You are on page 1of 10

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Menurut Adler dan Clark (2011:xvii), penelitian kualitatif berfokus pada deskripsi atas esensi sesuatu. Ia dibandingkan dengan penelitian kuantitatif yang berfokus pada hal-hal yang dapat terukur secara numerik. Berdasarkan tujuan penelitian sekarang, maka penelitian ini tergolong pada jenis penelitian kuantitatif. Tipe penelitian kuantitatif yang dipilih adalah analisis isi. Analisis isi merupakan teknik untuk memeriksa informasi, atau isi, dalam bahan tertulis atau simbolis (Neuman, 2007:20). Unit analisis dalam teknik ini adalah rekaman baik tertulis, visual, atau terucapkan (Bordens dan Abbott, 2008:247). Informasi atau isi yang dicari dalam analisis isi dapat berupa kata, gambar, makna, simbol, gagasan, tema, atau pesan apapun yang dapat dikomunikasikan (Neuman, 2007:227). Bahan tertulis atau simbolis yang digunakan dapat mencakup catatan, surat, surat kabar, press release, majalah, blog, chat room, wills, program radio, iklan personal, pidato, pertukaran verbal, diari, buku, film, dan website (Adler dan Clark, 2011:367). Manfaat dari analisis isi antara lain (Neuman, 2007:228): 1. Membantu bagi masalah yang melibatkan teks dengan volume cukup besar,

2. Membantu ketika topik harus dipelajari dari jarak jauh, misalnya dokumen sejarah, tulisan orang yang telah meninggal, atau siaran dari negara asing yang berbahaya, dan 3. Dapat mengungkapkan pesan-pesan dalam teks yang sulit dilihat lewat pengamatan biasa Dalam penelitian ini, masalah penelitian melibatkan teks dalam volume cukup besar, yaitu dua buku paket untuk pelajar kelas X. Begitu pula, pesan-pesan yang ingin dikaji dalam teks ini, yaitu isu kecakapan hidup, tidak secara eksplisit digariskan dalam kedua buku teks, sehingga membutuhkan metode yang mampu mengungkapkan pesan-pesan yang tersirat ini. Analisis isi memiliki tiga karakteristik utama (Bordens dan Abbott, 2008:247): 1. Harus bersifat objektif. Sebuah analisis dapat dikatakan objektif jika beberapa peneliti, menggunakan data yang sama dan kategori serta aturan yang sama, akan memperoleh hasil yang identik (Marvasti, 2004;73). Objektivitas ini ditentukan oleh adanya seperangkat aturan yang jelas. Aturan-aturan ini menentukan apa yang akan dikumpulkan, apa yang akan dikategorisasi, dan apa yang harus dikuantifikasi. Dengan adanya aturan-aturan ini, pengaruh kecenderungan dan prakonsepsi peneliti dapat diminimalisir. Objektivitas dari analisis isi menunjukkan reliabilitas dari metode ini. Adanya karakteristik ini membuat analisis isi sering dijadikan pelengkap bagi analisis lain yang dipandang subjektif, misalnya semiologi (Sen, 1991:11).

2. Harus

bersifat

sistematis.

Sistematis

artinya

kategori

dibuat

berdasarkan informasi sesuai dengan aturan yang dikembangkan dan masukkan sebanyak mungkin informasi ke dalam analisis tersebut (Bordens dan Abbott, 2008:247). Karakteristik sistematis ini berasal dari abad ke-17 akhir, ketika pemerintah Swedia mencoba menghitung kata-kata dalam rima dan khutbah agama untuk membuktikan adanya kekafiran (Adler dan Clark, 2011:367). Agar analisis isi bersifat sistematis, maka ia harus mencakup langkah-langkah. Terdapat dua jenis analisis berdasarkan langkah-langkahnya. Pertama adalah analisis isi kuantitatif. Analisis isi kuantitatif berfokus pada karakteristik variabel komunikasi (Adler dan Clark, 2011:368). Sementara itu, Analisis isi kualitatif dirancang untuk analisis verbal (Adler dan Clark, 2011:371). 3. Harus bersifat umum. Bersifat umum artinya temuan yang diperoleh harus sesuai dengan suatu konteks teoretis, empiris, atau terapan (Bordens dan Abbott, 2008:247). Walau begitu, generalisasi yang dibuat analisis isi tidak dapat menentukan kebenaran dari pernyataan atau mengevaluasi kualitas estetik dari teks (Neuman, 2007:228). Generalisasi analisis isi tergantung pada jenis analisis isi, apakah kuantitatif atau kuantitatif. Pada analisis isi kualitatif, generalisasi dibuat di akhir penelitian, merujuk pada suatu teori yang dapat saja belum diperhitungkan pada langkah sebelumnya. Pada analisis isi kuantitatif, generalisasi dibuat di awal penelitian, yaitu dengan

mengaitkan pertanyaan penelitian pada teori-teori yang telah ada. Temuan penelitian kemudian menentukan apakah generalisasi tersebut sesuai atau tidak (Adler dan Clark, 2011:372). Analisis isi terbatas pada beberapa hal (Bordens dan Abbott, 2008:248): 1. Bersifat murni deskriptif. Ia tidak dapat menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antar variabel. Ia juga tidak dapat mengungkapkan niat orang yang menciptakan teks atau dampak pesan dalam teks pada pembacanya (Neuman, 2007:236). 2. Berpusat pada ketangguhan temuan. Seiring waktu, hasil penelitian dapat berubah sehingga analisis isi baru harus dilakukan. Menurut Neuman (2007:231) dan Marvasti (2004:94) langkah-langkah analisis isi kuantitatif antara lain: 1. Menentukan pertanyaan penelitian. Hal ini sama dengan teknik analisis lainnya. 2. Menentukan unit analisis. Unit analisis adalah jumlah teks yang berhak memperoleh kode. Ia disarankan oleh teori dan latar belakang penelitian. 3. Sampling. Dilakukan dengan memilih elemen populasi dan sampel. Sampling hanya dilakukan jika terlalu banyak teks yang harus dianalisis secara menyeluruh. 4. Menentukan variabel dan kategori koding. Variabel dipilih dan dikembangkan menjadi definisi operasional yang akurat berupa unsurunsur terukur lewat penggunaan kode. Kategori koding dibuat

berdasarkan pertimbangan teoritis dan bahan yang tersedia. Kategori koding dapat dipilotkan dan direvisi sehingga telah cukup pasti dan dapat didefinisikan dengan yakin. 5. Menguji reliabilitas kode dan pemeriksaan penyandi atas kemungkinan adanya subjektivitas. 6. Mengumpulkan data. Melakukan pengumpulan data berdasarkan variabel terpilih dan kategori koding yang telah dibuat. Semua bahan dalam sampel disandi dan reliabilitas dari seluruh proses

diperhitungkan. 7. Membentuk file data untuk tujuan analisis statistik. 8. Menulis buku kode yang mencakup tujuan frame kode, distribusi frekuensi semua kode, dan reliabilitas dari proses penyandian. 9. Menganalisis data. Melaksanakan analisis sesuai dengan panduan analisis data. 10. Menarik kesimpulan. B. Tempat dan waktu penelitian Berdasarkan judul kajian ini, maka tempat penelitian tesis penulis adalah di Indonesia. Penarikan Indonesia sebagai tempat penelitian disebabkan sifat buku teks yang umum dan tidak terikat tempat. Sementara itu, waktu penelitian tesis ini adalah bulan November Desember 2012. C. Subjek dan objek penelitian Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah buku paket Look Ahead 1 terbitan Erlangga. Objek penelitian adalah komponen kecakapan hidup dalam

buku paket tersebut. Kecakapan hidup didefinisikan sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Depdiknas, 2009). D. Teknik dan instrumen pengumpulan data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian analisis isi mencakup pada langkah kedua hingga delapan analisis isi kuantitatif (Neuman, 2007:231 dan Marvasti, 2004:94). Langkah-langkah tersebut antara lain: a. Menentukan unit analisis. Unit analisis dalam penelitian ini terdiri dari empat aspek yaitu teks, dialog, gambar, dan tugas. Penelitian ini tidak menilai kualitas dari aspek-aspek tersebut, tapi keberadaan komponen kecakapan hidup di dalam aspek-aspek tersebut. b. Sampling. Karena subjek penelitian ini hanya berupa satu buku, maka peneliti tidak menganggap perlunya mengambil sampel dari buku ini. Dengan kata lain, sampel penelitian sama dengan populasi penelitian yaitu seluruh isi buku Look Ahead 1. c. Menentukan variabel dan kategori koding. Variabel dalam penelitian ini ada empat yaitu (Depdiknas, 2009):

1) Kecakapan personal, meliputi: beriman kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berpikir rasional, memahami diri sendiri, percaya diri, bertanggung jawab, menghargai dan menilai diri. 2) Kecakapan sosial, meliputi: kecakapan bekerjasama, menunjukkan tanggung jawab sosial, mengendalikan emosi, berinteraksi dalam budaya lokal dan global, berinteraksi dalam masyarakat, meningkatkan potensi fisik, membudayakan sikap sportif, membudayakan sikap disiplin, membudayakan sikap hidup sehat. 3) Kecakapan akademik, meliputi: menguasai pengetahuan,

menggunakan metode dan penelitian ilmiah, bersikap ilmiah, mengembangkan kapasitas sosial untuk belajar sepanjang hayat, mengembangkan berpikir strategis, berkomunikasi secara ilmiah, memperoleh kompetensi lanjut akan ilmu pengetahuan dan teknologi, membudayakan berpikir dan berperilaku ilmiah, membudayakan berpikir kreatif,membudayakan berpikir dan berperilaku ilmiah secara mandiri, menggunakan teknologi, menggunakan pengetahuan, dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat. 4) Kecakapan vokasional meliputi:keterampilan yang berkaitan dengan kejuruan (misalnya menjahit, bertani, beternak, dan otomotif), keterampilan bekerja, keterampilan kewirausahaan, keterampilan menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK), keterampilan merangkai alat.

Variabel di atas digunakan sebagai kategori koding. d. Menguji reliabilitas kode dan pemeriksaan penyandi atas kemungkinan adanya subjektivitas. e. Mengumpulkan data. f. Membentuk file data untuk tujuan analisis statistik. g. Menulis buku kode yang mencakup tujuan frame kode, distribusi frekuensi semua kode, dan reliabilitas dari proses penyandian. 2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi dalam dua tabel utama. Tabel pertama mencakup daftar unit analisis yang mengandung komponen kecakapan hidup. Tabel ini berfungsi sebagai pemberian kode pada unit analisis. Tabel kedua mencakup detail mengenai komponen kecakapan hidup yang terkandung dalam unit analisis yang telah dikodekan. Pemisahan ini dibuat agar tabel tidak terlalu panjang. Masingmasing unit analisis diwakili dua tabel sehingga total terdapat delapan tabel. Dua tabel utama untuk unit analisis teks digambarkan pada tabel 3.1 dan 3.2. Tabel ini dapat dimodifikasi untuk unit analisis dialog, gambar, dan tugas. Untuk dialog dibuat kode dialog (n), misalnya dialog 1, dialog 2, dst. Untuk gambar dibuat kode gambar (n) dan untuk tugas dibuat kode tugas (n). Simbol (n) merujuk pada urutan mulai dari 1, 2, ., hingga penomoran terakhir.

Tabel 3.1: Tabel Pemberian Kode Teks Bab Kode 1 1 1 2 Text 1 Text 2 Text (n) Unit analisis Halaman

17 23 .

Text (n+1) . Text (n+2) .. .

Tabel 3.2: Tabel Hasil Analisis untuk Teks Bab Kode Kecakapan Hidup Personal skills 1 1 1 Text 1 Text 2 Text (n) 2 Text (n+1) Text (n+2) .. Social skills Academic skills Vocational skills Keterangan

E. Teknik analisis data Analisis data dalam penelitian ini mengikuti langkah analisis isi kuantitatif yang digambarkan Neuman (2007:231) dan Marvasti (2004:94). Analisis data dilakukan sesuai dengan instrumen yang telah dibuat. Terakhir kesimpulan dibuat berdasarkan analisis data.

You might also like