You are on page 1of 18

1

Materi ini disadur dari Makalah hasil Pembelajaran Luar Kelas Blok 8 Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Yani Tahun ajaran 2007-2008

BAB I PENDAHULUAN

Saat ini, semua makanan mulai disajikan dengan cara instant dan makanan yang harus diolah terlebih dahulu berkurang peminatnya. Kandungan 4 sehat 5 sempurna pun sudah kurang diperhatikan. Padahal gizi tersebut sangat diperlukan oleh tubuh terutama pada anak-anak dan balita. Dalam hal ini pengetahuan orang tua yang memegang peranan penting. Selain itu, masalah gizi dipengaruhi oleh harga bahan makanan semakin meningkat. Menurut data, sebanyak 4 juta anak Indonesia yang menderita kurang gizi terancam menderita gizi buruk. Hal ini diakibatkan keadaan ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah. Yang menjadi masalah adalah dari 700.000 penderita gizi buruk, kemampuan pemerintah hanya bisa menangani 39.000 anak per tahun. Berdasarkan pertimbangan masalah gizi di atas dan untuk memenuhi tugas blok 8 , kami melakukan pembelajaran luar kelas (penyuluhan) pada Selasa, 25 November 2008 bertempat di Puskesmas Cijerah dengan judul Makanan Murah Kaya Manfaat (Bergizi). Acara dilakukan pada pukul 08.45 WIB sampai dengan 09.30 WIB dengan jumlah peserta 28 orang. Penyuluhan ini dilaksanakan untuk memberikan penjelasan kepada ibu-ibu bahwa makanan bergizi itu bisa didapat dari bahan makanan yang murah. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan para ibu mengenai asupan gizi yang baik bagi anak, pemilihan menu sehat, dan cara pemberian makan yang baik pada anak.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Makanan Murah Kaya Manfaat

Makanan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari . Oleh karena itu, kita memerlukan makanan yang dapat memenuhi semua kebutuhan. Makanan sangat berperan penting untuk tubuh karena makanan sebagai sumber tenaga dan energi. Makanan yang mengandung semua zatyang dibutuhkan tubuh yang tidak membuat badan gemuk ataupun kurus disebut makanan bergizi. Makanan bergizi tidak harus mahal dan lezat, tapi cukup mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh. Cara pemasakan yang terlalu lama akan membuat kandungan gizi didalam sayuran akan hilang. Beberapa zat yang diperlukan oleh tubuh, antara lain karbogidrat, lemak, protein, air, mineral, vitaman,dan banyak lagi. Oleh karena itu, makanan yang dibutuhkan tidak hanya mengenyangkan tetapi harus menyehatkan. Asupan gizi yang seimbang sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas perkembangan otak. Tanpa asupan gizi yang cukup, energi yang diperlukan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang juga tidak cukup. Anak yang berada dalam kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap mentalnya, malas untuk beraktivitas, cenderung tidak aktif, malas berpikir dan berkreasi, kemampuan anak untuk mengendalikan emosi sangat rendah, anak mudah pesimis, sehingga kecerdasannya juga tidak berkembang optimal, bahkan kemungkinan dapat mengalami kemunduran. 2.1.1 Kandungan Zat Gizi

2.1.1.1 Kebutuhan energi

2 Energi bersumber dari zat gizi karbohidrat, lemak dan protein. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4 kalori, 1 gram protein menghasilkan 4 kalori dan 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Menurut Beck (2000), energi diperlukan untuk berbagai proses metabolisme di dalam tubuh, proses pertumbuhan dan mempertahankan fungsi jaringan tubuh, proses mempertahankan suhu tubuh agar tetap stabil, dan gerakan otot untuk aktivitas. Kebutuhan energi balita sehat dapat dihitung berdasarkan usia dan berat badannya. Pada balita kebutuhan energi dalam sehari adalah 65-75 kalori per berat badan (Hartono,2000). Agar asupan energi berdaya guna, perbandingan ketiga zat gizi harus diperhatikan.

1. Karbohidrat sebanyak 60%--70% Karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber utama. Bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat adalah jenis padi-padian dan umbi-umbian. Jika kebutuhan cukup maka karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen di hati atau otot dan dipakai kembali saat tubuh memerlukan. 2. Lemak sebanyak 15%--20% Lemak merupakan sumber energi berkonsentrasi tinggi. Setiap 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Lemak mempunyai 3 fungsi penting, yaitu : Sumber asam lemak esensial dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan kulit Zat pelarut vitamin A,D,E dan K Menambah volume makanan akibat kandungan energi yang tinggi. Namun, lemak agak sulit dicerna sehingga harus dibatasi pemberiannya pada balita 3. Protein sebanyak 10%--20% Protein berfungsi sebagai zat pembangun. Jika karbohidrat dan lemak sudah cukup dalam makanan, fungsi protein sebagai zat pembangun tidak dapat berkurang. Namun jika karbohidrat dan lemak kurang, protein dapat digunakan sebagai zat tenaga.

2.1.1.2 Kebutuhan Zat Pembangun Protein merupakan zat gizi yang multifungsi. Fungsi protein adalah : Zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan, pembentukan darah, enzim dan hormon, serta mengganti sel-sel jaringan yang rusak Zat pengatur, yaitu mengatur keseimbangan cairan di dalam tubuh Alat pertahanan tubuh Zat sumber tenaga jika cadangan energi dari karbohidrat dan lemak habis

2.1.1.3 Kebutuhan Zat Pengatur Zat gizi yang termasuk ke dalam zat pengatur adalah air, vitamin, dan mineral. 1. Air Air merupakan bahan utama cairan dalam tubuh. Air merupakan bahan dasar cairan intraseluler (di dalam sel) dan interseluler (diantara sel). Berikut ini fungsi air dalam tubuh (Dudek,2001)

Memelihara bentuk dan fungsi sel Mengatur suhu tubuh Membantu mencerna makanan dan absorpsi zat gizi Transportasi zat gizi dan oksigen ke dalam sel Melarutkan vitamin, mineral, glukosa dan asam amino Membantu mengeluarkan racun dan zat yang tidak berguna bagi tubuh, baik melalui air seni,keringat, pernapasan maupun tinja Kebutuhan air pada balita sehat (Persagi,1992) sebagai berikut : 1 tahun = 120--135 ml per kg berat badan sehari 2--3 tahun = 115--125 ml per kg berat badan sehari 4--5 tahun = 100--110 ml per kg berat badan sehari Jika tubuh kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi. Pada balita, dehidrasi berakibat fatal. 2. Vitamin Vitamin merupakan zat organik yang terdapat dalam bahan makanan baik hewani maupun nabati. Pada balita vitamin sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan pemeliharaan tubuh. Berdasar sifat kelarutan dalam media cair, vitamin dibagi ke dalam dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,K) dan vitamin yang larut dalam air (vitamin B komplek dan vitamin C).

Tabel. 2.1.1 Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan (per orang per hari)

Kelompok BB TB Energi Protein Vitamin Vitamin Vitamin Umur (kg) (cm) (kkal) (g) A (RE) D (mcg) E (mg) 1-3 tahun 129010002540056 4-6 tahun 17 110 1550 39 450 5 7

Kelompok BB TB Vitamin Tiamin Riboflavin Niacin Asam Umur (kg) (cm) K (mcg) (mg) (mg) (mg) Folat

(mcg) 1-3 tahun 1290150,50,56150 4-6 tahun 17 110 20 0,6 0,6 8 200

Vitamin Kelompok BB TB Piridoksin Vitamin Kalsium Fosfor B12 Umur (kg) (cm) (mg) C (mg) (mg) (mg) (mcg) 1-3 tahun 12900,50,940500400 4-6 tahun 17 110 0,6 1,2 45 500 400

Kelompok BB TB Magnesium Besi Yodium Seng Selenium Umur (kg) (cm) (mg) (mg) (mcg) (mg) (mcg) 1-3 tahun 1290608908,217 4-6 tahun 17 110 80 9 120 9,7 20

Kelompok UmurBB (kg)TB (cm)Mangan (mg)Fluor (mg) 1-3 tahun12901,20,6 4-6 tahun 17 110 1,5 0,8

Tabel 2.1.2 Contoh Menu Pembagian Bahan Makanan Pada Balita (usia 5 tahun)

Waktu Jumlah & Menu Hari ke Makan Jenis Bahan 1 06.30 gelas nasiNasi putih 5 gr mie btr telur 1/8 gls sayur Telur rebus Sayur sop (wortel, kentang, buncis) 2 3 4 Nasi putih 5 Nasi putih

Nasi putih Nasi putih

Telur dadar Sayur sop Telur pindang Semur telur (Telur puyuh, puyuh Sup kimio oyong) (soun, jamur, Sayur Bihun kembang tahu) Bayam Jus jeruk Jus jambu Jus tomat

1 sdt minyakJus papaya 40 gr buah 2 sdt gula 09.00 10 gr mie 1 sdm tepung 1/6 butir telur 1 sdm kacangkacangan 1/8 gelas sayur 1/8 gelas susu 1 sdt minyak 12.30 2/3 gls nasi Nasi putih

Jus melon

Bubur Bubur Kacang hijau ketan merah

Mie baso kuah

Serabi Susu

Bihun goreng Sup Kacang merah

Nasi putih Nasi putih

Nasi putih

Nasi putih

bj kentang

Semur ayam Sayur lodeh Perkedel 20 gr ayam kentang 1/6 btr telur Tempe bacem bh tempe gls sayur Jeruk 1 sdm santan 1/2 sdt gula 40 gr buah 15.30 1 sdm tepung 1/8 gls susu 1 sdm gula 30 gr buah 18.30 gls nasi 5 gr mie bh kentang 20 gr daging bh tahu gls sayur sdt gula 40 gr buah 20.00 1 gls susu Susu Susu Nasi putih Tim tahu Soto ayam Pepaya Perkedel gulung bayam Sayur bayam Melon Nagasari Susu Bubur sumsum Melon

Sayur bening Pepes tahu bayam Sayur asam Perkedel Pisang kentang

Opor ayam Perkedel kentang Semangka

Jeruk

Agar-agar

Bubur Candil Puding wortel

Nasi putih Nasi putih Telur puyuh Bola-bola daging

Nasi putih Semur tahu

Nasi putih Perkedel tahu Sayur sop

Kari sayuran Sayur asam dengan kentang Pisang Jeruk

Semangka

Susu

Susu

Susu

Tabel 2.1.3

2.2 Cara Pemberian Makanan 1. Bayi

Umur 0- 4 bulan Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang maupun malam. Jangan berikan makanan atu minuman lain selain ASI.

Susui atau teteki bayi denagn payudara kanan dan kiri secara bergantian. Umur 4-6 bulan Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang maupun malam. makan Beri makanan pendamping ASI 2 kali sehari sebanyak 2 sendok Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASI

Mkanann pendamping ASI berupa : bubur susu atau bubur tim lumat ditambah kuning telur atau ayam /ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak.

Umur 6-12 bulan Beri ASI setiap kali bayi menginginkan

Tambahkan telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak pada bubur nasi umur: Beri bubur nasi tiga kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai 6 bulan: 6 sendok makan;

7 bulan: 7 sendok makan; 8 bulan: 8 sendok makan; 9 bulan: 9 sendok makan; 10 bulan: 10 sendok makan; 11 bulan: 11 sendok makan.

Beri makanan selingan 2kali sehari diantara waktu makan, seprti bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dsb. Beri buah-buahan atau sari buah. Ajari bayi makan sendiri menggunakan piring dan sendok.

2.

Usia 1-3 tahun

Masa 1-3 tahun adalah masa transisi (dari bayi ke anak) dimana anak harus belajar mengenal jenis dan rasa makanan orang dewasa, sementara si anak sedang ingin menunjukkan, aku-nya (yang di manifestasikan dengan perkataan tidak, atau tidak mau).

Umur 1-2 tahun Beri ASI setiap kali bayi menginginkan. Beri nasi lembik 3 kali sehari.

Tambahkan telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak pada nasi lembik. Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dsb. Beri buah-buahan tau sari buah. Bantu anak untuk makan sendiri.

Umur2-3 Tahun Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi,laup pauk, sayur, dan buah.

Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seprti bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dsb. makan. Jangan berikan makanan yang manis dan lengket diantara waktu

Kesulitan pemberian makanan : Sering karena adanya benturan antara proses pembelajaran makan dengan perkembangan jiwa anak dimana si anak sedang menunjukkan aku-nya. Bila benturan tidak diatasi dengan baik , akan timbul berbagai masalah defisiensi gizi

Solusi : Memberi makan anak harus sabar dan telaten Suasana makan harus nyaman Tidak boleh memaksa anak yang tidak mau makan

Untuk mencegah rasa bosan dan untuk pembelajaran mengenal jenis dan rasa, maka makanan anak harus divariasikan tiap hari

3.

Usia 4-5 tahun

Pada masa ini pembelajaran mengenal jenis dan rasa aneka makanan berlanjut. Masa mengenal makanan ini penting karena akan membekaskan rasa suka atau tidak suka terhadap suatu makanan, yang pada gilirannya akan menentukan pilihan makanan di masa mendatang. Pada masa ini anak mulai mengenal makanan jajanan dari orang tua selanjutnya dari pedagang makanan keliling dari tayangan tv, dari teman, dll.

Cara pemberian makanan : sama dengan anak umur 2-3 tahun

Kesulitan Pemberian makanan : Mengenal makanan jajanaan merupakan pembelajaran makan bagi anak yang dapat merubah pola makan. Sehingga, pada usia ini biasanya anak kurang mengonsumsi makanan utama dikarenakan anak lebih suka mengonsumsi makanan jajanan dan menyebabkan anak hingga dewasa suka jajan.

Solusi : Jangan membiasakan memberi uang jajan untuk anak

Buatlah cemilan yang sehat dari dapur sendiri yang mirip dengan makanan jajanan, buatlah semenarik mungkin.

Tabel 2.2.1 Ragam masalah makan balita, penyebab dan cara mengatasinya No Masalah makan Penyebab Sedang sariawan Cara mengatasi Kenalkan makanan padat mulai usia 6 bulan. Berikan secara bertahap, mulai yang lembek sampai yang kasar. Tujuannya agar anak belajar mengunyah. Buat menu camilan ringan yang lengkap gizi untuk mengatasi kekuarangan asupan gizi. Buat suasana makan yang menyenangkan dan santai. Jangan dipaksa karena anak akan trauma. Beri penjelasan sederhana agar dia mau mengunyah makanannya. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan, misal makan bersama keluarga. Membuat menu makanan lebih bervariasi, baik dari bahannya, maupun cara pengolahannya. Menemani anak ketika makan dan orang tua menjadi contoh perilaku makan bagi anaknya.

1. Suka mengemut makanan

Terlambat mengenalkan makanan padat Dipaksa makan untuk

2. Pilih-pilih makanan (picky eater)

Selera makan berkembang, ada kecenderungan mulai menyukai makanan atau rasa tertentu. Bosan pada hidangan yang diberikan karena kurang variasi. Kebiasaaan makan keluarga. Apabila orang tua pilih-pilih makanan maka anak akan ikut pilih-pilih makanan.

3. Susah makan, hanya mau makan sedikit.

Masalah psikologi, misalnya orang tua tidak mengakui ego anak. Selalu memaksa anak untuk makan. Memberi susu atau makan selingan dengan waktu makan. Apabila orang tua biasa makan sedikit, misalnya karena diet, anak akan cenderung meniru.

Jangan paksa anak makan pada waktu jam makan tiba. Sebab akan membuat anak tidak nyaman dan biasa menimbulkan trauma. Jangan memberi susu atau makanan selingan yang terlalu dekat dengan waktu makan. Temani anak makan. Lalu, orang tua menjadi contoh perilaku makan bagi anaknya. Jadwal teratur. makan yang

4. Makanan disembursemburkan atau menolak makan.

Rasa makanan yang masuk ke mulutny amasih asing. Bosan dengan makanan yang diberikan. Suasana makan yang tidak menyenangkan. Dipaksa makan padahal belum lapar. Iseng atau mencari perhatian orang tua.

Kenalkan sedikit-sedikit menu makanan yang baru. Sediakan alternatif menu lain apabila anak menyemburkan makanan yang diberikan. Variasa menu dan penyajian menu yang menarik. Ajak anak menentukan menu dan berkreasi dalm membuat makanan untuk memancing selera makannya.

Kesal kepada orang yang memberi makan. Sedang sakit. 5. Tidak suka makan sayur Rasa sayur yang kurang enak jika dibandingkan dengan lauk hewani atau buah. Penyajian sayur kurang menarik. Berikan penjelasn tentang pentingnya sayur agar anak gemar makan sayur. Kenalkan bermacammacam sayur mulai dari bayi.

Pengolahan dna penyajian sayur lebih bervariasi dan menarik. Misalnya, dibuat omelet sayuran atau skotel sayuran. Menyelipkan sayuran dalam makanan yang disukainya. Berikan contoh makan sayur pada anak pada saat makan bersama. Sebab, anak akan mencontoh perilaku orang tuanya.

Keluhan yang sering disampaikan orang tua tentang anak balitanya : 1. Tidak mau makan Anak tidak mau makan disebabkan karena pola makan yang tidak tepat yaitu : terlalu banyak mengonsumsi cemilan, terlalu banyak minum susu dan mengonsumsi terlelu banyak makanan yang sulit dicerna 2. Anaknya kurus Untuk memastikan apakah anak kurus itu karenba kurang gizi adalah timbang berat badan anak, lalu bandingkan dengan berat standar yang ada pada KMS.

2.3

Membaca KMS

Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Manfaat KMS-Balita adalah : Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

Balita naik berat badannya bila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau garis pertumbuhannya naik pindah ke pita warna diatasnya. Balita tidak naik berat badannya bila garis pertumbuhannya turun, atau garis pertumbuhannya mendatar, atau garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya. Berat badan balita di bawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit. Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T) artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit. Balita tumbuh baik bila garis berat badan anak naik setiap bulannya, sedangkan balita sehat, jika berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna di atasnya. 2. 4 Gizi Buruk Balita termasuk ke dalam kelompok usia beresiko tinggi terhadap penyakit. Kekurangan maupun kelebihan asupan gizi pada balita dapat mempengaruhi status gizi dan status kesehatannya. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Apabila menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Jika sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk. Gizi buruk merupakan bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun.

Tabel 2.4.1 Data Statistik Indonesia terhadap Jumlah Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk TahunJumlah PendudukJumlah balita gizi kurang dan burukJumlah balita gizi buruk 1989 177.614.965 1992 185.323.456 1995 95.860.899 7.986.279 7.910.346 6.803.816 1.324.769 1.607.866 2.490.567

1998 206.398.340 1999 209.910.821 2000 203.456.005 2001 206.070.000 2002 208.749.460 2004 211.567.577

6.090.815 5.256.587 4.415.158 4.733.028 5.014.028 5.119.935

2.169.247 1.617.258 1.348.181 1.142.455 1.469.596 1.528.676

Catatan: Jumlah balita tahun 2003 diperkirakan 8,5 % dari jumlah penduduk Dari berbagai penelitian tentang penyebab masalah gizi menyebutkan bahwa : 1. Pola Pemberian ASI dan MP-ASI Pola pemberian ASI dan MP-ASI merupakan salah satu penyebab utama gangguan pertumbuhan pada balita ; a. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif masih rendah ( Purworejo = 48,89 % ) b. Tidak semua ibu memberikan ASI segera setelah bayi lahir. Hanya sepertiga ibu memberikan ASI pada hari pertama setelah melahirkan. c. Bayi sudah diperkenalkan dengan makanan lain selain ASI pada minggu pertama setelah kelahiran. 2. Interaksi ibu dan anak Interaksi antara ibu dengan anak berhubungan positif dengan keadaan gizi anak. Anak yang mendapatkan perhatian lebih baik secara fisik maupun emosional misalnya selalu mendapatkan senyuman, mendapat respon ketika berceloteh dan mendapatkan makanan yang seimbang, maka keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang kurang mendapat perhatian orang tua. 3. Pemanfaatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa konseling terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada status pertumbuhan anak seperti: a. Pemantauan berat badan balita di Posyandu b. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi bulan Februari dan Agustus. c. Kunjungan Neonatal d. Imunisasi pada bayi 4. Kesehatan Lingkungan Masalah gizi timbul tidak hanya karena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi. Kesehatan lingkungan yang baik seperti penyediaan air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS ) akan mengurangi penyakit infeksi. 5. Ketersediaan Pangan di Tingkat Rumah Tangga Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di tingkat keluarga dan jika tidak cukup dapat dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak terpenuhi.

Ada beberapa masalah gizi yang biasa diderita balita sebagai berikut: A. KEP (Kurang Energi Protein) KEP adalaah suatu keadaan dimana rendahnya kosumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). Kurangnya zat gizi makro (energi dan protein) pada balita menyebabkan KEP. Ada tiga KEP sebagai berikut: a. Tipe kwashiorkor Kwashiorkor terjadi akibat kekurangan protein. penyakit kekurangan gizi ini banyak dijumpai pada anak usia 1-3 tahun. orangtua biasanya tidak menyadari bahwa anaknya sakit. Hal ini disebabkan kebutuhan energinya tercukupi sehingga berat badan menjadi normal. Apalagi ditambah dnegan adnya oedem atau sembab pada badan anak. Tanda-tanda Kwashiorkor : 1. Edema umumnya diseluruh tubuh terutama pada kaki (dorsumpedis) 2. Wajah membulat dan sembab 3. Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, anak berbaring terus menerus. 4. Perubahan status mental :cengeng, rewel kadang apatis. 5. Anak sering menolak segala jenis makanan( anoreksia ). 6. Pembesaran hati 7. Sering disertai infeksi, anemia dan diare / mencret. 8. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut. 9. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas (crazy pavement dermatosis). 10. Pandangan mata anak Nampak sayu. b. Tipe Marasmus Marasmus terjadi akibat kekuarangan energi. Gangguan gizi ini biasanya terjadi pada anak usia tahun pertama yang tiodak mendapat cukup ASI (Air Susu Ibu). Tanda-tanda Marasmus : 1. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit. 2. Kemunduran pertumbuhan otot (atrofi) 3. Wajah seperti orangtua (old face) 4. Ukuran kepala tidak sebanding dnegan ukuran tubuh) 5. Cengeng, rewel 6. Perut cekung. 7. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada. 8. Sering disertai diare kronikataukonstipasi / susah buang air, rambut tipis dan mudah rontok serta penyakit kronik. 9. Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang. c. Tipe Kwashiorkor-Marasmus Penyakit ini timbul jika makanan sehari-hari anak tidak cukup mengandung energi dan protein untuk pertumbuhan normal. Tanda-tanda MarasmusKwashiorkor :

Tanda-tanda marasmus kwashiorkor merupakan gabungan tanda-tanda dari marasmus dan kwashiorkor. B. Obesitas Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan lemak dalam tubuh (obesitas). Apabila selalu makan dalam porsi besar dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang. Dampak obesitas pada anak dapat menyebabkan hiperlipidemia (tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah), gangguan pernafasan dan komplikasi ortopedi (tulang). Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola makan anak anakan tetap seimbang. Selain itu, memberikan tampilan yang sehat seperti buah dan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan energinya juga harus dilakukan. C. Kurang Vitamin A Penyakit mata yang diakibatkan oleh kurangnya vitamin A disebut xerophtalmia. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan yang paling sering terjadi pada anak-anak usia 2-3 tahun. Hal ini karena setelah disapih, anak tidak diberi makanan yang memenuhi syarat gizi. Sementara itu, anak belum bisa mengambil makanaan sendiri.

D. Gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI) Kekuarangan mineral iodium pada anak dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, dan perkembangan fisik. Zat Iodium penting untuk kecerdasan anak. E. Anemia Zat Besi (Fe) Anemia adalah keadaaan dimana kadar hemoglobin darah kurang daripada normal. disebabkan karena kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (sel darah merah). Anemia pada anak disebabkan kebutuhan Fe yang meingkat akibat pertumbuhan si anak yang pesat dan infeksi akut berulang. Gejalanya anak tampak lemas, mudah lelah, dan pucat. Selain itu, anak dengan defisiensi (kurang) zat besi ternyata memiliki kemampuan mengingat dan memusatkan perhatian lebih rendah dibandingkan dengan anak yang cukup asupan zat besinya. perbedaan tingkat penyerapan zat besi oleh tubuh dari berbagai bahan makanan adalah sebagai berikut : a. Penyerapan tinggi: unggas, daging dan ikan b. Penyerapan sedang: kacang-kacangan dan gandum c. Penyerapan rendah: sayuran Untuk meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh, kombinasikan bahan makanan sumber zat besi dengan vitamin C. Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan gizi anak yang jelek.

DAFTAR PUSTAKA

Vera Uripi. 2004. Menu Sehat Untuk Balita (Jakarta: Penerbit Puspa Swara, Anggota IKAPI) Ayu Bulan Febry,K.D & Zulfito Marendra,dr. 2008. Buku Pintar Menu Balita (Jakarta : Wahyu Media) Rusilanti,Dr,M.Si & Mutiara Dahlia,Dra,M.Kes. 2008. Menu Sehat untuk Kecerdasan Balita (Jakarta : PT.Agromedia Pustaka) www.depkes.go.id www.gizinet.co.id www.wartakota.co.id

You might also like