakan bahwa atas dasar persetujuan Badan Pengawas Perusahaan
Daerah Pasar Jaya disusun perjanjian kerjasama yang memuat antara lain :
1) Bentuk kerjasama
2) Obyek kerjasama
3) Hak dan kewajiban serta resiko dari pihak ketiga
4) Jangka waktu kerjasama
5) Force majeur
6) Sanksi dan denda
7) Pembatalan Perjanjian
8) Penyesalan perselisihan
9) Kompensasi kerjasama
10) Addendum Perjanjian
11) Beban pajak dan bea materai
12) Dan lain-lain yang dianggap perlu
13) Penutup.
c. Pasal 17 Addendum Perjanjian No.43/-1.824.541 tanggal 5 Februari 2005:
67
− ayat 1 yang menyatakan bahwa Pihak Kedua harus melaksanakan pekerjaan
tambah kurang sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 Perjanjian No.033/-
1.824.541 tanggal 31 Januari 2002,
− ayat 2 yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pekerjaan tambah
kurang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal adalah pekerjaan di luar
RAB, gambar, dan spesifikasi yang telah disepakati.
68
b. Manajer Divisi Keuangan dan Asisten Manajer Sub Divisi Kas dan Pajak supaya
lebih tegas dan cermat dalam melakukan pengendalian dan penagihan kepada
rekanan yang sudah jatuh tempo.
c. Manajer Teknik yang kurang aktif memantau pekerjaan tambah kurang yang
dilakukan rekanan pelaksana.
69