You are on page 1of 13

TUGAS FAAL ERGONOMI

Tentang Pengendalian Gerakan Manusia Oleh Sistem Saraf

Disusn Oleh Kelompok 3:

JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kaurniaNya kepada penulis, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf . Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Faal Ergonomi. Selain itu, makalah ini juga bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin mengetahui tentang Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf. Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Penulis menyadari bahwa makalah ini tentu banyak kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kebaikan kita semua terutama penulis. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Padang, 27 Maret 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua aktivitas tubuh manusia diatur dan dikendalikan oleh sistem susunan saraf. Oleh karenanya para ergonom paling tidak harus mempunyai pengetahuan pula tentang sistem saraf manusia untuk beberapa alasan sebagai berikut (Winter, 1990) : 1. Pengetahuan waktu reaksi dan umpan balik dari indera yang bersifat motorik pada kecepatan pengoperasian sistem Manusia-Mesin. 2. Keahlian yang bersifat motorik yang dapat dipelajari dengan pengembangan kondisi refleks sistem saraf. 3. Signal elektris yang berupa impulse (pesan rangsang) akan menyebabkan kerja otot yang berasal dari sistem saraf yang berfungsi untuk mengidentifikasi aturan kerja otot pada gerakan tertentu. Analisis pada signal-signal ini akan sangat membantu secara dini untuk deteksi kelelahan. 4. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi disekitar kita. Hal ini dilakukan melalui alat-alat indera, yaitu mata,hidung,telinga, lidah da kulit. 5. Mengendalikan tanggapan atau reaksi kita terhadap keadaan sekitar. 6. Mengendalikan kerja organ-organ tubuh kita tetap sehat dan aman. B. Tujuan Penulisan Untuk melengkapi tugas mata kuliah Faal Ergonomi . Memahami seluruh unsur pengendalian gerakan manusia oleh sistem saraf dan kaitannya dalam Faal Ergonomi C. Manfaat Penulisan Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan dalam mempelajari tentang pengendalian gerakan manusia oleh sistem saraf dan kaitannya dalam Faal Ergonomi

BAB II PEMBAHASAN A. Bagian-bagian susunan saraf Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka sistem saraf tersusun oleh berbagai organ, jaringan dan juga komponen terkecil yaitu : Sel saraf Sistem saraf tersusun oleh komponen - komponen terkecil yaitu sel - sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson). a. Badan Sel Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi untuk membawa rangsangan. b. Dendrit Dendrit adalah serabut - serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma. Pada umumnya sebuah neuron mempunyai banyak dendrit dan ukuran dendrit pendek. Dendrit berfungsi membawa rangsangan ke badan sel. c. Neurit (akson) Neurit atau akson adalah serabut - serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma yang panjang. Sebuah neuron memiliki satu akson. Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit di bungkus oleh selubung lemak yang disebut myelin yang terdiri atas perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf. Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu zat

kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya. Berdasarkan bentuk dan fungsinya neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu: a. Neuron Sensorik Neuron sensorik adalah neuron yang membawa impuls dari reseptor (indra) ke pusat susunan saraf (otak dan sumsum tulang belakang). b. Neuron Motorik Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls dari pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar). c. Neuron Konektor Neuron konektor adalah neuron yang membawa impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik. B. Sistem Saraf Pusat a) Otak Otak terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar disebut duramater, paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut arachnoid. Di antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan yang terjadi pada selaput ini dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena infeksi virus. Otak manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan batang otak. 1) Otak Besar (cerebrum) Otak besar manusia terletak di dalam tulang tengkorak. Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri atas dua

lapisan. Lapisan luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut - serabut saraf. Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatankegiatan yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat, mendengar, dan bergerak. 2) Otak Kecil (cerebellum) Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian belakang. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas belahan kanan dan kiri serta terbagi menjadi dua lapis. Lapisan luar berwarna kelabu dan bagian dalam berwarna putih. Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan oleh jembatan Varol. Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasi kerja otot - otot ketika kita bergerak. 3) Sumsum Lanjutan Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan pons Varoli dengan sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai:

pusat pengendali pernapasan, menyempitkan pembuluh darah, mengatur denyut jantung, mengatur suhu tubuh. Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga

b) Sumsum Tulang Belakang (medulla spinalis) tulang belakang, mulai dari ruas - ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang ke dua. Sumsum tulang belakang di bungkus oleh selaput meninges. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk: 1. menghantarkan impuls dari dan ke otak, 2. memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.

C. Sistem Saraf Tepi Susunan saraf tepi tersusun atas serabut - serabut saraf dari dan ke pusat susunan saraf. Susunan saraf tepi berupa 12 pasang serabut saraf dari otak dan 31 pasang serabut saraf dari sumsum tulang belakang. a. Saraf Otak (saraf cranial) Saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12 pasang, berhubungan erat dengan otot mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. b. Saraf Sumsum Tulang Belakang (saraf spinal) Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang. Semua saraf sumsum tulang belakang bersifat campuran artinya saraf ini untuk meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot rangka tubuh. D. Macam-macam Gerak Gerakan merupakan salah satu cara tubuh dalam mengagapi rangsangan. Berdasarkan jalannya rangsangan (impuls) gerakan dibedakan menjadi dua yaitu : a. Gerak sadar Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra) disampaikan ke otak melalui neuron sensorik. Di otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan. Kemudian otak mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot (efektor) bergerak melaksanakan perintah otak. Contoh gerak sadar misalnya : menulis, membuka payung, mengambil makanan atau berjalan. Skema gerak sadar : Rangsangan(Impuls) > Reseptor(Indra) > Saraf sensorik > Otak > Saraf motorik > Efektor (Otot)

b. Gerak Refleks (Tak Sadar) Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini tidak melewati otak namun hanya sampai sumsum tulang belakang. Gerak refleks misalnya terjadi saat kita mengangkat kaki karena menginjak benda runcing, gerakan tangan saat tidak sengaja menjatuhkan buku, gerakan saat menghindari tabrakan dan lain sebagainya. Skema gerak refleks : Rangsangan(Impuls) > Reseptor(Indra) > Saraf sensorik > Sumsum Tulang Belakang > Saraf motorik > Efektor (Otot) E. Elektromiografi elektromiografi adalah sebuah metode untuk pengukuran, menampilkan, dan penganalisaan setiap signal listrik dari aktivitas otot . 1. APLIKASI EMG DALAM ERGONOMI Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa dasar kerja dari EMG adalah adanya signal listrik yang berasal dari aktivitas otot, yang mungkin disebabkan oleh faktor psikis, fisik, maupun lingkungan. Oleh karena itu aplikasi EMG dalam ergonomi biasanya berhubungan dengan kerja otot, diantaranya perancangan produk dan peralatan, perancangan tempat kerja, juga perancangan metode kerja dan biomekanik. Ada banyak metode yang dipakai dalam penelitian tentang ergonomi dengan menggunakan EMG, tetapi untuk elektrodenya kebanyakan menggunakan surface electrodes. Hal-hal tersebut akan diuraikan berikut ini. 2. Aplikasi EMG Dalam Perancangan Produk dan Peralatan Dalam merancang hasil produk industri harus memperhatikan persepsi pemakai/konsumen terhadap produk tersebut. Sebagai contoh adalah persepsi pemakai terhadap tipe lantai keramik dapat dievaluasi dengan tiga biosignal, yaitu: aktivitas EMG dari zygomaticus major, EMG dari corrugator supercilii, dan galvanic skin respons (GSR) kemudian dilakukan

pengkalibrasian image (neutral face, smiling face, dan

frowning face)

terhadap beberapa tipe lantai keramik. Hasilnya menunjukkan bahwa signal EMG, khususnya zygomaticus major secara signifikan dapat membedakan persepsi pemakai (Laparra-Hernandez, J., et al., 2008) (You, H., et al., 2005) telah mengevaluasi secara ergonomi desain penjepit cleco manual tentang dampak dari pegangan karet, spring recoil, dan worksurface angle, kemudian disimpulkan bahwa diperlukan desain yang ergonomi untuk hand tool dan perlu latihan menggunakannya agar terhindar dari cidera musculoskeletal. Avaluasi ini menggunakan EMG, hand discomfort, dan design satisfaction. (Roquelaure. Y., et al., 2003) telah menilai tekanan biomekanik pada otot flexor jari dan postur pergelangan tangan dari pemakaian gunting pemangkas tanaman dengan menggunakan surface EMG. (Theado, E.W., 2007) telah membuat model biomekanik dengan memodifikasi EMG untuk mengurangi resiko musculoskeletal karena menarik atau mendorong peralatan. Model ini menghasilkan unjuk kerja yang dapat diterima untuk aktifitas mengangkat, menarik, dan mendorong, sehingga model dapat digunakan untuk mengevaluasi dan mendesain peralatan material handling dan tugas menarik dan mendorong. Penelitian keandalan parameterparameter EMG untuk mengukur aktivitas dan kelelahan dari otot-otot lengan yang berbeda pada waktu memakai sarung tangan, hasilnya adalah otot extensor lebih sensitif dari pada otot flexor dan hal ini bebas dari pengaruh gender. Tetapi representasi indeks EMG tidak memuaskan. Hal ini menunjukkan adanya kesulitan untuk mengukur otot-otot lengan yang kecil(Lariviere, C., 2004). 3. Aplikasi EMG Dalam Perancangan Tempat Kerja Dalam merancang tempat kerja perlu diperhitungkan faktor kelelahan dan waktu untuk pemulihannya apalagi kerja dinamik untuk mengangkat dan menurunkan beban yang akan sangat berpengaruh terhadap kelelahan otot badan (trunk muscle). Untuk penelitian ini maka beban di atur sama dengan 25% dari maximum voluntary condition (MVC) masing-masing individu.

Dengan menggunakan signal EMG dari beberapa tempat pada otot badan dan menganalisa mean power frequency (MPF) sebelum dan sesudah tugas mengangkat/menurunkan beban, serta tingkat kelelahan dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA), maka dapat ditentukan waktu untuk pemulihan dari kelelahan selama siklus kerja (Shin, H.J., et al. 2007) Bagi pekerja komputer wanita maka duduk di exercise ball lebih aman dari cedera musculoskeletal dari pada duduk di kursi kantoryang menggunakan dudukan tangan. Hal ini karena dengan exercise ball maka badan mengalami beban statik dan dinamik. Lebih banyak spinal shrinkage muncul. Arm flexion tereduksi, tetapi trapezius activition tak terpangaruh.Hal ini telah diteliti dengan menggunakan surface EMG (Kingma, I., et al., 2008). Sedang pekerja komputer wanita yang sedang mengandung, lebih berpotensi untuk mengalami musculo-skeletal disorders (MSD), khususnya sakit punggung. Oleh karena itu perlu disediakan papan untuk mendukung tangan, sehingga dapat mengurangi kemungkinan cidera di punggung bawah, tetapi hal ini kemungkinan berdampak negatif pada badan bagian atas (upper extremities). Hal ini merupakan hasil penelitian (Dumas, G.A., et al., 2008) dengan menggunakan bilateral EMG untuk merekam signal dari otot-otot trapezius, multifidus dan longissimus, juga otot deltoid anterior kanan dan extensor digitorum. Pengaruh posisi layar display komputer atau layar LCD terhadap aktivitas otot pada leher-bahu adalah semakin besar sudut kekiri atau kekanan maka semakin besar paparan biomekaniknya yang berpengaruh pada cidera musculoskeletal. Hal ini adalah hasil penelitian dengan menggunakan EMG dan aktivitas otot yang diukur adalah cervical erector spinae (CES) dan uppet trapezius (Szeto, G.P.Z., et al., 2008) 4. Aplikasi EMG Dalam Perancangan Metode Kerja dan Biomekanik. Telah banyak dilakukan penelitian aplikasi EMG untuk evaluasi perancangan metode kerja dan biomekanik. Anggota tubuh yang diteliti adalah yang berhubungan dengan otot skeletal, diantaranya otot muka, leher, lengan, dan kaki. (Kallenberg, L.A.C., et al., 2006) telah meneliti untuk membuat metode penilaian yang obyektif bagi para pekerja yang komplain cronic neck-

shoulder. Hal ini dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dengan menggunakan kombinasi dari banyak parameter surface EMG, yaitu dengan cara menggunakan multi-channel electrodes arrays, kemudian dihitung nilai root-mean-square (RMS), median power frequency, MUAPs setiap detik dan bentuk MUAP. (Escorpizo, R.S., et al., 2006) telah meneliti untuk mengurangi resiko akibat cycletime (CT) dengan mengambil data/signal dari delapan otot pada tangan kanan, yaitu: upper trapezius, supraspinatus, infraspinatus, brachioradialis, extensor carpi radialis, extensor carpi ulnaris, extensor digitorum indicis, dan flexor digitorum superficialis. Penelitian dilakukan

dengan menggunakan surface EMG untuk fungsi distribusi probabilitas amplitudo pada waktu otot dibebani dan menganalisis gap pada waktu otot istirahat. Penelitan ini bermanfaat untuk mengurangi resiko CT dan untuk mendesain pekerjaan-pekerkajaan yang membutuhkan ketelitian. (Sormunen, E, et al., 2006) telah meneliti tegangan otot dan dingin pada pekerja wanita di pengepakan daging, dengan kondisi dingin (4-100C) dengan menggunakan continous EMG. Tegangan otot yang diukur adalah pada upper extremities dan daerah bahu. Hasilnya tidak ada hubungan yang signifikan antara temperatur dengan tegangan otot, tetapi tegangan otot sangat dipengaruhi oleh intenitas gerakan kerja repetitif. Fuzzy relational rule network (FRRN) telah digunakan untuk membuat model biomechanical yang berasal dari respon EMG, ternyata aplikasi teknik model fuzzy mengikuti respon estimating time domain EMG dari otot-otot badan (trunk) pada waktu kerja mengangkat secara manual. Hal ini membuka peluang membuat model biomekanik dengan menggunaka sistem yang berbasis fuzzy (Karwowski, W., et al., 2006)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Para ergonom harus mempunyai pengetahuan tentang sistem saraf manusia karena semua aktivitas tubuh manusia diatur dan dikendalikan oleh sistem susunan saraf. B. Saran Perlu pengembangan penelitian lebih lanjut bagi para ergonom untuk meningkatkan unjuk kerja aplikasi diantaranya dalam perancangan produk dan peralatan, perancangan tempat kerja, juga perancangan metode kerja dan biomekanik. Agar hasil yang diciptakan dapat dengan efektive dan efisien digunakan.

DAFTAR PUSTAKA KARWOWSKI, W., A. MARRAS, G.W.S., DAVIS, K., ZURADA, J.M., RODRICK, D., 2006, A fuzzy relational rule network modeling of electromyographycal activity of trunk muscles in manual lifting based on trunk angels, moments, pelvic tilt and rotation angles, International Journal of industrial ergonomics 36, 847-859 KOCH, V.M., 2007, A dissertasi: A factor graph approach to model-based signal separation., ETH Zurrich, Hartung-Gorre Verlag, Konstanz. http://www.adipedia.com/2011/04/sistem-saraf-pada-manusia.html http://www.crayonpedia.org/mw/sistem-koordinasi-dan-alat-indra-pada-manusia-9.1dewiganawti.html

You might also like