Professional Documents
Culture Documents
disarikan dari Collinson, JD dan DB Thompson. 1982. Sedimentary Structures. London: Allen & Unwin. Hlm 59104.
Berbagai struktur sedimen yang berkembang dalam pasir dan batupasir, baik pasir dan batupasir silisiklastik maupun kalkarenit, mencerminkan berbagai proses pengangkutan. Struktur-struktur itu merupakan indikator tipe dan kekuatan arus yang mengangkut dan mengendapkan sedimen. Medium pengangkut pasir dapat berupa air atau udara. Pengendapan pasir umumnya terjadi karena (1) melemahnya arus pengangkut beban dasar; (2) melemahnya arus pengangkut beban suspensi; (3) bertambahnya pasokan sedimen ke dalam suatu aliran tunak sedemikian rupa sehingga aliran itu menjadi kelebihan beban dan beban yang berlebih itulah yang kemudian diendapkan. Setelah terjadi penurunan posisi pasir, sehingga statusnya berubah dari beban suspensi menjadi beban dasar, pasir terus didorong sebelum akhirnya diendapkan. Untuk menggolongkan struktur sedimen yang ada dalam pasir, kami mengadopsi sebuah skema yang sebagian bersifat deskriptif dan sebagian lagi bersifat interpretatif. Sedimen piroklastik berukuran pasir juga dapat membentuk berbagai struktur yang akan dijelaskan pada bab ini. Sebagian endapan piroklastik juga akan dibahas pada Bab 7. GELEMBUR DAN LAMINASI SILANG-SIUR Tinjauan Umum Gelembur (ripple) merupakan gelombang yang lebih kurang teratur dan terletak pada permukaan pasir atau pada bidang perlapisan batupasir. Panjang gelombang gelembur biasanya kurang dari 50 cm dan reliefnya jarang yang lebih dari 3 cm. Gelombang yang mirip dengan itu, namun memiliki ukuran yang lebih besar, disebut gumuk (dune) atau gelombang pasir (sandwave). Gelembur memperlihatkan bentuk yang beragam. Bentuk gelembur tertentu berkaitan dengan proses sedimentasi yang tertentu pula dan, oleh karenanya, dapat digunakan untuk menafsirkan kondisi-kondisi pengendapan. Laminasi silang-siur (cross-laminatiion) adalah laminasi internal yang berkembang dalam batupasir sebagai akibat bermigrasinya gelembur. Laminasi ini dapat terlihat baik pada bidang perlapisan batuan pada bidang yang tidak sejajar dengan bidang perlapisan. Pola-pola laminasi silang-siur yang terbentuk dari gelembur tertentu seringkali bersifat khas dan, oleh karena itu, dapat digunakan untuk menafirkan kondisi-kondisi pengendapan. Material Meskipun gelembur dan laminasi silang-siur terutama terbentuk dalam sedimen berukuran pasir, namun gejala itu juga dapat terbentuk dalam lanau kasar. Gelembur dan laminasi silang-siur paling sering terbentuk dalam pasir berbutir halus-sedang. Struktur ini jarang terbentuk dalam batuan yang disusun oleh partikel-partikel yang diameternya lebih besar dari diameter pasir kasar, kecuali apabila struktur itu terbentuk akibat aksi gelombang atau angin yang kuat. Morfologi Gelembur Gelembur dicandra berdasarkan kenampakannya (1) pada permukaan endapan atau pada bidang perlapisan; dan (2) pada penampang melintang (gambar 1). Perbedaan penting antara gelembur setangkup (symmetrical ripple) dengan gelembur taksetangkup (asymmetrical ripple) terletak pada kenampakan penampang melintangnya. Meskipun ungkapan yang menyatakan bahwa gelembur setangkup terbentuk oleh aksi gelombang dan gelembur tak-setangkup terbentuk oleh arus searah memang mengandung kebenaran, namun kenyataan sebenarnya lebih kompleks dari itu. Aspek lain yang penting untuk diketahui untuk menafsirkan gelembur adalah pola yang
diperlihatkannya pada permukaan endapan atau pada bidang perlapisan, terutama bentuk dan kesinambungan garis puncaknya. Kita perlu selalu mengukur dan memerikan morfologi gelembur secara mendetil karena hal itu sangat bermanfaat. Hasil pengukuran itu dapat dikombinasikan sedemikian rupa sehingga kita dapat mengetahui angka-angka indeks yang mengindikasikan proses utama yang menyebabkan terbentuknya struktur tersebut, meskipun tafsiran yang diperoleh mungkin tidak terlalu spesifik (gambar 2). Hubungan antara kenampakan profil gelembur dengan bentuk dan kesinambungan garis puncaknya sangat kompleks. Gelembur setangkup umumnya memiliki memiliki puncak yang lurus dan agak menerus. Namun tidak demikian sebaliknya. Tidak semua gelembur berpuncak lurus dan menerus merupakan gelembur setangkup; sebagian gelembur berpuncak lurus merupakan gelembur tak setangkup. Gelembur dengan puncak yang berkelok kuat (highly sinuous crest) (gambar 2) dan gelembung yang memiliki bentuk tiga dimensi, misalnya gelembur linguoid, biasanya memiliki profil yang tak-setangkup. Gelembur ini memiliki sisi hilir yang curam dan cekung ke atas serta sisi hulu yang lebih landai dan cembung ke tas. Gelembur seperti itu terbentuk akibat arus searah. Walau demikian, ada suatu kontinum gelembur arus tak-setangkup, mulai dari gelembur berpuncak lurus hingga gelembur berpuncak sinusoidal dan linguoid. Pada sisi hulu gelembur itu dapat ditemukan lekukan dan tonjolan kecil yang berbaris pada arah yang lebih kurang tegak lurus terhadap garis puncak gelembur tersebut. Lekukan-lekukan pada sisi hilir gelembur,