Professional Documents
Culture Documents
INTRODUCTION
meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan =
populasi lanjut usia dan diduga sekitar 60% dari pasien di unit Geriatri menderita depresi, sehingga gejala depresi yang muncul seringkali dianggap sebagai bagian dari proses menua
2020, depresi akan menjadi beban global penyakit kedua di dunia setelah penyakit jantung iskemik
1.1, 95% CI 0.71.7), Hipertensi (OR 0.9, 95% CI 0.71.2), Asthma (OR 1.2, 95% CI 0.81.7), Epilepsy (OR 1.0, 95% CI 0.34.0) and Kanker (OR 1.1, 95% CI 0.81.8). Angina (OR 1.9, 95% CI 1.3 2.6), Stroke (OR 2.5, 95% CI 1.73.9), Diabetes (OR 1.7, 95% CI 1.22.6), Bronchitis kronis (OR 2.6, 95% CI 1.64.2), Arthritis (OR 1.5, 95% CI 1.2 2.0% Dan depression (OR 5.3, 95% CI 3.87.4).
Tujuan
-umum: dapat meningkatkan kualitas hidup
lansia
Tujuan Khusus Mengidentifikasi berapa persen lansia yang mempunyai penyakit depresi Mengidentifikasi berapa persen lansia yang mempunyai penyakit Hipertensi Mengidentifikasi berapa persen lasia lansia yang mempunyai penyakit Diabetes Mellitus Mengidentikasi berapa persen lasia lansia yang mempunyai penyakit Osteoartritis Mengidentifikasi berapa persen lansia yang mempunyai penyakit Hipertensi yang mengalami depresi. Mengidentifikasi berapa persen lasia lansia yang mempunyai penyakit Diabetes Mellitus yang mengalami depresi. Mengidentikasi berapa persen lasia lansia yang mempunyai penyakit Osteoartritis yang mengalami depresi.
Manfaat
informasi tentang hubungan penyakit kronis dengan depresi pada lansia. informasi tentang prevalensi depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang.
akdemik
Pelayanan masyarakat
dapat melakukan upaya promotif dan preventif terkait penyakit kronis yang diderita lansia yang berperan dalam terjadinya depresi. pengetahuan tentang faktor risiko terjadinya depresi pada lansia.
KERANGKA TEORI
Penyakit kronis
hiperte nsi
Karakterisik Usia Jenis kelamin Latar belakang pendidikan Pendapatan Status perkawinan Kemandirian Dukungan Keluarga Dukungan dan Partisipasi Sosial
DM
OA
variabel
dependen
Depresi pada lansia
independen
Oenyakit kronis
Karakteristik
Definisi opersional
no
1
variabel
usia
definisi
Rentang kehidupan yang diukur dengan tahun.
Alat ukur
Kuesioner Cara Ukur: Wawancara
Jenis kelamin
Ciri atau karakteristik yang menunjukkan bahwa seseorang adalah laki-laki atau perempuan. Tingkat pendidikan formal terakhir yang diselesaikan responden
Nominal
Latar belakang
1.Pendidikan rendah (Tidak sekolah, SD, SLTP) 2.Pendidikan sedang (SMU) 3.Pendidikan tinggi (Akademi, Universitas)
Ordinal
Lamanya penyakit
3 bulan
Numeri k
1. Mandiri (20) 2. ketergantungan ringan (12-19) 3. ketergantungan sedang (9-11) 4. ketergantungan berat (5-8) 5. ketergantungan total (0-4)
Ordinal
6.
Menilai adanya penurunan aktivitas mental, seperti berpikir, mengingat, belajar dan menggunakan bahasa
Normal (26-30) Demensia ringan (21-25) Demensia Sedang (10-20) Demensia berat (0-9)
Ordinal
7.
depresi
Ordinal
8.
Dukungan Keluarga
Kuesioner
Dukungan keluarga baik (14-20) Dukungan keluarga cukup (7-13) Dukungan keluarga kurang ( 1-6)
Ordinal
9.
Menilai adanya dukungan sosial dan menilai seberapa sering responden bersosialisai dengan sekitar.
Dukungan dan Interaksi sosial baik (23-33) Dukungan dan Interaksi sosial cukup (12-22) Dukungan dan Interaksi sosial kurang (1-11)
Ordinal
Metodelogi
Desain :Analitik observasional dengan
Lokasi
60-69 127
>70 39 166
inklusi
Lanjut usia laki-laki dan perempuan berusia minimal 60 tahun yang mempunyai penyakit kronis Lanjut usia yang menderita penyakit kronik yang kooperatif menjadi responden.
eklusi
Lanjut usia yang tidak komunikatif
Prevalensi depresi
Prevalensi HT Prevalensi OA Prevalensi DM No
: 0,60
: 0,54 : 0,63 : 0,45
Z2 x P x Q d2
Z = Tingkat kemaknaan yang dikehendaki 95% besarnya 1,96 = Prevalensi HT yang diderita lansia di Kelurahan Jati Padang = 0,54 peristiwa yang diteliti = 1 0,54 = 0,46
No
= 382
(0,05)2
Rumus populasi finit n = n0 (1 + n0/N) n n0 N = Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit. = Besar sampel dari populasi yang infinit = Besar sampel populasi finit
Karena jumlah lansia yang berusia sama dengan atau lebih 60 tahun di Kelurahan Jati Padang adalah 261 orang. n = 382 (1 + 382/261) = 155 lansia
Hasil penelitian
Analisis univariat Karakteristik lansia di kelurahan jati padang tahung 2012 Karakteristik Umur keterangan 60 th -74 75> jmlh 147 8 presentase 94,8% 5,2%
jenis kelamin
lakilaki
perempuan
51
104 94
32,9%
67,1% 60,6%
pendidikan
<9th
9-12 th
>12 th
37
24
23,9%
15,5%
Pernikahan
menikah
janda/duda
91
64 55
58,7%
41,3% 35,5% 38,7% 25,8%
pendapatan
<rp.500.000
kemandirian
mandiri
ketergantunaan ringan
80
53
51,6%
34,3%
16 6 0
10,3% 3,9% 0%
104 51
67,1% 32,9%
0
103 29 23 101 37 17
0%
66,5% 18,7% 14,8% 65,2% 23,1% 11%
Data Penyakit kronis Lansia di Kelurahan Jati Padang pada tahun 2012
jumlah
presentase
Menderita
Tdk menderita
114
41 155
73,5%
26,5% 100%
Jumlah
presentase
Menderita hipertensi
Tidak menderita
52
103
33,5%
66,5% 100%
Total 155
Data Penderita Diabetes Mellitus Pada Lansia Di Kelurahan Jati Padang pada tahun 2012
jumlah
presentase
total
37 118 155
Data penderita Osteoathritis Pada Lansia Di Kelurahan Jati Padang pada tahun 2012
jumlah 76 79 155 presentase 49,1% 51,0% 100%
total
Data Penderita Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Jati Padang pada tahun 2012 jumlah 75 80 155 presentase 48,4% 51,6% 100%
total
Hubungan Antara Penyakit Kronis Dengan Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Jati Padang
%
68,8% 31,3% 100%
total
114 41 155 73,5% 26,5% 100%
total 114(73,5%) kasus yang menderita penyakit kronis 55 kasus yang normal atau tidak menderita depresi 59 kasus yang menderita depresi. 41 (26,5%) kasus yang tidak menderita penyakit kronis 25 kasus yang normal / tidak menderita depresi 75 kasus yang menderita depresi.
penelitian ini dinilai dengan menggunakan odds ratio. OR hasil perhitungan adalah sebesar 0,597. Karena OR (0,597)<1, hal ini berarti lansia yang mempunyai penyakit kronis tidak selalu mempunyai resiko menderita depresi.
nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.956 serta didapatkan nilai OR sebesar 1.019. Karena nilai p>0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara menderitanya hipertensi dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang
Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Jati Padang
tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.473 serta didapatkan nilai OR sebesar 1.313. Karena nilai p>0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara menderitanya Diabetes melitus dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.
tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah <0.001 serta didapatkan nilai OR sebesar 0.270. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara menderitanya Osteoatritis dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.
tidak layak diuji dengan uji Chi Square karena terdapat dua cell yang memiliki nilai ekspektasi <5, maka dari itu uji yang di pakai yaitu uji fisher. Nilai signifikansi adalah 0,720 untuk 2-sided (two tail) dan nilai signifikansi adalah 0,396 untuk 1-sided (one tail) serta didapatkan nilai OR sebesar 0,632. Karena nilai p>0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan terjadinya depresi.
Hubungan Antara Karakteristik Jenis Kelamin Dengan Depresi Jenis kelamin Lakilaki Perempuan Total Menderita depresi normal % depresi 27 53 80 33,8% 66,2% 100% 24 51 75 % 32,0% 68,0% 100% total 51 104 155 presentase 32,9% 67,1% 100%
layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.817 serta didapatkan nilai OR sebesar 1.083. Karena nilai p>0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara perbedaan jenis kelamin dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.
normal 62 18 80
layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah <0.001 serta didapatkan nilai OR sebesar 5.464. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara status pernikahan dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang dan lansia yang berstatus duda atau janda mempunyai resiko 5,464 kali untuk menderita depresi.
menderita depresi
normal % 40 40 80 50,0% 50,0% 100% depresi 54 21 75 % 72,0% 28,0% 100% total 94 61 155 presentase 60,6% 39,4% 100%
nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.005 serta didapatkan nilai OR sebesar 0.389. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang dan dengan meningkatkan mutu pendidikan dapat mencegah terjadinya depresi.
layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.001 serta didapatkan nilai OR sebesar 0.256. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang dan dengan meningkatnya pendapatan dapat mencegah terjadinya depresi.
layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.012 serta didapatkan nilai OR sebesar 2.389. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara kemandirian dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.
Hubungan Antara Karakteristik Dukungan Keluarga Dengan Depresi menderita depresi Duk keluarga normal % depresi % total Baik 60 75,0% 43 57,3% 103 Cukup&kurang 20 25,0% 32 42,7% 52 Total 80 100% 75 100% 155
layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0,020 serta didapatkan nilai OR sebesar 5,419. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara perbedaan dukungan keluarga dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.
Hubungan Antara Karakteristik Dukungan Dan Partisipasi Sosial Dengan Depresi Menderita depresi
layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.192 serta didapatkan nilai OR sebesar 1,556. Karena nilai p>0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara perbedaan dukungan dan partisipasi sosial dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada analisa
bivariat, diketahui bahwa terdapat hubungan antara penyakit kronis dengan risiko terjadinya depresi pada lansia. Selain itu, faktor status pernikahan janda atau duda, pendapatan, latar belakang pendidikan, dukungan keluarga dan kemandirian juga mempunyai hubungan dengan risiko terjadinya depresi pada lansia.
Karakteristik subyek :
pendapatan, latar belakang pendidikan, dukungan keluarga dan kemandirian secara bermakna berhubungan dengan depresi, sedangkan usia dan jenis kelamin, serta dukungan dan partisipasi sosial tidak ada hubungan dengan depresi
berhubungan dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang. Hasil penelitian yang kami dapatkan, ternyata sama dengan yang dilakukan sebelumnya oleh Suzy dkk (2004), dalam penelitiannya menyatakan bahwa usia tidak berhubungan terhadap depresi pada lansia
dapatkan, ternyata sama dengan yang dilakukan sebelumnya oleh Suzy dkk (2004), dalam penelitiannya menyatakan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan terhadap depresi pada lansia
3.status pernikahan :155 lansia dalam penelitian ini, terdapat sebanyak 51 orang (58,7)% yang berstatus menikah dalam arti bahwa lansia tersebut masih memiliki pasangan hidupnya dan yang mengalami depresi sebanyak 29 lansia (38,7%) sedangkan responden janda atau duda sebanyak 104 orang (41,3)% dan yang mengalami depresi sebanyak 46 lansia (61,3%). status perkawinan mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang.
4.pendidikan : diperoleh data bahwa pendidikan yang paling banyak adalah pendidikan kurang dari 9 tahun (Tidak sekolah, SD, SLTP) yaitu sebesar 94 lansia (60,6%) dan yang mengalami depresi sebanyak 54 lansia (72,0%). Pendidikan lebih dari 9 tahun (SMU, Akademi, Universitas), yaitu sebesar 61 lansia (39,4%) dan yang mengalami depresi sebanyak 21 lansia (28,0%). Hasil yang didapatkan ternyata pendidikan mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang
5.pendapatan:diperoleh data bahwa pendapatan yang paling banyak adalah pendapatan rendah (<1,5 juta rupiah/bulan) yaitu sebesar 115 lansia (74,2%) dan yang mengalami depresi sebanyak 85 lansia (65,0%). Pendapatan tinggi (>1,5 juta rupiah/bulan) yaitu sebesar 40 lansia (25,8%) dan yang mengalami depresi sebanyak 10 lansia (13,3%). Hasil yang didapatkan ternyata pendapatan mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang 6.kemandirian :hasil penelitian, didapatkan lansia yang mandiri sebesar 104 lansia (58.7%) ketergantungan, yang membutuhkan bantuan dalam kehidupan sehariharinya. Dari 104 lansia (58,7%) yang mandiri, terdapat 43 lansia (57,3%) yang depresi. Kemandirian ternyata mempengaruhi depresi dari berbagai aspek
sebanyak 51 lansia (41,3%) dengan ketergantungan terdapat 32 lansia (42,7%) yang mengalami depresi. Hasil penelitian yang kami dapatkan, ternyata sama dengan yang dilakukan sebelumnya oleh Harris dkk (2003), dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemandirian berhubungan terhadap depresi pada lansia 7.dukungan keluarga :
lansia yang dukungan keluarga baik sebesar 103 lansia (66.5%) dan terdapat 43 lansia (57,3%) lansia yang depresi. Dukungan keluarga cukup dan kurang sebesar 52 lansia (33.5%) dan terdapat 32 lansia (42,7%) lansia yang depresi. Hasil yang didapatkan ternyata dukungan keluarga mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan depresi pada lansia
dukungan dan partisipasi sosial baik sebesar 101 lansia 94.8%, terdapat 45 lansia (60,0%) lansia yang depresi. Sedangkan dukungan dan partisipasi sosial cuku dn kurang sebesar 54 lansia 5,2%, terdapat 30 lansia (40,0%) lansia yang depresi. . Hasil yang didapatkan ternyata dukungan dan partisipasi sosial mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan depresi pada lansia
sebesar 33,5% dari total sampel yang diteliti, hasil yang didapatkan ternyata penyakit hipertensi tidak mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan tingkat depresi pada lansia. Begitu juga penyakit Diabetes Mellitus, yaitu sebesar 23,9% dari total sampel yang diteliti, hasil yang didapatkan ternyata penyakit Diabetes Mellitus tidak mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan tingkat depresi pada lansia. Sedangkan penyakit Osteoartritis sebagai penyakit kronis yang juga terdapat pada lansia yaitu 49,1% dari total sampel dan didapatkan hasil yang signifikan berhubungan dengan tingkat depresi pada lansia
hipertensi terdapat 33,3 % yang mengalami depresi, sedangkan lansia dengan penyakit kronis Diabetes Mellitus 21,3% yang mengalami depresi dan lansia dengan penyakit Osteoartritis 65,3% yang mengalami depresi
berdasarkan hasil penelitian, hipotesis yang diuraikan sebelumnya sesuai dengan hasil penelitian yang kami lakukan bahwa penyakit kronis pada seorang lansia mempunyai hubungan yang bermakna dengan depresi pada lansia. Lansia yang mempunyai penyakit kronis hipertensi sebanyak 33,3 % yang mengalami depresi sedangkan dengan penyakit kronis Diabetes Mellitus sebanyak 21,3% lansia dan untuk penyakit kronis Osteoartritis sebanyak 65,3%. Secara keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan terhadap lansia yang terdapat di Kelurahan Jati Padang ini terdapat 48,4 % lansia yang mengalami depresi dan 51,6 % lansia yang tidak mengalami depresi.
kesimpulan
Depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang sebesar 75 lansia (48,4%) mengalami depresi dari 155 sampel yang diperoleh.
Lansia yang mempunyai penyakit kronis di Kelurahan Jati Padang sebesar 73,5%. Hipertensi sebesar 33,5%, Diabetes Mellitus sebesar 23,9% dan Osteoathritis sebesar 49,1%.
Lansia di Kelurahan Jati Padang yang mengalami depresi dan mempunyai penyakit kronis sebesar 78,7%.
Faktor risiko yang berhubungan dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang adalah status perkawinan janda, penyakit kronis Osteoatritis, kemandirian dan dukungan keluarga.
Tidak terdapat hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pendapatan dan dukungan dan partisipasi sosial dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang.
Bagi puskemas
Melakukan peningkatan pelayanan kesehatan lansia dan pada pasien lansia yang datang berobat dengan gejala depresi di puskesmas. Skrining dapat dilakukan 3 bulan sekali. Metode skrining yang disarankan adalah dengan menggunakan kuesioner faktor risiko depresi oleh karena penyakit kronis Sosialisasi tentang kegiatan yang penting untuk mencegah depresi yaitu dengan membuat kegiatan senam bersama, bakti sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan cara penyuluhan di posyandu lansia, atau dengan melatih kader atau ketua kelompok masyarakat tentang mencegah dan mengenal gejala depresi pada lansia yang memiliki penyakit kronis supaya mereka dapat mengajarkan ke masyarakat sekitar. Sosialisasi kegiatan dan pengobatan termasuk pelayanan pad a lansia yang mempunyai penyakit kronis yang dapat menurunkan risiko terjadinya depresi yaitu dengan senam jasmani. Puskesmas dapat melatih instruktor senam yang bisa terdiri dari kader, atau lansia itu sendiri supaya kegiatan senam lansia ini dapat dilakukan lebih sering dan pada lokasi yang lebih banyak. Selain itu, dapat dilakukan rekaman video tentang cara-cara senam dan dijual dalam bentuk video compact disc (VCD) dengan harga yang terjangkau supaya kegiatan senam ini dapat dilakukan sendiri di rumah.
saran
Bagi lansia yang berisiko dan tidak berisiko depresi Memberikan edukasi kepada lansia tentang pentingnya mencegah terjadinya depresi terutama pada lansia yang sudah memiliki resiko penyakit . Memberikan edukasi tentang upayaupaya pencegahan terjadinya depresi atau pencegahan terjadinya komplikasi dari penyakit kronis. Edukasi dan penyuluhan tentang pencegahan depresi oleh karena penyakit kronis sebaiknya dilakukan pada kelompok usia yang lebih muda yaitu diatas 40 tahun. Edukasi yang dapat diberikan adalah tentang kegiatan sosial, kegiatan fisik, olahraga dan kepatuhan dalam menjaga kesehatan. Edukasi ini dapat diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain yang terlebih dahulu sudah dilatih tentang upaya pencegahan depresi oleh karena penyakit kronis pada lansia.
Bagi masyarakat
tentang faktor risiko yang berpengaruh dengan terjadinya depresi serta mengetahui cara cara pencegahan depresi. diperlukan peran serta masyarakat sebagai komponen intervensi dengan cara mengikuti program program yang dianjurkan puskesmas seperti senam lansia dan penyuluhan.
Bagi keluarga Dari hasil wawancara yang dilakukan pada umumnya lansia menikmati hari tuanya di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, lansia yang berada di lingkungan keluarga atau tinggal bersama keluarga serta mendapat dukungan dari keluarga akan membuat lansia merasa lebih nyaman. Sehingga dukungan keluarga sangat membantu untuk mengurangi tingkat depresi pada lansia. Edukasi kepada keluarga sebagai caregiver lansia untuk memahami dan menerima lansia dengan segala kondisi dari proses menua. Berikan informasi kepada keluarga tentang keadaan lansia yang berbeda dengan usia produktif pada umumnya. Keluarga harus memberikan asuhan dan perawatan sebaik mungkin tanpa mengganggu atau mengurangi kemandirian dari usia lanjut yang diasuh sehingga dapat terpenuhi tujuan perawatan usia lanjut yaitu mencapai kondisi kesehatan yang optimal, mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari (kemandirian), memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengurangi angka tejadinya depresi.
meto de
Presentas i dan diskusi
temp at
Keluraha n Jati Padang, Kecamat an Pasar Minggu
waktu
biaya
April 2012
swadana
pelaksana an
Identifikasi adanya hub penyakit kronis dgn depresi pada lansia binaan di kel.jati padang
Mengetah ui hasil dari penelitian dantindak lanjut
lansia
Wawancar a kuesioner
Mei 2012
swadana
3.Evaluas
Mei-juni 2012
swadana
Suzy, dkk. Faktor Risiko yang Berperan terhadap Terjadinya Depresi pada Pasien Geriatri yang Dirawat di RS Dr. Cipto Mangunkusumo. 2004. Available from: www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_156_Depresi.pdf [akses 25 April 2012]
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., and Grebb, J.A., 2010. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi Ketujuh. Jilid Satu. Editor : Dr. I. Made Wiguna S. Jakarta : Bina Rupa Aksara : 777-858
Soejono. 2000. Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatric untuk Dokter dan Perawat. Jakarta : FK UI, 60-76 Lueckenotte, A. G. (2000). Gerontologic Nursing, 2nd ed. St. Louis: Mosby ISBN:0323007570 Harris,T. Dkk. Predictors of depressive symptoms in older people a survey of two general practice populations. 2003. Available from: http://ageing.oxfordjournals.org/content/32/5/510.full.pdf [akses 25 April 2012] Papalia, D.E., Olds, S.W., and Feldman, R.D., 2005. Human Development. 10th ed. New York: McGraw-Hill. Setiati, S., Harimurti, K., dan Roosheroe, A.G., 2007. Proses Menua dan Implikasi Kliniknya. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., dan Setiati, S., ed. IV Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1335-1340.
Darmojo RB. Teori proses menua. Dalam: Martono H, Pranarka K (editor). Buku ajar boedhi-darmojo geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009: halaman 3-13. Kuntjoro. Masalah kesehatan lansia. Jakarta : FKUI. 2002. Unutzer, J., et al. 2002, Collaborative Care Management of Late Life Depression in The Primary Care Setting. Journal American Medical Association. Dec, 288, 2836-2845. Available from : http://jama.ama-assn.org/cgi/content/full/288/22/2836. [Accessed 25 April 2012]. Ayub, S. Gangguan Alam Perasaan. Jakarta: jelajah Nusa. 2006. Mudjaddid, E., 2003. Depresi dan Komorbiditasnya pada Pasien Geriatri. Dalam: Supartondo, Setiati, S., dan Soejono, C.H., (eds). 2003. Prosiding Temu IlmiahGeriatri 2003 Penatalaksanaan Pasien Geriatri dengan Pendekatan Interdisiplin. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 113-121. Blazer, D.G., 2003. Depression in Late Life: Review and Commentary. J Gerontology Med Sci 58A, No.3: 249-265. Available from: http://focus.psychiatryonline.org/cgi/content/full/7/1/118 [akses 25 April 2012] Burqener,s., Buettner, L, Buckwalter, K, Beattie, E, Bossen, A. Fick, D., S. Fitzsimmons, A. Kolanowski, N. Richeson, K.Rose, A. Schieiner, Specth, J. Testad, I. Yu, F & S Mc Kenzie (2007) Consensus Report : Review of Scientific Evidance Addresing Prevalence, Documented Needs, and Interdisciplinary Research : Person in Early Stage Alzheimers Disease. Chicago : National Alzheimer Assosiate. Baruch L. Hypertension and the elderly: More than just blood pressure control. J Clin Hypertens 2004; 6:249-255
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. The Seventh report of The joint nasional Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure: The JNC 7 report. JAMA.2003;289(19):2560-72. Dickerson LM, Gobson MV. Management of Hypertension in older persons. Am Fam Physician 2005; 71:469-76. Guidelines Committee.2003 European Society of hypertension-European Socitey of cardiology guidelines for the management of arterial hypertension, J Hypertens 2003;21:1011-1053 NICE clinical guideline 34. Hypertension: Management of hypertension in adults in primary care. National Institute for health and Clinical Excellence. June. 2006. Rochmah W. Diabetes Mellitus pada Usia Lanjut. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI; 2007.p.1915-18.
Subramaniam I, Gold JL. Diabetes Mellitus in Elderly. J Indian Acad Geri. 2005;2:77-81. Available from: http://www.jiag.org/sept/diabetes.pdf
Chau D, Edelman SV. Clinical Management of Diabetes in the Elderly. Clin Diab. 2001. Available from: http://clinical.diabetesjournals.org/content/19/4/172.full Burduli M. The Adequate Control of Type 2 Diabetes Mellitus in an Elderly Age. 2009. Available from: http://www.gestosis.ge/eng/pdf_09/Mary_Burduli.pdf Sclatter A. Diabetes in the Elderly: The Geriatricians Perspective. Can J Diab. 2003;27(2):172-5. Available from: http://www.diabetes.ca/files/ElderlySclaterJune03.pdf Ganesan VS, Balaji V, Seshaiah V. Diabetes in the Elderly. Int J Diab Dev Countries. 1994;14:119-23. Available from: http://www.rssdi.org/1994_oct-dec/review_article1.pdf
Meneilly GS, Tessier D. Diabetes in Elderly Adults. J Gerontol.2001;56A(1):M5-11. Available from: http://biomedgerontology.oxfordjournals.org/content/full/56/1/M5 American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes 2010. Diabetes Care. 2010;33(1):S11-4. Available from: http://care.diabetesjournals.org/content/33/Supplement_1/S11.extract Gupta V, Suri P. Diabetes in Elderly Patients. JK Practitioner. 2002;91(4):258-9. Available from: http://medind.nic.in/jab/t02/i4/jabt02i4p258o.pdf Saryono. Kumpulan instrument penelitian Kesehatan. Jakarta : Mulia Medika. 2010. p1-4. Osteoartritis. Dalam Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1996 : 1317 Poole A.R. Cartilage in Health and Disease. In : Arthritis and Allied Conditions. Text Book of Rheumatology. 4th Edition. Editor : Koopman W.J. Lippincot Williams & Wilkins. Philadelphia, 2001 : 226 284. Price Sylvia A., Wilson Lorraine M. Patofisiologi, Konsep Klinis Prosesproses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995 : 1218 - 1222. Haq I., Murphy E., Dacre J. Osteoarthritis Review. Postgrad Med J, 2003; 79 : 377 383. Putri. Gambaran kualitas hidup lansia yang tinggal di PSTW Yogyakarta unit Budhi Luhur. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Stanley M & Beare G P; 2008. (Tesis) Narayani I. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga terhadap sikap keluarga dalam pemberian perawatan activities daily living (adl) pada lansia di Rumah Desa Tanjungrejo Margoyoso Pati. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta; 2008. (Tesis)
Bramasto I. Hubungan status interaksi sosial dengan depresi pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta; 2010. (Tesis) Hidayati L. Hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Kelurahan Daleman Tulung Klaten. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta; 2009. (Tesis) Haryono L. Studi deskriptip penyakit kronis, faktor perilaku dan lingkungan pada disabilitas dan kualitas hidup lansia peserta posbindu puskesmas pancoran mas kota depok tahun 2008. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UI; 2008.(Tesis) Fitriyanti. Hubungan antara motivasi dengan kemampuan aktivitas bekerja sehari-hari pada usia lanjut usia di Desa Sriwulan Kecamatan Saying Kabupaten Demak. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UI; 2010. (Tesis)
Pranarka K. Penerapan geriatrik kedokteran menuju usia lanjut yang sehat. Geriatrik kedokteran. Jakarta: Universa Medicina; 2006; Vol.25 No.4(Tesis)