You are on page 1of 4

49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Penduduk asli Indonesia sudah mengenal pertanaman padi sawah sejak abad pertama. Sistem persawahan padi lebih tinggi tingkatannya daripada usaha padi ladang. Bahwa adanya persawahan dengan sistem irigasi teratur baik pada abad kedua, menunjukkan bahwa pada saat itu masyarakat asli Indonesia merupakan masyarakat dari suatu bangsa yang teratur. Sebelum masyarakat Hindu datang, penduduk asli telah memperdagangkan hasil berasnya ke luar negeri. Malahan perdagangan hasil bumi antara masyarakat asli Indonesia dengan Tiongkok sudah dimulai pada awal abad kedua. Disamping beras, penduduk juga menghasilkan hasil pertanian lainnya yang diperlukan oleh dunia luar, terutama negaranegara di Eropa. Sekitar abad ke-13 dan ke-14, perdagangan hasil-hasil pertanian sudah ramai diperdagangkan ke negara-negara Eropa melalui perdagangan yang dilakukan oleh bangsa asli Indonesia serta para pedagang Hindu, Cina, dan Arab. Untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, pada tahun 1511 bangsa Portugis menduduki Malaka agar dapat berdagang langsung dengan pedagang bangsa Indonesia. Pada tahun 1600, bangsa Belanda mendirikan serikat dagang yang disebut dengan VOC dengan cara sebelumnya mengusir para pedagang Portugis di wilayah Indonesia. Badan Usaha dagang Belanda ini diberi hak monopoli, hak menyatakan perang atau perdamaian serta perjanjian dengan raja-raja di Indonesia oleh pemerintah Belanda di Eropa. Badan usaha VOC melakukan cara-cara paksaan dalam berdagang sehingga sangat merugikan rakyat pribumi. Penderitaan rakyat pribumi tidak hanya berakhir sampai akhir abad ke-18 sewaktu VOC dilikuidasi, tetapi juga pada saat Indonesia dikuasai oleh pemerintahan H.W. Daendels (1807-1811), T.S. Raffles (1811-1816), pemerintahan Hindia Belanda (1816-1942), dan terlebih lagi pada tahun 1942-1945 masa pemerintahan pendudukan balatentara Jepang di Indonesia.

50
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Hindia Belanda Tahun 1866, urusan pertanian di Indonesia dilakukan pembinaannya oleh Departemen Pemerintahan Daerah (Binnenlandsch Bestuur, B.B.). Pada tahun 1874, pemerintah Hindia Belanda membentuk Komisi Pamong Praja berkebangsaan Belanda yang mempunyai tugas mengurus pertanian rakyat pribumi terutama untuk tanaman padi. Karena anggota komisi terdiri dari orang Belanda yang tidak memahami urusan pertanian maka hampir semua usaha komisi mengalami kegagalan. Sampai dengan 1902, Departemen Pemerintahan Daerah (Departemen Dalam Negeri) mencoba bekerja sama dengan Kebun Raya Bogor untuk secara bekerja sama menangani masalah pertanian di Indonesia. Upaya inipun tidak berhasil karena di Kebun Raya Bogor sendiri tidak terdapat tenaga ahli di bidang pertanian. Dengan mempelajari berbagai kegagalan dalam melakukan pembinaan pertanian bagi masyarakat pribumi, Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 April 1902 mengirim surat kepada Pemerintah Kerajaan Belanda di Den Haag agar di Indonesia dibentuk departemen baru guna menangani hal-hal yang berkenaan dengan pertanian. Pada tanggal 1 Januari 1905 berdiri Departemen Pertanian (Departement van Landbouw) berdasarkan Dekrit Raja Belanda No. 28 tanggal 28 Juli 1904. Sejalan dengan perkembangan situasi dan kondisi, Departemen Pertanian mengalami reorganisasi menjadi Departemen Pertanian Kerajinan dan Perdagangan (Departement van Landbouw Nijverheid en Handel, 1911) dan kemudian menjadi Departemen Perekonomian (Departement van Ekonomische Zaken, 1934) serta pada masa pendudukan bala tentara Jepang disebut Gunseikanbu Sangyobu. Sampai dengan tahun 1945, departemen tersebut mempunyai cakupan urusan pertanian, perindustrian, dan perdagangan. Sejak dibentuk departemen, urusan pertanian rakyat pribumi mulai mendapat perhatian. Pada awalnya, untuk melakukan program perbaikan pertanian rakyat dimulai dengan menyelenggarakan pendidikan pertanian, demonstrasi-demonstrasi pertanian, dan memberikan percobaan dan percontohan penggunaan bibit unggul, penggarapan tanah yang efisien, serta perbaikan cara bercocok tanam lainnya. Penyelenggaraan penyuluhan pertanian mulai mendapat perhatian yang lebih besar setelah dibentuk Dinas Penyuluhan Pertanian (Landbouw Voorlichtings Dients, 1910) dan Inspektur Pendidikan Pertanian Rakyat (Inspecteur van Het Inlandsch Landbouw Onderwijs) pada tahun 1911. operasionalnya pada Pamong Praja. Sampai dengan tahun 1921, kegiatan penyuluhan pertanian masih berada di bawah kewenangan

51
Setelah tahun 1921, Departemen Pertanian Kerajinan Dan Perdagangan diberi kewenangan menyelenggarakan penyuluhan pertanian, ternyata perkembangan pertanian mengalami kemajuan sangat pesat sesuai dengan ukuran pada waktu itu. Tujuan penyuluhan adalah untuk membersihkan penyuluhan dari sifat perintah atau paksaan. Tenaga lulusan Sekolah Pertanian (Landbouw School, 1903) , Sekolah Pertanian Menengah (Cultuur School, 1911) dan Sekolah Pertanian Menengah Atas (Middelbare Landbouw School, 1913) sangat besar jasanya dalam mengembangkan pendidikan, latihan, dan penyuluhan pertanian bagi masyarakat pribumi di pedesaan. Hal itu dapat ditunjukkan dengan makin meluasnya penyelenggaraan sekolah-sekolah pertanian rendah di daerahdaerah, demikian pula pelatihan petugas-petugas di bidang pertanian serta berbagai jenis kursus tani dan pemuda tani. Para petugas Pamong Praja mengakui bahwa metoda penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan pertanian bagi masyarakat pribumi sangat mengesankan. Metoda penyuluhan pertanian tanpa tekanan dan paksaan ini hanya berjalan sampai runtuhnya pemerintahan Hindia Belanda tahun 1942 karena kalah perang dengan tentara pendudukan Jepang. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), kegiatan penyuluhan pertanian tidak berjalan. Selama pendudukan Jepang, yang ada hanya metoda paksaan dan tekanan di bawah ancaman bayonet dan pedang samurai. Hasil karya penyuluhan pertanian yang hanya sedikit dan dengan susah payah dikumpulkan sejak 1910 oleh Dinas Penyuluhan Pertanian (sering disebut juga sebagai Jawatan Pertanian Rakyat) menjadi sirna dalam waktu singkat oleh ulah Pemerintah Pendudukan Jepang di Indonesia. Masyarakat tani dipaksa dan diancam untuk memperluas dan meningkatkan produksi bahan pangan dan bahan pertanian lainnya untuk keperluan logistik bagi pertahanan Jepang dalam rangka Perang Asia Timur Raya. Tidak ada masyarakat tani dan petugas pamong praja yang berani menentangnya. B. Saran Dari tulisan tentang Menjelang Satu Abad Departemen Pertanian, baik mengenai uraian Susunan Organisasi Departemen, Riwayat Pertanian, Pembentukan Departemen Pertanian, Perkembangan Departemen Pertanian, serta Ringkasan Kesimpulannya dapat kiranya diambil manfaat dan disampaikan saran sebagai berikut :

52
1. Masyarakat tani seperti halnya sumberdaya manusia lainnya, asal diberi kesempatan akan mampu mengembangkan dirinya dan berprestasi dalam berkarya. Oleh karena itu, dalam mengisi pembangunan pertanian ini berilah kesempatan para petani untuk mengatur dan mengembangkan dirinya. berkembangnya pembangunan pertanian. 2. Pembangunan pertanian pada dasarnya merupakan perwujudan model interaksi antara sumberdaya alam dengan sumberdaya manusia. Oleh karena itu kebijakan pembangunan pertanian baik pada tingkat Pemerintah Pusat, Propinsi, maupun pada tingkat Kabupaten/Kota perlu diselaraskan dengan tingkat kondisi sumberdaya alam dengan tingkat perkembangan sumberdaya manusianya. Tugas aparat pemerintah hanya memberikan bimbingan dan menciptakan suasana dan lingkungan yang baik bagi

3. Pemerintah Hindia Belanda meyakini bahwa pembangunan pertanian itu adalah


suatu sistem usaha tani. Oleh karena itu dalam organisasi departemen terdapat bagain-bagian yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang produksi (Afdeling Landbouw), pasca panen atau pengolahan bahan baku produksi (Afdeling Nijverheid), dan pemasaran hasil pertanian atau Afdeling Handel. Sejalan dengan kebijakan Departemen Pertanian Republik Indonesia saat ini tentang Pengembangan Sistem dan Usaha Agribisnis adalah sudah tepat, karena agribisnis merupakan kegiatan pembangunan yang bercorak lintas sektoral. Dengan demikian diperlukan Tim Koordinasi Lintas Sektoral di Tingkat Nasional/Pusat, di Tingkat Propinsi, dan di Tingkat Kabupaten/Kota agar mampu menggerakkan aktivitas agribisnis.

You might also like

  • BAB IV-Sejarah Deptan
    BAB IV-Sejarah Deptan
    Document10 pages
    BAB IV-Sejarah Deptan
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • Sejarah
    Sejarah
    Document44 pages
    Sejarah
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • Ucapan Selamat
    Ucapan Selamat
    Document2 pages
    Ucapan Selamat
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • Sejarah Deptan
    Sejarah Deptan
    Document14 pages
    Sejarah Deptan
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • BAB I-Susunan Organisasi
    BAB I-Susunan Organisasi
    Document5 pages
    BAB I-Susunan Organisasi
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • File 4
    File 4
    Document16 pages
    File 4
    wlestari90
    No ratings yet
  • Peng Antar
    Peng Antar
    Document4 pages
    Peng Antar
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • BAB I-Susunan Organisasi
    BAB I-Susunan Organisasi
    Document5 pages
    BAB I-Susunan Organisasi
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • Sejarah Pertanian New
    Sejarah Pertanian New
    Document44 pages
    Sejarah Pertanian New
    zuhaena16320
    100% (1)
  • BAB V-Sejarah Deptan
    BAB V-Sejarah Deptan
    Document17 pages
    BAB V-Sejarah Deptan
    wlestari90
    No ratings yet
  • File 6
    File 6
    Document1 page
    File 6
    wlestari90
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • Bab II Sejarah Pertanian
    Bab II Sejarah Pertanian
    Document6 pages
    Bab II Sejarah Pertanian
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • KATA PENGANTAR-Sejarah Deptan
    KATA PENGANTAR-Sejarah Deptan
    Document6 pages
    KATA PENGANTAR-Sejarah Deptan
    zuhaena16320
    No ratings yet
  • File 1
    File 1
    Document14 pages
    File 1
    Ekawati Isu
    No ratings yet
  • File 5
    File 5
    Document1 page
    File 5
    wlestari90
    No ratings yet
  • File 6
    File 6
    Document1 page
    File 6
    wlestari90
    No ratings yet
  • File 4
    File 4
    Document16 pages
    File 4
    wlestari90
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document3 pages
    Daftar Pustaka
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • File 4
    File 4
    Document16 pages
    File 4
    wlestari90
    No ratings yet
  • File 5
    File 5
    Document1 page
    File 5
    wlestari90
    No ratings yet
  • Isi
    Isi
    Document214 pages
    Isi
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • Isi
    Isi
    Document214 pages
    Isi
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document3 pages
    Daftar Pustaka
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document3 pages
    Daftar Pustaka
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • Isi
    Isi
    Document214 pages
    Isi
    Elis Elsani
    No ratings yet
  • File 1
    File 1
    Document14 pages
    File 1
    Ekawati Isu
    No ratings yet