You are on page 1of 4

2013

www.jayamineral.com Joko prasetyo

[PENGOLAHAN EMAS THIOUREA]


Thiourea digunakan sebagai alternatif pengganti sianida, terutama pada batuan berjenis primer dan jenis sulfida rendah

DAFTAR ISI :

I. II.

III.

IV. V. VI.

VII.

VIII. IX.

X.

XI.

PENDAHULUAN SIFAT SIFAT KIMIA DAN FISIKA EMAS DAN PERAK A. Perak B. Emas JENIS JENIS BATUAN EMAS DAN PERAK A. Emas B. Perak PROSES PENGHALUSAN BATUAN PROSES OKSIDASI Liberalisasi Mineral Refraktory A. Liberalisasi menggunakan timbal II nitrat B. Liberalisasi menggunakan perak nitrat PROSES REAKSI PELARUTAN DENGAN THIOUREA A. Konsentrasi thiourea dalam larutan B. Jumlah oksidator terlarut C. PH Larutan saat terjadi reaksi D. Potensial redok larutan E. Lama waktu pelarutan APLIKASI PENGGUNAAN THIOUREA PROSES EKSTRAKSI LARUTAN EMAS THIOUREA A. Penyerapan dengan arang aktif (Carbon In Pulp dan Carbon In Column) B. Pengendapan dengan logam Timbal (Pb) C. Electrowinning PROSES AKHIR PENGOLAHAN KARBON, TIMBAL, DAN ELEKTROWINNING A. Pengolahan Karbon 1. Proses Pembakaran Karbon 2. Peleburan Tepung Logam B. Peleburan Logam Ekstraksi dari Timbal C. Peleburan Hasil Elektrowinning PEMURNIAN LOGAM EMAS DAN PERAK A. Pelarutan Dengan Asam Nitrat (HNO3) B. Pelarutan dengan Air Raja. C. Pemurnian Emas Menggunakan Elektrolisis

I. PENDAHULUAN Emas dalam batuan umumnya bercampur dengan mineral logam lain dan kwarsa. Logam - logam pengikut antara lain perak (Ag) yang dapat berupa perak murni (Ag) paduan perak dan emas (AgAu), atau senyawa garam perak (perak sulfida Ag2S,perak klorida AgCl, perak oksida Ag2O). Emas larut dengan cepat dalam air raja (aqua regia). Namun penggunaan air raja juga akan mengakibatkan pelarutan logam logam lainnya seperti tembaga, besi, timah hitam, zinc, dan sebagainya. Oleh karena itu penggunaan pelarut yang umum tak mungkin dilakukan dalam proses ekstraksi emas, dikarenakan ketidak efesienan dan boros dari segi biaya pengolahan. Thiourea digunakan sebagai alternatif pengganti sianida, terutama pada batuan berjenis primer, sulfida rendah, pelarangan terhadap penggunaan sianida, dan digunakan pada lokasi yang tak memungkinkan penggunaan sianida. Thiourea secara relatif tak beracun dan aman bagi lingkungan. Akan tetapi senyawa ini bersiffat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Tingkat pelarutan menggunakan thiourea sangat cepat, jauh lebih cepat dibanding pelarutan sianida. Satu dari keuntungan utama thiourea adalah tingkat pelarutan emas yang tinggi. Tingkat pelarutan bisa 4 hingga 5 kali lebih cepat dibanding proses sianida. Ini harusnya menjadi aspek yang penting untuk pabrik yang memproses batuan yang mengandung partikel emas kasar. Kecepatan waktu pelarutan akan mengurangi biaya investasi lanjutan dalam proses peningkatan produksi. Pelarutan thiourea dapat diadaptasikan dalam pabrik yang kecil dan macam-macam jenis batuan, dimana persyaratan pelarutan dalam system sianida memiliki rentang yang sempit. Tembaga adalah unsur dominan yang terkandung dalam batuan emas (disamping timbal, besi, dan zink). Umumnya tembaga (Cu), timbal (Pb), besi (Fe), dan zink (Zn) berjenis senyawa dalam batuan. CuFeS2 (chalcopyrite) adalah contoh perpaduan antara tembaga dan besi dalam bentuk sulfida logam, ada juga chalcosite (CuS) dan malasite [Cu+(CO3)2(OH)2] yang adalah garam tembaga dalam batuan.

Keuntungan lain dari thiourea adalah bahwa asam sulfat memiliki efek yang kecil terhadap mineral sulfida tembaga, yang mana hampir semua terlarut dalam larutan sianida. Pada umumnya, hasil observasi level kelarutan tembaga dalam larutan thiourea lebih rendah dibanding proses sianida.

Arsen (As) dan antimony (Sb) yang ada dalam mineral mineral sulfida sangat menyulitkan (refraktory) dalam proses sianidasi. Pengaruh ini agak kecil dalam batuan arsenopyrite namun tinggi pada batuan realgar (As2S2), orpiment dan stibnite. Mineral mineral tersebut larut sedikit dalam alkali pada level pH yang tinggi dalam proses sianidasi, menghasilkan thioarsenite dan thioantimonite. Senyawa senyawa tersebut bereaksi dengan oksigen (bisa dengan kadar oksigen rendah). Tingkat kelarutan mineral refraktory lebih buruk bagi thiourea dibanding sianida, karena arsenik dan antimon sulfida tak larut pada pH 1 2. Oleh karena itu batuan berkadar belerang tinggi memiliki masalah jika dilarutkan dalam thiourea, kecuali jika menggunakan proses oksidasi/liberalisasi sebelum proses leaching dilakukan.

Informasi : Untuk isi ebook selengkapnya bisa anda dapatkan di :

http://www.jayamineral.com/?PRODUK_EBOOK

terima kasih

You might also like