You are on page 1of 10

12

BAB III PEMBENTUKAN DEPARTEMEN PERTANIAN

Di bawah kepemimpinan Dr. Melchior Treub, Kebun Raya Bogor tumbuh dan berkembang dengan pesat di berbagai bidang ilmu pengetahuan murni maupun pengetahuan terapan. Perhatian yang lebih besar dari kegiatan-kegiatan Kebun Raya cenderung diarahkan pada pembangunan pertanian sebagai sumber pendapatan yang paling utama di HindiaBelanda. Dari hasil pertanian itulah yang menjadi poros gerak roda kehidupan ekonomi di Hindia-Belanda, seperti kegiatan perdagangan, perbankan, industri, dan transportasi. Sudah selayaknya bahwa kemajuan dan kemakmuran masyarakatnya tergantung pada hasil pertanian. Selama masa pemerintahan Hindia-Belanda sebelum tahun 1900, sangat sedikit sekali upaya pemerintah untuk memperbaiki usahatani bagi masyarakat pribumi. Pada saat itu usahatani masyarakat pribumi dilaksanakan secara tradisional. Para petani pribumi, umumnya berkeyakinan bahwa apa yang telah diperolehnya sudah cukup menguntungkan dan mencukupi kebutuhan hidupnya. Demikianlah gambaran umum, keadaan masyarakat petani pribumi sebelum tahun 1900. Dengan adanya persaingan dengan negara-negara tropis lainnya atau dengan hasil-hasil pertanian yang sama juga dihasilkan oleh negara-negara sub-tropis, mendorong para pemilik perkebunan besar Hindia-Belanda melakukan perbaikan metodametoda pertanian agar supaya mereka mampu meningkatkan produksinya, lebih baik mutunya dan lebih murah. Upaya-upaya seperti tersebut di atas, diharapkan pemerintah agar dapat pula dilakukan oleh para petani pribumi. Karena tidak ada Perguruan Tinggi Pertanian di HindiaBelanda pada saat itu, Kebun Raya Bogor adalah satu-satunya kelembagaan yang diharapkan akan dapat memberikan pendidikan pertanian yang diperlukan dalam upaya mencapai metoda pertanian yang lebih rational. Direktur Kebun Raya, Dr. Melchior Treub, mengajukan rencana pembangunan pertanian yang lebih rational, ia menyampaikan rencananya kepada Direktur Departemen Pendidikan, Agama, dan Kerajinan. Namun Departemen tersebut, kurang berminat di bidang pertanian. Karena kurang mendapat perhatian dari Departemen Pendidikan, DR. Melchior Treub Agama dan Kerajinan, kemudian Direktur Kebun Raya

13 berpendapat bahwa rencana pembangunan pertanian yang lebih rational harus terlaksana agar pembangunan pertanian tidak terhambat; oleh karena itu perlu secepatnya meletakkan dasardasar kebijaksanaan pembangunan pertanian di daerah-daerah yang menunjang tercapainya masyarakat pribumi yang lebih sejahtera. Sebagai Direktur Kebun Raya, Dr. Melchior Treub yakin bahwa hambatan tersebut hanya dapat dipecahkan dengan cara membentuk kelembagaan baru yang berdiri sendiri, yaitu Departemen Pertanian. Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, W. Rooseboom, memanggil Direktur Kebun Raya sehubungan dengan keinginan dan cita-citanya untuk membentuk Departemen baru yang menangani dan mengurusi bidang pertanian. Atas permintaan Gubernur Jenderal, kemudian pada tanggal 30 Januari 1902, Direktur Kebun Raya menyampaikan rencana tentang pembentukan Departemen Pertanian. Mengenai rencana pembentukan Departemen Pertanian di Hindia-Belanda ini akan dihubungkan dengan pertanian rakyat dan perkebunan yang merupakan sumber pendapatan paling penting, kemudian Direktur Kebun Raya mengajukan tiga alasan, yaitu : 1. Karena hampir tidak ada persaingan antara produksi pertanian rakyat dan perkebunan di pasaran dunia serta dengan adanya kesuburan tanah yang baik, mendorong penduduk pribumi untuk mengusahakan pertanian tanaman pangan tanpa harus menerapkan dengan sungguh-sungguh cara bercocok tanam yang lebih baik. 2. Karena dampak perkembangan situasi pasar komoditi eksport mendorong adanya Sistem Tanam Paksa, yakni sistem yang mewajibkan penduduk pribumi untuk menanam tanaman eksport atas kehendak pemerintah Hindia-Belanda. Sistem tanam paksa ini ternyata tidak dapat mendorong minat petani untuk menerapkan cara bercocok tanam yang lebih baik. 3. Seringkali Kebun Raya mendapat tugas untuk melakukan tugas sebagai suatu departemen Pertanian meskipun dalam skala tugas yang sangat terbatas yaitu pada saatsaat keadaan pertanian rakyat mendapat ancaman kerugian. Pada saat demikian kemudian timbul permintaan pemerintah dan petani kepada Kebun Raya untuk mengatasi kesulitan mereka. Kesemua itu mengharap dan menggantungkan bantuan kepada Kebun Raya. Dengan semakin meningkatnya persaingan komoditi pekebunan di satu pihak dan ancaman peledakan jumlah penduduk di pihak lain, akan mendorong untuk segera dilakukan usaha-usaha guna meningkatkan produksi pertanian. Hal tersebut dirasakan sebagai tantangan

14 yang semakin dirasakan oleh Kebun Raya. Sebagai Direktur Kebun Raya, Dr .Melchior Treub kemudian menyusun langkah-langkah yang harus segera dilakukan secara lebih terinci yaitu hal-hal yang berkenaan dengan pengembangan pertanian bagi penduduk pribumi, dan juga halhal tentang pengembangan perkebunan besar. Karena saat itu kedudukan pertanian di bidang perkebunan di Hindia-Belanda sangat dominan, maka pengembangan pertanian perkebunan besar perlu mendapat perhatian pula untuk dapat dicakup dalam Departemen Pertanian. Sekiranya Departemen baru itu dapat diwujudkan, maka peran serta Kebun Raya dalam bidang pengembangan pertanian akan berkurang sehubungan dengan ditingkatkannya kedudukan kelembagaan Kebun Raya menjadi Departemen Pertanian. Kelembagaan Departemen yang baru itu nantinya akan memberikan saran-saran secara langsung kepada Pemerintah Hindia-Belanda mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pertanian. Lembaga Departemen baru tersebut tidak dimaksudkan hanya sebagai lembaga pelaksana administrasi saja, akan tetapi Departemen Pertanian itu merupakan kelembagaan pemerintah yang mempunyai kewenangan tertinggi di bidang urusan pertanian. Sekiranya pemerintah Hindia-Belanda dapat menyetujui rencana pembentukan Departemen Pertanian maka upaya penyiapan sarana dan prasarana untuk mewujudkannya perlu segera dimulai. Dalam hal ini, Kebun Raya kemudian ditunjuk oleh pemerintah dan diberi tugas sebagai unsur inti dari departemen baru yang akan dibentuk itu. Oleh sebab itu departemen baru seharusnya berkedudukan di Bogor. Direncanakan dalam Departemen Pertanian itu akan dibentuk unit kerja yang menangani budidaya padi sebagai bagian dari departemen. Sedangkan lembaga-;embaga yang telah ada akan menjadi bagian dari Departemen Pertanian, demikian pula unit kerja yang ada di daerah akan dikoordinasi oleh Departemen Pertanian. Namun demikian, Kebun Raya Bogor masih tetap sebagai lembaga mandiri yang tidak berada di bawah Departemen Pertanian. Agar lembaga Departemen Pertanian nanti mempunyai dayaguna dan hasil guna yang lebih tinggi, Dr. Melchior Treub mengajukan saran sebagai berikut : 1. Lembaga Kebun Raya Bogor dan lembaga-lembaga lain di bawah Kebun Raya yang telah ada sebelumnya, tidak dibubarkan dan dilebur ke dalam Departemen Pertanian. Akan tetapi, lembaga-lembaga tersebut hendaknya masih tetap dijadikan bagian dari Kebun Raya. 2. Bahwa Direktur Kebun Raya Bogor hendaknya ditunjuk dan ditetapkan sebagai Direktur Departemen Pertanian yang baru itu. Saran adanya jabatan rangkap tersebut karena

15 keberhasilan Departemen Pertanian berkaitan erat dengan tugas dan fungsi Kebun Raya beserta satuan-satuan unit kerjanya. Pada tanggal 14 April 1902, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda yatu W. Rooseboom mengirm surat kepada Menteri Urusan Jajahan (Th.A.J. Van Wijck) di Haque Negeri Belanda. Surat tersebut memuat tentang keinginan untukmenambah sebuah Departemen baru di HindiaBelanda guna menangani hal-hal yang sangat penting yang berkenaan dengan pertanian. Gubernur Jenderal menjelaskan pula adanya semakin meningkatnya kesulitan yang dialami perkebunan besar milik orang-orang Eropa dan juga pertanian milik penduduk bumiputera yang segera harus mendapat bimbingan yang serius dan efisien oleh tenaga-tenaga ahli sebagai suatu upaya yang sangat diperlukan guna meningkatkan produktivitas pertanian sesuai dengan kehendak masyarakat dan Pemerintah Hindia-Belanda. Sampai saat itu (1902), pengelolaan urusan pertania dipercayakan oleh pemerintah Hindia-Belanda kepada Departemen Dalam Negeri. Demikian pula pegawai-pegawai pemerintah yang memberikan bimbingan pertanian adalah aparat Departemen Dalam Negeri yang juga mempunyai tugas-tugas lain selain urusan pertanian. Karena tugas terhadap pamong praja tersebut sangat luas cakupannya, maka upaya terhadap pengembangan dan pembinaan pertanian kurang mendapat perhatian secara lebih intensif. Gubernur Jenderal Hindia-Belanda mendukung rencana pembentukan departemen baru yaitu depatemen Pertanian dan dukungan tersebut disampaikan kepada Menteri Urusan Jajahan di negeri Belanda agar mendapat perhatian. Sekiranya Menteri Urusan Jajahan menghendaki penjelasan lebih terperinci, maka Direktur Kebun Raya (Dr. Melchior Treub) akan berangkat ke Eropa pada bulan Mei 1902. Direncanakan pula bahwa Dr. Melchior Treub akan mengunjungi Amerika Serikat guna mempelajari organisasi Departemen Pertanian (USDA) yang dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam penyusunan Departemen Pertanian di HindiaBelanda nantinya. Pada tanggal 7 Aguatus 1902, Gubernur Jenderal menerima telegram dari Menteri Urusan Jajahan (Th. A.J. Van Asch Wick) yang menyebutkan agar rencana usulan pembentukan Departemen Pertanian dapat dijelaskan lebih mendalam, agar supaya rencana pembiayaan departemen yang akan dibentuk baru itu dapat disediakan seefisien mungkin. Setelah menerima isi telegram, Gubernur Jenderal menghubungi Dewan Hindia-Belanda (Raad Van Nederlands Indie), para pimpinan Departemen-departemen dan Jawatan-jawatan yang ada kaitannya dengan rencana pembentukan departemen baru tersebut. Direktur Departemen Dalam Negeri di Hindia-Belanda, yaitu P.C. Arends, merasa yakin sekali mengenai manfaat adanya Departemen Pertanian, sekaligus mengharapkan agar departemen baru tersebut tidak

16 hanya diserahi tugas pengembangan bidang pengetahuan pertanian tetapi juga pembinaan urusan administrasinya. Dengan adanya departemen baru tersebut akan dapat membantu Departemen Dalam Negeri berupa berkurangnya beban yang terlalu berat dipikul oleh Departemen Dalam Negeri. Departemen Dalam Negeri juga sependapat dengan Dr. Melchior Treub bahwa anggaran belanja pemerintah Hindia-Belanda justru akan lebih produktif bila dimanfaatkan untuk pengembangan dan pembinaan bidang pertanian. Direktur Departemen Pendidikan, Agama, dan Kerajinan, J.H. Abendanon, berpendapat bahwa departemen baru tidak diperlukan. Rencana pembentukan departemen baru itu merupakan sekedar upaya Dr. Melchior Treub dalam rangka mencapai ambisinya untuk meningkatkan status kedinasannya. Direktur Laboratorium Kedokteran di Jatinegara, J. De Haan, menyarankan agar dalam Departemen Pertanian nantinya perlu dilengkapi dengan Laboratorium bakteriologi dan Laboratorium kesehatan hewan yang bersifat terapan. Sedangkan pengembangan dan pembinaan tenaga kesehatan hewan dan penyakit hewan secara lebih mendalam akan tetap dilaksanakan di Laboratorium Kedokteran di Jatinegara. Oleh sebab itu, ia sangat menentang sekali apabila penyelidikan/penelitian bakteriologi dipindahkan dari Laboratorium Kedokteran Jatinegara ke Bogor. Komandan Departemen Angkatan Laut (Laksamana Madya A.P. Takema) dan Direktur Lembaga Observatorium dan Meteorologi-Jakarta menyarankan agar Departemen Pertanian menyelenggarakan dan mengelola sendiri stasion hujan. Sedangkan urusan mengenai peramalan cuaca akan tetap dikelola oleh Lembaga Observatorium dan Meteorologi Jakarta. Demikian pula, Kepala Jawatan Pertambangan (J.A. Schuurman) menyarankan agar Departemen Pertanian diperlengkapi dengan ahli-ahli ilmu tanah karena itu akan memberikan banyak manfaat bagi pengembangan dan pembinaan bidang pertanian. Pada tanggal 19 Desember 1902, Dewan Hindia-Belanda bersidang dan sebagai hasil keputusannya adalah menyetujui gagasan pembentukan departemen baru dan akan segera memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur Jenderal. Hanya ada seorang anggota Dewan (W.J.M. Michielsen) yang tidak setuju untuk dibentuknya Departemen Pertanian. Ia berpendapat, pengembangan dan pembinaan di bidang pertanian cukup dapat ditangani dengan cara pengembangan organisasi dan tugas dan fungsi lembaga Kebun Raya. Namun mayoritas anggota Dewan Hindia-Belanda mendukung pembentukan departemen baru karena mereka yakin bahwa departemen baru tersebut akan banyak memberikan harapan di masa mendatang. Manfaat secara lebih khusus, bahwa penyelenggaraan pertanian yang dilaksanakan oleh masyarakat bumiputera akan mendapat pembinaan dan bimbingan yang lebih baik, dan untuk itu diperlukan upaya-upaya yang dilakukan secara ilmiah. Walau demikian

17 ada sedikit perbedaan antara Dewan Hindia-Belanda dengan Dr. Melchior Treub. Dewan memberikan saran agar tugas Departemen baru itu nantinya diarahkan kepada hal-hal yang bersifat ilmiah terapan. Dalam laporan singkatnya, Dewan tidak menyebutkan dan menjelaskan tentang susunan organisasi departemen baru itu serta rencana anggaran belanja yang diperlukan. Demikian pula, tidak disinggung tentang Lembaga Laboratorium Bakteriologi serta Lembaga Observatorium dan Meteorologi akan dipindahkan ke Departemen Pertanian ataukah tetap pada kedudukannya semula. Pada tanggal 28 Desember 1902, Gubernur Jenderal W. Rooseboom mengirim surat berupa saran kepada Menteri Urusan Jajahan. Dalam surat tersebut, Gubernur Jenderal setuju sepenuhnya terhadap saran yang disampaikan oleh Dewan Hindia-Belanda mengenai rencana pembentukan Departemen Pertanian. Seandainya Menteri Urusan Jajahan bersedia mengambil alih usul rencana tersebut, maka penjelasan lebih lanjut yang lebih terperinci akan disampaikan oleh Dr. Melchior Treub segera setelah yang bersangkutan kembali ke Bogor. Menteri Urusan Jajahan yang baru, A.W.F. Idenburg (pengganti T.A.J. Vann Asch Wijck pada tanggal 25 September 1902), mengirim surat-surat dokumen Kepada Dr. Melchior Treub pada tanggal 6 Pebruari 1903 yang telah kembali di Negeri Belanda dari kunjungannya ke Washington USA. Karena Dr.Melchior Treub sakit, maka ia tidak dapat segera memberikan jawaban serta penjelasannya. Baru pada tanggal 16 Maret 1903, Dr. M. Treub mengirimkan surat jawabannya, antara lain menyebutkan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa laporan singkat yang telah disampaikan kepada


Menteri Urusan Jajahan, dimaksudkan sebagai suatu penjajagan awal dari rencana dasar pembentukan departemen baru. Sesuai dengan permintaan Gubernur DR. A. W. F. Idenburg Jenderal, Dr. M. Treub diminta untuk merahasiakan rencana detail pembentukannya, sehingga upaya untuk

melakukan diskusi dan memperoleh informasi dengan pihak-pihak lain belum dapat dilakukan.

2. Adanya beda pendapat dengan Direktur Departemen Dalam Negeri (P.C. Arends) dan
dengan Direktur Departemen Pendidikan, Agama, dan Kerajinan (J.H. Abendanon), ia menjelaskan bahwa peranan penelitian ilmiah dalam kaitannya dengan pembangunan

18 pertanian harus ditetapkan pada kedudukan sebagai prioritas pertama. Dalam peranannya di Departemen Pertanian, penelitian ilmiah harus bertindak sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu dari Departemen, dan oleh karenanya penelitian ilmiah dimaksudkan bukanlah sebagai tujuan akhir/utama dari Departemen Pertanian. Oleh karena itu, ia kurang sependapat dengan usul J.H. Abendanon agar Lembaga Kebun Raya Bogor dirubah dan diganti menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan atau Perguruan Tinggi Ilmu Keteknikan. Ia berpendapat bahwa upaya untuk membentuk Pendidikan Tinggi seperti itu tidak dapat menampung beban yang seharusnya ditugaskan pada Departemen Pertanian. Sedangkan beda pendapat dengan Direktur Departemen Dalam Negeri (P.C. Arends) tidaklah begitu mendasar, karena Departemen Pertanian akan memanfaatkan limu pengetahuan dan bukanlah tujuan departemen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Seperti halnya dengan Bangsa Amerika, mereka tidak mengembangkan ilmu pengetahuan, akan tetapi mereka mengeksploitasi ilmu pengetahuan.

3. Menanggapi pendapat Direktur Laboratorium Kedokteran (J. De Haan), Dr. M. Treub


merasa yakin bahwa studi tentang bakteriologi dan fisiologi pada penyakit hewan akan lebih bermanfaat bila studi yang menjadi bagian Lembaga Laboratorium Kedokteran di Jatinegara tersebut dipindahkan sehingga menjadi bagian dari Pusat Lembaga Ilmu Pengetahuan di Bogor. Dalam kaitannya dengan Lembaga Observatorium, Dr. M. Treub berpendapat bahwa kerjasama di bidang klimatologi merupakan program yang menarik bagi Departemen Pertanian. Sekiranya hal ini tidak dapat dilaksanakan bersama, ia sependapat dengan saran Dr. J.P. Van Der Stok, Direktur Institut Meteorologi Kerajaan Belanda di De Bilt, yaitu akan mendirikan Stasiun Hujan sebagai bagian dari Departemen Pertanian. Menteri Urusan Jajahan, A.W.F. Idenburg, mengirim surat kepada Gubernur Jenderal tertanggal 25 April 1903 yang menyebutkan bahwa Menteri menyetujui adanya keinginan Pemerintah Hindia-Belanda untuk membentuk departemen baru yang mengurusi pembinaan dan pengembangan bidang pertanian. Setelah tiba kembali di Bogor, Dr. M. Treub mulai kerja kembali untuk meyelesaikan rencana lengkap tentang organisasi Departemen Pertanian. Mengenai berbagai keberatan dan tantangan yang dialamatkan kepadanya pada awal pembentukan departemen baru, mendapat perhatian sepenuhnya dari Dr. M. Treub. Departemen Pertanian yang akan dibentuk itu direncanakan mempunyai cakupan tugas-tugas administratif yang lebih komprehensif dari pada awal rencana. Untuk itu Dr. M. Treub membatalkan rencana awalnya yaitu menggabungkan Lembaga Observatorium dan

19 Meteorologi di Batavia serta lambaga Laboratorium Kedokteran di Jatinegara ke dalam Departemen Pertanian. Namun Departemen Pertanian akan tetap merencanakan membangun sistem jaringan Stasion Meterologi sederhana, Laboratorium Bakteriologi dan Laboratorium Kesehatan Hewan untuk kepentingan Departemen Pertanian sendiri. Semenjak diketahui bahwa Pemerintah Hindia-Belanda mempunyai maksud untuk membangun Departemen Pertanian, luapan kedongkolan dialamatkan kepada Dr. M. Treub, karena banyak kalangankalangan lembaga-lembaga pemerintah telah mengenal Dr. M. Treub sebagai orang yang berada di belakang layar. Dari para kalangan yang menjadi penantang, mencela rencana pembentukan departemen baru tersebut sebagai bentuk ambisi Dr. M. Treub yang sangat besar. Para kalangan yang sependapat dengan pembentukan departemen baru, berpendapat bahwa mereka yang memberikan kritik itu kurang memahami lebih mendalam tentang pribadi Dr. M. Treub yang telah banyak mengorbankan cita-citanya untuk kesejahteraan kaum bumi putera di Hindia-Belanda. Bagi Dr. M. Treub, jabatannya sebagai Direktur Kebun Raya Bogor telah dikenal di seluruh dunia dan jabatan ini memberikan penghargaan kepada Dr. M. Treub sebagai suatu kemuliaan. Di luar Hindia-Belanda, jabatan Direktur Departemen Pertanian dinilai kurang berarti dibanding dengan jabatan Direktur Kebun Raya. Oleh karena itu, apa yang telah dilakukan oleh Dr. M. Treub itu pada hakekatnya adalah suatu pengorbanan besar. Rencana usulan pembentukan Departemen Pertanian disampaikan oleh Menteri Urusan Jajahan kepada Majelis Rendah Dewan Perwakilan Rakyat Kerajaan Belanda pada tanggal 1 Pebruari 1904. Usulan tersebut disertai dengan nota penjelasan yang disampaikan oleh A.W.F Idenburg, Menteri Urusan Jajahan. Rencana usulan tersebut kemudian dibicarakan dalam sidang terbuka pada tanggal 2, 8, dan 9 Juni 1904. Satu-satunya anggota Dewan yang menentang adalah H. Van Kol, yang berpendapat bahwa untuk mengembangkan pertanian bumi putera yang diperlukan pertama kali adalah meningkatkan taraf sosial-ekonomi penduduk bumiputera. Adapun upaya meningkatkan teknik pertanian dilakukan setelah tahap pertama telah dapat dicapai. Ia juga berpendapat bahwa usulan Dr. M. Treub tersebut seyogyanya merupakan suatu unit kerja baru bidang pertanian sebagai bagian dari Departemen Dalam Negeri. Selanjutnya H. Van Kol mengejek Dr. M. Treub sebagai biang keladi dari rencana itu karena usulan pembentukan departemen baru itu dimatangkan olehnya karena hubungan pribadi dengan Guberbur Jenderal dan Menteri Urusan Jajahan. Ia juga mencela Dr. M. Treub, bahwa Kebun Raya yang dibiayai dengan mahal itu tidak pernah berbuat apa pun berkaitan dengan pertanian untuk penduduk bumiputera.

20 Pendapat Van Kol yang menentang pembentukan Departemen Pertanian tidak mendapat dukungan dari anggota-anggota Majelis Rendah lainnya. Justru usulan pembentukan departemen baru tersebut mendapat dukungan kuat dari anggota-anggota Majelis Rendah lainnya seperti : Pijnacker, Hordijk, Fock, Cremer, Zijlma, dan Menteri Urusan Jajahan. Suatu tanggapan yang menarik disampaikan oleh Fock, antara lain menyebutkan pandangannya sebagai berikut : Saya ingin menyampaikan penghargaan atas keberanian Dr.M.Treub, dan saya mengharapkan agar apa yang diinginkan masyarakat pribumi di Hindia-Belanda akan berhasil. Diperkirakan Dr.M.Treub akan menghadapi tugas-tugas yang sulit, dan dalam menjalankan tugasnya nanti ia akan menghadapi banyak tantangan, terutama pertentangan yang datangnya dari unit kerja yang ada di Departemen Dalam Negeri karena unit kerja itu memegang peranan yang menentukan. Pendidikan untuk para petani pribumi dan upaya untuk meningkatkan taraf hidup mereka tidak diperhatikan sama sekali oleh pemerintah Hindia-Belanda. Tetapi, ketika upaya pendidikan dan peningkatan taraf hidup tersebut ingin diusahakan pemecahannya kepada para aparat pemerintah, mereka menyakiti hati dan menghalanginya. Apa yang sedang dikerjakan oleh Dr.M.Treub akan diperjuangkan sampai akhir hayatnya. Akhirnya usulan rencana pembentukan Departemen Pertanian dapat diterima oleh Majelis Rendah Dewan Perwakilan Rakyat melalui hasil pemungutan suara dengan 70 suara setuju dan 10 suara menolak. Ada pun 10 orang Majelis Rendah yang menyatakan menentang, adalah : Ter Laan. Van Der Zwaag, Roell, Van Kol, Melchers, Schaper, Troelstra, Hugenholtz, Ferf, dan Helsdingen. Majelis Tinggi Dewan Perwakilan Rakyat membicarakan usulan rencana pembentukan dalam ditentang sidang oleh Departemen Pertanian pada pertemuannya mantan

tanggal 15 Juli 1904. Rencana tersebut Guberbur Jenderal Hindia-Belanda Van Der Wijck yang lebih menginginkan dibentuknya suatu lembaga pertanian yang berada di Kantor Kebun Raya - Bogor bawah (sub ordinasi) Departemen Dalam Negeri. Majelis Tinggi menyetujui

21 pembentukan Departemen Pertanian melalui pemungutan 25 suara setuju dan 2 suara menolak. Anggota Majelis Tinggi yang menyuarakan tidak setuju adalah Van Der Wijck dan Stork. Ahkirnya Departemen Pertanian resmi berdiri di Indonesia pada tanggal 1 Januari 1905 berdasarkan Dekrit Raja Belanda No. 28 tertanggal 28 Juli 1904. Departemen baru ini menggunakan salah satu bangunan di komplek Kebun Raya Bogor yaitu Kantor Kebun Raya (Land Planten Tuin), dan pemerintah Hindia-Belanda menetapkan Dr. M. Treub sebagai Direktur Departemen Pertanian.

You might also like

  • Sejarah Deptan
    Sejarah Deptan
    Document14 pages
    Sejarah Deptan
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • File 6
    File 6
    Document1 page
    File 6
    wlestari90
    No ratings yet
  • Ucapan Selamat
    Ucapan Selamat
    Document2 pages
    Ucapan Selamat
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • Sejarah
    Sejarah
    Document44 pages
    Sejarah
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • File 5
    File 5
    Document1 page
    File 5
    wlestari90
    No ratings yet
  • Bab II Sejarah Pertanian
    Bab II Sejarah Pertanian
    Document6 pages
    Bab II Sejarah Pertanian
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • Sejarah Pertanian New
    Sejarah Pertanian New
    Document44 pages
    Sejarah Pertanian New
    zuhaena16320
    100% (1)
  • Peng Antar
    Peng Antar
    Document4 pages
    Peng Antar
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • BAB I-Susunan Organisasi
    BAB I-Susunan Organisasi
    Document5 pages
    BAB I-Susunan Organisasi
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • BAB V-Sejarah Deptan
    BAB V-Sejarah Deptan
    Document17 pages
    BAB V-Sejarah Deptan
    wlestari90
    No ratings yet
  • File 4
    File 4
    Document16 pages
    File 4
    wlestari90
    No ratings yet
  • BAB VI-Sejarah Deptan
    BAB VI-Sejarah Deptan
    Document4 pages
    BAB VI-Sejarah Deptan
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • BAB IV-Sejarah Deptan
    BAB IV-Sejarah Deptan
    Document10 pages
    BAB IV-Sejarah Deptan
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • KATA PENGANTAR-Sejarah Deptan
    KATA PENGANTAR-Sejarah Deptan
    Document6 pages
    KATA PENGANTAR-Sejarah Deptan
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • BAB I-Susunan Organisasi
    BAB I-Susunan Organisasi
    Document5 pages
    BAB I-Susunan Organisasi
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • File 4
    File 4
    Document16 pages
    File 4
    wlestari90
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document3 pages
    Daftar Pustaka
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • File 5
    File 5
    Document1 page
    File 5
    wlestari90
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document3 pages
    Daftar Pustaka
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • File 4
    File 4
    Document16 pages
    File 4
    wlestari90
    No ratings yet
  • File 6
    File 6
    Document1 page
    File 6
    wlestari90
    No ratings yet
  • Isi
    Isi
    Document214 pages
    Isi
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • File 1
    File 1
    Document14 pages
    File 1
    Ekawati Isu
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document3 pages
    Daftar Pustaka
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • Isi
    Isi
    Document214 pages
    Isi
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • Isi
    Isi
    Document214 pages
    Isi
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • File 1
    File 1
    Document14 pages
    File 1
    Ekawati Isu
    No ratings yet