You are on page 1of 6

OSTEOMYELITIS

PENDAHULUAN Di Negara-negara berkembang osteomielitis masih merupakan masalah dalam bidang ortopedi. Sebelum ditemukannya antibiotik, osteomielitis masih merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak. Keberhasilan pengobatan osteomielitis ditentukan oleh fakor-faktor diagnosis yang dini dan penatalaksanaan pengobatan berupa pemberian antibiotik atau tindakan pembedahan. Osteomielitis merupakan suatu proses peradangan pada tulang yang disebabkan oleh invasi mokroorganisme (bakteri dan jamur). Diagnosis perlu ditegakkan sedini mungkin, terutama pada anak-anak sehingga pengobatan dapat segera dimulai dan perawatan pembedahan yang sesuai dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi dan kerusakan yang lebih lanjut pada tulang.

KLASIFIKASI Pembagian osteomielitis yang sering digunakan adalah sebagai berikut: 1. Osteomielitis primer (hematogenik) yang disebabkan oleh penyebaran secara hematogen dari fokus lain. Osteomielitis hematogen merupakan ostemielitis primer pada anak-anak dan dapat dibagi menjadi akut dan kronik. a. Osteomielitis hematogen akut Merupakan suatu infeksi pada tulang yang sedang tumbuh. Tulang yang sering terkena adalah tulang panjang seperti femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula. Bagian tulang yang diserang adalah bagian metafisis.

b. Osteomielitis hematogen kronik Merupakan lanjutan dari osteomielitis hematogen akut. Dapat terjadi oleh karena terapi yang tidak adekuat, adanya strain kuman yang resisten terhadap , menggunakan obat-obat imunosupresif serta kurang baiknya status gizi. 2. Osteomielitis sekunder (perkontinuitatum) yang disebabkan oleh penyebaran kuman dari sekitarnya, seperti bisul dan luka.

PATOGENESIS Terjadinya suatu oeteomielitis selalu dimulai dari daerah metafisis karena pada daerah tersebut peredaran darahnya lambat dan banyak mengandung sinusoid. Penyebaran osteomilitis dapat terjadi sebagi berikut: 1. Penyebaran ke arah korteks, membentuk abses subperiosteal dan selulitis pada jaringan sekitarnya. 2. Penyebaran menembus periosteum membentuk abses jaringan lunak. Abses dapat menembus kulit melalui suatu sinus dan menimbulkan fistel. Abses dapat menyumbat dan menekan aliran darah ke tulang dan mengakibatkan kematian jaringan tulang. 3. Penyebaran ke arah medulla. 4. Penyebaran ke persendian, terutama bila lempeng pertumbuhannya intrartikuler, misalnya sendi panggul pada anak-anak. Pada awalnya terdapat fokus infeksi di daerah metafisis, lalu terjadi hyperemia dan oedem. Karena tulang bukan jaringan yang dapat berekspansi maka tekanan dalam tulang ini menyebabka nyeri local yang hebat. Infeksi dapat pecah ke ruang subperioeteum kemudian menembus subkutis dan menyebar menjadi selulitis atau

menjalar ke rongga subperiosteum ke diafisis. Penjalaran subperiosteal ke arah diafisis akan merusak pembuluh darah yang ke diafisis sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuester. Pada tahap lanjut, periosteum akan membentuk tulang baru yang disebut involukrum yang akan membungkus tulang yang mati dan menutup tempat peradangan. Bila pembentukan tulang baru berlanjut, tempat tersebut menjasi sklerotik, disebut Garres scleroting osteomyelitis.

GEJALA KLINIK Gambaran klinis osteomielitis tergantung dari stadium patogenesis dari penyakit, dapat berkembang secara progresif atau cepat. Pada keadaan ini mungkin ditemukan adanya nyeri yang konstan pada daerah infeksi dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang bersangkutan.

PENATALAKSANAAN Pada osteomielitis akut, ekstrimitas yang terkena diistirahatkan dan segera diberi antibiotik yang efektif terhadap bakteri gram negatif dan positif tanpa menunggu hasil biakan darah. Pada osteomielitis kronis, dilakukan sekuetrektomi dan debrideman serta pemberian antibiotic yang sesuai dengan hasil kultur dantes resistensi. Osteomielitis tidak dapat sembuh sempurna sebelum semua jaringan mati disingkirkan.

ILUSTRASI KASUS Identitas pasien Pasien AB, umur 13 th, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, alamat Jl. Imam bonjol Bagan Batu, suku Mandailing, masuk RSUD AA tanggal 11 Maret 2008. Keluhan Utama Luka di kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh Riwayat penyakit sekarang Lima bulan yang lalu os mengalami kecelakaan lalu lintas motor >< motor, ditabrak dari depan, posisi jatuh tidak jelas, tidak menggunakan helm, muntah (-), perdarahan hidung dan telinga (-/-), penurunan kesaradaran (-). Kecelakaan tersebut mengakibatkan patah dan luka pada kaki kanan. Os telah menjalani 2 kali operasi dan selama hanya kontrol di mantri untuk mengganti perban, tapi luka di kaki os tidak juga sembuh sampai saat ini. Luka mengeluarkan darah dan nanah. Demam (+). Riwayat penyakit Dahulu Tidak pernah menderita penyakit asma sebelumnya. Tidak pernah menderita penyakit ginjal sebelumnya. Pemeriksaan Fisik PF umum Kesadaran Kesan umum Tanda-tanda vital HR : 102 x/menit RR : 20 x/menit T : 36,6oC BB TB 21 kg 140 cm : komposmentis : tampak sakit sedang

Status gizi menurut NCHS persentil 50 BB/TB = 21/36 x 100 % = 75,7 % BB/U = 27/46 x 100 % = 58 % TB/U = 140/155 x 100 % = 90 % (gizi kurang) (gizi buruk) (gizi normal)

PF Khusus Kepala dan leher Torak Abdomen Ekstrimitas : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : status lokalis

Status lokalis (region cruris dextra) Look : Swelling (+) Skin lose Pus (+), darah (+) Jaringan granulasi (+) Feel : Nyeri tekan (+) Move : Terbatas ok nyeri NVD : Akral hangat Pulsasi A. Dorsalis pedis (+) Refilling kapiler baik ALL dan TLL sulit dinilai karena kaki nyeri bila diluruskan. Diagnosa kerja Osteomielitis kronik + Gizi buruk Pemeriksaan anjuran Cek Hb, Leukosit, dan LED Kultur pus Rontgen cruris dextra AP/L

Hasil pemeriksaan Darah (26 maret 2008) Hb Leukosit Hasil kultur Penyebab Sensitive : proteus : Ciprofloxacime Ceftazidin Maropenem Sulbactam sefoterazen Diagnosa : Osteomielitis kronik + Gizi buruk Terapi anjuran Debrideman Inj ciprofloxacime 2x500 mg Inj ketorolac 2x3 mg Diet TKTP : 11,7 gr% : 6400/m3

You might also like