You are on page 1of 1

Donor Darah Dalam Perspektif Islam

Transfusi darah menjadi masalah yang kompleks manakala kebutuhan akan darah masih belum dapat diimbangi dengan jumlah pemerolehannya. seseorang Akibatnya, proses

Islam sendiri melihat donor darah ini adalah sesuatu yang bermanfaat bagi kemaslahatan. Hal ini dapat dilihat dari pendapat beberapa ulama. Salah satunya adalah Syaikh AlAllamah Muhammad bin Ibrahim Aali Syaikh

makna:Tidak

boleh

melakukan

sesuatu

yang

membahayakan jiwa dan tidak boleh pula membahayakan orang lain. yang terakhir tentang siapa yang memberikan
rujukan, beliau mengutip Hadist Nabi yang diriwayatkan Al-Bukhari yang maknanya kurang lebih Rasulullah menyewa seorang penunjuk jalan yang pada saat itu masih memeluk agama orang kafir quraisy. Ini berarti tidak mengapa jika yang memberikan rujukan adalah seorang dokter yang bukan seorang muslim jika memang tidak ada dokter yang muslim. Donor darah dalam hukum Islam merupakan sesuatu yang diperbolehkan, karena di dalamnya banyak sekali manfaat. Bahkan jika kita mau berfikir panjang donor darah merupakan salah satu amalan yang dapat kita jaga untuk membina hubungan dengan sesama manusia sekaligus hubungan dengan Allah Sang Pencipta. Menjaga

rahimahullah. Menurut Ust. Hammad Abu Muawiyah dalam tulisannya, Syaikh Al-Allamah tersebut

memperbolehkan kegiatan donor darah. Hal ini dilihat dari tiga sudut pandang yang berbeda yakni orang yang menerima, pendonor, dan yang membuat rujukan atau dokternya. Menurutnya, orang yang menerima haruslah yang benar-benar membutuhkan, tidak membahayakan bagi si pendonor dan yang memberikan rujukan adalah seorang dokter muslim, jika tidak ada maka diperbolehkan dengan dokter selain muslim. Dalil yang dipakai Syaikh Ali antara lain, Surat Al-Baqarah ayat 173 yang artinya Sesungguhnya

pengobatan

terhadap

menjadi terhambat,

bahkan nyawa pasien menjadi taruhan. Sejarah transfusi darah sendiri dimulai sekitar abad ke-15. Namun transfuse dilakukan melalui mulut karena belum adanya peralatan yang mendukung proses transfusi tersebut. Baru sekitar tahun 1667 transfusi berhasil dilakukan untuk yang pertama kalinya oleh seorang professor di Paris. Perkembangan ilmu transfusi pun berkembang hingga pada abad ke-19 ditemukan jenis golongan darah yang berbeda, yang pada akhirnya dijadikan acuan untuk pelaksanaan transfuse itu sendiri. Dunia kesehatan khususnya ilmu transfusi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bahkan kini masyarakat yang sudah mendonorkan darahnya bisa mengambil keuntungan dari kegiatan tersebut. Keuntungan yang dapat diperoleh dari seorang pendonor antara lain darah yang sudah diambil akan diperiksa apakah ada penyakit yang berbahaya atau tidak.

Allah hanya

mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Ayat ini merujuk pada resipien atau penerima
darah adalah orang yang benar-benar dalam keadaan yang kritis. Dan kita juga dilarang untuk memperjual-belikan darah tersebut. Sedangkan bagi si pendonor beliau mengutip salah satu hadits Nabi Muhammad SAW yang mengandung

hubungan sesama manusia karena donor darah dapat menumbuhkan membutuhkan rasa antar kasih manusia. sayang dan saling menjaga

Sedangkan

hubungan dengan Allah karena amalan tersebut bisa bernilai ibadah jika kita niatkan hanya karena Allah. Yang perlu di garis bawahi adalah darah itu adalah ciptaan Allah, maka kita dilarang untuk memperjualbelikannya.

You might also like