You are on page 1of 61

HUBUNGAN PENYAKIT KRONIS DENGAN DEPRESI PADA LANSIA BINAAN DIKELURAHAN JATI PADANG

Teduh paramadina / karina s a / satrio arif


PEMBIMBING : dr.Dharma Sutanto,MS PUSKESMAS PASAR MINGGU

INTRODUCTION
meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan =

bertambahlah usia harapan hidup =bertambahnya populasi penduduk lanjut usia


Peningkatan usia harapan hidup tentunya berdampak lebih banyak terjadi gangguan atau penyakit pada lansia, salah satunya ialah depresi

Prevalensinya diperkirakan 10%-15% dari

populasi lanjut usia dan diduga sekitar 60% dari pasien di unit Geriatri menderita depresi, sehingga gejala depresi yang muncul seringkali dianggap sebagai bagian dari proses menua

Data WHO menyebutkan bahwa pada tahun

2020, depresi akan menjadi beban global penyakit kedua di dunia setelah penyakit jantung iskemik

Penelitian lain menyebutkan Infark Miokard (OR

1.1, 95% CI 0.71.7), Hipertensi (OR 0.9, 95% CI 0.71.2), Asthma (OR 1.2, 95% CI 0.81.7), Epilepsy (OR 1.0, 95% CI 0.34.0) and Kanker (OR 1.1, 95% CI 0.81.8). Angina (OR 1.9, 95% CI 1.3 2.6), Stroke (OR 2.5, 95% CI 1.73.9), Diabetes (OR 1.7, 95% CI 1.22.6), Bronchitis kronis (OR 2.6, 95% CI 1.64.2), Arthritis (OR 1.5, 95% CI 1.2 2.0% Dan depression (OR 5.3, 95% CI 3.87.4).

Apakah ada hubungan antara depresi

dengan penyakit kronis pada lansia?


kronis dengan depresi.

Hipotesis : Ada hubungan antara penyakit

Tujuan
-umum: dapat meningkatkan kualitas hidup

lansia

Tujuan Khusus Mengidentifikasi berapa persen lansia yang mempunyai penyakit depresi Mengidentifikasi berapa persen lansia yang mempunyai penyakit Hipertensi Mengidentifikasi berapa persen lasia lansia yang mempunyai penyakit Diabetes Mellitus Mengidentikasi berapa persen lasia lansia yang mempunyai penyakit Osteoartritis Mengidentifikasi berapa persen lansia yang mempunyai penyakit Hipertensi yang mengalami depresi. Mengidentifikasi berapa persen lasia lansia yang mempunyai penyakit Diabetes Mellitus yang mengalami depresi. Mengidentikasi berapa persen lasia lansia yang mempunyai penyakit Osteoartritis yang mengalami depresi.

Manfaat
informasi tentang hubungan penyakit kronis dengan depresi pada lansia. informasi tentang prevalensi depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang.

akdemik

Pelayanan masyarakat

dapat melakukan upaya promotif dan preventif terkait penyakit kronis yang diderita lansia yang berperan dalam terjadinya depresi. pengetahuan tentang faktor risiko terjadinya depresi pada lansia.

KERANGKA TEORI

DEPRESI PADA LANSIA

Penyakit kronis

hiperte nsi

Karakterisik Usia Jenis kelamin Latar belakang pendidikan Pendapatan Status perkawinan Kemandirian Dukungan Keluarga Dukungan dan Partisipasi Sosial

DM

OA

variabel
dependen
Depresi pada lansia

independen
Oenyakit kronis

Karakteristik

Definisi opersional
no
1

variabel
usia

definisi
Rentang kehidupan yang diukur dengan tahun.

Alat ukur
Kuesioner Cara Ukur: Wawancara

Hasil ukur Skala ukur


1. usia lanjut (Elderly) antara 60 - 74 tahun 2. usia lanjut tua (Old) antara 75 90 tahun 1.Laki-laki 2.Perempuan Nominal

Jenis kelamin

Ciri atau karakteristik yang menunjukkan bahwa seseorang adalah laki-laki atau perempuan. Tingkat pendidikan formal terakhir yang diselesaikan responden

Kuesioner Cara Ukur: Wawancara

Nominal

Latar belakang

Kuesioner Cara Ukur: Wawancara

1.Pendidikan rendah (Tidak sekolah, SD, SLTP) 2.Pendidikan sedang (SMU) 3.Pendidikan tinggi (Akademi, Universitas)

Ordinal

Lamanya penyakit

Mengetahui lamanya sakit yang di derita oleh responden

Kuesioner Cara Ukur: Wawancara

3 bulan

Numeri k

Aktivitas kegiatan sehari hari

Menilai kemandirian responden dalam melakukan aktivitas sehari hari

Kuesioner 1. ADL (Activity Daily Living) Cara ukur : Wawancara

1. Mandiri (20) 2. ketergantungan ringan (12-19) 3. ketergantungan sedang (9-11) 4. ketergantungan berat (5-8) 5. ketergantungan total (0-4)

Ordinal

6.

Penurunan fungsi kognitif

Menilai adanya penurunan aktivitas mental, seperti berpikir, mengingat, belajar dan menggunakan bahasa

Kuesioner Montreal Cognitive Assesment Cara ukur : Wawancara

Normal (26-30) Demensia ringan (21-25) Demensia Sedang (10-20) Demensia berat (0-9)

Ordinal

7.

depresi

Menilai adanya gangguan alam perasaan berupa sedih yg berlebihan

Kuesioner : GDS Cara ukur: kuesioner

Normal (0-9) Depresi ringan (10-19) Depresi berat (20-30)

Ordinal

8.

Dukungan Keluarga

Menilai adanya dukungan keluarga

Kuesioner

Cara Ukur: Wawancara

Dukungan keluarga baik (14-20) Dukungan keluarga cukup (7-13) Dukungan keluarga kurang ( 1-6)

Ordinal

9.

Dukungan dan Interaksi Sosial

Menilai adanya dukungan sosial dan menilai seberapa sering responden bersosialisai dengan sekitar.

Kuesioner Cara Ukur: Wawancara

Dukungan dan Interaksi sosial baik (23-33) Dukungan dan Interaksi sosial cukup (12-22) Dukungan dan Interaksi sosial kurang (1-11)

Ordinal

Metodelogi
Desain :Analitik observasional dengan

metode korelasional ,pendekatan cross sectional.

Lokasi

Populasi : seluruh lansia yang tinggal di Golongan umur

kelurahan jati padang berjumlah 261 orang


jumlah

60-69 127

>70 39 166

Cakupan pelayanan kesehatan lansia 57%

inklusi

Lanjut usia laki-laki dan perempuan berusia minimal 60 tahun yang mempunyai penyakit kronis Lanjut usia yang menderita penyakit kronik yang kooperatif menjadi responden.

eklusi
Lanjut usia yang tidak komunikatif

Sampel = simpel random


Rumus populasi infinit

Prevalensi depresi
Prevalensi HT Prevalensi OA Prevalensi DM No

: 0,60
: 0,54 : 0,63 : 0,45

Z2 x P x Q d2

Z = Tingkat kemaknaan yang dikehendaki 95% besarnya 1,96 = Prevalensi HT yang diderita lansia di Kelurahan Jati Padang = 0,54 peristiwa yang diteliti = 1 0,54 = 0,46

Q = Prevalensi/proporsi yang tidak mengalami


d

= Akurasi dari ketepatan pengukuran untuk p > 10% adalah 0,05


= (1,96)2 x 0,54 x 0,46

No

= 382

(0,05)2

Rumus populasi finit n = n0 (1 + n0/N) n n0 N = Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit. = Besar sampel dari populasi yang infinit = Besar sampel populasi finit

Karena jumlah lansia yang berusia sama dengan atau lebih 60 tahun di Kelurahan Jati Padang adalah 261 orang. n = 382 (1 + 382/261) = 155 lansia

instrumen kuesioner Sfingomanometer Stetoskop Glukosa stick merk accu check

Hasil penelitian

Analisis univariat Karakteristik lansia di kelurahan jati padang tahung 2012 Karakteristik Umur keterangan 60 th -74 75> jmlh 147 8 presentase 94,8% 5,2%

jenis kelamin

lakilaki
perempuan

51
104 94

32,9%
67,1% 60,6%

pendidikan

<9th

9-12 th
>12 th

37
24

23,9%
15,5%

Pernikahan

menikah
janda/duda

91
64 55

58,7%
41,3% 35,5% 38,7% 25,8%

pendapatan

<rp.500.000

500.000-1.500.000 60 > 1.500.000 40

kemandirian

mandiri
ketergantunaan ringan

80
53

51,6%
34,3%

Ketrgantungan sdg Ketergantungan berat Ketergantungan total

16 6 0

10,3% 3,9% 0%

Kemandirian mandiri perlu bantuan

104 51

67,1% 32,9%

tidak bisa sama sekali


Dukungan keluarga baik cukup kurang Partisipasi sosial baik cukup kurang

0
103 29 23 101 37 17

0%
66,5% 18,7% 14,8% 65,2% 23,1% 11%

Data Penyakit kronis Lansia di Kelurahan Jati Padang pada tahun 2012

jumlah

presentase

Menderita
Tdk menderita

114
41 155

73,5%
26,5% 100%

Data penderita Hipertensi pada Lansia di Kelurahan Jati Padang 2012

Jumlah

presentase

Menderita hipertensi
Tidak menderita

52
103

33,5%
66,5% 100%

Total 155

Data Penderita Diabetes Mellitus Pada Lansia Di Kelurahan Jati Padang pada tahun 2012

jumlah

presentase

Menderita DM Tidak menderita

total

37 118 155

23,9% 76,1% 100%

Data penderita Osteoathritis Pada Lansia Di Kelurahan Jati Padang pada tahun 2012
jumlah 76 79 155 presentase 49,1% 51,0% 100%

Menderita OA Tidak menderita

total

Data Penderita Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Jati Padang pada tahun 2012 jumlah 75 80 155 presentase 48,4% 51,6% 100%

Menderita depresi Tidak menderita

total

Hubungan Antara Penyakit Kronis Dengan Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Jati Padang

Penyakit kronis normal presentase Menderita 55 Tidak menderita 25 Total 80

%
68,8% 31,3% 100%

menderita depresi depresi % 59 16 75 78,7% 21,3% 100%

total
114 41 155 73,5% 26,5% 100%

total 114(73,5%) kasus yang menderita penyakit kronis 55 kasus yang normal atau tidak menderita depresi 59 kasus yang menderita depresi. 41 (26,5%) kasus yang tidak menderita penyakit kronis 25 kasus yang normal / tidak menderita depresi 75 kasus yang menderita depresi.

Hubungan kekuatan antar variabel dalam

penelitian ini dinilai dengan menggunakan odds ratio. OR hasil perhitungan adalah sebesar 0,597. Karena OR (0,597)<1, hal ini berarti lansia yang mempunyai penyakit kronis tidak selalu mempunyai resiko menderita depresi.

Hubungan Antara Penyakit Hipertensi Dengan Depresi

nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.956 serta didapatkan nilai OR sebesar 1.019. Karena nilai p>0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara menderitanya hipertensi dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang

Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Jati Padang

tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.473 serta didapatkan nilai OR sebesar 1.313. Karena nilai p>0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara menderitanya Diabetes melitus dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.

Hubungan Antara Penyakit Osteoathritis Dengan Depresi

tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah <0.001 serta didapatkan nilai OR sebesar 0.270. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara menderitanya Osteoatritis dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.

Analisis Bivariat Untuk Faktor Lain (Selain Penyakit Kronis)


Hubungan Antara Karakteristik Usia Dengan Depresi menderita depresi depresi % total 72 96,0% 147 3 4,0% 8 75 100% 155

Jenis kelamin 60-74 th 75 th> Total

normal % 75 93,8% 5 6,3% 80 100%

presentase 94,8% 5,2% 100%

tidak layak diuji dengan uji Chi Square karena terdapat dua cell yang memiliki nilai ekspektasi <5, maka dari itu uji yang di pakai yaitu uji fisher. Nilai signifikansi adalah 0,720 untuk 2-sided (two tail) dan nilai signifikansi adalah 0,396 untuk 1-sided (one tail) serta didapatkan nilai OR sebesar 0,632. Karena nilai p>0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan terjadinya depresi.

Hubungan Antara Karakteristik Jenis Kelamin Dengan Depresi Jenis kelamin Lakilaki Perempuan Total Menderita depresi normal % depresi 27 53 80 33,8% 66,2% 100% 24 51 75 % 32,0% 68,0% 100% total 51 104 155 presentase 32,9% 67,1% 100%

layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.817 serta didapatkan nilai OR sebesar 1.083. Karena nilai p>0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara perbedaan jenis kelamin dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.

Hubungan Antara Karakteristik Status Pernikahan Dengan Depresi

Status Pernikahan Menikah Duda/janda Total

normal 62 18 80

menderita depresi depresi % total 38,7% 61,3% 100% 51 104 155

presentase 58,7% 41,3% 100%

77,5% 29 22,5% 46 100% 75

layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah <0.001 serta didapatkan nilai OR sebesar 5.464. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara status pernikahan dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang dan lansia yang berstatus duda atau janda mempunyai resiko 5,464 kali untuk menderita depresi.

Hubungan Antara Karakteristik Tingkat Pendidikan Dengan Depresi

Tingkat Pendidikan Pend<9th Pend>9thn Total

menderita depresi
normal % 40 40 80 50,0% 50,0% 100% depresi 54 21 75 % 72,0% 28,0% 100% total 94 61 155 presentase 60,6% 39,4% 100%

layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada

nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.005 serta didapatkan nilai OR sebesar 0.389. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang dan dengan meningkatkan mutu pendidikan dapat mencegah terjadinya depresi.

Hubungan Antara Karakteristik Pendapatan Dengan Depresi

layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.001 serta didapatkan nilai OR sebesar 0.256. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang dan dengan meningkatnya pendapatan dapat mencegah terjadinya depresi.

Hubungan Antara Karakteristik Kemandirian Dengan Depresi


menderita depresi Kemandirian Mandiri Perlu bantuan Total normal % 61 19 80 76,3% 23,8% 100% depresi % 43 32 75 57,3% 42,7% 100% total 104 51 155 presentase 58,7% 41,3% 100%

layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.012 serta didapatkan nilai OR sebesar 2.389. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara kemandirian dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.

Hubungan Antara Karakteristik Dukungan Keluarga Dengan Depresi menderita depresi Duk keluarga normal % depresi % total Baik 60 75,0% 43 57,3% 103 Cukup&kurang 20 25,0% 32 42,7% 52 Total 80 100% 75 100% 155

presentase 66,5% 33,5% 100%

layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0,020 serta didapatkan nilai OR sebesar 5,419. Karena nilai p<0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara perbedaan dukungan keluarga dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.

Hubungan Antara Karakteristik Dukungan Dan Partisipasi Sosial Dengan Depresi Menderita depresi

Duk&partisipasi sosial Baik Ckp&kurang Total

normal % depresi 56 70,0% 45 24 30,0% 30 80 100% 75

% total 60,0% 101 40,0% 54 100% 155

presentase 94,8% 5,2% 100%

layak diuji dengan uji Chi Square karena tidak ada nilai ekspektasi <5, nilai signifikansinya adalah 0.192 serta didapatkan nilai OR sebesar 1,556. Karena nilai p>0.05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara perbedaan dukungan dan partisipasi sosial dengan terjadinya depresi pada lansia kelurahan jati padang.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada analisa

bivariat, diketahui bahwa terdapat hubungan antara penyakit kronis dengan risiko terjadinya depresi pada lansia. Selain itu, faktor status pernikahan janda atau duda, pendapatan, latar belakang pendidikan, dukungan keluarga dan kemandirian juga mempunyai hubungan dengan risiko terjadinya depresi pada lansia.

Karakteristik subyek :

status permikahan janda atau duda,

pendapatan, latar belakang pendidikan, dukungan keluarga dan kemandirian secara bermakna berhubungan dengan depresi, sedangkan usia dan jenis kelamin, serta dukungan dan partisipasi sosial tidak ada hubungan dengan depresi

1.usia :usia tidak mempunyai nilai yang signifikan

berhubungan dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang. Hasil penelitian yang kami dapatkan, ternyata sama dengan yang dilakukan sebelumnya oleh Suzy dkk (2004), dalam penelitiannya menyatakan bahwa usia tidak berhubungan terhadap depresi pada lansia

2.jenis kelamin :Hasil penelitian yang kami

dapatkan, ternyata sama dengan yang dilakukan sebelumnya oleh Suzy dkk (2004), dalam penelitiannya menyatakan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan terhadap depresi pada lansia

3.status pernikahan :155 lansia dalam penelitian ini, terdapat sebanyak 51 orang (58,7)% yang berstatus menikah dalam arti bahwa lansia tersebut masih memiliki pasangan hidupnya dan yang mengalami depresi sebanyak 29 lansia (38,7%) sedangkan responden janda atau duda sebanyak 104 orang (41,3)% dan yang mengalami depresi sebanyak 46 lansia (61,3%). status perkawinan mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang.

4.pendidikan : diperoleh data bahwa pendidikan yang paling banyak adalah pendidikan kurang dari 9 tahun (Tidak sekolah, SD, SLTP) yaitu sebesar 94 lansia (60,6%) dan yang mengalami depresi sebanyak 54 lansia (72,0%). Pendidikan lebih dari 9 tahun (SMU, Akademi, Universitas), yaitu sebesar 61 lansia (39,4%) dan yang mengalami depresi sebanyak 21 lansia (28,0%). Hasil yang didapatkan ternyata pendidikan mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang

5.pendapatan:diperoleh data bahwa pendapatan yang paling banyak adalah pendapatan rendah (<1,5 juta rupiah/bulan) yaitu sebesar 115 lansia (74,2%) dan yang mengalami depresi sebanyak 85 lansia (65,0%). Pendapatan tinggi (>1,5 juta rupiah/bulan) yaitu sebesar 40 lansia (25,8%) dan yang mengalami depresi sebanyak 10 lansia (13,3%). Hasil yang didapatkan ternyata pendapatan mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang 6.kemandirian :hasil penelitian, didapatkan lansia yang mandiri sebesar 104 lansia (58.7%) ketergantungan, yang membutuhkan bantuan dalam kehidupan sehariharinya. Dari 104 lansia (58,7%) yang mandiri, terdapat 43 lansia (57,3%) yang depresi. Kemandirian ternyata mempengaruhi depresi dari berbagai aspek

sebanyak 51 lansia (41,3%) dengan ketergantungan terdapat 32 lansia (42,7%) yang mengalami depresi. Hasil penelitian yang kami dapatkan, ternyata sama dengan yang dilakukan sebelumnya oleh Harris dkk (2003), dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemandirian berhubungan terhadap depresi pada lansia 7.dukungan keluarga :

lansia yang dukungan keluarga baik sebesar 103 lansia (66.5%) dan terdapat 43 lansia (57,3%) lansia yang depresi. Dukungan keluarga cukup dan kurang sebesar 52 lansia (33.5%) dan terdapat 32 lansia (42,7%) lansia yang depresi. Hasil yang didapatkan ternyata dukungan keluarga mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan depresi pada lansia

8.dukungan & partisipasi sosial :lansia yang

dukungan dan partisipasi sosial baik sebesar 101 lansia 94.8%, terdapat 45 lansia (60,0%) lansia yang depresi. Sedangkan dukungan dan partisipasi sosial cuku dn kurang sebesar 54 lansia 5,2%, terdapat 30 lansia (40,0%) lansia yang depresi. . Hasil yang didapatkan ternyata dukungan dan partisipasi sosial mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan depresi pada lansia

9.penyakit kronis :penyakit hipertensi, yaitu

sebesar 33,5% dari total sampel yang diteliti, hasil yang didapatkan ternyata penyakit hipertensi tidak mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan tingkat depresi pada lansia. Begitu juga penyakit Diabetes Mellitus, yaitu sebesar 23,9% dari total sampel yang diteliti, hasil yang didapatkan ternyata penyakit Diabetes Mellitus tidak mempunyai nilai yang signifikan berhubungan dengan tingkat depresi pada lansia. Sedangkan penyakit Osteoartritis sebagai penyakit kronis yang juga terdapat pada lansia yaitu 49,1% dari total sampel dan didapatkan hasil yang signifikan berhubungan dengan tingkat depresi pada lansia

Berdasarkan tabel 5.8, lansia dengan

hipertensi terdapat 33,3 % yang mengalami depresi, sedangkan lansia dengan penyakit kronis Diabetes Mellitus 21,3% yang mengalami depresi dan lansia dengan penyakit Osteoartritis 65,3% yang mengalami depresi

berdasarkan hasil penelitian, hipotesis yang diuraikan sebelumnya sesuai dengan hasil penelitian yang kami lakukan bahwa penyakit kronis pada seorang lansia mempunyai hubungan yang bermakna dengan depresi pada lansia. Lansia yang mempunyai penyakit kronis hipertensi sebanyak 33,3 % yang mengalami depresi sedangkan dengan penyakit kronis Diabetes Mellitus sebanyak 21,3% lansia dan untuk penyakit kronis Osteoartritis sebanyak 65,3%. Secara keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan terhadap lansia yang terdapat di Kelurahan Jati Padang ini terdapat 48,4 % lansia yang mengalami depresi dan 51,6 % lansia yang tidak mengalami depresi.

kesimpulan

Depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang sebesar 75 lansia (48,4%) mengalami depresi dari 155 sampel yang diperoleh.

Lansia yang mempunyai penyakit kronis di Kelurahan Jati Padang sebesar 73,5%. Hipertensi sebesar 33,5%, Diabetes Mellitus sebesar 23,9% dan Osteoathritis sebesar 49,1%.
Lansia di Kelurahan Jati Padang yang mengalami depresi dan mempunyai penyakit kronis sebesar 78,7%.

Faktor risiko yang berhubungan dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang adalah status perkawinan janda, penyakit kronis Osteoatritis, kemandirian dan dukungan keluarga.
Tidak terdapat hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pendapatan dan dukungan dan partisipasi sosial dengan depresi pada lansia di Kelurahan Jati Padang.

Bagi puskemas

Melakukan peningkatan pelayanan kesehatan lansia dan pada pasien lansia yang datang berobat dengan gejala depresi di puskesmas. Skrining dapat dilakukan 3 bulan sekali. Metode skrining yang disarankan adalah dengan menggunakan kuesioner faktor risiko depresi oleh karena penyakit kronis Sosialisasi tentang kegiatan yang penting untuk mencegah depresi yaitu dengan membuat kegiatan senam bersama, bakti sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan cara penyuluhan di posyandu lansia, atau dengan melatih kader atau ketua kelompok masyarakat tentang mencegah dan mengenal gejala depresi pada lansia yang memiliki penyakit kronis supaya mereka dapat mengajarkan ke masyarakat sekitar. Sosialisasi kegiatan dan pengobatan termasuk pelayanan pad a lansia yang mempunyai penyakit kronis yang dapat menurunkan risiko terjadinya depresi yaitu dengan senam jasmani. Puskesmas dapat melatih instruktor senam yang bisa terdiri dari kader, atau lansia itu sendiri supaya kegiatan senam lansia ini dapat dilakukan lebih sering dan pada lokasi yang lebih banyak. Selain itu, dapat dilakukan rekaman video tentang cara-cara senam dan dijual dalam bentuk video compact disc (VCD) dengan harga yang terjangkau supaya kegiatan senam ini dapat dilakukan sendiri di rumah.

saran

Bagi lansia yang berisiko dan tidak berisiko depresi Memberikan edukasi kepada lansia tentang pentingnya mencegah terjadinya depresi terutama pada lansia yang sudah memiliki resiko penyakit . Memberikan edukasi tentang upayaupaya pencegahan terjadinya depresi atau pencegahan terjadinya komplikasi dari penyakit kronis. Edukasi dan penyuluhan tentang pencegahan depresi oleh karena penyakit kronis sebaiknya dilakukan pada kelompok usia yang lebih muda yaitu diatas 40 tahun. Edukasi yang dapat diberikan adalah tentang kegiatan sosial, kegiatan fisik, olahraga dan kepatuhan dalam menjaga kesehatan. Edukasi ini dapat diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain yang terlebih dahulu sudah dilatih tentang upaya pencegahan depresi oleh karena penyakit kronis pada lansia.

Bagi masyarakat

Masyarakat dapat menambah pengetahuan

tentang faktor risiko yang berpengaruh dengan terjadinya depresi serta mengetahui cara cara pencegahan depresi. diperlukan peran serta masyarakat sebagai komponen intervensi dengan cara mengikuti program program yang dianjurkan puskesmas seperti senam lansia dan penyuluhan.

Untuk mengurangi risiko depresi pada lansia

Bagi keluarga Dari hasil wawancara yang dilakukan pada umumnya lansia menikmati hari tuanya di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, lansia yang berada di lingkungan keluarga atau tinggal bersama keluarga serta mendapat dukungan dari keluarga akan membuat lansia merasa lebih nyaman. Sehingga dukungan keluarga sangat membantu untuk mengurangi tingkat depresi pada lansia. Edukasi kepada keluarga sebagai caregiver lansia untuk memahami dan menerima lansia dengan segala kondisi dari proses menua. Berikan informasi kepada keluarga tentang keadaan lansia yang berbeda dengan usia produktif pada umumnya. Keluarga harus memberikan asuhan dan perawatan sebaik mungkin tanpa mengganggu atau mengurangi kemandirian dari usia lanjut yang diasuh sehingga dapat terpenuhi tujuan perawatan usia lanjut yaitu mencapai kondisi kesehatan yang optimal, mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari (kemandirian), memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengurangi angka tejadinya depresi.

kegiat tujuan sasar an an


1 persiapa n Menyusun rencana kerja Memperm udah pelaksanaa n Kader posyand u lansia keluraha n Jati Padang, Kecamat an Pasar Minggu

meto de
Presentas i dan diskusi

temp at
Keluraha n Jati Padang, Kecamat an Pasar Minggu

waktu

biaya

April 2012

swadana

pelaksana an

Wawancar a& mengukur tekanan darh , gds

Identifikasi adanya hub penyakit kronis dgn depresi pada lansia binaan di kel.jati padang
Mengetah ui hasil dari penelitian dantindak lanjut

lansia

Wawancar a kuesioner

Kelurahan jati padang kec s.minggu

Mei 2012

swadana

3.Evaluas

Analisa hasil penelitian

Tim program lansia dari pkm kec ps minggu

Pertemuan & presentase hasil diskusi

Puskesmas Kecamata n Pasar minggu

Mei-juni 2012

swadana

Suzy, dkk. Faktor Risiko yang Berperan terhadap Terjadinya Depresi pada Pasien Geriatri yang Dirawat di RS Dr. Cipto Mangunkusumo. 2004. Available from: www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_156_Depresi.pdf [akses 25 April 2012]

Kaplan, H.I., Sadock, B.J., and Grebb, J.A., 2010. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi Ketujuh. Jilid Satu. Editor : Dr. I. Made Wiguna S. Jakarta : Bina Rupa Aksara : 777-858
Soejono. 2000. Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatric untuk Dokter dan Perawat. Jakarta : FK UI, 60-76 Lueckenotte, A. G. (2000). Gerontologic Nursing, 2nd ed. St. Louis: Mosby ISBN:0323007570 Harris,T. Dkk. Predictors of depressive symptoms in older people a survey of two general practice populations. 2003. Available from: http://ageing.oxfordjournals.org/content/32/5/510.full.pdf [akses 25 April 2012] Papalia, D.E., Olds, S.W., and Feldman, R.D., 2005. Human Development. 10th ed. New York: McGraw-Hill. Setiati, S., Harimurti, K., dan Roosheroe, A.G., 2007. Proses Menua dan Implikasi Kliniknya. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., dan Setiati, S., ed. IV Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1335-1340.

Darmojo RB. Teori proses menua. Dalam: Martono H, Pranarka K (editor). Buku ajar boedhi-darmojo geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009: halaman 3-13. Kuntjoro. Masalah kesehatan lansia. Jakarta : FKUI. 2002. Unutzer, J., et al. 2002, Collaborative Care Management of Late Life Depression in The Primary Care Setting. Journal American Medical Association. Dec, 288, 2836-2845. Available from : http://jama.ama-assn.org/cgi/content/full/288/22/2836. [Accessed 25 April 2012]. Ayub, S. Gangguan Alam Perasaan. Jakarta: jelajah Nusa. 2006. Mudjaddid, E., 2003. Depresi dan Komorbiditasnya pada Pasien Geriatri. Dalam: Supartondo, Setiati, S., dan Soejono, C.H., (eds). 2003. Prosiding Temu IlmiahGeriatri 2003 Penatalaksanaan Pasien Geriatri dengan Pendekatan Interdisiplin. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 113-121. Blazer, D.G., 2003. Depression in Late Life: Review and Commentary. J Gerontology Med Sci 58A, No.3: 249-265. Available from: http://focus.psychiatryonline.org/cgi/content/full/7/1/118 [akses 25 April 2012] Burqener,s., Buettner, L, Buckwalter, K, Beattie, E, Bossen, A. Fick, D., S. Fitzsimmons, A. Kolanowski, N. Richeson, K.Rose, A. Schieiner, Specth, J. Testad, I. Yu, F & S Mc Kenzie (2007) Consensus Report : Review of Scientific Evidance Addresing Prevalence, Documented Needs, and Interdisciplinary Research : Person in Early Stage Alzheimers Disease. Chicago : National Alzheimer Assosiate. Baruch L. Hypertension and the elderly: More than just blood pressure control. J Clin Hypertens 2004; 6:249-255

Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. The Seventh report of The joint nasional Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure: The JNC 7 report. JAMA.2003;289(19):2560-72. Dickerson LM, Gobson MV. Management of Hypertension in older persons. Am Fam Physician 2005; 71:469-76. Guidelines Committee.2003 European Society of hypertension-European Socitey of cardiology guidelines for the management of arterial hypertension, J Hypertens 2003;21:1011-1053 NICE clinical guideline 34. Hypertension: Management of hypertension in adults in primary care. National Institute for health and Clinical Excellence. June. 2006. Rochmah W. Diabetes Mellitus pada Usia Lanjut. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI; 2007.p.1915-18.

Subramaniam I, Gold JL. Diabetes Mellitus in Elderly. J Indian Acad Geri. 2005;2:77-81. Available from: http://www.jiag.org/sept/diabetes.pdf
Chau D, Edelman SV. Clinical Management of Diabetes in the Elderly. Clin Diab. 2001. Available from: http://clinical.diabetesjournals.org/content/19/4/172.full Burduli M. The Adequate Control of Type 2 Diabetes Mellitus in an Elderly Age. 2009. Available from: http://www.gestosis.ge/eng/pdf_09/Mary_Burduli.pdf Sclatter A. Diabetes in the Elderly: The Geriatricians Perspective. Can J Diab. 2003;27(2):172-5. Available from: http://www.diabetes.ca/files/ElderlySclaterJune03.pdf Ganesan VS, Balaji V, Seshaiah V. Diabetes in the Elderly. Int J Diab Dev Countries. 1994;14:119-23. Available from: http://www.rssdi.org/1994_oct-dec/review_article1.pdf

Meneilly GS, Tessier D. Diabetes in Elderly Adults. J Gerontol.2001;56A(1):M5-11. Available from: http://biomedgerontology.oxfordjournals.org/content/full/56/1/M5 American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes 2010. Diabetes Care. 2010;33(1):S11-4. Available from: http://care.diabetesjournals.org/content/33/Supplement_1/S11.extract Gupta V, Suri P. Diabetes in Elderly Patients. JK Practitioner. 2002;91(4):258-9. Available from: http://medind.nic.in/jab/t02/i4/jabt02i4p258o.pdf Saryono. Kumpulan instrument penelitian Kesehatan. Jakarta : Mulia Medika. 2010. p1-4. Osteoartritis. Dalam Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1996 : 1317 Poole A.R. Cartilage in Health and Disease. In : Arthritis and Allied Conditions. Text Book of Rheumatology. 4th Edition. Editor : Koopman W.J. Lippincot Williams & Wilkins. Philadelphia, 2001 : 226 284. Price Sylvia A., Wilson Lorraine M. Patofisiologi, Konsep Klinis Prosesproses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995 : 1218 - 1222. Haq I., Murphy E., Dacre J. Osteoarthritis Review. Postgrad Med J, 2003; 79 : 377 383. Putri. Gambaran kualitas hidup lansia yang tinggal di PSTW Yogyakarta unit Budhi Luhur. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Stanley M & Beare G P; 2008. (Tesis) Narayani I. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga terhadap sikap keluarga dalam pemberian perawatan activities daily living (adl) pada lansia di Rumah Desa Tanjungrejo Margoyoso Pati. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta; 2008. (Tesis)

Bramasto I. Hubungan status interaksi sosial dengan depresi pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta; 2010. (Tesis) Hidayati L. Hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Kelurahan Daleman Tulung Klaten. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta; 2009. (Tesis) Haryono L. Studi deskriptip penyakit kronis, faktor perilaku dan lingkungan pada disabilitas dan kualitas hidup lansia peserta posbindu puskesmas pancoran mas kota depok tahun 2008. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UI; 2008.(Tesis) Fitriyanti. Hubungan antara motivasi dengan kemampuan aktivitas bekerja sehari-hari pada usia lanjut usia di Desa Sriwulan Kecamatan Saying Kabupaten Demak. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UI; 2010. (Tesis)

Pranarka K. Penerapan geriatrik kedokteran menuju usia lanjut yang sehat. Geriatrik kedokteran. Jakarta: Universa Medicina; 2006; Vol.25 No.4(Tesis)

You might also like