You are on page 1of 3

Case Analysis

Problem
Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan adanya benjolan di daerah kemaluan yang disadari olehnya sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Benjolan nyeri, dan membesar. Terasa sakit saat koitus, berjalan dan duduk. Tidak terasa sakit saat BAK/BAB dan tidak ada gangguan BAB/BAK. Os sempat mengeluh demam (+) dan pusing (+) selama 2 hari saat benjolan membesar. Os memeriksakannya ke poli kebidanan dan mendapatkan obat doxisiklin, viamin C dan asam mefenamat selama 4 hari. Os mengeluh benjolan mengempis tapi masih terasa sakit. Setelah obat habis, os kembali ke poliklinik, dokter

Tutorial Klinik : Kista Bartholini


Hypotesis
DDx: 1. Kista Bartolini 2. Kista sebaceous pada vulva sangat sering ditemukan. Kista sebaseous ini merupakan suatu kista epidermal inklusi dan seringkali asimptomatik. Pada keadaan terinfeksi, diperlukan incisi dan drainase sederhana. 3. Dysontogenetic cysts merupakan kista jinak yang berisi mukus dan berlokasi pada introitus atau labia minora. Terdiri dari jaringan yang menyerupai mukosa rektum, dan seringkali asimptomatik. 4. Hematoma pada vulva. Dapat dibedakan dengan adanya

Nama:
Learning Issues
Pasien dengan kista dapat memberi gejala berupa pembengkakan labial tanpa disertai nyeri. Pasien dengan abses dapat memberikan gejala sebagai berikut: a. Nyeri yang akut disertai pembengkakan labial unilateral. b. Dispareunia c. Nyeri pada waktu berjalan dan duduk d. Nyeri yang mendadak mereda, diikuti dengan timbulnya discharge ( sangat zmungkin menandakan adanya ruptur spontan dari abses) Hasil pemeriksaan fisik yang dapat diperoleh dari pemeriksaan terhadap Kista Bartholin adalah sebagai berikut: a. Pasien mengeluhkan adanya massa yang tidak disertai rasa sakit, unilateral, dan tidak disertai dengan tanda tanda selulitis di sekitarnya. b. Jika berukuran besar,

Mekanisme
Tersumbatnya bagian distal dari duktus Bartholin dapat menyebabkan retensi dari sekresi, dengan akibat berupa pelebaran duktus dan pembentukan kista. Kista tersebut dapat menjadi terinfeksi, dan abses bisa berkembang dalam kelenjar. Kelenjar Bartholin sangat sering terinfeksi dan dapat membentuk kista atau abses pada wanita usia reproduksi. Kista dan abses Bartholin seringkali dibedakan secara klinis. Kista Bartholin terbentuk ketika ostium dari duktus tersumbat, sehingga menyebabkan distensi dari kelenjar dan tuba yang berisi cairan. Sumbatan ini biasanya merupakan akibat sekunder dari peradangan nonspesifik atau trauma. Kista

Data Tambahan

Problem Definition

Problem solving
Antibiotik sebagai terapi empirik untuk pengobatan penyakit menular seksual biasanya digunakan untuk mengobati infeksi gonococcal dan chlamydia. Idealnya, antibiotik harus segera diberikan sebelum dilakukan insisi dan drainase. Beberapa antibiotik yang digunakan dalam pengobatan abses bartholin: 1. Ceftriaxone Sebuah monoterapi efektif untuk N gonorrhoeae. Ceftriaxone adalah sefalosporin generasi ketiga dengan efisiensi broad spectrum terhadap bakteri gramnegatif, efficacy yang lebih rendah terhadap bakteri gram-positif, dan efficacy yang lebih tinggi terhadap bakteri resisten. Dengan mengikat pada satu atau lebih penicillinbinding protein, akan menghambat sintesis dari dinding sel bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri. Dosis yang dianjurkan: 125 mg IM sebagai single dose 2. Ciprofloxacin Sebuah monoterapi alternatif untuk ceftriaxone. Merupakan antibiotik tipe bakterisida yang menghambat sintesis DNA bakteri dan, oleh sebab itu akan

Darah lengkap 1. Manifestasi Hb 12,5 klinis apa AL 12,2 yang AT 468 mungkin HMT 38,0 muncul Golongan pada pasien darah O dengan PPT 13,5 kista APTT 36,5 bartholini? Control PPT 14,5 Control APTT 34,6 Hbs Ag ( - )

Case Analysis

Tutorial Klinik : Kista Bartholini


kista dapat tender. yang pecah bersifat nonpurulent Sedangkan hasil pemeriksaan fisik yang diperoleh dari pemeriksaan terhadap abses Bartholin sebagai berikut: a. Pada perabaan teraba massa yang tender, fluktuasi dengan daerah sekitar yang eritema dan edema. b. Dalam beberapa kasus, didapatkan daerah selulitis di sekitar abses. c. Demam, meskipun tidak khas pada pasien sehat, dapat terjadi. d. Jika abses telah pecah secara spontan, dapat terdapat discharge yang purulen. menghambat

Nama:
pertumbuhan
c. Discharge dari kista bakteri dengan menginhibisi DNA-

menyarankan untuk trauma akibat bartholin dengan operasi namun berolahraga, diameter 1-3 cm karena os sedang kekerasan. seringkali menstruasi, operasi 5. Fibroma asimptomatik. ditunda. merupakan Sedangkan kista yang 4 hari yang lalu tumor solid jinak berukuran lebih pernah keluar vulva yang besar, kadang cairan, berupa sering menyebabkan nyeri nanah, banyak dan ditemukan. dan dispareunia. berbau busuk. Indikasi untuk Abses Bartholin Os pernah eksisi berupa merupakan akibat mengeluh keluhan timbulnya rasa dari infeksi primer yang sama sekitar 3 nyeri, dari kelenjar, atau bulan yang lalu pertumbuhan kista yang terinfeksi. setelah menikah 2 yang progresif, Pasien dengan abses bulan, teraba dan kosmetik. Bartholin umumnya benjolan dan terasa 6. Hidradenoma mengeluhkan nyeri nyeri berukuran merupakan vulva yang akut dan kira-kira sebesar tumor jinak yang bertambah secara kelereng, namun dapat muncul cepat dan progresif. sembuh sendiri pada labia Abses Bartolini dapat tanpa pengobatan majora dan labia disebabkan oleh medis. Hanya minora. Perlu sejumlah bakteri minum obat-obat dipertimbangka termasuk organisme herbal (air rebusan n untuk yang menyebabkan daun sirih). dilakukan biopsi penyakit menular apabila timbul seksual seperti perdarahan dan Klamidia dan Gonore diangkat bila serta bakteri yang timbul gejala. biasanya ditemukan di saluran pencernaan, seperti Escherichia coli. Abses kelenjar Bartholin disebakan oleh polymicrobial.

gyrase pada bakteri. Dosis yang dianjurkan: 250 mg PO 1 kali sehari 3. Doxycycline Menghambat sintesis protein dan replikasi bakteri dengan cara berikatan dengan 30S dan 50S subunit ribosom dari bakteri. Diindikasikan untuk C trachomatis. Dosis yang dianjurkan: 100 mg PO 2 kali sehari selama 7 hari. 4. Azitromisin Digunakan untuk mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh beberapa strain organisme. Alternatif monoterapi untuk C trachomatis. Dosis yang dianjurkan: 1 g PO 1x Tindakan Operatif Beberapa prosedur yang dapat digunakan: 1. Incisi dan Drainase Meskipun insisi dan drainase merupakan prosedur yang cepat dan mudah dilakukan serta memberikan pengobatan langsung pada pasien, namun prosedur ini harus diperhatikan karena ada kecenderungan kekambuhan kista atau abses.1,5,16 Ada studi yang melaporkan, bahwa terdapat 13% kegagalan pada prosedur ini.17

Case Analysis

Tutorial Klinik : Kista Bartholini

Nama:
2. Word Catheter Word catheter ditemukan pertama kali pada tahun 1960an. Merupakan sebuah kateter kecil dengan balon yang dapat digembungkan dengan saline pada ujung distalnya, biasanya digunakan untuk mengobati kista dan abses Bartholin. 3. Marsupialisasi Marsupialisasi kelenjar Bartholin umumnya ditunjukkan apabila ada kista besar yang sulit dilakukan eksisi. Tindakan ini dilakukan dalam waktu singkat dan dilakukan dengan anastesi lokal. Prosedur ini tidak boleh dilakukan ketika terdapat tanda tanda abses akut. 4. Eksisi (Bartholinectomy) Eksisi dari kelenjar Bartholin dapat dipertimbangkan pada pasien yang tidak berespon terhadap drainase, namun prosedur ini harus dilakukan saat tidak ada infeksi aktif.

You might also like