You are on page 1of 16

Ketuban Pecah Dini/Premature Rupture of the membrane (PROM) pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum

m menunjukkan tanda-tanda persalinan/inpartu), atau bila satu jam kemudian tidak timbul tanda-tanda awal persalinan.

komplikasi kelahiran : ascending infeksi, prolaps tali pusat, gawat janin intrapartum dan solusio plasenta.

IDENTITAS Nama Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama Pendidikan Status perkawinan Pekerjaan Alamat No.1 Denpasar

: NWY : 26 tahun : Perempuan : Bali : Indonesia : Hindu : Tamat Akademi : Sudah menikah : Pegawai Swasta : Jl. Sidakarya Gang Gagagk

LAPORAN KASUS

Anamnesa Keluhan Utama : Keluar cairan dari vagina Perjalanan Penyakit Pasien datang ke RSUP Sanglah pada tanggal 28 Agustus 2012 pukul 07.00 WITA dengan keluhan utama keluar air per vaginam pada pukul 04.00 WITA (27 Agustus 2012) atau 3 jam SMRS. Cairan yang keluar dari kemaluan dikatakan berwarna putih, agak kental. Cairan tidak berwarna kehijauan dan tidak ada darah. Pasien juga mengatakan tidak ada riwayat sakit perut hilang timbul dan tidak ada demam sebelum maupun tiga jam setelah keluarnya cairan per vaginam tersebut. Gerak janin dirasakan baik oleh pasien.

LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Terdahulu


Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis misalnya hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, asma, varises, keganasan, penyakit jiwa,dan lain-lain. Tidak ada riwayat alergi terhadap obat, makanan, dan lain-lain. Pasien mengatakan tidak pernah menjalani operasi sebelumnya

Riwayat Obstetri Saat ini merupakan kehamilan pertama bagi pasien. Dengan haid pertama pada umur 15 tahun. Menstruasi terakhir tanggal 28 November 2011. Riwayat menstruasi teratur (28-30 hari) lamanya 3-5 hari. Keluhan saat haid tidak ada. Saat ini pasien sudah menikah selama 4 bulan. Pasien tidak pernah memakai kontrasepsi. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit misalnya hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, TB, epilepsi, kelainan bawaan, dan lain-lain.

LAPORAN KASUS
Pemeriksaan fisik Status present Keadaan umum GCS Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu aksila Berat badan Tinggi badan

: Baik : E4V5M6 : 120/80 mmHg : 84 x/mnt : 18 x/mnt : 36,5 C : 58 kg : 150 cm

LAPORAN KASUS
Status obstetric: Pemeriksaan luar: Tinggi fundus uteri : 3 jari bawah prosesus xipoideus Letak anak 0 4/5 Denyut jantung janin (+) 148x/menit, his (-), hiperpigmentasi areola mamae (+) Inspeksi : tampak cairan ketuban keluar dari OUI, test lacement (+)

Pemeriksaan dalam: VT: Cairan keluar dari ostium uteri eksterna, lakmus (+), pembukaan 1 jari, penipisan 25%, konsistensi sedang, arah portio medial, ketuban (-), teraba kepala, denominator belum jelas, penurunan Hodge I, tidak teraba bagian kecil maupun tali pusat.

LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Laboratorium DL : WBC : 18,22 x 103/L, RBC : 4,05 x 106/, HGB : 12,80 g/dL, HCT : 36,20 %, PLT : 287,30 x 103/L, BT/CT : 100 / 830 Diagnosis Berdasarkan anamnesis riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan obstetrik ditegakan diagnosis kerjaG1P0000, 39-40mg, Tunggal/Hidup + KPD, PBB = 2635 gram, PS = 4 Tindakan Tx : Expectative pervaginam ,Ampicilin 4 x 500 mg, Mx : Keluhan , VS, DJJ, T Rektal @ 3 jam, DL dan LED @ 3 hari KIE: Keluarga dan pasien tentang rencana tindakan

Problem List Keluar air per vaginam Analisis Kebutuhan Pasien Kebutuhan fisik biomedis Kecukupan gizi Pasien mengaku penghasilan yang diperoleh suaminya sebagai pegawai swasta sudah mencukupi untuk kehidupan sehari-hari. Pasien hanya makan 3x sehari, dengan menu makanan yang bervariasi. Tetapi pasien jarang mengkonsumsi buah. Akses pelayanan kesehatan pasien tinggal dengan suaminya di . Sidakarya Gang Gagagk No.1 Denpasar, yang tidak jauh dari sarana pelayanan kesehatan seperti bidan, serta praktek dokter, sedangkan jarak rumah pasien dari RSUP Sanglah berjarak kurang lebih 10 menit perjalanan.

PEMBAHASAN
Lingkungan Pasien tinggal dengan suami dimana rumahnya merupakan rumah bali dan pasien tinggal di bale dauh yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi dalam. Keadaan rumah pasien tertata rapi dan ventilasi rumah cukup. Kebutuhan emosi/kasih sayang (orang tua, anggota keluarga) Hubungan pasien dengan suaminya yang terbina sudah 4 bulan dikatakan baik-baik saja dan harmonis. Saat kehamilan yang pertama, pasien mengaku mendapat perhatian yang cukup dari suaminya serta orang tua dan mertuanya.

PEMBAHASAN
Analisis Biopsikososial Lingkungan biologis Pemenuhan gizi pasien tergolong cukup. Penghasilan yang diperoleh suaminya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan makan 3x sehari. Pasien jarang mengkonsumsi buah. Akses pelayanan kesehatan terjangkau. Rumah pasien dengan Puskesmas Denpasar Selatan tergolong dekat, namun pasien jarang memeriksakan kesehatannya kesana.

PEMBAHASAN
Faktor Psikososial

Hubungan pasien dan suaminya dikatakan baik dan harmonis. Hubungan pasien dengan mertua juga cukup baik. Pasien mengatakan bahwa cukup cemas karena masih belum mengetahui cara merawat bayi yang baik dan benar. Pasien juga khawatir mengenai kondisi keuangan rumah tangga ke depannya ketika bayi sudah lahir. Suami pasien dan mertua mengatakan mengidamkan anak laki-laki menjadi salah satu beban pikiran dari pasien. Saat ini pasien sangat mengharapkan kehamilan yang sekarang adalah anak laki-laki. Hal ini menambah stressor pada pasien pada kehamilannya yang sekarang.

Saran Edukasi yang tepat kepada pasien dan suaminya tentang pentingnya memperhatikan kesehatan dan asupan gizi yang cukup dan seimbang, serta mempersering konsumsi sayur dan buah-buahan. Asupan nutrisi pasien harus dipertahankan terutama pada masa kehamilan dan pasca melahirkan agar tidak terjadi gangguan baik kondisi ibu dan bayi. Gangguan nutrisi dapat mengakibatkan gangguan dari perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Pasien harus menjaga kebersihan dilingkungan serta kebersihan pada daerah kewanitaan, tidak disarankan untuk membilas vagina dengan air hangat karena akan membuat jahitan lepas sehingga daerah kewanitaan dibersihkan dengan air dingin biasa.

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN
Pihak suami sebaiknya lebih memberikan perhatian kepada istri agar pasien lebih tenang dan beban pikirannya berkurang. Memberikan konseling kepada keluarga dimana anak laki laki maupun perempuan sama saja sehingga tidak perlu dikejar adanya anak laki laki. Memberikan penjelasan mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif dan penggunaan KB kepada ibu.

Jika kedepannya pasien hamil lagi maka sebaiknya kontrol kehamilan dilakukan secara lebih teratur untuk mengetahui karena jika adanya hipertensi pada kehamilan ataupoun gangguan lainnya dapat dicegah dengan penanganan antenatal yang baik. Pada kehamilan selanjutnya, disarankan pasien untuk melakukan antenatal care dan USG secara rutin serta menghindari faktor risiko yang membahayakan kehamilan. Hubungan dengan keluarga terdekat agar lebih dipererat agar dapat diperoleh dukungan dan saran dari keluarga yang mungkin lebih berpengalaman, terutama dalam mempertimbangkan untuk hamil kembali

You might also like