You are on page 1of 2

WILSON CYCLE

Pada awalnya sebuah kerak benua berada diatas mantel bumi, dengan permukaannya yang datar (A). Karena adanya arus konveksi pada mantel yang berada dibawah kerak benua, maka terjadilah pemberaian. Pemberaian itu menyebabkan kerak benua terbelah, dan kemudian material mantel mencapai permukaan. Setelah material mantel mencapai permukaan, mendingin dan akhirnya membentuk kerak samudera baru di antara kerak benua yang tadi terbelah(B). Diatas kerak samudera itu mulai terisi oleh air yang berjumlah masih relatif sedikit. Setelah terbentuknya kerak samudera baru diantara kerak benua arus konveksi masih terus terjadi. Arus konveksi itu menyebabkan kerak benua terpisah semakin jauh. Proses tersebut menyebabkan magma semakin banyak yang naik dan kemudian mendingin. Kerak samudera semakin berkembang meluas (C) dan mulai terisi air yang relatif banyak. Kedalaman samudera juga semakin naik, sebanding dengan luas samudera yang terbentuk. Zona lemah pada kontak antara kerak benua dan kerak samudera menyebabkan arus konveksi bergerak menukik (menurun)kedalam mantel (D). Di zona lemah ini kerak samudera menukik dan menunjam di bawah kerak benua. Zona penunjaman ini dinamakan subduction zone. Pada zona ini terjadi proses volkanisme yang disebabkan oleh peleburan kerak samudera yang mulai mendekati mantel. Kerak samudera yang mendekati mantel akan meleleh dan akan keluar di dekat zona subduksi. Curamnya penujaman mempengaruhi tempat keluarnya magma. Jika subduksinya curam, maka proses vulkanisme akan terjadi sangat dekat dengan zona subduksi. Sedangkan jika subduksinya landai, maka akan terbentuk gunung api yang jauh dari zona subduksi. Selanjutnya proses subduksi masih terus terjadi, dan menyebabkan kerak samudera semakin pendek. Pemendekan kerak samudera ini mengakibatkan samudera mulai tertutup, dan kerak benua mulai saling mendekat (E). Atas dasar inilah mengapa umur kerak samudera lebih pendek jika dibandingkan dengan umur kerak benua. Kerak samudera yang terbentuk akan melebur kembali bersama mantel setelah terbentuk (skala waktu geologi).

Karena arus konveksi terus mengalir, sampai suatu waktu dimana kerak samudera melebur habis, dan yang tersisa hanya kerak benua. Dua buah kerak benua yang tadinya dipisahkan oleh kerak samudera, akhirnya saling bertumbukan(F). Tumbukan dua kerak benua ini bergabung menjadi satu dan menghasilkan satu pegunungan. Dan setelah pegunungan ini terbentuk, maka pegunungan akan mengalami erosi, yang membuatnya menjadi sebuah pedataran kerak benua(G). Kerak benua ini bisa disamakan dengan kerak benua awal (A) yang nantinya akan mengalami pemberaian kembali. Dan siklus akan terus terjadi selama masih ada arus konveksi yang mengalir di mantel bumi.

You might also like