Professional Documents
Culture Documents
Efek samping -Yang sering : depresi SSP mengantuk, kewaspadaan berkurang dan waktu reaksi yang lambat -Lain-lain : vertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, mata kabur, diplopia, euforia, dll
Farmako Kinetik : Pemberian oral absorpsi baik, efek timbul 15 30 menit setelah P.O max 1- 2 jam lama kerja 4 6 jam ekskresi : melalui urin setelah 24 jam dl bentuk hasil metab.
Penggolongan
1. Etanol Amin : - difenhidramin Hcl - dimenhidrinat - karbinoksamin maleat 2. Etilendiamin : - Tripelenamin HCL - Tripelenamin sitrat - Pirilamin maleat 3. Alkilamin : - Brom feniramin maleat - klor Feniramin maleat - deksbrom Feniramin maleat
4. Piperazin :
- klorsiklizin Hcl - Siklizin Hcl - Siklizin Laktat - Meklizin Hcl - Hidroksizin Hcl
5. Fenotiazin - Prometazin Hcl - Metdicazin HCL 6. Piperion - Terfenadin - Astemizol - loratadin 7. Lain lain - azatadin - Siproheptadin - Mebhidrolin napadisilat 1,2,3,4,5,7 6 AH1 AH1 sedatif Non sedatif
1.
2. 3.
Etanol Amin
Etilendiamin Alkilamin
+ sd ++
+ sd ++ + sd +++
+ sd +++ +++
+ sd ++ + sd ++ ++
++ sd +++
-
+
+++ +
4.
5. 6.
Piperazin
Fenotiazin Anti Histamin Non Sedatif
+ sd ++
+ sd +++ + sd +++
+ sd +++ +
+ sd ++ + sd ++ +++ - sd +
+++
++++ -
+
-
Sd = sampai dengan
-= tidak ada -+ sd ++++ = menggambarkan tingginya intensitas efek sec. relatif
Farmakologi kortikosteroid
1. Metabolisme : karbohidrat, lemak dan protein 2. Keseimbangan air dan elektrolit 3. Kardiovaskuler 4. Otot rangka 5. Susunan syaraf pusat 6. Elemen pembentuk darah 7. Efek anti inflamasi : mencegah atau menekan timbulnya gejala inflamasi akibat radiasi, infeksi, zat kimia, mekanik atau alergen. Gejala alergi/inflamasi berupa kemerahan, rasa sakit, panas, pembengkakan. Dapat dihambat oleh kartikosteroid
Secara mikroskopik kortikosteroid menghambat : - Fenomena inflamasi dini - Udem - Deposit Fibrin - Dilatasi kapiler - Migrasi leukosit ketempat radang - Aktivitasi Fagositosis - Manifestasi inflamasi yang telah lanjut (proliferasi kapiler dan fibroblast, pengumpulan kolagen dan pembentukan sikatriks Kortikosteroid sebagai anti inflamasi : - Terapi paliatif / simtomatis (penyebab penyakit tetap ada, hanya gejala yang dihambat) - Dalam hal ini kortikosteroid sering disebut live saving drug (obat dewa) - Bahayanya dapat timbul masking effect dari luar tampak sembuh tapi infeksi masih terus menjalar
8. Sistem imonologi - dapat mengatasi gejala klinik reaksi hipersensitivitas - Belum dapat dipastikan apakah dosis terapi k.s. mempunyai efek yang berarti pada titer antibodi IgG atau IgE yang berperan pada reaksi alergi dan autoimun 9. Pertumbuhan Farmakokinetik : - Oral absorpsi baik - Untuk mencapai kadar tinggii dengan cepat dlm cairan tubuh I.v. - Untuk mendapatkan efek yang lama I.M - Perubahan struktur kimia sangat mempengaruhi kecepatan absorpsi, mula kerja dan lama kerja - Juga dapat diabsorbsi melalui: - Kulit - Sakus konyungtiva - Ruang sinovial - Biotransformasi: didalam dan diluar hati - Ekskresi : melalui urin
PREPARAT - Oral : Tablet - Parenteral : IV, I.M, intrasinovial - Topikal pada : - kulit - mata dlm bentuk salep. Krem, losio - Aerosol : melalui jalan nafas Indikasi : 1. Terapi substitusi - insufisiensi adrenal 2. Non endokrin : - Artritis - keganasan - Kardistis rematik - gangguan Hematologik - Penyakit ginjal - syok - Penyakit kolagen - udema serebral - Asma bronkial - Penyakit alergi : Kalau tidak bisa diobati dg anti histamin I - Penyakit mata - Penyakit Kulit - Penyakit hati
Karena penghentian mendadak atau pemberian terus menerus dosis besar Penghentian mendadak : - Insufisiensi adrenal akut tanda tanda : demam, mialgia, artralgia, malaise Pengobatan lama terutama dosis besar : - Gangguan cairan dan elektrolit hiperglikemia, glikosuria, mudah mendapat infeksi, terutama tbc, perdarahan pada tukak peptik osteoporosis, miopati, psikosis, habitus pasien cushing (muka rembulan) buffalo hump, timbunan lemak supra klavikuler, obesitas sentral, striae, ekimosis, akne, hirsutisme). Pemberian kortikosteroid harus dgn melakukan tapering off
EFEK SAMPING
III. ADRENERGIK
TERMASUK KELOMPOK OBAT OTONOM 1. PARASIMPATOMIMETIK (KOLINERGIK) 2. SIMPATOMIMETIK (ADRENERGIK) 3. PARASIMPATOLITIK (ANTI KOLINERGIK) 4. SIMPATOLITIK (ANTI ADRENERGIK) 5. OBAT GANGLION
Kerja langsung Pada reseptor adrenergik di membran sel evektor Isoproterenol Fenilefrin Norepinefrin Epinefrin Kerja tidak langsung : Melalui pelepasan N.E yang tersimpan dlm ujung syaraf adrenergik efek lebih lambat timbul dan masa kerja lebih lama amfetamin efedrin
Adrenergik
EPINEFRIN
Farmakodinamik Konstriksi pembuluh darah Relaksasi otot bronkus Midriasis pd. Mata Stimulasi glikogenolisis di hati Peningkatan tekanan darah dll
Absorbsi
Farmakokinetik
Biotransformasi : dl. Hati Ekskresi : melalui urin Efek samping : Perasaan takut, khawatir, gelisah, tegang, nyeri kepala, tremor, rasa lemah, pusing, pucat, sukar bernafas, palpitasi I.V. cepat perdarahan otak
Indikasi Asma Bronkiale Reaksi Hipersensitivitas Memperpanjang masa kerja anastesi lokal Merangsang jantung pada waktu henti jantung Menghentikan perdarahan kapiler (lokal) Preparat : -Suntikan epinefrin 1/1000 steril berupa epinefrin HCl dlm air (adrenalin). - untuk mengatasi syok anaflaktik dan reaksi hipersensitif akut lainnya dosis dewasa 0,2 0,5 mg I.M, S.K Epinefrin merupakan Drugs of Choice melawan syok anafilaktik, terutama yang ditimbulkan oleh obat (mis. penisilin, serum, dll)
Suntikan s.k (0,3 0,5 mg) dapat menghilangkan : - Bronkospasme - Rasa gatal - Urtikaria - Kongesti mukosa - Udem glotis - Angioudem, kolaps kardiovaskuler - Meningkatkan tekanan darah - Epinefrin mula kerja sangat cepat - Kortikosteroid pada keadaan akut tidak bermanfaat, karena mula kerja lambat (hanya sebagai terapi tambahan