Professional Documents
Culture Documents
Tabel 5.8. Perhitungan Dimensi Pipa Horisontal dan Vertikal Air Buangan Lantai 1-3
1, 2 dan 3 TIPIKAL
UR SINK FD WC LV
4 2 1 4 1
4 6 7 11 12 21
50 65 65 75 75 0
50 40 75 75 32 100
SHAFT AKUMULASI
Tabel 5.9 Penentuan Dimensi Pipa Tegak Buangan PERHITUNGAN DIAMETER PIPA TEGAK BUANGAN LANTAI KE 3 2 1 FIXTURE UNIT SENDIRI AKUMULASI 21 21 21 21 42 63 DIAMETER PIPA TEGAK BUANGAN 100 100 100
NO 1 2 3
Contoh Perhitungan Dimensi Pipa Horisontal Lantai 2 : Sektor Jalur Alat Plambing JumlahFixture Unit :1 : 1 ke 2 : Lavatory : a. Sendiri b. Akumlatif Diameter Perangkap : 32 mm Slope Diameter Pipa Panjang Alat Pipa Beda Tinggi : 0,02 : 32 mm : 2.5 m : Slope x Panjang alat : 0,02 x 2.5 : 0,05 m : 5 cm :1 :1
Contoh Perhitungan Dimensi Pipa Vertikal Lantai 2 : Jalur JumlahFixture Unit : Shaft : a. Sendiri b. Akumlatif Slope Diameter Pipa : 0,02 : 100 mm : 21 : 21
Pipa ven yang digunakan dalam perencanaan ini merupakan kombinasi dari beberapa jenis ven, yaitu : Ven lup, yaitu pipa ven yang melayani dua atau lebih perangkap alat plambing, dan disambungkan kepada pipa ven tegak. Ven tegak, yaitu perpanjangan dari pipa tegak air buangan, di atas cabang mendatar pipa air buangan tertinggi. Pipa tegak ven, dipasang jika pipa tegak air buangan melayani dua interval cabang atau lebih, dan alat-alat plambing pada setiap lantai mempunyai pipa ven tunggal atau pipa ven jenis lainnya. Bagian atas dari pipa tegak ven ini harus terbuka langsung ke udara luar di atas atap tanpa dikurangi ukurannya. Bagian bawah dari pipa tegak ven harus disambungkan dengan pipa tegak air buangan, tanpa dikurangi ukurannya, pada tempat yang lebih rendah dari cabang terendah.
5.5.1 Penentuan Dimensi Pipa Ven Horisontal Penentuan dimensi pipa ven horisontal didasarkan pada panjang pipa ven horisontal, unit beban alat plambing yang dilayani, dan diameter pipa air buangan yang dilayani. Pipa ven
horisontal dan ven tegak dalam perencanaan ini dibuat tipikal untuk setiap lantai. Hasil penentuan diameter pipa ven horisontal tercantum dalam Tabel 5.10 Contoh perhitungan dimensi pipa ven horisontal Lantai 1: Sektor Fixture unit :A :9
Dimensi pipa buangan : 40 mm Diameter pipa ven Ukuran pipa : 40 mm : 40 mm (dilihat pada tabel 5.9 Morimura hal. 224)
5.6 Penentuan Dimensi Septic Tank Waktu tingal lumpur (detention time) = 1 hari Periode Penyedotan lumpur = 1 tahun Jumlah pemakai = 204 orang Kebutuhan air per orang = 100 L/org/hr Kapasitas lumpur = 0.03 m3 /org/thn (dari criteria 0.03-0.04) Kapasitas air limbah = jumlah penghuni x kebutuhan air per orang x detensi = 204 org x 100 L/org/hr x 1 hari = 20400 L = 20.4 m3 Kapasitas total lumpur = periode penyedotan lumpur x kapasitas lumpur x jumlah penghuni = 1 thn x 0.03 m3 /org/thn x 204 org
= 6.12 m3 Volume efektif septic tank = Kapasitas air limbah + kapasitas total lumpur = 20.4 m3 + 6.12 m3 = 26.52 m3 = 27 m3 Dimensi septic tank Syarat panjang = 2 x lebar V V = p x l x t, asumsi t = 1.5 meter, maka : = 2 l2 x 1.5 = 3 l2
27 m3 = 3 m l2 , jadi l = 3 m = 3 m P = 2 l = 2 x3 = 6 m Dimensi septic tank adalah : Panjang Lebar Tinggi =3 m =2m =6m
Freeboard = 10% x 2 = 0.2 m = 20 cm Selain itu ada beberapa ketentuan lain, yaitu sebagai berikut : Lubang pemeriksaan setinggi 0.1 m di atas permukaan tanah, dengan ukuran 0.4 x 0.4 m Pipa aliran terluar diletakkan 5-10 cm lebih rendah dari aliran masuk Sekat harus terbenam 0.2 m ddi bawah permukaan air, menonjol minimal 0.15 m diatas permukaan air Jarak dari bangunan 1.5 m ; dari sumur dalam 10 m ; dan jarak dari pipa air bersih 3 m.
5.7 sistem perpipaan air hujan 5.7.1 Penentuan Instalasi Penyalur Air Hujan Hujan adalah salah satu pemasok air kotor pada buangan melalui air hujan yang jatuh pada atap bangunan. Air ini dapat merusak bangunan apabila system pengalirnya tidak baik terutama pada saat hujan lebat. Instalasi pipa penyalur air hujan bila ditinjau dari segi konstruksinya, terdiri dari tiga komponen, yaitu :
1. Talang 2. Pipa talang, dan 3. Saluran pembuangan 5.7.2 Ukuran Diameter Pipa Talang (air Hujan) Seperti yang telah diterangkan dalam penjlasab sebelumnya, air hujan yang jatuh kea tap bangunan adalah air kotor yang dapat merusak bngunan. Oleh karena itu, agar air hujan yang jatuh ke atap banguunan dapat disalurkan dengan baik, maka besarnya diameter pipa talang harus direncanakan dengan baik. Kesalahan dalam menetapkan diameter pipa talang dapat mengakibatkan terjadinya peluapan air hujan, terutama pada saat hujan lebat turun. Penentuan besarnya diameter pipa talang tergantung pada factor berikut : a. Keadaan curah hujan didaerah dimana buangan tersebut berdiri b. Koefisien pengaliran air atap, yang besarnya ditentukan oleh bentuk atap dan bahan yang dipakai c. Luas atap yang air buangannya akan ditampung oleh pipa atap Diketahui : Berdasar data dari direktorat meteorology dan geofisika curah hujan daerah semarang, tempat berdirinya gedung dosenat Teknik Elektro adalah 300 mm/jam Berdasar dari buku teknologi plumbing halaman 66 koefisien pengaliran air atap bentuk dan konstruksi atap berupa balkon dan jalan dengan ubin keras adalah 0.3 Luas atap gedung dekanat GUBERNURAN adalah 426.79 m2 . selanjutnya menghitung beban air hujan yang dihasilkan oleh atap tersebut, yaitu dengan menggunakan rumus : Q = 0.2785.C.I.A Dimana : Q = Beban air hujan yang dihasilkan oleh atap A = Luas atap yang air buangannya akan ditampung oleh pipa atap C = Koefisien pengaliran atap I = Intesitas curah hujan di daaerah bangunan tersebut berdiri Beban air hujan yang dihasilkan oleh atp (V) Q = 0,2785.C.I.A = 0.2785 x 0.3 x 0.3 x 426.79
= 10.69749135 m3 /jam = 10697.49135 L/jam = 2.9715 L/detik Penentuan diameter pipa talang dapat dilihat dari buku teknologi plumbing pada table berikut :
diameter pipa (mm) 57 69 80 100 118 125 luas atap yang akan dihitung untuk C 1 50 90 120 220 320 395 110 150 275 400 495 150 200 365 535 660 300 400 735 1065 1315 0.8 0.6 0.3 Q L/detik 2 3.6 4.9 8.9 12.9 16
Dari hasil perhitungan, untuk : Q = 2.9715 L/detik C = 0.3 Maka pipa talang adalah 69 mm