You are on page 1of 17

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS I. 1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah : Pembangunan PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah Kawasan Jatiluwih (Lanjutan) Kabupaten Tabanan Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Tabanan

2.

II. PEKERJAAN PERSIAPAN. Pekerjaan persiapan lapangan meliputi : 1. Pembersihan Lapangan 2. Pekerjaan pengukuran (uitzet) dan pemasangan bouwplank III. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR. 3.1 Menggali/mengurug tanah dalam site dikerjakan sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan dalam gambar. Mengurug dilakukan lapis demi lapis dengan tebal urugan setiap lapis adalah 25 cm yang dipadatkan dengan mesin pemadat sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dan bahan urugan harus bebas dari kotoran dan humus. Sebelum pengurugan dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan pembersihan lapangan terhadap benda-benda yang dapat mengurangi kepadatan tanah dikemudian hari. Ukuran galian pondasi disesuaikan dengan gambar, bila keadaan tanah mudah longsor pinggiran lobang galian dibuat miring, sehingga galian tidak tertimbun sebelum pekerjaan pondasi selesai. Mengurug kembali pada bekas galian pondasi dan urugan peninggian lantai bangunan dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis, disiram dengan air sampai padat. Bila dianggap perlu pemadatan menggunakan alat / mesin pemadat. Bahan urugan ini harus bebas dari segala kotoran-kotoran humus. Tebal urugan pasir dibawah pondasi adalah 5 cm dan dibawah lantai adalah 10 cm. Urugan pasir pada tempat-tempat lain disesuaikan dengan gambar rencana. Urugan pasir disiram dengan air sampai padat.

3.2 3.3

3.4 3.5

IV. PEKERJAAN BETON. 4.1 Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan didalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik. b. Pekerjaan ini meliputi beton pengunci paving, beton plat trotoar, , beton sloof praktis, beton kolom praktis, dan beton ring praktis. Bahan : a. Pelaksana harus menyampaikan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan dipergunakan untuk mendapat persetujuan Direksi. b. Bahan yang dipakai harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan PBI 1971 dan Standar Beton 1991. c. Apabila diminta oleh Direksi, Pelaksana wajib memeriksakan bahan-bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk atas biaya sendiri.

4.2

4.3

Peralatan : a. Pelaksana harus wajib menyediakan semua peralatan untuk pembuatan kubus beton, pemeriksaan leleh (Slumptest). b. Untuk pelaksanaan seperti beton molen, vibrator, kereta dorong, takaran bahan, alat-alat untuk membasahi/pemeliharaan beton wajib disiapkan oleh Pelaksana. c. Jumlah dan kualitas peralatan harus cukup dan baik untuk menjamin mutu dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Campuran dan Mutu Beton : a. Beton yang digunakan dalam Kontrak ini sebagai berikut : - BetonK 225 : digunakan untuk struktur beton bertulang pada umumnya. - Beton K175 : digunakan untuk beton non struktural (Sloof, Kolom dan ring praktis) b. Beton Untuk rabat adalah campurannya 1 Pc : 3 Psr : 5 Krk. Pelaksanaan : a. Pada prinsipnya setiap tahap pelaksanaan beton harus sepengatahuan dan atau persetujuan Direksi. b. Pada waktu pemeriksaan pendahuluan menjelang pengecoran Direksi akan mengecek kesiapan pelaksanaan tersebut sehubungan rencana kerja. c. Pelaksana wajib memelihara kerapian, kebersihan dan kebenaran pekerjaan dan mematuhi petunjuk-petunjuk Direksi. d. Begesting harus disiapkan sesuai dengan bentuk akhir beton dan harus cukup kuat menerima beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan mudah tanpa menimbulkan kerusakan pada konstruksi. e. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan Direksi, pengecoran harus dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan cara-cara semestinya. Direksi berhak menghentikan pengecoran apabila dipandang mutu pelaksanaan tidak dapat dipertanggung jawabkan. f. Beton yang sudah dicor harus dilindungi dari gangguan luar/cuaca dan senantiasa dibasahi selama 28 hari, pembukaan begesting harus dilakukan dengan hati-hati setelah beton berumur 28 hari, cukup kuat menerima beban-beban dan harus sepengetahuan dengan Direksi. g. Toleransi akhir pekerjaan diyaratkan maximal 1 mm dalam 1 m baik horisontal maupun vertikal. h. Sloof dan ring untuk bangunan harus merupakan lingkaran tertutup. i. Setiap pertemuan tembok menggunakan kolom praktis dengan angker ketembok setiap jarak 1 m. j. Kusen-kusen pintu bila ada, harus sudah dipasang beserta angkernya sebelum pengecoran beton praktis, namun tidak sebelum pengecoran kolom struktur.

4.4

4.5

V. PEKERJAAN PASANGAN. 5.1 Lingkup pekerjaan : a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik. b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan batu kali, pasangan dinding sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar.

5.2

Bahan dan Standard : a. Semen, sesuai NI - 8. b. Pasir NI - 33 Pasal 14 ayat 2. c. Air sesuai NI - 3 pasal 10. d. Batu kali / alam sesuai NI - 3 Pasal 19. e. Batu bata merah sesuai N - 10. Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh bahan yang akan dipakai dan menyatakan sumber bahannya untuk persetujuan Direksi. Adukan Pasangan : Bahan dan adukan diukur dengan takaran volume dengan komposisi campuran Semen dan pasir sebagai berikut : a. Pasangan pondasi batu kali 1 Pc : 5 Psr. b. Pasangan bata biasa 1 Pc : 5 Psr. Adukan harus betul-betul homogen dengan menggunakan beton molen dan pemakaian air secukupnya. Pelaksanaan pemasangan pondasi Batu Kali : a. Pondasi batu kali harus dipasang dibawah tembok, kolom, sloof sesuai dengan petunjuk gambar. b. Diatas galian pondasi yang telah rata, bersih dari kotoran, dengan kondisi tanah padat ditebar pasir urug setebal 5 cm sesuai dengan gambar. c. Batu kosong harus dipasang berdiri dengan ukuran 20 cm sesuai dengan gambar. d. Batu harus dibasahi sehingga bersih sebelum dipasang. e. Pasangan batu harus sedemikian sehingga tidak ada perletakan batu-batu kecil atau ukuran sama yang mengelompok dan gunakan yang cukup besar pada alas dan sudut-sudut pasangan pondasi. f. Adukan harus mengisi semua sela batu dan tidak boleh menembus melampaui dua batu. g. Pasangan baru harus dilindungi dari gangguan luar dan cuaca. Pelaksanaan pemasangan batu bata : a. Batu bata akan dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai jenuh air. b. Batu bata yang dipakai harus batu bata utuh yang tanpa cacat, kecuali pada sudut-sudut pertemuan dapat dipakai batu bata potongan dengan ukuran yang semestinya. c. Bila dalam pasangan terdapat bata cacat bata ini harus diganti atas beban pelaksana. d. Semua sambungan antar bata harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak siar yang seragam. e. Jarak siar batu bata rata-rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5 mm. f. Dalam 1 hari pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari 1 m. g. Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak bergigi untuk untuk menghindari retak kemudian hari. h. Pasangan bata diatas kusen atau bidang terbuka lainnya harus dipasang berdiri (Pasangan Rolag). i. Baik tertera dalam gambar atau tidak, tembok bata harus diperkuat dengan kolom atau ring beton praktis pada luas paling besar 12 m2 atau paling jauh setiap jarak 4 m. j. Pada tempat yang akan terdapat rangka kayu / Kusen, Pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai kusen tersebut terpasang dengan baik.

5.3

5.4

5.5

k.

l. m.

Semua angker-angker kusen dan lain-lain harus ditunjukkan dulu kepada Direksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut harus diisi penuh dengan adukan dan angker-angker ditanam dengan beton campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl didalam tembok. Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal. Penjepitan dengan benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih dari 30 cm. Semua pertemuan agak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat. Semua pasangan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan pasangan baru harus selalu dibasahi selama 3 hari dengan karung basah, atau alat pembasah lainnya.

VI. PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN LANTAI 6.1 Pekerjaan Plesteran Dinding 6.1.1. Lingkup Pekerjaan. 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik. 2. Pekerjaan plesteran dinding dan beton dikerjakan pada permukaan dinding dan beton bagian luar dan dalam sesuai dengan petunjuk didalam gambar. 6.1.2. Bahan dan Standard : a. Semen sesuai Ni - 8. b. Pasir sesuai NI - 3 Pasal 14 ayat 2. c. Air sesuai NI - Pasal 10. Pelaksana harus memberikan contoh-contoh bahan terlebih dahulu kepada Direksi. 6.1.3. Komposisi Campuran : Adukan untuk plesteran dibuat sesuai dengan yang digunakan pada pasangan batu batanya. : a. Plesteran Trasram 1 Pc : 2 Psr. b. Plesteran Kolom, beton dengan campuran 1 Pc : 3 Psr dan diaci dengan campuran 1 Pc : 1 Psr ( Diayak halus ). c. Plesteran dinding 1 Pc : 5 Psr dan diaci dengan campuran 1 Pc : 2 Mil (yang halus/Super). d. Pasangan dinding sejauh menempel pada tanah dan pondasi batu kali yang diatas tanah harus diplester 1Pc : 5 Psr dan diaci dengan 1 Pc : 1 Psr ( Diayak halus ) 6.1.4. Pelaksanaan : a. Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan yang semestinya dengan air secukupnya. b. Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan membeku lebih dari 1 jam. c. Semua siar hendaknya dikerok sedalam mungkin lebih kurang 10 mm, sebelum diplester batu bata harus bersih dari bekas-bekas perekat / kotoran-kotoran. d. Semua dinding beton yang akan diplester harus di kerik agar plesterannya dapat melekat dengan baik. e. Semua bidang yang akan diplester harus disikat sampai bersih dan dibasahi sebelum diplester.

f. g. h. I.

j.

k. l. m.

Pelaksana akan membuat contoh bidang plesteran terlebih dahulu. kemudian setelah di setujui oleh Direksi plesteran harus dilanjutkan sesuai dengan contoh. Semua sudut-sudut harus tegak dan tajam, dan bidang-bidang plesteran harus rata. Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu plesteran yang baik, dimana diadakan pemeriksaan dengan garisan yang panjang baik horisontal maupun vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus berusaha memperbaikinya secara keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki hendaknya dibobok terlebih dahulu dengan baik, bobokan dibuat dalam bidang segi empat, kemudian diplester rata dengan sekitarnya. Tebal plesteran tidak kurang dari 1,50 cm dan tidak lebih dari 2,00 cm dengan toleransi 1mm setiap meter panjang,, sebelum benarbenar kering permukaannya digaris silang-silang untuk mengikat lapisan berikutnya. Permukaan plesteran harus dibasahi secara berkala dan dilindungi dari terik matahari atau hujan. Pengacian tidak dilakukan setelah lapisan plesteran mengeras dan tidak berkerut lagi dimana tebal acian tidak kurang dari 1 mm. Antara plesteran dan kusen atau kolom harus dibuat alur yang rapi. Hasil akhir yang dikehendaki adalah : Bidang plesteran halus, rata, tidak bergelombang dan retak-retak, alur-alur lurus dengan ukuran yang sama dan sudut-sudut yang tajam dan rapi.

6.2

Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik 6.2.1. Lingkup pekerjaan. 1. Pekerjaan meliputi tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat Bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. 2. Pekerjaan pelapis dinding keramik ini meliputi dinding toilet, paintry dan pada tempat-tempat sesuai detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. 6.2.2. Persyaratan Bahan Keramik Dinding : 1. Jenis keramik tile. 2. Finishing permukaan rata. 3. Produksi setara Asia Tile. 4. Ketebalan minimum 0.5 cm. 5. Bahan pengisi siar digunakan lgi tile grout. 6. Bahan perekat dengan adukan 1 Pc : 3 Psr 7. Warna texture ditentukan kemudian 8. Ukuran keramik 20 x 25 cm atau sesuai dengan gambar. 9. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturanperaturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia ( NI-19 ), PVBB 1970 dan PVBI 1982. 10. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas/Perencana.

6.2.3. Syarat-syarat pelaksanaan. 1. Pada permukaan dinding beton /bata merah, keramik dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1 Pc : 3 Psr, diaduk baik memakai larutan supercement, jumlah pemakaiannya adalah 10 % dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,6 cm atau bahan-bahan perekat khusus, sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar. 2. Keramik yang dipasang adalah yang telah terseleksi dengan warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak atau cacat lainnya. 3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik. 4. Sebelum keramik dipasang, keramik harus terlebih dahulu direndam air sampai jenuh. 5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan dipasang di dinding seperti : Exhaust fan, panel, stop kontak, lemari gantung dan lain-lain yang tertera dalam gambar. 6. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dalam gambar. 7. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan/harus dibicarakan terlebih dahulu dengan direksi pekerjaan/Konsultan pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai. 8. Pembersihan permukaan keramik dari sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik. 9. Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan lgi tile grout. 6.2.4. Hasil akhir yang diharapkan : 1. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis siar harus benar-benar lurus. 2. Siar arah horisontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan garis lurus. 6.3 Pekerjaan Lantai 6.3.1. Lingkup Pekerjaan 1. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta gambar rencana. 2. Kontraktor wajib memberikan contoh-contoh bahan yang akan dipasang khususnya untuk menentukan warna dan texture dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana/Direksi Pekerjaan ( Pemberi Tugas ), Konsultan Pengawas. 3. Pekerjaan lantai keramik ini meliputi seluruh ruang yang akan ditunjukkan dalam gambar. 6.3.2. Bahan dan Standard : Bahan yang dipakai harus memenuhi syarat uji menurut SII 0583-81, produksi nomor 1 proses single firing sekualitas Niro Granit dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Ukuran keramik 40 x 40 cm untuk lantai dan ukuran keramik 20 x 20 cm untuk lantai KM/WC setara Platinum atau sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar. 2. Bahan dasar Kaolin

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Kekerasan glasur mencapai 6-7 skala moh s Kekerasan badan mencapai 8 skala moh s Moisture Expantion mencapai 0.2-0.05 % Pengkaburan tidak terjadi Tahan terhadap asam setealh dilakukan pencelupan ke dalam Hcl selama 2 hari hanya terpengarus sampai 3 %. Thermal Shock dimana dipanaskan sampai 250 derajat celcius kemudia dicelupkan ke dalam air dengan suhu ruangan tidak akan terkadi keretakan. Daya tahan terhadap alkali dimana dicelupkan ke dalam KOH selama 2 hari, hanya terpengaruh 3 %. Warna tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa yang umum dipakai, tahan terhadap cuaca dan perubahan suhu yang mendadak. Warna keramik ditentukan kemudian ( minimal dengan contoh kombinasi warna untuk ruang yang spesifik. Lembaran tidak bergelombang atau cacat lainnya.

6.3.3. Pelaksanaan Pemasangan Keramik : a. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dulu dengan teliti mengenai kepadatan, kerataan maupun elevasi setiap lapisannya. b. Sudut-sudut keramik harus betul-betul siku dan susunan lapisan berturut turut : Urugan tanah dipadatkan. Urugan pasir 5 cm disiram air sampai jenuh. Beton rabat 1 Pc : 3 Psr : 5 Krk dengan ketebalan 5 cm. Spesi dengan campuran 1 Pc : 4 Psr tebal 3 cm. Keramik 40 x 40 cm dan keramik 20 x 20 cm kwalitas baik. c. Pola pemasangan harus ditentukan terlebih dahulu dengan memasang keramik kepala. d. Siar dari pasangan keramik harus benar-benar lurus, siku-siku dan rapi dengan jarak siar max. 2 mm. e. Siar diisi dengan adukan air + semen dimana sampai siar-siar tadi tertutup rapat. f. Keramik yang baru dipasang minimal 3 hari tidak boleh diganggu diinjak, ditempati steger atau beban yang lain. g. Warna keramik harus sama/merata. 6.3.4. Hasil a. b. c. VII. Akhir yang dikehendaki : Lantai tidak bergelombang dan tidak cacat. Kerataan/kemiringan harus sama dengan rencana. Lantai harus bersih dari sisa-sisa adukan semen, cat, atau kotoran yang lain.

PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA. 1.1. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Daun Jendela : 7.2.1. Lingkup pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2.

Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Daun jendela akan dilaksanakan didalam bangunan sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar.

7.2.2. B a h a n : 1. Kusen pintu dan jendela dan ventilasi : kayu kamper kwalitas baik dan aluminium 4 setara Alexindo. 2. Daun Pintu panil kamper dan daun pintu panil kamper lapis aluminium KM/WC sesuai gambar. 3. Daun Jendela kaca 5 mm dan ventilasi kaca menggunakan bahan aluminium kwalitas baik. Sedangkan untuk ventilasi yang dipasang pada kusen kayu kamper menggunakan rangka kayu kamper. 7.2.3. Perlengkapan Pintu dan Jendela : Pintu : Engsel : Engsel dengan ring Nylon. Grendel ( sejenis Espagnoilet Tanam ) dipasang pada daun pintu dua bukaan sebanyak 2 buah dimana pada bagian bawah dipasang ukuran 10 Inci dan bagian atas dipasang ukuran 8 inci Kait angin dipasang pada daun jendela dengan penempatan sesuai gambar atau petunjuk direksi. Kunci tanam duoble slaag dipasang pada semua pintu setara Solid. Jendela : Perlengkapan Daun jendela adalah Engsel Jendela, Kait angin dan Grendel kwalitas baik. 7.2.4. Pelaksanaan : a. Selama pekerjaan berlangsung kusen-kusen harus dilindungi dari benturan-benturan benda keras dan kerusakan atau cacat-cacat harus diganti oleh Pelaksana atas biaya sendiri. b. Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar dan kalau tidak disebutkan lain, maka tinggi pegangan kunci dari lantai 1 m. 7.2.5. Hasil akhir yang dikehendaki: a. Bentuk dan letak pintu disesuaikan dengan rencana gambar. b. Tidak ada bagian atau sudut-sudut yang cacat. c. Kusen-kusen terpasang dengan kuat pada tembok atau beton. d. Daun pintu tidak muntir atau meleot, dan dapat dibuka / ditutup dengan lancar. e. Kunci -kunci penggantung dengan kait dapat digerakkan dengan lancar.

VIII. PEKERJAAN ATAP DAN LANGIT LANGIT 8.1. U m u m : a. Pekerjaan atap meliputi pengadaan, pengerjaan dan pemasangan atap, kuda-kuda dan tiang yang terbuat dari bahan; kayu dengan profil, ditunjuk dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk bahan, ongkos kerja dan peralatan yang diperlukan. b. Semua pekerjaan yang memakai bahan kayu yang dipakai harus memenuhi standard NI 5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia Tahun 1971,

c. d.

Peraturan Pengawetan dan Kekeringan Kayu Bangunan Perumahan dan Gedung. Untuk kayu yang dipasang harus mempunyai sifat : Bermutu A menurut NI 5, Kadar air maximum pada saat pemasangan adalah 20 %. Pekerjaan langit-langit meliputi pengadaan, pengerjaan dan pemasangan langit-langit atau plafond yang terbuat dari bahan : Rangka kwalitas baik dan penutup langit-langit adalah teakwood dan lumbrisering , sesuai ditunjuk dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk bahan, ongkos kerja dan peralatan yang diperlukan.

8.2. Pekerjaan Atap 8.2.1. Lingkup pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pekerjaan atap akan dilaksanakan didalam bangunan sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar. 8.2.2. B a h a n : 1. 2. Bahan dari material kuda-kuda kayu kruing kwalitas baik, usuk kruing dan reng mempergunakan kayu kamper kwalitas baik. Penutup Atap - Penutup atap tempat pemungutan tiket masuk menggunakan bahan genteng kodok, dan bubungan menggunakan bubungan genteng kodok karang pilang setara Good Year. 8.2.3. Pelaksanaan : a. Rangka kuda-kuda dipasang sesuai dengan gambar rencana. b. Pemasangan reng antar reng (jarak) dari kayu kamper kwalitas baik, Pemasangan reng berdasarkan kepada tarikan benang diagonal, vertikal dan horizontal untuk mendapatkan bidang atap yang rata. c. Pemasangan genteng mulai dari kanan bawah dan harus diperhatikan detail interlacking. d. Setiap sudut atap bangunan dipasang ikut celedu paras ukir dan bentala paras ukir dengan posisi sesuai dengan gambar. 8.2.3. Hasil Akhir: a. Semua komponen terpasang rapi, rata, lurus dan tidak cacat. b. Sesuai dengan ketentuan gambar dan spesifikasi serta diterima oleh Direksi Pekerjaan. 8.3. Pekerjaan Langit - langit 8.3.1. Lingkup pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pekerjaan langit - langit akan dilaksanakan didalam bangunan sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar.

8.3.2. B a h a n : 1. Struktur Rangka Bahan untuk rangka primer menggunakan kayu kualitas baik. Sedangkan untuk plafond teakwood menggunakan rangka kayu kruing kualitas baik. 2. Penutup Langit - langit Penutup langit-langit dan Plafond pada bangunan pemungutan tiket dipilih produksi dalam Negeri yang baik yaitu pakai teakwood (ukuran sesuai gambar detail). Pada pertemuan antara tembok dengan plafond pada plafond lumrisering menggunakan list kamper diprofil. 8.3.3. Pelaksanaan : a. Rangka langit-langit harus digantung dengan baik dan kokoh pada kuda-kuda kayu kruing diatasnya dan jarak tiap penggantung tidak lebih dari 1,20 m. b. Sistem sambungan profil harus betul-betul kuat. c. Sedangkan papan kamper yang dipasang pada plafond lumrisering dipasang saling mengikat satu sama lain sesuai dengan profil sisi dari papan kamper. 8.3.3. Hasil Akhir: a. Bidang Plafond dan langit-langit rata, sambungan rapi dan kokoh tergantung pada dudukannya. b. Semua komponen terpasang rapi, rata, lurus dan tidak cacat. c. Hasil akhir pengecatan/polituran halus dan merata sesuai dengan tata warna yang dikehendaki. d. Sesuai dengan ketentuan gambar dan spesifikasi serta diterima oleh Direksi Pekerjaan. IX. PEKERJAAN PENGECATAN 9.1. Lingkup pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pekerjaan pengecatan ini meliputi semua dinding luar dan dalam, plafon sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar. 9.2. Pekerjaan Pengecatan 9.2.1. B a h a n : a. Penggunaan : - Polituran Ultran digunakan pada kusen, daun ventilasi kaca 5 mm, plafond lumrisering, dan pekerjaan partisi. - Cat setara Catylax digunakan untuk plafond, dan dinding dalam gedung kantor sedangkan untuk dinding luar cat tembok menggunakan cat setara Dulux weathersild. - Bila tidak disebutkan lain, disesuaikan dengan ketentuan gambar rencana.

b. c. d.

Warna / nomor cat yang akan dipakai harus mengikuti petunjuk / daftar yang aakan diberikan oleh Direksi. Pelaksana harus menunjukkan contoh cat yang dimaksud sebelum pengecatan dimulai. Harus dibedakan pula mengenai warna cat untuk Exterior dan Interior.

9.2.2. Pemakaian : a. Untuk semua kayu / tembok / plafon yang akan dicat memakai 1 lapis cat dasar dan 2 lapis cat finis untuk lapisan pertama dipakai wall filler /plamir ( khusus untuk dinding hanya bagian dalam saja ). b. Semua pekerjaan kayu, yang bersinggungan dengan pekerjaan beton dan atau pasangan harus difinishing 2 lapis. c. Sengkang - sengkang, baut-baut, angker-angker dll logam yang kelihatan harus dimeni dan di cat dengan warna yang akan ditentukan kemudian. 9.2.3. Pelaksanaan : a. Pada prinsipnya semua pengecatan harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya, sebelumnya pelaksana harus memberikan brosurnya dan cara pengecatan tersebut kepada Direksi. b. Bidang-bidang yang akan dicat harus sudah disiapkan dalam arti cukup kering, rata tidak ada cacat, bersih, tidak berminyak dll dengan persyaratan dari pabrik. c. Setiap lapisan harus dilaksanakan dengan baik dan rata (digunakan rol), yang jangka waktu antara pengecatan lapisan pertama dan lapisan selanjutnya harus cukup lama, sesuai dengan persyaratan pabrik. d. Bidang cat yang masih basah dilindungi dari debu, atau kotoran lainnya. e. Perbaikan-perbaikan dilaksanakan apabila retak-retak yang terdapat pada bidang cat harus diperbaiki dengan menggunakan plamir, amplas halus, kemudian dicat lagi sampai baik. 9.2.4. Hasil akhir yang dikehendaki : a. Warna sesuai dengan rencana/disetujui oleh Direksi. b. Tebal lapisan cat harus merata dan sama warnanya (tidak belangbelang). c. Harus bersih dari kotoran-kotoran, tidak boleh ada bekas goresan kuas atau cacat lainnya. d. Tidak boleh ada kerusakan seperti : menjamur bidang permukaan, terkelupas lapisan cat dan luntur warna aslinya. X. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 10.1. Ketentuan Umum 10.1.1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan kerja dan material serta melaksanakan seluruh pekerjaan sistem listrik, telepon dan MATV hingga beroperasi sempurna. 10.1.2. Gambar dan spesifikasi merupakan bagian yang saling melengkapi dan bersifat mengikat. 10.1.3. Pekerjaan instalasi listrik, telepon dan MATV harus dilaksanakan oleh (sub kontraktor) yang mempunyai pekerja yang cukup dan berpengalaman

dalam bidangnya, serta perusahaan memiliki SIKA dan SPI dari PLN dan Telkom 10.1.4. Pedoman dasar pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik dan pemakaian bahan adalah peraturan umum instalasi (PUIL 1987), peraturan PLN, Standar PLN, SII dan peraturan yang berlaku di daerah setempat. 10.2. Lingkup pekerjaan 10.2.1. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik penerangan dan kontakkontak serta fixtures, secara lengkap dan berfungsi didalam bangunan 10.2.2. Pengadaan dan pemasangan kabel feeder untuk panel distribusi maupun sub panelnya. 10.2.3. Hubungan pentanahan seluruh sistem instalasi listrik sesuai peraturan yang berlaku. 10.2.4. Pengujian sistem instalasi listrik sesuai dengan peraturan, sampai dinyatakan baik secara tertulis. Koordinasi Pekerjaan Untuk kelancaran pekerjaan harus diadakan dari seluruh bagian yang terlibat dalam proyek. Material 10.4.1. Material yang digunakan harus baru, bermutu baik dan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan. 10.4.2. Kontraktor harus menyerahkan contoh material yang akan dipasang untuk mendapatkan persetujuan dari : Pemberi tugas / Pengawas. Shop Drawing Sebelum pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menyerahkan shop drawing untuk disetujuai Pengawas termasuk katalog / data dan literatur serta uraian tentang sistim teknisnya. Substitusi Bila material ditentukan mereknya pada penawaran maka kontraktor harus memenuhi, hanya dapat diganti merk lain atas persetujuan Pemberi tugas. Proteksi Seluruh material dan peralatan harus diproteksi secara sempurna sebelum, selama dan sesudah pemasangan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan akibat cara proteksi yang tidak sempurna. As Installed Drawing Kontraktor harus membuat secara lengkap secara gambar yang sebenarnya dari seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas setelah disetujui oleh Pengawas, sebanyak 3 ( tiga ) set ( As Build Drawing ). Pengujian 10.9.1. Kontraktor harus melaksanakan pengujian / pengetesan dan percobaan seperti operasi sesungguhnya dari sistem instalasi listrik. Peralatan yang mengalami kerusakan/cacat harus diganti/diperbaiki dan percobaan ulang. 10.9.2. Sebelum instalasi diberikan beban arus, harus diadakan pengujian tahanan isolasi di merger. 10.9.3. Seluruh instalasi harus balancing antara phase R,S dan T menjadi seimbang.

10.3.

10.4.

10.5.

10.6.

10.7.

10.8.

10.9.

10.9.4. Seluruh hasil pengujian harus secara tertulis dan disaksikan oleh Pengawas serta diketahui oleh pemberi tugas. 10.10. Peraturan Hak Patent. Pemilik proyek terbebas dari klaim/tuntutan biaya sehubungan dengan merk dagang atau hak cipta material yang digunakan pada proyek ini. Hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. 10.11. Gambar Gambar perencanaan menunjukan kapasitas, jumlah dan perletakan serta spesifikasi, kontraktor wajib memeriksa kemungkinan adanya kesalahan/ketidakcocokan pada gambar dan bila terdapat hal tersebut, Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Pemberi tugas. XI. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI 11.1. Panel Menggunakan type plat. Spesifikasi yang harus diperhatikan dalam pemasangan panel distribusi dan sub panelnya adalah sebagai berikut : 1. Input panel diambil dari panel utama dengan menggunakan kabel feeder dengan ukuran yang sesuai dengan kapasitas panel. Jenis kabel digunakan adalah setara Supreme. 2. Panel untuk outputnya menggunakan grounding. Kabel grounding menggunakan kabel BC. 3. Setiap penyambungan harus menggunakan sepatu kabel. 4. MCB yang digunakan setara merk MG ( Merlin Gerin ). Instalasi Stop Kontak Adalah instalasi yang sumbernya dari listrik PLN, dalam pekerjaanya harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut : 1. Kabel yang digunakan setara Merk Supreme yang lulus satandar LMK / PLN . Ukuran kabel 3c x 2, 5 mm dan jenis kabel yang digunakan adalah NYM. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC yang khusus untuk listrik dan harus didalam kotak penyambungan atau yang disebut Tee Dus. 2. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa conduit diameter minimum 5/8 setara mer Clipsal. 3. Semua pemasangan instalasi kabel inbow tertanam dalam dinding. 4. Stop kontak dinding ( inbow ) satu lobang setara merk Clipsal, warna disesuaikan. 5. Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan khusus, setiap group maksimal terdiri dari 5 stop kontak. Instalasi Penerangan Instalasi yang diperuntukan bagi penerangan lampu pada ekterior maupun interior dalam pemasangannya harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut : 1. Kabel yang digunakan setara Merk Supreme yang lulus satandar LMK / PLN . Ukuran kabel 3c x 2, 5 mm dan jenis kabel yang digunakan adalah NYM. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC yang khusus untuk listrik dan harus didalam kotak penyambungan atau yang disebut Tee Dus. 2. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa conduit diameter minimum 5/8 setara mer Clipsal. 3. Semua pemasangan instalasi kabel inbow tertanam dalam dinding. 4. Saklar dinding ( inbow ) satu lobang setara merk Clipsal, warna disesuaikan.

11.2.

11.3.

5.

Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan khusus, setiap group maksimal terdiri dari 12 saklar.

11.4.

Pelaksanaan Pemasangan a. Tempat yang akan dipasang alat-alat tersebut diatas harus diukur / diperiksa dulu dengan teliti, serta dipelajari kemungkinan kemungkinan sehubungan alat / bahan yang akan dipergunakan. b. Pemasangan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya, serta foto copy brosur peralatan yang disampaikan kepada Direksi. Hasil akhir yang dikehendaki : a. Peralatan dapat berfungsi dengan baik. b. Penempatan sesuai dengan gambar rencana c. Terpasang rapi, bersih dan tanpa cacat.

11.5.

XII.

PEKERJAAN STYLE BALI. Pemasangan style Bali diperuntukkan pada bangunan yang disesuaikan dengan gambar. 12.1. Bahan - bahan : a. Paras selekarang dan paras krobokan yang dipasang pada candi bentar di depan setra berkwalitas baik. b. Batu sarwegenep dan batu hitam yang dipasang pada pagar depan dan paduraksa berkwalitas baik. c. Pasangan batu candi dan batu sarwegenep dipasang pada depan areal pura desa adat jatiluwih dan di depan pura dalem gunung sari berwalitas baik. 122. Pelaksanaan : a. Sebagai perekat adalah adalah 1 Pc : 3 Psr dan dihubungkan dengan yang lainnya betul-betul rapat. b. Pasangan batu paras ex silakarang kombinasi paras krobokan, dihaluskan sehingga betul-betul lurus dan pada sudutnya harus siku. c. Untuk pemotongan menggunakan gerinda dan untuk membentuk pola pasangan paras dan batu bata menggunakan pahat. Hasil akhir yang diharapkan : a. Warna harus merata. b. Tidak ada lobang bekas batu lepas. c. Tidak keropos d. Bentuk pepalihan harus baik.

12.3.

XIII. PEKERJAAN PAVING, KANSTEEN Pemasangan paving, kansteen diperuntukkan pada bangunan yang disesuaikan dengan gambar. 13.1. Bahan - bahan : a. Paving, kansteen yang dipasang berkwalitas baik sesuai dengan bestek. b. Paving 20 x 20 x 8 cm, kansteen 15 x 30 x 50 cm, 13.2. Pelaksanaan : d. Pekerjaan paving harus sesuai mutu yang telah ditentukan. Sebelum paving dipasang harus diurug pasir dengan pemadatan yang cukup atau memakai beton pengunci pada posisi miring sesui petunjuk direksi baru paving

dipasang. Rongga pada paving juga harus segera ditutup dengan ayakan pasir halus hingga penuh. Pasangan harus rapi sesuai dengan gambar. e. XIV. Pasangan beton kansteen dikerjakan sebagai pengunci dari pasangan paving sehingga paving terkesan kuat dan kokoh. Pasangan kansteen harus rapi.

PEKERJAAN TAMAN DAN LANDSCAPE. Pekerjaan taman dan landscape diperuntukkan pada bangunan yang disesuaikan dengan gambar. 14.1. Bahan - bahan : d. Batu candi, batu sarwegenep, batu hitam yang dipasang berkwalitas baik. e. Bahan-bahan lain untuk tambahan yang dipasang berkwalitas baik dan harus mendapat persetujuan dari direksi. f. Tanaman yang dipasang harus sesuai dengan penawaran dan petunjuk direksi. 14.2. Pelaksanaan : f. Sebagai perekat adalah adalah 1 Pc : 3 Psr dan dihubungkan dengan yang lainnya betul-betul rapat. g. Pasangan batu kombinasi, dihaluskan sehingga betul-betul lurus dan pada sudutnya harus siku. h. Untuk pemotongan menggunakan gerinda dan untuk membentuk pola pasangan sesuai dengan gambar. i. Pekerjaan penanaman rumput dan pohon harus ditanam setelah adanya tanah subur kemudian disiram secukupnya. Penanaman pohon yang memerlukan penunjang harus disanggah jangan sampai terjatuh.

XV.

PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN. 15.1. Perselisihan : a. Bila terdapat perselisihan antara Pelaksana dengan Direksi atas suatu bahan bangunan maka Direksi harus meminta pelaksana untuk mengambil contoh bahan yang dipertentangkan untuk dikirim ke laboratorium pemeriksaan bahan bangunan. b. Semua biaya untuk pemeriksaan bahan - bahan bangunan menjadi tanggungan pelaksana c. Contoh bahan yang sudah disetujui Direksi digunakan sebagai standar bahan-bahan yang akan digunakan selanjutnya. 15.2. Hasil Pemeriksaan : Sementara masih diadakan pemeriksaan bahan-bahan di laboratorium, pekerjaan boleh berjalan terus dengan catatan, apabila ternyata bahan yang dipermasalahkan tidak memenuhi persyaratan dimana pekerjaan harus dibongkar kembali dan diganti dengan bahan yang disetujui oleh Direksi.

P E N U T U P. 16.1. Perbedaan Pengertian : Hal - hal yang tidak tercantum dalam rencana kerja dan syarat - syarat ini, pada uraian pekerjaan dan bahan - bahan tidak dinyatakan dengan kata - kata Harus

nyata adalah menjadi bagian dari pekerjaan pelaksana, maka pernyataan tersebut dianggap dimuat dalam Rencana Kerja dan Syarat - Syarat ( RKS ) ini, dan bukan sebagai pekerjaan lebih. 16.2.

dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan oleh Pelaksana ( Dalam Hal ini Pemborong ) tetapi bila mana pekerjaan - pekerjaan bahan-bahan tersebut

Pelaksana sebelum penyerahan pekerjaan : a. Wajib mengadakan pembersihan dan perapian dan perbaikan - perbaikan dilapangan sampai mendapat persetujuan Direksi dan Pemimpin Kegiatan. Denpasar, 15 Januari 2013 Mengetahui : PPK.Pelaksanaan Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Satker PBL Bali

R.AGUNG SUMARSETIONO,ST.M.Si NIP.196211101998031005

You might also like